Dependency ratio yang besar terdapat pada piramida berbentuk

tutorial hilang dari bumi​

Apa itu SLAR,IPSAR,LIDAR dan NOAA​

analisis Aurora dengan menggunakan konsep esensial geografi​

1.apa yg di maksud dengan indikasi?2.jelaskan 3 keterampilan proses penyelidikan ipa3.jelaskan kegunaan mempelajari ipa4.sebukan objek yg di pelajari … dalam ipatolong jawab,poin nya 60​

TTS Geografi Dunia - Level 1 [MENURUN] 5. Satu dari 4 negara di Afrika selatan yang tidak memiliki garis pantai Jumlah Huruf: 6 Z _ M _ I _ Bisa bantu … jawab Soal TTS ini? ​

Hujan yang turun selama satu hari mengakibatkan banjir di beberapa wilayah. Fenomena tersebut berkaitan dengan objek material geografi berupa​

10. Pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin agar mendapatkan hasil berkelanjutan. Hasil tersebut dapat diguna … kan untuk.... a. peninjauan kembali rencana tata ruang b. pelaporan pelaksanaan kegiatan tata ruang pemantauan pelaksanaan kegiatan tata ruang C. d. penerapan rencana tata ruang di suatu wilayah e. pengelolaan tata ruang sesuai karakteristik lahan​

Quiz.....pertanyaan:sebutkan negara yang ada di benua asia3 saja​

Wilayahan nonformal adalah? ​

carilah peta Indonesia yang menggambarkan wilayah perairan laut Indonesia. tulislah nama2 perairan laut wilayah Indonesia​

Pengertian Piramida Penduduk

Piramida Penduduk adalah grafik yang menyajikan data penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin dan daerah suatu penduduk. 

Piramida penduduk disajikan dalam dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukan jumlah oenduduk perempuan dalam kelompok interval usia peduduk lima tahunan. Yang laki-laki digambarkan di sebelah kiri dan kanan untuk wanita.

Macam Bentuk Piramida Penduduk

Perlu diketahui bahwa piramida penduduk bisa berbeda di tiap wilayah atau negara, namun tetap patokan dasarna ada 3 bentuk, yaitu :

1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)

Digambarkan seperti Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang berumur muda banyak. Biasanya terdapat di negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, India

Ciri-ciri Piramida Expansive : 

a.    Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda

b.     Kelompok usia tua jumlahnya sedikit

c.    Tingkat kelahiran bayi tinggi

d.     Pertumbuhan penduduk tinggi

2. Piramida Penduduk Stasioner (Granat)

Piramida Stasioner itu merata, sehingga ada yang menyebutnya sebagai bentuk granat. Pada piramida ini tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap (stasioner). Biasanya terdapat di negara maju seperti : Singapura, Jepang 

Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :

a.    Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama

b.    Tingkat kelahiran rendah

c.     Tingkat kematian rendah

d.     Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.

3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)

Nah kalau yang ini kebalikanya dari Piramida Penduduk Muda, bentuknya lebih seperti Batu Nisan. Piramida ini menunjukan tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat kematian sangat tinggi, jadinya pertumbuhan penduduknya rendah. Contoh negaranya : Jerman, Swiss dan Belgia

Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua : 

a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua

b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit

c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian

d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang.

Dengan ketiga bentuk piramida tersebut, seseorang bisa mengetahui kondisi dari negara tersebut walau dalam bentuk grafik seperti ini. Disimpulkan juga bahwa negara maju lebih banyak memiliki grafik Piramida Penduduk Stasioner.

4. Sex Ratio dan Dependency Ratio

Sex ratio adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan dalam suatu wilayah/negara. Sedangkan dependency ratio adalah angka yang menunjukkan beban ketergantungan penduduk usia produktif pada suatu wilayah. 


Untuk menghitung sex ratio kita gunakan rumus dibawah ini

Sex Ratio = jumlah penduduk laki-laki   x 100

                 jumlah penduduk perempuan

Sedangkan untuk menghitung dependency ratio kita gunakan rumus dibawah ini

Dependency Ratio  jumlah penduduk usia non produktif   x 100

                                   jumlah penduduk usia produktif 

Ket : usia non produktif adalah usia 0- 14 tahun dan usia +65 tahun, usia produktif adalah usia 15 - 64 tahun


Rasio ketergantungan adalah salah satu indikator demografis yang sangat penting untuk dipelajari para demografer dan geografer sosial. Karena, indikator ini berhubungan erat dengan kondisi ekonomi dan potensi pengembangan suatu wilayah.

Dalam suatu kelompok masyarakat, tidak semua masyarakat masuk dalam kategori produktif, ada pula golongan masyarakat yang dikategorikan tidak produktif.

Untuk mengetahui kualitas produktivitas secara umum dari suatu masyarakat, dibutuhkan rasio yang memperhitungkan kedua faktor ini.

Pada artikel kali ini, kita akan mencoba membahas lebih lanjut mengenai apa itu rasio ketergantungan, cara menghitungnya, pentingnya angka ketergantungan, serta apa dampak dari rasio ketergantungan.

Selain itu, kita juga akan membahas mengenai masyarakat produktif dan non produktif serta hubungan rasio ini dengan bonus demografi.

 

Masyarakat Produktif dan Non Produktif?

Dependency ratio yang besar terdapat pada piramida berbentuk

Sebelum kita dapat memahami apa itu rasio ketergatungan, kita harus memahami terlebih dahulu 2 jenis masyarakat yang digunakan dalam perhitungannya. Kedua jenis masyarakat ini adalah masyarakat usia produktif dan usia non produktif.

Produktif dan non produktif pada kasus ini tidak dilihat berdasarkan kontribusi orang kedalam sistem ekonomi atau sistem sosial lainnya, namun berdasarkan kemampuannya untuk berkerja.

Golongan masyarakat produktif adalah masyarakat yang berada pada golongan umur 15-64 tahun. Golongan umur ini dianggap dapat berkerja dan berkontribusi secara ekonomi maupun sosial kepada negara.

Golongan masyarakat non-produktif adalah masyarakat yang berada pada golongan umur 0-14 tahun dan 65 tahun keatas. Golongan umur ini dianggap belum mampu atau sudah tidak mampu untuk berkerja, sehingga dianggap tidak dapat berkontribusi lagi kepada negara.

Kalau pebisnis sukses yang udah tua bagaimana, misalnya colonel Sanders yang baru menciptakan KFC setelah berumur 65 tahun? Ya tetap saja tidak dihitung. Orang-orang seperti itu adalah outliers yang sangat jarang sehingga tidak dapat dijadikan patokan penentuan standar

 

Definisi Rasio Ketergantungan

Rasio ketergantungan adalah suatu ukuran yang menjelaskan mengenai beban yang harus ditanggung oleh pekerja. Rasio ini menghitung jumlah penduduk non produktif dan membaginya dengan jumlah penduduk produktif.

Dari hasil perhitungan ini, didapatkan berapa jumlah penduduk non produktif yang harus ditanggung oleh penduduk produktif.

Indikator yang kerap disebut sebagai Dependency Ratio ini berguna untuk mengidentifikasi apakah suatu daerah memiliki ketergantungan ekonomi yang tinggi atau tidak.

Jika suatu daerah memiliki angka ketergantungan yang tinggi, maka potensi pertumbuhan ekonominya tidak akan terlalu tinggi. Sedangkan, jika dependency ratio suatu wilayah tergolong rendah, maka potensi pertumbuhannya besar karena banyak terdapat masyarakat usia produktif.

 

Cara Menghitung Rasio Ketergantungan

Dependency ratio yang besar terdapat pada piramida berbentuk

Secara umum, terdapat 3 jenis rasio ketergantungan yaitu untuk usia muda, usia tua, dan angka ketergantungan total. Ketiga jenis ini memiliki rumus perhitungan yang berbeda-beda pula.

Cara Menghitung Dependency Ratio Total

Rasio ketergantungan yang pertama dan paling sering digunakan adalah dependency ratio total dari suatu wilayah.

Rumus diatas digunakan untuk menghitung rasio ketergantungan total dari suatu populasi. Disini, kelompok non produktif muda dan tua digabung dalam satu kelompok yaitu kelompok penduduk usia non produktif.

Rumusnya adalah jumlah penduduk tidak produktif  (0-14 tahun dan 65+ tahun) dibagi dengan jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) lalu dikalikan 100.

Jika menggunakan rumus ini, akan didapatkan jumlah penduduk tidak produktif yang bergantung pada 100 penduduk penduduk usia produktif.

 

Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Muda

Selain rasio ketergantungan total, ada pula rasio yang khusus menjelaskan mengenai angka ketergantungan golongan non produktif muda terhadap penduduk usia produktif.

Selain rasio ketergantungan total, terdapat pula rasio ketergantungan anak. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus diatas. Disini, yang dihitung adalah rasio antara jumlah golongan muda yang tidak produktif dengan total jumlah penduduk produktif.

Rumusnya adalah jumlah penduduk umur 0-14 tahun dibagi dengan jumlah penduduk berumur 15-64 lalu hasilnya dilalikan 100. Hasilnya adalah jumlah anak-anak yang bergantung pada 100 penduduk usia produktif.

 

Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Tua

Ada pula metode perhitungan angka ketergantungan untuk penduduk berusia tua. Disini, jumlah penduduk non produktif usia tua akan dibagi dengan jumlah penduduk usia produktif.

Seperti yang dapat dilihat diatas, rumusnya adalah jumlah penduduk dengan umur 65 atau lebih dibagi dengan jumlah penduduk berumur 14-64 dan hasilnya dikalikan dengan 100.

Dari perhitungan ini, dapat diketahui berapa penduduk usia non produktif yang bergantung pada penduduk produktif, per 100 penduduk usia produktif.

 

Pentingnya Rasio Ketergantungan

Semakin rendah angka ketergantungan, semakin baik pula kondisi ekonomi suatu negara. Hal ini disebabkan oleh rendahnya masyarakat non produktif yang harus ditanggung secara ekonomi oleh masyarakat produktif.

Tanggungan ini berbentuk jaminan sosial, bantuan pensiun, serta fasilitas lainnya yang didapatkan oleh penduduk non produktif walaupun mereka tidak bekerja.

Oleh karena itu, sebaiknya negara-negara dunia berupaya agar rasio ketergantungan masyarakatnya tidak terlalu tinggi. Jika rasio ketergantungan terlalu tinggi, maka akan terjadi masalah ekonomi dimana pendapatan negara tidak cukup untuk menyediakan semua fasilitas gratis tersebut.

Ketika negara tidak mampu menyediakan fasilitas umum secara efektif dan efisien karena kekurangan dana, masyarakat yang produktif juga akan terkena imbasnya. Hal ini terjadi karena pemerintah memiliki obligasi untuk melayani seluruh rakatnya dengan sebaik mungkin, tidak boleh hanya golongan tertentu yang diuntungkan.

Masalah angka ketergantungan ini jauh lebih mempengaruhi negara berhaluan sosialis dan welfare state. Karena pada negara sosialis dan welfare state, terdapat jaringan pengaman sosial seperti upah minimum, jaminan kesehatan, serta dana pensiun yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan meredistribusi kekayaan

 

Dampak Rasio Ketergantungan Pada Kehidupan Sehari-Hari

Dependency ratio yang besar terdapat pada piramida berbentuk

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem welfare state sesuai dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia oleh karena itu, rasio ketergantungan menjadi penting bagi keberjalanan negara Indonesia.

Namun, Indonesia masih memiliki angka ketergantungan yang cukup rendah dengan jumlah penduduk usia muda yang tinggi dan jumlah penduduk usia tua yang tidak terlalu banyak.

Hal ini disebabkan oleh angka harapan hidup Indonesia yang tidak terlalu tinggi dan pertumbuhan penduduk yang konstan pada tingkat yang cukup tinggi. Oleh karena itu, Indonesia masih dapat berfungsi sebagai negara welfare state dengan efektif pada saat ini.

Lain halnya dengan Jepang yang memiliki jumlah penduduk muda yang semakin sedikit jika dibandingkan dengan penduduk usia tuanya. Karena jumlah masyarakat yang berkerja di Jepang semakin sedikit sedangkan jumlah masyarakat yang harus ditanggung oleh bantuan sosial semakin banyak. Akan tiba suatu saat dimana sistem welfare state di Jepang akan gagal dan pemerintah terpaksa melakukan perombakan pada jaminan sosial.

Secara umum, negara-negara yang berada pada tingkat transisi demografis akhir (4-5) akan memiliki angka ketergantungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang berada pada tingkat awal. Hal ini disebabkan perbedaan angka kelahiran, angka kematian, dan angka harapan hidup dari penduduk-penduduk negara tersebut.

 

Hubungan Angka Ketergantungan dengan Bonus Demografi

Bonus demografi adalah kondisi dimana terdapat keberlimpahan masyarakat yang berada pada usia produktif. Tentu saja hal ini berhubungan dengan erat terhadap rasio ketergantungan.

Bonus demografi akan menyebabkan rasio ketergantungan menurun sehingga negara memiliki lebih banyak dana dari para pekerja baik secara langsung via pajak atau secara tidak langsung via pertumbuhan ekonomi.

Jumlah pekerja yang lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak berkerja akan menyebabkan surplus dana sehingga negara dapat menggunakan uang tersebut untuk meningkatkan pembangunan, membuka lapangan kerja baru, berinvestasi di dalam negri, atau bahkan berinvestasi di luar negri.

 

Referensi

Dependency Ratio – United Nations