Contoh Kearifan lokal bisa berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam

Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya masyarakat yang terikat dengan bahasa masyarakat tersebut yang biasanya diwariskan dari mulut ke mulut secara turun temurun.

Dari kamus Indonesia Inggris, kearifan lokal berasal dari kata kearifan atau kebijaksanaan yang berarti wisdom serta lokal atau daerah setempat yang berarti lokal.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa local wisdom atau kearifan lokal merupakan nilai, gagasan, pAndangan lokal (setempat) yang bersifat penuh kearifan, baik, serta bijak dan diikuti oleh masyarakat di wilayah setempat.

Agar lebih mengerti, Anda perlu memahami ciri kearifan lokal beserta dengan fungsi dan bentuknya. Sebelum itu pahami dahulu pengertian kearifan lokal menurut para ahli.

Contoh Kearifan lokal bisa berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
Ciri-Ciri

Kearifan lokal menjadi pengetahuan yang eksplisit dan kemunculannya membutuhkan waktu yang panjang serta berevolusi. Kearifan lokal berkaitan dengan apa yang sudah dialami oleh masyarakat dan lingkungan dalam suatu daerah.

Sehingga setiap daerah akan memiliki kearifan lokal masing-masing yang berbeda-beda. Hal tersebut tergantung dari kebutuhan hidup serta lingkungan setiap daerahnya.

Berikut ini adalah ciri kearifan lokal yang harus Anda ketahui:

  1. Tidak mudah terpengaruh oleh budaya luar atau budaya asing.
  2. Mampu mengendalikan atau mengakomodasi unsur budaya asing yang masuk ke budaya asli.
  3. Mampu memberikan arah terhadap perkembangan budaya yang akan terjadi.
  4. Mampu menyatukan atau mengintegrasikan budaya asing yang masuk dengan budaya asli tanpa menghapus budaya aslinya.
  5. Mampu melakukan pengendalian terhadap budaya aslinya sendiri.
Contoh Kearifan lokal bisa berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
Fungsi

Setelah mengetahui ciri kearifan lokal, selanjutnya Anda harus tahu apa fungsinya agar lebih paham mengenai kearifan lokal. Dari fungsi kearifan lokal ini.

Anda bisa tahu mengapa kearifan lokal sebuah daerah selalu dijaga dan dilestarikan agar tidak tergerus oleh budaya asing yang masuk dengan mudahnya. Berikut ini selengkapnya mengenai fungsi dari kearifan lokal:

  1. Untuk melestarikan sumber daya manusia dan pemberdayaan komunitas yang ada sehingga menjadi lebih baik.
  2. Sebagai pengendali dan penyaring budaya asing yang akan masuk.
  3. Untuk mengakomodasi berbagai unsur dari budaya asing.
  4. Sebagai konservasi serta pelestarian sumber daya alam (SDA).
  5. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
  6. Berfungsi sebagai kepercayaan, pantangan atau hal yang harus dihindari, petuah atau hal yang harus diikuti, serta sastra.
  7. Berfungsi memberi sebuah arah terhadap budaya asli yang akan mengikuti perkembangan.

Adapun contoh kearifan lokal di seluruh wilayah indonesia bisa Anda baca secara lengkap disini.

Terakhir setelah Anda mengetahui mengenai ciri kearifan lokal serta fungsinya, maka ketahui juga bentuk kearifan lokal. Pada umumnya, bentuk kearifan lokal ada 2 macam yaitu sebagai berikut:

1. Kearifan lokal yang berwujud nyata atau Tangible

Kearifan lokal yang berwujud nyata ada 3 hal diantaranya yaitu tekstual, bangunan atau arsitektur, serta karya seni seperti benda cagar budaya atau benda tradisional.

Bentuk kearifan lokal tekstual bersifat tertulis seperti tata cara, sistem nilai, atau ketentuan khusus yang tertulis dalam kitab tradisional primbon, prasi (menulis di atas daun lontar), serta kalender. Sedangkan bentuk kearifan lokal berupa karya seni yaitu batik, keris, atau yang lain sebagainya.

2. Kearifan lokal yang tidak berwujud atau Intangible

Kearifan lokal juga bisa tidak berwujud misalnya seperti petuah yang disampaikan dengan ucapan secara turun temurun. Petuah tersebut bisa berupa kidung dan nyanyian yang berisi ajaran tradisional.

Dari petuah atau bentuk kearifan lokal intangible lain maka setiap generasi akan mendapatkan nilai sosial secara verbal.

Itulah berbagai informasi mengenai kearifan lokal mulaidari ciri, fungsi, hingga bentuknya. Mengetahui cirikearifan lokal beserta dengan fungsi dan bentuknya akan membuat Andalebih paham mengenai pentingnya kearifan lokal bagi masyarakat.

Contoh Kearifan lokal bisa berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keanekaragaman suku budaya yang tinggi. Masing-masing suku memiliki ciri khasnya sendiri dalam mengatur tatanan hidup masyarakat setempat, mulai dari segi adat istiadat, mitologi, bahasa, busana, kuliner, bangunan, kerajinan tangan, nyanyian, tarian, sampai dengan olahraga. Pola hidup kesukuan lahir dan berkembang mengikuti pola alam lingkungannya. Kondisi tersebut melahirkan apa yang dikenal saat ini sebagai local wisdom atau kearifan lokal.

Pengertian Kearifan Lokal

  • Menurut definisi yang dikemukakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia (2006), dapat diartikan bahwa kearifan lokal didefinisikan sebuah pandangan hidup dan sistem pengetahuan serta beragam strategi hidup yang dapat diwujudkan dalam aktivitas yang dilaksanakan masyarakat lokal dalam mengatasi masalah-masalah yang terkait untuk memenuhi kebutuhan mereka tersebut[1].
  • Menurut Said dalam Masruddin (2010) kearifan lokal adalah suatu pandangan hidup, pengetahuan dan ilmu pengetahuan dan berbagai upaya kehidupan yang diwujudkan dalam aktivitas yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat dalam mengatasi berbagai persoalan dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup mereka[1].
  • Menurut Marfai (2013) kearifan lokal merupakan suatu bentuk tata nilai, persepsi, sikap, perilaku, dan respons suatu masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan sistem kehidupan dengan alam dan lingkungan tempatnya secara arif. Local wisdom sebagai suatu pengetahuan, pemahaman kolektif, dan kebijaksanaan yang mempengaruhi penanggulangan suatu masalah kehidupan atau keputusan penyelesaian [2].

Ciri-Ciri Kearifan Lokal

Sartini dalam Mengkaji Kearifan Lokal Nusantara sebuah kajian Filsafati menjelaskan local genius sebagai local wisdom dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Local genius ini merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Para antropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius ini. Antara lain Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri[3].

Sementara Moendardjito mengatakan unsur budaya daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang. Ciri-ciri kearifan lokal adalah sebagai berikut[3]:

  1. Mampu bertahan terhadap budaya luar
  2. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
  3. Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
  4. Mempunyai kemampuan menendalikan
  5. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya

Fungsi Kearifan Lokal

Menurut Haba (2007) kearifan lokal memiliki signifikasi serta fungsi sebagai berikut[4].

  1. penanda identitas sebuah komunikasi;
  2. elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama, dan kepercayaan;
  3. unsur kultural yang ada dan hidup dalam masyarakat (bottom up);
  4. warna kebersamaan sebuah komunitas;
  5. akan mengubah pola pikir dan hubungan timbal balik individu dan kelompok dengan meletakkannya di atas common ground/kebudayaan yang dimiliki;
  6. mendorong terbangunnya kebersamaan, apresiasi sekaligus sebagai sebuah mekanisme bersama untuk menepis berbagai kemungkinan yang meredusir bahkan merusak solidaritas komunal yang dipercaya dan disadari tumbuh di atas kesadaran bersama dari sebuah komunitas terintegrasi.

Fungsi-fungsi tersebut menyadarkan akan pentingnya local genius atau kearifan lokal dalam menghadapi berbagai bentuk konflik yang terjadi sebagai akibat dari perubahan kebudayaan. Adapun fungsi kearifan lokal menurut Mariane (2014) adalah sebagai berikut[5].

  1. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam,
  2. Berfungsi untuk mengembangkan sumber daya manusia, misalnya berkaitan dengan upacara daur hidup, konsep kanda pet rate,
  3. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan,
  4. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan,
  5. Bermakna misalnya sebagai integrasi komunal/kerabat serta upacara daur pertanian,
  6. Bermakna etika dan moral yang terwujud dalam upacara ngaben dan penyucian roh leluhur,
  7. Bermakna politik, misalnya dalam upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron client.

Berikut ini video dokumenter yang menampilkan salah satu contoh keindahan alam dan kearifan lokal dari suku Badui

Bentuk Kearifan Lokal

Menurut Prof. Nyoman Sirtha dalam “Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali” menyatakan bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa: nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Oleh karena bentuknya yang bermacam-macam dan ia hidup dalam aneka budaya masyarakat maka fungsinya menjadi bermacam-macam.Nyoman Sirtha menjelaskan bahwa bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada dalam masyarakat berupa nilai, norma, kepercayaan dan aturan-aturan khusus[5].

Terdapat pendapat lain yang mengklasifikasikan kearifan lokal ke dalam dua aspek (Azan, 2013) yaitu[5]:

a. Wujud Nyata (Tangible)

  • Tekstual
  • Bangunan atau Aristektual
  • Benda Cagar Budaya atau Tradisional (Karya Seni)
  • Kuliner

b. Tidak Berwujud (intangible)

Contohnya yaitu petuah yang disampaikan secara verbal dan seni suara berupa nyanyian, pantun, cerita, serat nilai-nilai ajaran tradisional. Serat ini disampaikan secara verbal dari generasi ke generasi.

Mappadendang (Kegiatan menumbuk padi) oleh masyarakat Sulawesi Selatan[6]

Potensi Kearifan Lokal Indonesia

Beberapa kearifan lokal yang terdapat dalam masyarakat Indonesia antara lain sebagai berikut[5].

1. Kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat, misalnya pada seni tekstil di Indonesia. Masyarakat Jawa memiliki batik yang menjadi ciri khas dan kebanggan Indonesia. Tidak hanya motifnya yang indah, namun di balik motif tersebut tersimpan makna yang mendalam. Motif-motifbatik tersebut berisi nasihat, harapan dan doa kepada Tuhan.

2. Kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam, kearifan lokal mengajarkan kita untuk tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan. Tentunya hal ini bukan tanpa maksud, melainkan agar keberlanjutan hidup dan diri kita sendiri terus terjaga.

3. Kearifan lokal dalam mitos masyarakat, mitos terhadap pohon-pohon keramat banyak dijumpai di berbagai wilayah Indonesia. Disadari, mitos ini sangat membantu keseimbangan alam. Pohon besar secara ilmiah memang menyimpan cadangan air tanah dan penyedia oksigen. Begitu pun mitos terhadap hewan yang dianggap keramat turut menyumbang pelestarian hewan dari kepunahan.

4. Kearifan lokal dalam bidang pertanian, nenekmoyang kita telah meninggalkan sitem pertanianyang ramah lingkungan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan, contohnyasistem pertanian Nyabuk Gunung di Jawa Tengah dan Mitracai di Jawa Barat.

5. Kearifan lokal dalam cerita budaya, petuah dan sastra, contohnya suku Melayu terkenal dengan seni sastranya. Lewat seni sastra suku Melayu menggambarkan kearifan lokal yang wajib dijunjung tinggi.

Ilustrasi di bawah menggambarkan kearifan lokal dari segi kuliner Nusantara

Kesimpulan

Kearifan lokal sendiri bersifat dinamis, dalam artian mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, perubahan lingkungan, serta mobilitas masyarakat. Sehingga kearifan lokal mampu bertahan ke generasi berikutnya. Selain dinamis, kearifan lokal juga bersifat lintas budaya, artinya kearifan lokal tidak hanya berlaku pada budaya dan etnis tertentu saja melainkan dapat dikatakan sebagai lintas budaya dan lintas etnik sehingga mampu memunculkan budaya nasional. Sebagai contoh, hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan lain-lain.

Contoh Soal

  1. Bagaimana peran kearifan lokal menghadapi sistem nilai tradisional (lokal) yang mulai digantikan sistem nilai modern (global) ?

Jawaban :

Ada upaya-upaya untuk memperbaiki keadaan seperti peningkatan kualitas hidup, kemandirian ekonomi, peduli lingkungan, HAM, kesetaraan dan keadilan gender, dan sebagainya. Oleh Prior, upaya memperbaiki keadaan ini dirumuskan:

a) perhatian sedang bergeser dari penumpukan harta kekayaan kepada peningkatan mutu hidup; b) kepedulian lingkungan melalui gaya hidup yang sederhana serta ekonomi mandiri; c) martabat dan hak-hak asasi manusia menjadi landas pijak dari suatu masyarakat madan yang dibangun di atas hukum; d) kepekaan gender;

e) kepekaan yang semakin tajam menyangkut hak untuk hidup, perdamaian dan keamanan, menyangkut kerja dan ruang perorangan