Berikut yang bukan merupakan manfaat yang diperoleh dari transaksi online adalah

Transaksi online adalah hal yang umum dilakukan di era digital. Hal ini tak dapat dipungkiri karena pandemi telah mempercepat proses digitalisasi di segala bidang termasuk bisnis. Di saat mobilitas masyarakat semakin terbatas, transaksi online menjadi pilihan untuk memenuhi berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan primer seperti makanan, minuman, dan perlengkapan rumah tangga lainnya hingga ke kebutuhan tersier seperti belanja gadget, otomotif, atau pun hobi lainnya.

Statistik menunjukkan, pengguna e-commerce di Indonesia diprediksi akan tumbuh sebanyak 15% di tahun 2021. Jika di tahun 2020 ada 138 juta pengguna, itu artinya di tahun 2021 diprediksi jumlah pengguna e-commerce di Indonesia bisa mencapai 159 juta pengguna.

Itu artinya, semakin banyak konsumen yang sudah terbiasa bertransaksi online. Sebagai pemilik bisnis, peluang ini harus Anda manfaatkan sebaik-baiknya agar bisnis Anda tidak tertinggal oleh perkembangan zaman.

Ada banyak sekali manfaat yang Anda bisa dapatkan dengan mengaktifkan layanan transaksi online pada bisnis Anda, diantaranya adalah:

  1. Sistem pembayaran yang praktis

    Transaksi online akan memberikan kemudahan baik bagi konsumen maupun pemilik bisnis. Sebab, fitur pembayaran transaksi online seperti BRIVA dan Direct Debit memungkinkan proses verifikasi pembayaran terjadi secara instan.

    Konsumen tidak perlu mengirimkan struk bukti pembayaran secara manual sehingga Anda pun tidak perlu mencatat secara manual bukti pembayaran tersebut. Hal ini dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi akibat human error seperti kesalahan memasukkan data pembeli, ataupun catatan yang hilang akibat file yang rusak.

  2. Mengurangi kebutuhan sumber daya manusia

    Proses verifikasi instan ini tentunya akan mengurangi kebutuhan sumber daya manusia pada tim Anda untuk melakukan proses pembukuan secara manual. Sehingga, pekerjaan tim Anda akan semakin mudah atau bahkan bisa dialokasikan ke kebutuhan pekerjaan lainnya.

  3. Memberikan rasa aman bagi konsumen

    Sistem transaksi online yang terpercaya akan memberikan konsumen rasa aman saat melakukan pembayaran. Hal ini karena konsumen memiliki bukti yang sah saat bertransaksi.

    Misalnya pada bisnis e-commerce, dana pembayaran tidak akan dikirimkan ke penjual jika barang belum diterima oleh pembeli. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan penipuan yang bisa dilakukan oleh oknum penjual yang tidak bertanggung jawab.

    Jika bisnis Anda bisa menghadirkan sistem transaksi online yang terpercaya, tentunya akan membuat konsumen semakin merasa terlindungi dan meningkatkan citra bisnis Anda.

  4. Menjangkau konsumen yang lebih luas

    Dengan menghadirkan layanan transaksi online, konsumen Anda tidak akan terbatas hanya di sekitar toko Anda saja. Anda bisa memasarkan produk Anda kepada siapapun yang ada di internet tanpa harus khawatir mereka akan kesulitan membeli produk Anda. Sebab, transaksi online memungkinkan konsumen membeli apapun yang mereka inginkan langsung dari website atau aplikasi Anda. 

    Satu hal yang harus Anda perhatikan adalah memastikan bisnis Anda harus juga menyediakan berbagai pilihan ekspedisi yang memungkinkan menjangkau wilayah tersebut. Misalnya, jika Anda menargetkan menyasar pasar internasional, tentunya Anda harus bisa mengakomodir layanan pengiriman internasional juga.

  5. Kemudahan promosi

    Dalam menjalankan sebuah bisnis, tentunya anda memiliki strategi marketing yang harus Anda perbarui secara berkala. Dengan menghadirkan layanan transaksi online, Anda dapat menghadirkan promo yang sesuai dengan target konsumen Anda. Anda bisa menganalisis kebiasaan konsumen Anda saat melakukan transaksi digital untuk membuat promo yang sesuai.

  6. Meningkatkan customer retention rate

    Untuk bisa bertransaksi online, konsumen pastinya harus melakukan registrasi di website atau aplikasi Anda. Saat melakukan registrasi, mereka harus mengisi data diri mereka misalnya nama, alamat pengiriman, nomor telepon, serta alamat email. 

    Anda dapat meminta konsumen untuk menyetujui jika data diri tersebut akan digunakan untuk kepentingan marketing. Salah satu contohnya adalah penggunaan data alamat email untuk pengiriman newsletter dan penilaian kepuasan konsumen. Anda dapat mengirim pertanyaan kepada konsumen bagaimana penilaian mereka terhadap produk Anda. Faktor kepuasan pelanggan ini dapat Anda jadikan tolak ukur dan masukkan untuk terus memperbaiki produk atau servis yang Anda tawarkan.

    Setelahnya, Anda bisa mengirimkan email newsletter yang berisi penawaran promo produk yang kira-kira berhubungan dengan produk yang sebelumnya mereka beli. Misalnya, jika sebelumnya mereka membeli sepatu, mungkin Anda bisa menawarkan produk semir sepatu yang Anda miliki.

    Hal inilah yang disebut customer retention alias konsumen melakukan pembelian kedua dan seterusnya karena mereka puas dan merasa dekat dengan penjual. Tentunya hal ini akan lebih mudah dilakukan jika Anda memiliki layanan transaksi online dibanding hanya mengandalkan kunjungan toko dari para pelanggan.

  7. Integrasi yang cepat dan mudah

    Anda tidak perlu merasa khawatir akan rumitnya membangun sistem untuk menghadirkan layanan transaksi online. Dengan BRIAPI, semuanya dapat dilakukan dalam empat langkah mudah. Pertama, Anda cukup melakukan registrasi melalui website BRIAPI dan isi data diri Anda agar bisa mendapatkan akses ke sandbox BRIAPI.

    Kedua, Anda bisa mulai mengembangkan aplikasi Anda lewat sandbox tersebut dan selanjutnya Anda cukup melakukan proses verifikasi dokumen yang akan dilakukan oleh tim BRI. Kemudian, setelah proses verifikasi selesai aplikasi atau website bisnis Anda dapat langsung terintegrasi dengan berbagai layanan pembayaran dari BRI seperti BRIVA (BRI Virtual Account), Direct Debit, transfer antar rekening BRI, maupun transfer ke rekening bank lain.

    Dengan BRIAPI, Anda juga bisa menghadirkan beragam fitur lainnya seperti layanan isi ulang dan pengecekan saldo BRIZZI, pengecekan informasi mutasi rekening, informasi saldo, hingga informasi terkait valuta asing.

Katanya, E-commerce is the activity of buying or selling of products on online services or over the Internet. Electronic commerce draws on technologies such as mobile commerce, electronic funds transfer, supply chain management, Internet marketing, online transaction processing, electronic data interchange (EDI), inventory management systems, and automated data collection systems. {wiki}

Definisi E-Commerce menurut Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis.

E-Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom atau Emmerce atau EC merupakan pertukaran bisnis yang rutin dengan menggunakan transmisi Electronic Data Interchange (EDI), email, electronic bulletin boards, mesin faksimili, dan Electronic Funds Transfer yang berkenaan dengan transaksi-transaksi belanja di Internet shopping, Stock online dan surat obligasi, download dan penjualan software, dokumen, grafik, musik, dan lain-lainnya, serta transaksi Business to Business (B2B). (Wahana Komputer Semarang 2002).

Sedangkan definisi E-Commerce menurut David Baum (1999, pp. 36-34) yaitu: E-Commerce is a dynamic set of technologies, applications, and bussines process that link enterprises, consumers, and communities through electronics transactions and the electronic exchange of goods, services, and informations.

Diterjemahkan oleh Onno. W. Purbo: E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelavanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik.

Definisi dari E-Commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau dalam 3 perspektif berikut:

  1. Dari perspektif komunikasi,
    E-Commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.
  2. Dari perspektif proses bisnis,
    E-Commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
  3. Dari perspektif layanan,
    E-Commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
  4. Dari perspektif online,
    E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya.

Berikut yang bukan merupakan manfaat yang diperoleh dari transaksi online adalah

Jenis-jenis E-Commerce

Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal, untuk membedakannya E-Commerce dibedakan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya:

1. Business to Business, karakteristiknya:

• Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama. • Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati bersama. • Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data.

• Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

2. Business to Consumer, karakteristiknya:

• Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secra umum pula. • Servis yang digunakan juga bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak. • Servis yang digunakan berdasarkan permintaan.

• Sering dilakukan sistim pendekatan client-server. (Onno W. Purbo & Aang Arif. W; Mengenal E-Commerce, hal 4-5)

Tujuan Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis

Tujuan suatu perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah dengan menggunakan E-Commerce maka perusahaan dapat lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan keuntungannya.

Pernyataan-pernyataan Onno W. Purbo di atas juga didukung oleh permyataan Laura Mannisto (International Telecommunication Union, Asia and the Future of the World Economic System, 18 March 1999, London), yaitu:

Threats merupakan kemungkinan-kemungkinan munculnya kejadian yang dapat membahayakan asset-aset yang berharga.
Ada beberapa bentuk ancaman yang mungkin terjadi: