Berdasarkan jumlah atapnya masjid-masjid kuno dapat dibagi menjadi beberapa kelompok

Dalam seni bangunan di Zaman perkembangan Islam, ada perpaduan antara unsur Islam dan kebudayaan pra-Islam yang telah ada. Seni bangunan Islam yang menonjol adalah Masjid. Bangunan masjid yang ada di Jawa berbentuk seperti pendopo, yaitu balai atau ruang besar tempat rapat, dengan komposisi ruang yang berbentuk persegi dan beratap tumpang.

Di timur Tengah bagian atap bangunan masjid biasanya berbentuk kubah, tetapi di Jawa diganti dengan atap tumpang dengan seumlah susunan bertingkat dua, tiga, dan lima. Hal tersebut mirip dengan bentuk bangunan pura (rumah ibadat agama Hindu).

Fungsi Masjid

Fungsi utama masjid adalah sebagai tempat beribadah bagi orang Islam. Masjid dalam bahasa Arab mungkin berasal dari bahasaaramik
atau bentuk bebas dari perkataansajada
yang artinya merebahkan diri untuk bersujud.

Namun, sebenarnya masjid mempunyai fungsi yang lebih luas yaitu sebagai pusat untuk penyelenggaraan kegiatan keagamaan Islam, pusat untuk mempraktikkan ajaran-ajaran persamaan hak dan persahabatan di kalangan umat Islam. Masjid dapat pula dianggap sebagai pusat kebudayaan bagi orang-orang muslim.

Baca juga:  Pas Matematika Kelas 6 Semester 1

Sebutan masjid (bangunan tempat peribadatan) di Indonesia bermacam-macam, sesuai dengan masyarakat dan bahasa setempat. Dalam bahasa Jawa, masjid disebutmesjid, dalam bahasa Sunda disebutmasigit, dalam bahasa Aceh disebutmeuseugit, dan dalam bahasa Makassar dan Bugis disebutmasigi.

Ciri-Ciri Masjid Kuno di Indonesia

Berdasarkan jumlah atapnya masjid-masjid kuno dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
Masjid Agung Demak

Adapun ciri-ciri bangunan masjid kuno di Indonesia adalah sebagai berikut.

  1. Atapnya berupa atap tumpang yaitu atap yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil dan tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang biasanya selalu gasal/ganjil. Atap masjid biasanya masih diberi lagi sebuah puncak yang dinamakan mustaka.
  2. Tidak ada menara yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan adzan. Berbeda dengan masjid-masjid di luar Indonesia yang umumnya terdapat menara. Hanya ada beberapa saja masjid kuno di Indonesia yang menggunakan menara.
  3. Umumnya masjid didirikan di ibu kota atau dekat istana kerajaan. Di Indonesia penempatan masjid (khusunya masjid agung) diatur sedemikian rupa sesuai dengan komposisi macapat, masjid ditempatkan di sebelah barat alun-alun dekat dengan istana, yang merupakan simbol bersatunya rakyat dan raja.

Di Indonesia, hanya ada beberapa bangunan masjid kuno yang menggunakan menara, yaitu Masjid Agung Cirebon, Majis Menara Kudus, Masjid Agung Banten, dan Masjid Tambora di Jakarta. Ada yang istimewa dari Masjid Kudus dan Masjid Banten, yaitu menaranya yang berbentuk unik.

Bentuk menara Masjid Kudus merupakan sebuah candi langgam Jawa Timur yang diubah dan disesuaikan penggunaannya dengan diberi atap tumpang. Pada Masjid Banten, menara tambahannya dibuat menyerupai mercusuar.

Kelompok Masjid Kuno di Indonesia

Berdasarkan jumlah atapnya masjid-masjid kuno dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
Masjid Agung Cirebon

Berdasarkan jumlah atapnya, masjid-masjid kuno dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut.

1. Masjid kuno yang atapnya bertingkat dua

  • Masjid Agung Cirebon dari abad ke-16.
  • Masjid Katangka di Sulawesi Selatan dari abad ke-17.
  • Masjid-masjid di Jakarta, yaitu Angke dan Marunda dari abad ke-18.

Baca juga:  Teknik Pegangan Sampai Berlawanan Pada Senam Irama Disebut

2. Masjid kuno yang atapnya bertingkat tiga

  • Masjid Demak dari awal abad ke-16.
  • Masjid Agung Banten dari abad ke-16.
  • Masjid Jepara.
  • Masjid Ternate.

Pada masjid-masjid kuno di Indonesia untuk menandai datangnya waktu shalat dengan memukul beduk atau kentungan. Adanya kentungan atau beduk tersebut menunjukkan adanya unsur Indonesia asli. Berikut dikemukakan tiga jenis masjid untuk mengetahui perkembangan masjid sebagai bangunan.

Jenis-Jenis Masjid di Indonesia

Berdasarkan jumlah atapnya masjid-masjid kuno dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
Masjid Syuhada Yogyakarta

Berikut jenis-jenis masjid di Indonesia berdasarkan perkembangannya.

1. Masjid Tradisional

Masjid tradisional merupakan jenis masjid yang pertama kalinya ada di Indonesia. Bentuk masjid tradisional bersumber pada meru (tempat ibadah zaman Hindu). Dalam masjid diperluas sehingga dapat untuk melakukan shalat. Masjid tradisional telah dilengkapi dengan pendopo, mihrab, beduk, dan kentungan. Mihrab berfungsi sebagai tempat imam masjid memimpin shalat. Pendopo berfungsi sebagai tempat bagi anak-anak belajar membaca kita suci Al-Qur’an.

2. Masjid Makam

Masjid Makam adalah perpaduan antara masjid dan makam. Di belakang masjid-masjid tradisional di Jawa biasanya terdapat makam para wali maupun para raja kerajaan Islam. Conth masjid makam di Jawa, antara lain masjid makam Banten, Demak, Kudus, dan Sendang Duwur. Makam-makam pada masjid makam dibangun dalam ukuran-ukuran besar yang mengingatkan pada tradisi megalitikum dan menunjukkan masih kuatnya animisme.

Masih kuatnya animisme tersebut terlihat pada makam-makam, seperti makan Air Mata Ibu (permaisuri Pangeran Cakraningrat U, abad XVI), makam Kalpayung di Pamekasan yaitu Makam Pangeran Jimat (Panembahan Ronggo) dari abad XV-XVI, makam Selaparang di Lombok Timur, dan kompleks makam raja-raja Lamuru di Bone (Sulawesi Selatan).

3. Masjid Modern

Masjid modern merupakan masjid yang dibangun dengan arsitektur modern dan bahan-bahan yang digunakan juga sudah modern. Bangunan masjid modern terdiri dari tembok beton, keramik atau marmer, dan gentingnya dari bahan yang kuat seperti keramik. Ciri masjid modern terlihat nyata pada arsitektur masjid yang dipengaruhi oleh budaya Persia dan India.

Baca juga:  Soal Pas Kelas 2 Tema 4 Semester 1 Kurikulum 2013

Ciri lain pada masjid modern adalah banyaknya masjid modern yang dilengkapi kubah. Suatu ciri yang menonjol dari masjid modern adalah telah dilengkapi dengan menara yang berfungsi sebagai tempat para muazin untuk mengumandangkan azan. Contoh masjid modern yang dibangun sebelum Indonesia merdeka diantaranya Masjid Baiturrahman di Banda Aceh dan Masjid Maimun di Medan.

Masjid modern yang dibangun setelah Indonesia merdeka di antaranya Masjid Syuhada (1952) di Yogyakarta, Masjid Al-Azhar (1950-an) di Kebayoran Baru (Jakarta), dan di bekas benteng Belanda dibangun Masjid Istiqlal. Pada masjid modern tidak dikaitkan dengan makam, tetapi masjid menjadi sentra bermacam-macam kegiatan, seperti sekolah (madrasah), majelis taklim (pengajian), balai pertemuan, dan tempat seminar atau ceramah).

Nah, itulah informasi lengkap mengenai masjid kuno di Indonesia, mulai dari fungsi, ciri-ciri masjid kuno, kelompok masjid kuno berdasarkan atap, dan jenis-jenis masjid di Indonesia. Demikian artikel yang dapat saya bagikan mengenai bangunan Islam dan semoga bermanfaat.