Berapa lama proses air minum jadi urin

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang memiliki kebutuhan konsumsi air putih yang berbeda-beda. Meski anjuran minum air putih yang direkomendasikan adalah delapan gelas sehari namun sebenarnya bagi beberapa orang hal ini bisa mempercepat penurunan fungsi ginjal.

Konsultan ginjal dan hipertensi dari PAPDI (Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia), dr Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH mengatakan, ginjal merupakan salah salah satu organ vital tubuh seperti halnya jantung, paru, hati dan lainnya. Fungsinya sangat kompleks, terutama sebagai pembersih darah dari racun-racun hasil metabolisme tubuh dengan cara filtrasi (penyaringan) dan mengeluarkannya melalui urine.

"Ketika kita minum delapan gelas sehari, maka urine yang keluar kira-kira sebanyak 1-1,5 liter. Dengan penguapan badan kita, kira-kira dengan suhutropik 700-800, sebenarnya kita butuh 6-7 gelas air per hari. Jadi aturan itu tidak kaku betul dan minum saja sewajarnya. Kalauaktivitasnya lebih banyak, tentu Anda harus minum lebih banyak," katanya, ditulis Jumat (5/2/2016). 

Menurut Direktur Utama RS PGI Cikini tersebut, tubuh secara psikologis telah diatur sedemikian rupa untuk menciptakan haus. Sebaliknya, bila minum berlebihan akan ada konsekuensi yang menjadikan beban filtrasi pada ginjal.

Dalam buku Air Bagi Kesehatan yang ditulis para ahli kesehatan Budi Iman Santoso, Hardinsyah, Parlindungan Siregar, Sudung O Pardede disampaikan, sejauh ini belum ada data mengenai batas atas kebutuhan air pada orang sehat, namun asupan air pada penyakit tertentu pelu dibatasi. Penyakit tersebut antara lain peningkatan hormon ADH yang otonom pada SIADH (Syndrome of Inappropriate ADH Secretion), penyakit ginjal kronik, gagal jantung dan kadar albumin dalam serum rendah.

Pada penyakit gagal ginjal kronik, pemberian air berlebihan akan menyebabkan osmolalitas urin lebih rendah dari osmolalitas plasma. Hal ini akan mempercepat penurunan laju filtasi glomerulus (LFG) atau mempercepat penurunan fungsi ginjal.

Asupan air berlebih juga tidak dianjurkan pada usia lanjut. Pada penelitian yang dilakukan Siregar dkk, asupan air lebih dari 1.500 ml/24 jam potensial menimbulkan hiponatremia pada usia lanjut, yang dapat menurunkan kesadaran, kejang-kejang dan bahkan kematian.

Berapa lama proses air minum jadi urin

Perjalanan Air di Dalam Tubuh (Marisa Febrilian)

Sebagaian besar organ tubuh kita membutuhkan air. Itu sebabnya, air di dalam tubuh menjadi komponen penting di dalam tubuh. Nah, di dalam tubuh, air mempunyai urutan perjalanan, lo.

1. Pertama, air yang kita minum masuk ke dalam mulut menuju saluran cerna.

2. Lalu yang kedua, air masuk melalui pembuluh kapiler ke dalam darah yang akan dialirkan ke seluruh tubuh.

3. Setelah itu, tahap ketiga, air membantu jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Nah, saat air sampai di paru-paru, akan terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida.

4. Proses selanjutnya, yang kempat, terjadi pada organ hati. Pada tahap ini, air akan membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

5. Proses yang terakhir, yang kelima, air menuju ginjal. Pada tahap ini, air membantu ginjal dalam proses penyaringan zat sisa untuk dikeluarkan bersama air seni (urine).

Pantas saja, ya, kita tidak boleh kekurangan air. Kalau sampai kekurangan, organ dalam tubuh kita tidak bisa bekerja dengan maksimal. Oleh karena itulah, penting sekali memperhatikan asupan air yang masuk ke dalam tubuh. Setuju?

Ilustrasi : Ode*

Proses pembentukan urine yang satu ini dilakukan dengan bantuan dari ginjal. Setiap ginjal mempunyai sekitar satu juta nefron ,yaitu tempat pembentukan urine.

Pada waktu tertentu, sekitar 20 persen dari darah akan melewati ginjal untuk disaring. Hal ini dilakukan agar tubuh dapat menghilangkan zat-zat sisa metabolisme (limbah) dan menjaga keseimbangan cairan, pH darah, dan kadar darah.

Proses penyaringan darah pun dimulai di ginjal. Darah yang mengandung zat sisa metabolisme akan disaring karena dapat menjadi racun untuk tubuh.

Tahapan ini terjadi di badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus bertugas menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea, dan limbah lainnya agar dapat melewati kapsul Bowman.

Hasil penyaringan ini kemudian disebut sebagai urine primer. Urine primer termasuk urea di dalamnya merupakan hasil dari amonia yang sudah terakumulasi. Hal ini terjadi ketika hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.

Reabsorpsi

Setelah filtrasi, proses pembentukan urine selanjutnya adalah reabsorpsi, yakni penyaringan ulang. Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi. Namun, sebagian besar akan diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh.

Penyerapan cairan tersebut dilakukan di tubulus proksimal nefron, tubulus distal, dan tubulus pengumpul.

Air, glukosa, asam amino, natrium dan nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah di kapiler yang mengelilingi tubulus. Setelah itu, air bergerak melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air dari area yang terkonsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah. Hasil dari proses ini adalah urine sekunder.

Pada umumnya, semua glukosa akan diserap kembali. Namun, hal ini tidak berlaku pada penyandang diabetes karena glukosa berlebih akan tetap dalam filtrat.

Natrium dan ion-ion lainnya akan diserap kembali secara tidak lengkap dan tertinggal dalam filtrat dalam jumlah yang besar.

Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi lebih banyak makanan, sehingga menghasilkan konsentrasi darah yang lebih tinggi. Hormon mengatur proses transpor aktif, yaitu ion seperti natrium dan fosfor, diserap kembali.

Sekresi atau augmentasi

Sekresi adalah tahap terakhir dari proses pembentukan urine. Beberapa zat mengalir langsung dari darah di sekitar tubulus distal dan tubulus pengumpul ke tubulus tersebut.

Tahapan ini juga menjadi bagian dari mekanisme tubuh untuk menjaga keseimbangan pH asam-basa dalam tubuh. Ion kalium, ion kalsium, dan amonia juga melewati proses sekresi, seperti beberapa obat. Hal ini dilakukan agar senyawa kimia dalam darah juga tetap seimbang.

Proses ini dilakukan dengan meningkatkan sekresi zat, seperti kalium dan kalsium, ketika konsentrasinya tinggi. Selain itu, penyerapan kembali (reabsorpsi) juga ditingkatkan dan mengurangi sekresi ketika konsentrasinya rendah.

Urine yang dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah ginjal yang disebut panggul, di mana ia mengalir ke ureter dan kemudian tersimpan di kandung kemih. Selanjutnya, urine mengalir ke uretra dan akan keluar saat buang air kecil.

Zat yang terkandung dalam urine

Berapa lama proses air minum jadi urin
Ilustrasi minum air putih. © Istimewa

JATENG | 12 November 2020 14:55 Reporter : Ayu Isti Prabandari

Merdeka.com - Menjaga kebutuhan hidrasi tubuh merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh setiap orang. Secara umum, air dibutuhkan tubuh untuk menjaganya tetap sehat dan bugar. Sehingga tidak heran, jika orang mengalami dehidrasi sering kali tubuh merasa lemas dan tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.

Bukan hanya itu, sebagian orang juga bisa merasakan pusing atau sakit kepala jika tidak mendapatkan asupan hidrasi dengan cukup. Sehingga, dapat dikatakan bahwa air memiliki peranan penting bagi tubuh yang memungkinkan setiap organ dalam tubuh bekerja dengan optimal. Dengan begitu, setiap orang harus mencukupi kebutuhan hidrasi dengan minum 8 gelas air dalam sehari.

Meskipun penting bagi tubuh, namun Anda tetap harus memperhatikan konsumsinya agar tidak berlebihan. Bukan tanpa alasan, terlalu banyak minum air justru dapat menyebabkan berbagai macam gangguan tubuh. Terlalu banyak minum air diketahui dapat mengakibatkan menurunnya kadar natrium dalam darah yang dapat melemahkan tubuh. Kondisi ini bahkan dapat mengakibatkan keracunan air, kejang, koma, hingga kematian.

Dengan begitu, Anda perlu mengetahui hal apa saja yang menjadi tanda terlalu banyak minum air. Beberapa tanda ini bisa menjadi sinyal dari respon tubuh ketika sudah minum terlalu banyak. Dengan mengetahui beberapa tanda ini tentu bisa segera mengurangi asupan air sehingga tidak menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan.

Dilansir dari situs The Healthy, berikut kami merangkum beberapa tanda terlalu banyak minum air yang perlu diperhatikan.

2 dari 7 halaman

Tanda terlalu banyak minum air yang pertama dapat dilihat ketika Anda sering minum bahkan saat tidak haus. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah tubuh benar-benar membutuhkan air lebih banyak adalah dengan sadar ketika merasakan haus. Semakin merasa haus maka semakin banyak air yang dibutuhkan tubuh.

Berapa lama proses air minum jadi urin

© Istimewa

Di sini, tubuh sudah memiliki program tersendiri kapan harus minum lebih banyak air ketika asupan dalam tubuh telah berkurang. Sehingga ketika terus menerus minum bahkan saat tidak merasa haus, hal ini justru dapat mengindikasi bahwa sudah terlalu banyak minum. Dengan begitu, penting untuk memperhatikan respon tubuh dengan benar, termasuk saat haus.

3 dari 7 halaman

Tanda terlalu banyak minum air berikutnya yaitu urin berubah warna menjadi bening atau jernih. Perlu diketahui, jika Anda sudah terlalu banyak minum biasanya urine yang keluar akan berubah warna menjadi kuning transparan.

Meskipun banyak orang percaya memiliki urine jernih merupakan tanda hidrasi yang baik. Namun urine yang tidak mempunyai warna sama sekali juga menjadi salah satu tanda bahwa telah terlalu banyak minum air.

Secara umum, minum 8–10 gelas per hari merupakan jumlah yang normal. Namun, saran ini tetap disesuaikan dengan tinggi badan, berat badan, dan pola olahraga yang dilakukan. Dengan begitu, kebutuhan air atau hidrasi rubuh dapat tercukupi dengan baik.

4 dari 7 halaman

Berapa lama proses air minum jadi urin
© www.prevention.com

Tanda terlalu banyak minum air selanjutnya yaitu Anda akan lebih sering buang air kecil. Hal ini mungkin Anda alami ketika tengah malam terbangun untuk buang air kecil ke kamar mandi. Jika buang air kecil dilakukan lebih dari 10 kali sehari, maka ini sudah melewati batas normal yang hanya 6 – 8 kali saja.

Untuk mencegah buang air kecil di malam hari, minumlah segelas air terakhir Anda beberapa jam sebelum tidur agar ginjal memiliki waktu untuk menyaring air melalui tubuh.

5 dari 7 halaman

Tanda terlalu banyak minum air yang juga perlu diperhatikan adalah munculnya gejala mual dan muntah. Perlu diketahui bahwa gejala overhidrasi sangat mirip dengan dehidrasi.

Saat Anda terlalu minum banyak air, ginjal tidak dapat membuang kelebihan cairan sehingga akan menumpuk di dalam tubuh. Hal inilah yang sering kali menimbulkan gejala mual, muntah, dan diare. Jika ini terjadi, maka sebaiknya kurangi konsumsi air agar tidak menyebabkan gejala semakin parah.

6 dari 7 halaman

Berapa lama proses air minum jadi urin
©2015 Merdeka.com/shutterstock

Sakit kepala berdenyut juga termasuk salah satu tanda terlalu banyak minum air. Saat mengonsumsi terlalu banyak air, konsentrasi garam dalam darah berkurang, menyebabkan sel-sel di organ di seluruh tubuh membengkak.

Ketika konsentrasi garam rendah, sel tumbuh. Saat minum terlalu banyak air, otak benar-benar membesar dan menekan tengkorak. inilah yang menyebabkan sakit kepala berdenyut-denyut hingga dapat kesulitan bernapas.

7 dari 7 halaman

Tanda terlalu banyak minum air berikutnya yaitu terjadi pembengkakan atau perubahan warna pada tangan, bibir, dan kaki. Dalam hal ini, terlalu banyak minum air dapat menyebabkan sel di seluruh tubuh membengkak.

Kondisi ini akan diikuti dengan pembengkakan pada tangan, kaki, serta bibir. Bahkan jika minum lebih dari 10 gelas dalam satu hari, juga dapat menyebabkan perubahan warna pada ketiga bagian tubuh tersebut. Ini termasuk salah satu tanda yang perlu diwaspadai.

Otot Kram

Tanda terlalu banyak minum air yang lain juga dapat dirasakan ketika otot tubuh mengalami kram. Saat terlalu banyak minum, kadar elektrolit dalam tubuh menurun dan keseimbangan akan terganggu.

Kondisi ini lebih lanjut akan menimbulkan gejala lain seperti kram otot. Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa mengganti beberapa gelas air sehari dengan air kelapa yang mengandung elektrolit alami.

Merasa Lelah

Tanda terlalu banyak minum air yang terakhir adalah tubuh merasa mudah lelah. Dalam hal ini, ginjal bertanggung jawab untuk menyaring air yang masuk ke dalam tubuh dan memastikan kadar cairan dalam aliran darah tetap seimbang. Sehingga, ketika minum terlalu banyak air, ginjal harus bekerja lebih keras, menciptakan reaksi stres dari hormon dan membuat tubuh stres dan kelelahan.

(mdk/ayi)