Berapa lama otak dapat bertahan saat mengalami kekurangan oksigen?


KOMPAS.com — Beberapa waktu lalu, kasus yang menimpa seorang gadis berusia 13 tahun di California, AS, cukup menghebohkan dunia kedokteran. Pasalnya, setelah gadis tersebut dinyatakan mati otak, gadis ini masih "hidup" dengan bantuan ventilator. Namun, sebenarnya apakah tubuh benar dapat bertahan hidup meskipun otak sudah mati dengan bantuan teknologi, dan untuk berapa lama?

Adalah Jahi McMath, gadis dari Oakland, California, yang dinyatakan mati otak bulan lalu setelah menjalani komplikasi langka dari operasi tonsil. Keluarga Jahi memaksakan gadis itu untuk berada dalam bantuan ventilator, tetapi pihak hukum meminta agar mesin tersebut dihentikan minggu depan.

Seseorang dinyatakan mati otak ketika tidak ada lagi aktivitas saraf pada otak ataupun batang otaknya. Artinya, tidak ada lagi impuls saraf yang dikirimkan antara sel-sel otak.

Menurut keterangan Diana Greene-Chandos, asisten profesor bedah saraf dan neurologi di Ohio State University Wexner Medical Center, dokter biasanya akan melakukan serangkaian uji, salah satu pengecekan apakah seseorang dapat merasakan napasnya sendiri. Ini adalah refleks primitif yang dilakukan oleh batang otak.

Di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya, seseorang dinyatakan resmi meninggal jika dia kehilangan aktivitas otaknya (mati otak) atau seluruh napas dan fungsi sirkulasinya. Dalam kasus Jahi, tiga dokter telah menyatakan bahwa Jahi mengalami mati otak.

Kendati demikian, Greene-Chandos mengatakan, sistem kelistrikan otak biasanya masih dapat menjaga organ tersebut tetap berdenyut dalam periode waktu yang singkat setelah seseorang mengalami mati otak. Faktanya, jantung masih dapat berdetak meski berada di luar tubuh. Namun, tanpa bantuan ventilator untuk menjaga darah dan oksigen tetap bergerak, denyutan ini dapat berhenti dengan sangat cepat, biasanya kurang dari satu jam.

"Sedangkan dengan ventilator, beberapa proses biologis seperti fungsi ginjal dan pencernaan dapat berlangsung selama seminggu," jelasnya.

Sementara itu, Kenneth Goodman, direktur di Bioethics Program di University of Miami, menekankan, meskipun sistem tersebut tetap berjalan, tetapi tidak berarti seseorang tersebut masih hidup. "Jika mengalami mati otak, seseorang telah meninggal, tetapi dengan bantuan teknologi, tubuh dapat melakukan hal-hal yang seharusnya hanya dapat dilakukan pada masa hidup," ujarnya.

Tanpa otak, imbuh dia, tubuh tidak dapat menyekresikan hormon-hormon penting yang dibutuhkan untuk menjaga proses biologis, termasuk fungsi pencernaan, ginjal, dan imun, lebih dari satu minggu. Contohnya, metabolisme tubuh membutuhkan hormon tiroid dan sistem ginjal membutuhkan vasopresin.

Selain itu, Greene-Chandos menambahkan, tekanan darah dan temperatur tubuh yang normal pun akan sulit dicapai ketika otak sudah tidak berfungsi. Oleh sebab itu, biasanya dokter menggunakan teknologi untuk menjaga seseorang dengan mati otak tetap hidup selama beberapa hari apabila ada organ-organ yang perlu disumbangkan setelah meninggal. Bisa juga saat keluarga membutuhkan waktu lebih lama untuk merelakan kepergian seseorang.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Batang otak itu sendiri adalah bagian otak yang berada di paling bawah. Bagian ini terhubung dengan sumsum tulang belakang, yang juga merupakan bagian dari sistem saraf pusat.

Batang otak bertanggung jawab dalam mengatur sebagian besar fungsi penting untuk kehidupan. Hal ini termasuk pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, dan kemampuan menelan.

Selain itu, batang otak juga berperan dalam menyampaikan informasi dari otak ke seluruh tubuh dan sebaliknya. Oleh karena itu, bagian ini memiliki peran penting pada fungsi inti otak, seperti kesadaran dan pergerakan.

Ketika batang otak berhenti berfungsi, otak tidak dapat mengirim dan menerima pesan ke dan dari seluruh tubuh. Pada akhirnya, fungsi kontrol bawah sadar Anda terganggu yang menyebabkan hilangnya kesadaran, pergerakan, hingga kemampuan untuk bernapas secara permanen.

Apa bedanya mati batang otak dan koma?

Banyak orang mengira mati otak merupakan kondisi yang sama dengan koma. Padahal, kedua hal ini sangatlah berbeda. Faktanya, seseorang yang dalam kondisi koma masih hidup, meski tidak sadarkan diri.

Dilansir dari laman Better Health Channel, koma merupakan kondisi yang mirip dengan tidur nyenyak, hanya saja rangsangan eksternal apapun tidak dapat membangunkan kondisi ini. Meski demikian, seseorang yang koma masih hidup serta kemungkinan untuk pulih dan kembali sadar masih bisa terjadi.

Tak hanya koma, mati otak juga sering disamakan dengan kondisi vegetatif (vegetative state). Namun, mati otak dan kondisi vegetatif juga merupakan hal yang berbeda.

Seseorang yang mengalami kondisi vegetatif berarti telah kehilangan beberapa fungsi otak, tetapi bagian batang otaknya masih bekerja secara utuh. Dengan demikian, pada kondisi ini, denyut jantung dan pernapasan seseorang masih dapat berfungsi tanpa perlu alat bantuan.

Penderitanya pun masih dapat menunjukkan tanda-tanda sadar, seperti membuka mata meski tidak merespons lingkungan sekitarnya. Kemungkinan untuk pulihnya pun masih ada, meski hanya kecil.

JABAR | 11 Maret 2022 18:59 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Ketika tubuh atau otak Anda benar-benar kehilangan suplai oksigen, kondisi yang Anda alami disebut dengan anoksia. Anoksia biasanya merupakan akibat dari hipoksia, yaitu kondisi di mana bagian tubuh Anda tidak memiliki cukup oksigen.

Hipoksia dapat terjadi karena berbagai macam faktor, seperti oksigen rendah di dataran tinggi, kehilangan darah yang banyak, karbon monoksida dan keracunan lainnya, kesulitan bernapas (asma atau pneumonia), aliran darah ke organ berkurang (stroke atau masalah jantung), atau cedera yang memengaruhi pernapasan (tenggelam atau tersedak).

Saat hipoksia berubah menjadi anoksia, bagian tubuh Anda yang membutuhkan oksigen untuk berfungsi bisa berhenti bekerja dengan baik. Bagian tubuh yang dimaksud antara lain adalah otak, jantung, ginjal, atau jaringan tubuh.

Kekurangan oksigen bisa berbahaya atau bahkan mematikan jika tidak diobati. Jika Anda merasa mengalami tanda atau gejala hipoksia, segera cari bantuan medis. Jangan menunggu sampai gejala mulai mengarah ke anoksia.

Anoksia bisa sangat berbahaya bagi otak Anda. Setelah sekitar empat sampai lima menit tanpa oksigen, otak bisa menjadi rusak secara permanen. Tanpa oksigen, sel-sel otak bisa mati, dan banyak fungsi yang dikendalikan otak juga ikut terpengaruh. Semakin lama otak kekurangan oksigen, semakin besar kemungkinan Anda mengalami komplikasi jangka panjang, termasuk kematian.

2 dari 4 halaman

Gejala anoksia mungkin tidak selalu jelas pada awalnya. Otak Anda dapat bertahan beberapa menit tanpa oksigen sebelum gejala muncul. Terkadang, gejala mungkin akan tertunda dan membutuhkan beberapa hari atau minggu untuk muncul.

Dilansir dari Healthline, gejala anoksia yang terlihat pertama dapat meliputi:

  • perubahan suasana hati dan kepribadian
  • hilang ingatan
  • bicara cadel
  • kesulitan berjalan, atau menggerakkan lengan atau kaki secara normal
  • kelemahan
  • merasa pusing atau disorientasi
  • sakit kepala yang tidak biasa
  • kesulitan berkonsentrasi

Gejala lain yang mungkin terlihat setelah otak Anda kehilangan oksigen selama lebih dari empat hingga lima menit termasuk:

  • kejang
  • halusinasi
  • pingsan atau tiba-tiba kehilangan kesadaran

Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami salah satu gejala di atas, segera cari pertolongan medis darurat.

3 dari 4 halaman

Beberapa jenis anoksia antara lain adalah:

Anoksia anemia
Anoksia anemia terjadi ketika tidak ada cukup hemoglobin dalam darah seseorang, atau hemoglobin yang ada menjadi tidak efektif. Hemoglobin bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui darah. Jika hemoglobin tidak mampu memberikan oksigen yang cukup ke organ, organ ini akhirnya dapat berhenti berfungsi dengan benar.

Anoksia toksik
Anoksia toksik akan menghentikan darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat terjadi setelah seseorang menelan, menyerap, atau menghirup racun tertentu atau bahan kimia berbahaya lainnya, seperti karbon monoksida.

Anoksia stagnan
Anoksia stagnan terjadi ketika darah seseorang tidak mencapai otak atau bagian tubuh lain yang membutuhkan darah agar dapat berfungsi dengan benar. Kondisi ini juga dikenal sebagai cedera hipoksisiskemik. Masalah kardiovaskular, seperti stroke atau gagal jantung, sering menjadi penyebab anoksia stagnan.

Anoksia anoksik
Anoksia anoksik dapat terjadi ketika tidak ada cukup oksigen yang tersedia untuk membuat tubuh berfungsi dengan baik. Ini dapat terjadi jika seseorang berada di ketinggian, di mana oksigen di udara terbatas.

4 dari 4 halaman

Perawatan yang diterima tergantung pada berapa lama otak Anda atau bagian lain dari tubuh Anda kekurangan oksigen.

Jika otak Anda tidak mendapatkan cukup oksigen selama beberapa menit atau lebih, fungsi fisik dan mental tertentu dapat melemah. Dalam kebanyakan kasus, dokter akan berusaha mengembalikan kadar oksigen tubuh dan otak menjadi normal. Caranya mungkin dengan resusitasi cardiopulmonary (CPR) atau menempatkan Anda pada ventilator untuk mendapatkan oksigen yang cukup.

Dokter mungkin juga akan mengobati gejala tertentu, seperti kejang, sehingga tidak membatasi pemulihan Anda. Jika Anda dapat menerima perawatan dengan cepat setelah kehilangan oksigen, Anda mungkin tidak mengalami banyak komplikasi atau gejala jangka panjang.

Jika kejadian jantung atau kondisi jantung yang merupakan penyebab anoksia, dokter akan merawat Anda untuk kondisi ini atau merujuk Anda ke spesialis jantung untuk perawatan lebih lanjut.

Kehilangan oksigen ke otak dapat menyebabkan kerusakan permanen atau hilangnya kemampuan Anda untuk berjalan, berbicara, atau melakukan fungsi dasar. Dalam hal ini, dokter kemungkinan akan merekomendasikan agar Anda mendapatkan satu atau lebih perawatan berikut:

  • terapi fisik untuk membantu memulihkan kemampuan Anda berjalan dan mengontrol tubuh Anda
  • terapi wicara untuk membantu memulihkan kemampuan Anda berbicara dan menelan
  • terapi okupasi untuk membantu Anda menyesuaikan diri dengan aktivitas kehidupan sehari-hari
  • konseling untuk membantu Anda belajar mengatasi setiap perubahan dalam hidup Anda
  • terapi rekreasi untuk membantu meningkatkan kesehatan dan kebugaran melalui aktivitas individu dan komunitas seperti seni, musik, tari, permainan, dan olahraga
(mdk/ank)

Berapa lama otak bisa bertahan tanpa oksigen?

Setelah sekitar empat sampai lima menit tanpa oksigen, otak bisa menjadi rusak secara permanen. Tanpa oksigen, sel-sel otak bisa mati, dan banyak fungsi yang dikendalikan otak juga ikut terpengaruh.

Apa yang akan terjadi jika otak kekurangan oksigen?

Otak selalu membutuhkan oksigen untuk menjalankan fungsinya, oleh karena itu kurangnya oksigen dapat menimbulkan dampak negatif pada fungsi otak. Sel sel otak sangat rentan terhadap perubahan pasokan oksigen. Jika terjadi gangguan pasokan oksigen ke otak untuk jangka waktu lama, dapat menyebabkan koma atau kematian.

Berapa lama orang bisa tahan nafas?

Berapa Lama Rata-rata Orang Bisa Tahan Napas Dalam Air? Mengutip Medical News Today, diketahui rata-rata orang bisa menahan napas selama 30-90 detik, waktu ini bisa bertambah atau berkurang karena berbagai faktor, seperti merokok, kondisi medis, atau pelatihan pernapasan.