Kehamilan Haikal Luthfi | Haibunda Show Jumat, 11 Dec 2020 15:27 WIB Jakarta - Tak sedikit wanita yang mengalami flek atau bercak saat kehamilan. Kondisi ini umum terjadi, terutama memasuki awal kehamilan, dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan, Bunda. Flek yang dianggap normal biasanya terjadi pada trimester pertama, jumlahnya sedikit dan tidak berlangsung lama (umumnya berlangsung singkat), dan biasanya juga tidak ada gejala. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), flek merupakan perdarahan ringan yang timbul dari vagina selama kehamilan. Hal ini menandakan telah melekatnya sel telur yang sudah dibuahi pada dinding rahim serta terdapat perubahan hormon yang menyebabkan keluarnya flek yang terjadi pada awal kehamilan. Implantasi embrio ke dinding rahim dapat menyebabkan flek atau bercak. Umumnya, terjadi sebelum menstruasi, atau sekitar enam hingga 12 hari setelah pembuahan, Bunda. Meski begitu, tak jarang terjadinya flek bisa jadi tanda bahaya kehamilan yang tidak normal. Menurut Christie Bryant, seorang perawat bersertifikat dan koordinator klinis di Birth Center of Denver, flek saat hamil memang normal tetapi kondisi ini juga bisa menjadi berbahaya. "Ada banyak penyebab untuk flek yang tidak berbahaya, tetapi pengeluaran cairan yang sama juga bisa menjadi tanda peringatan sesuatu yang lebih berbahaya. Itulah mengapa penting untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda mengalami flek," kata Bryant, dikutip dari Romper. Penyebab flekMengutip WebMD, sekitar 20 persen wanita mengalami perdarahan selama 12 minggu pertama kehamilan yang mengakibatkan bercak atau flek. Adapun kemungkinan penyebabnya flek, meliputi:
1. Pendarahan implantasiKondisi ini normal dan flek biasanya terjadi dalam enam hingga 12 hari pertama setelah hamil. Ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi berada pada lapisan rahim. Biasanya perdarahan sangat ringan dan berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari saja, Bunda. 2. KeguguranKeguguran paling sering terjadi selama 12 minggu kehamilan pertama. Kondisi ini cenderung menjadi salah satu masalah terbesar dengan perdarahan trimester pertama. Namun, perdarahan trimester pertama tidak selalu berarti akan kehilangan bayi atau akan keguguran. Faktanya, jika detak jantung janin terlihat pada USG, lebih dari 90 persen wanita yang mengalami perdarahan vagina pada trimester pertama tidak akan mengalami keguguran. Gejala keguguran lainnya adalah kram yang kuat di perut bagian bawah dan jaringan yang melewati vagina. 3. Kehamilan ektopikKehamilan ektopik terjadi ketika embrio yang dibuahi ditanamkan di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Jika embrio terus tumbuh, bisa menyebabkan tuba falopi pecah, yang bisa mengancam nyawa sang ibu. Meskipun kehamilan ektopik berpotensi berbahaya, ini hanya terjadi sekitar 2 persen pada kehamilan. Gejala lain dari kehamilan ektopik adalah kram atau nyeri yang kuat di perut bagian bawah, dan pusing. 4. Kehamilan molaKehamilan mola adalah kondisi yang sangat langka, di mana jaringan abnormal tumbuh di dalam rahim, bukan di bayi. Dalam kasus yang jarang terjadi, jaringan tersebut bersifat kanker dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Gejala lain dari kehamilan mola adalah mual dan muntah yang parah, serta rahim yang membesar secara cepat. 5. Perubahan serviksSelama kehamilan, darah ekstra mengalir ke serviks. Senggama atau tes Pap, yang menyebabkan kontak dengan serviks bisa memicu perdarahan. Jenis perdarahan ini tidak perlu dikhawatirkan, Bunda. 6. InfeksiInfeksi apapun pada serviks, vagina, atau infeksi menular seksual (seperti klamidia, gonore, atau herpes) dapat menyebabkan perdarahan pada trimester pertama. Ciri flek saat hamil mudaSaat memasuki usia kehamilan yang relatif muda, salah satu tanda awal kehamilan adalah keluarnya flek pada kebanyakan wanita, Bunda. Jika seseorang mengalami perdarahan pada awal kehamilan, ini tidak selalu berarti mengalami hal yang buruk seperti halnya keguguran. Sebab, kondisi ini sebenarnya sangat normal. Dirangkum dari berbagai sumber, flek yang normal ketika memasuki masa kehamilan meliputi:
Jika Bunda mengalami ciri-ciri di luar itu, misalnya seperti mengalami pendarahan hebat, disarankan untuk segera menemui dokter atau penyedia layanan kesehatan untuk melakukan tes darah. Tes ini bertujuan memeriksa kadar hormon kehamilan (Human Chorionic Gonadotropin/hcG) serta melakukan serangkaian tes ultrasonografi (USG) pada area serviks. Tes-tes tersebut memungkinkan Bunda dapat melihat detak jantung bayi selama USG Ketika sudah melewati minggu keenam. Selain itu, juga memastikan bahwa kehamilan Bunda berjalan dengan baik. Simak juga Bunda, dampak hebat kurang tidur pada saat proses menstruasi pada video berikut: (haf/haf)
Mums perlu mengetahui penyebab dan tanda flek saat hamil yang normal dan berbahaya agar tidak terjadi komplikasi kehamilan
Keluarnya flek saat hamil merupakan hal yang umum terjadi dan sering dialami oleh sebagian besar Ibu hamil. Meski demikian, Mums tetap perlu hati-hati dan tidak menganggap sepele jika muncul flek saat hamil muda, terlebih jika flek keluar secara terus menerus dan berlangsung lama yang disertai dengan gejala lain. Flek saat hamil adalah bercak pendarahan ringan yang keluar dari vagina. Kondisi ini bisa terjadi selama masa kehamilan, terutama trimester pertama. Sekitar 20 persen wanita mengalami pendarahan di 12 minggu pertama kehamilannya. Selain berwarna cokelat, flek juga bisa berwarna merah muda atau merah. Sebelum mengetahui penyebab dan cara mengatasi flek hamil, penting bagi Mums untuk mengetahui fakta seputar flek sebagai tanda awal kehamilan. Flek Sebagai Tanda Awal KehamilanBanyak wanita yang salah menduga bahwa flek di awal kehamilan merupakan darah menstruasi, sehingga seringkali tak menyadari bahwa sebenarnya ia sedang hamil. Flek tanda awal kehamilan umumnya terjadi sekitar 6-14 hari setelah proses pembuahan. Bercak yang keluar bisa berwarna merah muda, merah, atau cokelat muda. Berikut ini beberapa tanda flek di awal kehamilan, antara lain:
Tanda dan Penyebab Flek saat HamilSeperti yang Mums ketahui, meskipun flek yang keluar bisa berwarna cokelat, merah, atau merah muda. Namun, di bawah ini akan dijelaskan mengenai flek saat hamil muda yang berwarna cokelat. Sebab, Mums perlu hati-hati jika mengalami kondisi ini karena warna cokelat tersebut merupakan pertanda bahwa darah sudah cukup lama berada di rahim atau tidak dikeluarkan dari tubuh dengan cepat sehingga darah berwarna lebih gelap saat keluar. Keluarnya flek cokelat saat hamil dapat disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:
Bagaimana Mencegah Flek Saat Hamil?Untuk mengurangi risiko munculnya flek saat hamil, Mums dapat melakukan beberapa cara berikut:
Mums yang mengalami flek saat hamil tanpa disertai gejala atau tanda lain, biasanya tidak akan mengalami masalah apapun dan tetap dapat menjalani persalinan normal. Namun, ada baiknya Mums memeriksakan diri dan mewaspadai jika flek saat hamil telah berubah menjadi perdarahan yang berlebihan. Untuk menjaga kesehatan diri dan janin dalam kandungan, penting bagi Mums untuk rutin mengonsumsi asupan bernutrisi, seperti susu Frisomum Gold Dualcare+ yang mengandung zat besi, kalsium, ALA/LA, prebiotik, probiotik, dan nukleotida untuk mendukung kesehatan Mums dan tumbuh kembang si Kecil. Ditinjau Oleh: dr. Rulli P.A Situmorang |