Berapa lama embrio menempel setelah embrio transfer?

KOMPAS.com - Dalam melakukan program bayi tabung, ada periode tunggu selama 2 minggu untuk memastikan calon janin telah menempel dengan baik di rahim calon ibu.

Periode tunggu setelah tindakan transfer embrio (embryo transfer/ET) biasanya juga disebut dengan Two Weeks Waiting (TWW). 

Pada masa ini, menjadi periode yang paling mendebarkan bagi suami istri yang tengah menjalani program bayi tabung. 

Baca juga: Program Bayi Tabung, Mengenal Periode Tunggu Setelah Tindakan Transfer Embrio

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi di RS Pondok Indah IVF Centre, dr Aida Riyanti SpOG-KFER, MRepSc mengatakan, periode tunggu setelah tindakan transfer embrio pada proses program bayi tabung menjadi hal yang sangat krusial.

Masa atau periode tunggu ini biasanya dilakukan setelah embrio yang mulai terbentuk akan dipindahkan ke dalam rahim sang ibu. 

Sehingga dengan kata lain, selama dua minggu pasangan tersebut harus mampu menahan diri dan menjaga kesehatan fisik, emosional dan mental sang ibu, supaya embrio benar-benar bisa mulai menempel, tumbuh dan berkembang dengan baik di rahim si ibu. 

Dijelaskan Aida, menempell atau tidaknya embrio setelah dilakukan transfer, benar-benar tergantung pada kualitas embrio dan seberapa reseptif rahim calon ibu. 

Oleh karena itu, tidak ada hal mendasar yang dapat dilakukan calon ibu dan calon ayah yang akan memengaruhi hasil. 

"Ini penting untuk diingat, karena ketika sebuah siklus gagal, sangat mudah untuk menyalahkan diri sendiri, karena melakukan atau tidak melakukan sesuatu setelah transfer embrio," jelas Aida dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Rabu (29/12/2021). 

Aida menambahkan, sangat mungkin penyebab terjadinya suatu kegagalan siklus dalam program bayi tabung ini adalah berbagai faktor. 

Berikut ini beberapa hal yang harus dihindari dalam periode tunggu 2 minggu setelah transfer embrio, agar embrio bisa menempel dan berkembang dengan baik di rahim calon ibu.

1. Berhubungan intim

Meski tidak terbukti secara ilmiah bahwa hubungan intim menjadi kontraindikasi pasca tindakan transfer embrio atau dalam kehamilan, kontraksi rahim akibat orgasme bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan.

Maka itu, kata Aida, aktivitas seksual yang terkait dengan penetrasi penis ke dalam vagina sebaiknya tidak dilakukan dulu pada masa atau periode tunggu setela transfer embrio ini.

2. Olahraga

Aida menjelaskan, pasien program bayi tabung direkomendasikan untuk menjalani gaya hidup sehari-hari seperti biasa selama periode tunggu ini.

Namun, olaharaga dengan intensitas tinggi seperti aerobik, atau berlari sebaiknya tidak dilakukan dulu hingga mendapatkan konfirmasi kehamilan klinis.

Lebih baik, pilih olahraga dengan intensitas rendah seperti jalan kaki, yoga, dan meditasi dengan durasi 30 menit per hari.

3. Minum alkohol dan merokok

Jika pasangan yang melakukan program bayi tabung ini termasuk individu yang aktif mengonsumsi alkohol atau merokok, maka, selama periode tunggu setelah transfer embrio dilakukan, harus menghindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

"Setelah transfer embrio, rokok dan alkohol dapat memberikan efek yang sangat merugikan pada perkembangan calon bayi," jelasnya.

4. Panik atau stres

Hal lain yang harus dihindari oleh calon ibu selama periode tunggu 2 minggu setelah transfer embrio, yakni panik dan stres.

"Sebuah nasihat penting mengenai apa yang tidak boleh dilakukan setelah transfer embrio adalah jangan panik. Ini tentu jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan," ujarnya.

Disampaikan Aida, mempertahankan rutinitas normal juga penting untuk mengalihkan pikiran Anda dari waktu dua minggu yang pasti terasa sangat panjang.

Untuk itu bersikap santai dapat membantu mengatasi stres ataupun emosional yang naik turun yang mungkin kerap dialami.

"Sangat penting bagi Anda dan suami untuk meluangkan waktu beristirahat, bersantai dan memulihkan diri," kata dia.

"Intinya, lakukan segala hal yang membuat Anda dan suami merasa santai selama menunggu hasil, sambil melakukan hal-hal yang membuat rileks dan berpikir postif," tegasnya.

Baca juga: Pentingnya Cadangan Ovarium, Faktor Keberhasilan Program Bayi Tabung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Proses transfer embrio atau embryo transfer adalah salah satu rangkaian proses dari program bayi tabung. Rangkaian proses ini dilakukan setelah embrio dibuahi oleh sperma. Namun, bagaimana cara perawatan pasca embrio transfer? Adakah posisi tidur setelah embrio transfer yang tepat?

  • Embrio Transfer
  • Apakah Posisi Tidur Setelah Embrio Transfer yang Disarankan?
  • Tanda-Tanda Program Bayi Tabung Berhasil
  • Apakah Program Bayi Tabung Pasti Berhasil?

Embrio Transfer

Transfer embrio adalah suatu prosedur dari rangkaian program bayi tabung. Langkah ini merupakan salah satu rangkaian terakhir dari prosedur bayi tabung, baru nantinya calon ibu hamil harus menunggu hasil dengan melakukan pemeriksaan darah dan pemeriksaan tes kehamilan.

Seperti yang diketahui, bayi tabung (IVF) merupakan program hamil berbantu teknologi yang mana proses pembuahan dilakukan di luar rahim (in vitro). Pembuahan sel telur oleh sperma dilakukan di laboratorium khusus yang nantinya akan berkembang menjadi embrio.

Transfer embrio dilakukan bagi pasangan suami istri yang sulit melakukan pembuahan secara alami karena mengalami masalah infertilitas.

Proses embrio transfer akan dilakukan setelah perkembangan embrio dipantau oleh ahli embriolog di laboratorium.

Setelah perkembangan embrio dipantau, penanaman embrio dapat dilakukan mulai hari kedua sampai kelima setelah proses pembelahan.

Setelah itu, selama 2 weeks waiting setelah embrio transfer, Anda akan menjalani pemeriksaan darah untuk menilai apakah embrio berhasil menempel di rahim atau tidak, dan melakukan tes kehamilan.

Apakah Posisi Tidur Setelah Embrio Transfer yang Disarankan?

Menurut jurnal dari Military Medicine, mengungkapkan jika posisi tidur di awal kehamilan dapat memengaruhi posisi implantasi plasenta.

Meski begitu, belum diketahui apakah posisi tidur akan memengaruhi penempelan embrio pada dinding rahim. Anda bisa memilih posisi tidur yang paling nyaman untuk Anda. Namun, jika Anda ingin lebih aman, Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan Anda.

Tanda-Tanda Program Bayi Tabung Berhasil

Setelah melakukan proses embrio transfer sebagai salah satu rangkaian program bayi tabung maka terdapat beberapa gejala hamil setelah embrio transfer.

Implantasi atau bercak darah

Salah satu tanda hamil setelah embrio transfer adalah adanya bercak darah. Hal ini merupakan tanda awal kehamilan yang umum terjadi. Biasanya, bercak darah muncul setelah embrio bergerak ke dalam rahim. Bercak darah menandakan jika embrio berhasil menempel pada dinding rahim.

Bercak darah umumnya berwarna merah muda atau cokelat dan volume darah lebih sedikit daripada darah menstruasi. Namun, jika Anda mengalami pendarahan berlebihan, Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan.

Kram perut

Kram perut juga bisa menjadi salah satu tanda embrio transfer berhasil. Hal ini disebabkan pada saat implantasi atau proses embrio menempel. Namun sebelum Anda melakukan tes kehamilan, kram perut ringan juga bisa dikaitkan dengan obat hormone progesteron yang dikonsumsi selama 2 minggu menunggu. Namun jika Anda melakukan nyeri perut berlebihan, segera periksakan diri ke dokter spesialis kandungan.

Perut kembung

Perut kembung bisa menjadi salah satu gejala setelah embrio transfer. Hal ini disebabkan kadar hormon progesteron yang meningkat. Ketika kadar hormon ini meningkat pada saat mengonsumsi obat kesuburan. Hal inilah yang dapat menyebabkan saluran pencernaan Anda terganggu.

Ini dapat terjadi jika Anda hamil, sebelum menstruasi, atau saat Anda mengonsumsi progesteron dan obat lain selama siklus IVF dan setelah transfer embrio.

Mudah lelah

Gejala hamil setelah transfer embrio yang bisa diketahui adalah rasa mudah lelah pada hari ke-7 setelah embrio transfer. Rasa lelah ini bisa berlangsung hingga jelang persalinan. Selain itu, rasa lelah juga bisa disebabkan akibat rasa kantuk atau pusing pada awal-awal kehamilan ketika kadar progesteron Anda meningkat.

Umumnya, seorang wanita akan mengalami kelelahan ketika tiba waktunya untuk haid. Meskipun ini mungkin merupakan tanda keberhasilan transfer embrio, ini juga bisa menjadi salh satu efek dari obat kesuburan yang dia gunakan.

Peningkatan kadar progesteron adalah penyebab paling umum dari kelelahan – baik karena kehamilan atau obat hormon yang diresepkan oleh dokter Anda.

Terlambat menstruasi

Salah satu tanda transfer embrio berhasil adalah ketika terlambat menstruasi. Hal ini merupakan gejala umum awal kehamilan yang terjadi pada wanita. Jika Anda memiliki siklus menstruasi yang teratur dan mengalami terlambat menstruasi, maka Anda dapat segera melakukan pemeriksaan tes kehamilan.

Berapa lama embrio menempel setelah embrio transfer?

Apakah Program Bayi Tabung Pasti Berhasil?

Setelah Anda melakukan transfer embrio maka ada waktu 2 minggu menunggu setelah transfer embrio. Meski memiliki kesempatan berhasil yang cukup baik, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan program bayi tabung Anda gagal, seperti:

  • Respons tubuh Anda tidak sejalan dengan pengobatan selama program.
  • Usia sel telur bergantung pada usia ibu dan menjadi faktor kualitas dan kuantitas.
  • Kualitas embrio kurang baik.
  • Kelainan kromosom pada embrio.
  • Gaya hidup merokok, minum minuman keras, dan berat badan berlebih.
  • Disfungsi implantasi atau gagalnya penempelan embrio pada rahim.

Jika Anda ingin mencoba berbagai posisi tidur yang tepat pasca embrio transfer, Anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan terlebih dahulu agar lebih aman.

Bagaimana dengan pengalaman program hamil Ayah Bunda?

Berapa lama embrio menempel setelah embrio transfer?

Jadwalkan Konsultasi

Kami dengan senang hati akan mendiskusikan opsi finansial yang ada dan membantu menjawab pertanyaan Anda.

Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.

  1. Magann, Everett F. Dominant maternal sleep position influences site of placental implantation. Mil Med. 2002 Jan;167(1):67-9.
  2. American Pregnancy. Embryo Transfer
  3. Kim, Su-Mi; Kim, Jong-Soo. A Review of Mechanisms of Implantation. Dev Reprod. 2017 Dec; 21(4): 351–359. Published online 2017 Dec 31.
  4. Jeanmonod, Rebecca. Vaginal Bleeding. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.

Kapan embrio menempel setelah embrio transfer?

KOMPAS.com - Dalam melakukan program bayi tabung, ada periode tunggu selama 2 minggu untuk memastikan calon janin telah menempel dengan baik di rahim calon ibu. Periode tunggu setelah tindakan transfer embrio (embryo transfer/ET) biasanya juga disebut dengan Two Weeks Waiting (TWW).

Apa yang tidak boleh dilakukan setelah embrio transfer?

"Hal yang pasti harus dihindari sama sekali selama periode tunggu ini adalah merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol. Setelah transfer embrio, rokok dan alkohol dapat memberikan efek yang sangat merugikan pada perkembangan calon bayi," ujarnya.

Mengapa embrio tidak menempel?

Ada beragam penyebab embrio tidak bisa menempel di rahim. Faktor terbesarnya adalah kelainan kromosom. "Sekitar 60-70 persen karena kromosomnya tidak normal.

Apa yang terjadi setelah embrio transfer?

Gejala setelah embrio transfer selanjutnya adalah kram dan nyeri perut. Beberapa wanita usai menjalani transfer embrio pada IVF akan mengalami nyeri tajam atau menusuk. Nyeri ini mungkin bukan berasal dari implantasi tetapi lebih pada ovarium.