Berapa kali makan mie yang baik?

BolaStylo.com - Mie instan yang dikonsumsi dua kali seminggu ternyata bisa membawa dampak buruk yang mengerikan bagi para wanita.

Memiliki aneka rasa yang nikmat dan mudah dibuat, mie instan menjadi primadona yang disukai banyak orang di Indonesia.

Terlebih, mie instan memiliki harga terjangkau yang mudah dibeli siapapun dan cocok untuk menghemat budget.

Namun, di balik sederet kenikmatan dan keuntungan yang didapat dari mie instan, kamu juga harus berhati-hati pada bahayanya.

Sebaiknya, jangan terlalu sering mengonsumsi mie instan karena beberapa kandungan di dalamnya kurang baik jika dikonsumsi berlebihan dan terlalu sering.

Baca Juga: Hobi Makan Tempe? Siap-siap Dapatkan Deretan Hal Baik Ini

Salah satu contohnya, mie instan mengandung sodium yang cukup tinggi, sehingga dengan makan satu bungkus mie instan saja, kamu sudah mencukupi 85 persen garam.

Jika makan terlalu banyak mie dalam sehari, tubuh kamu bisa mengalami kelebihan gram yang jelas bisa membahayakan tubuh dalam jangka panjang.

Mengingat, kelebihan garam bisa berujung pada munculnya beberapa penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung, obesitas hingga diabetes.

Tak cuma itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr.Hyun Joo Shin di Amerika, kebanyakan makan mie instan juga buruk bagi para wanita.

Hasil studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition itu menyebutkan, wanita yang mengonsumsi mi instan dua kali atau lebih dalam seminggu akan berisiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan dengan yang tidak makan mie instan sama sekali.

Sindrom metabolik sendiri adalah akumulasi gangguan kesehatan yang muncul secara bersamaan.

Baca Juga: Viral! Temukan Khasiat Mengonsumsi Jambu Biji Untuk Ibu Hamil

Misalnya, terjadi peningkatan pada tekanan darah, gula darah, kolesterol hingga kelebihan lemak di sekitar pinggang.

Selain itu, kandungan MSG dalam mie juga buruk bagi sel-sel otak.

Sebuah studi menemukan jika MSG bisa menyebabkan pembengkakan dan kematian sel-sel otak dewasa.

Meski begitu, mie instan tetap boleh dikonsumsi asalkan tak dilakukan setiap hari.

Cukup satu kali seminggu rasanya sudah cukup untuk mengonsumsi mie instan.

Sementara itu, sat memasak mie instan disarankan mengkombinasikannya dengan makanan bergizi lain seperti telur dan sayur.

Sonora.ID - Makan mie instan adalah hobi bagi beberapa orang, karena memang rasanya yang cenderung nikmat dan harganya yang murah membuat banyak orang suka dengan makanan yang satu ini, terlebih pengolahannya yang juga sangat mudah.

Meski demikian, sudah diketahui juga bahwa mie instan adalah makanan olahan, sehingga konsumsinya perlu untuk dibatasi.

Kandungan pengawet di dalamnya dan minimnya nutrisi pun menjadi alasan yang membuat mie instan baiknya tidak dikonsumsi terlalu sering.

Bahkan dalam program KamuSehat di Radio Sonora FM, Dokter Santi di Medical Centre Kompas Gramedia menegaskan bahwa masyarakat Indonesia harus berhenti membuat ‘makan mie instan’ menjadi sebuah kebiasaan.

Pihaknya mengimbau agar makanan ini hanya dijadikan sebagai makanan darurat ketika tidak ada pilihan makanan lainnya.

“Makan mie instan itu jangan dijadikan kebiasaan, jadi itu dijadikan sebagai makanan darurat jika tidak punya cukup waktu untuk masak, atau dijadikan makanan rekreasi, atau comfort food, jangan dijadikan sebagai satu-satunya pilihan makanan utama,” tegasnya memaparkan.

Seperti disebutkan oleh Dokter Santi, mie instan masih tetap boleh dikonsumsi dengan kadar yang tidak berlebihan.

Berapa kali seminggu?

Pertanyaan satu ini kerap muncul untuk mengetahui batasan yang direkomendasikan oleh dokter untuk tetap bisa mengonsumsi mie instan dalam kadar ‘normal’.

KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi, mi instan bikin ketagihan. Sekali bikin, rasanya tidak cukup satu bungkus. Misalnya dalam seminggu makan mi instan lebih dari sekali.

Kalau dikalkulasi, dalam sebulan bisa saja mengonsumsi mi instan 5 kali atau lebih.

Baca juga: Sejarah Mi Instan, Diciptakan Supaya Orang Gampang Masak Mi

Nah, sebaiknya makan mi instan berapa kali dalam sebulan? Profesor dari Harvard dan ahli diet Mount Elizabeth Hospital menjelaskan terkait hal tersebut.

Makan mi instan 1-2 kali sebulan

Mi instan tak dianggap sebagai pengganti makanan, oleh karena itu tak ada saran rekomendasi jumlah konsumsi mi instan.

Hal tersebut disampaikan oleh ahli diet Mount Elizabeth Hospital Seow Vi Vien, seperti dikutip dari The Strait Times via Kompas.com.

Baca juga: Berapa Jumlah Konsumsi Mi Instan yang Direkomendasikan dalam Seminggu?

Namun menurut Vien, batas aman makan mi instan dalam seminggu adalah 1-2 kali. 

Sementara Dr. Frank B. Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard, merekomendasikan untuk konsumsi mi instan 1-2 kali dalam sebulan, melansir The New York Times via Kompas.com.

Makan mi instan beberapa kali dalam seminggu, kata dia, dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Dampak konsumsi mi instan

Berdasarkan Vien, mi instan mengandung banyak lemak, lemak jenuh, dan natrium. Sementara serta, protein, vitamin, dan mineralnya sedikit.

Dalam sebungkus mi instan lengkap dengan satu paket bumbu mengandung sampai 1.700 miligram natrium.

Jumlah tersebut 85 persen lebih banyak dari rekomendasi jumlah asupan natrium harian.

Menurutnya, konsumsi garam atau natrium yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke.

Kalau ada orang yang hanya makan mi instan saja tiap hari, ia akan mengalami kurang gizi seiring berjalannya waktu. Vien mengumpamakan konsumsi mi tersebut 3 kali sehari.

Pasalnya, mereka tidak mendapatkan jumlah nutrisi yang dibutuhkan seperti protein, vitamin, dan mineral guna mendukung kesehatan.

Berpengaruh lebih pada kesehatan wanita

Mi instan tampaknya cenderung lebih memengaruhi kesehatan wanita dibandingkan pria.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr. Hyun Joon Shin dari Baylor Heart and Vascular Hospital di Texas, pemimpin penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition.

Mengutip The Daily Mail via Kompas.com, penelitian tersebut difokuskan di Korea Selatan yang merupakan negara pemakan mi instan terbanyak di dunia.

Menurutnya, hal tersebut dapat dikaitkan dengan perbedaan biologis antara wanita dan pria dari segi hormon seks dan metabolisme.

Namun, penemuan tersebut kemungkinan karena wanita lebih mungkin melaporkan secara akurat apa yang dimakan setiap hari.

Faktor potensial lainnya dalam perbedaan gender tersebut adalah bahan kimia bernama bisphenol A (BPA) yang digunakan untuk mengemas mi dalam stirofoam.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA mengganggu cara hormon mengirim pesan melalui tubuh, khususnya estrogen.

Pernyataan Shin tersebut pun didukung oleh Hu yang menyampaikan bahwa efek kesehatan tersebut tak terlihat pada pria sebab wanita lebih rinci dalam melaporkan diet mereka.

Selain itu, efek kesehatan lebih terlihat pada wanita mungkin karena mereka lebih sensitif terhadap diet karbohidrat, natrium, dan lemak jenuh pasca-menopause.

Apakah boleh makan mie 3 kali sehari?

Akibat sering makan mi instan misalnya setiap hari atau bahkan tiga kali dalam sehari bisa membuat seseorang kekurangan gizi seiring berjalannya waktu. Pasalnya, mereka tidak mendapatkan jumlah nutrisi yang dibutuhkan seperti protein, vitamin, dan mineral guna mendukung kesehatan.

Berapa kali kita boleh makan mie?

Tidak ada aturan baku mengenai batasan konsumsi mi instant secara medis. Mengutip alodokter.com, Senin (23/5/2022), sebaiknya tidak terlalu sering mengonsumsi makanan ini karena dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti misalnya gangguan pencernaan, kurang nutrisi, hingga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

Apa yang terjadi jika sering makan mie?

Mengonsumsi mi instan dalam jumlah porsi yang banyak dapat menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala. Hal ini disebabkan oleh kandungan garam serta MSG yang terkandung dalam mie instan. Mengonsumsi MSG secara berlebihan dapat menyebabkan sakit kepala dari yang terbilang ringan hingga yang cukup parah.

Apakah boleh makan mie sehari sekali?

Mengonsumsi mi instan setiap hari juga dapat menyebabkan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah beberapa kondisi gangguan kesehatan yang terjadi bersamaan dan dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, hingga stroke.