4.2.1.1. Pengertian Peta Laut : Peta secara umum diartikan sebagai suatu denah jaringan sebagai hasil pemindahan bentuk dari permukaan bumi atau sebagian dari permukaan bumi ke atas suatu bidang datar. Peta Laut ialah peta yang digunakan untuk pelayaran. Oleh karena itu hal-hal yang tergambar dalam peta laut yaitu keadaan topografi yang berada di laut dan sekitar pantai yang menjadi patokan navigasi, misalnya kedalaman laut, suar dan tabiatnya, bentuk-bentuk pantai, dasar laut, gunung yang kelihatan dari laut, dan lain sebagainya. Peta laut pada umumnya dikeluarkan oleh Dinas Hidrographi dari tiap-tiap negara. Di Indonesia dikeluarkan oleh Dinas Hidro-Oseanografi TNI-Angkatan Laut Di Inggris oleh B.A (British Admiralty). Di Amerika dikeluarkan oleh DMAHTC (Deffence Mapping Agency Hidrographic/Topographic Center) atau oleh NOS (National Ocean Service), Kanada dikeluarkan oleh Canadian Hidrographic Service of Canada. Jepang di keluarkan oleh Hydrographic Department of the Maritime Safety Agency dan dicetak oleh Japan Hydrographic Association. Bila menggunakan peta luar negeri maka singkatan-singkatan yang tercantum di dalam peta dapat diambil keterangannya di buku petunjuk yang dikeluarkan oleh Organisasi Hidrografi Internasional (I.H.O = International Hydrographic Organization) yang berkedudukan di Monaco. Indonesia juga merupakan salah satu negara anggota I.H.O. Pada umumnya pada pelayaran Internasional menggunakan peta-peta yang dikeluarkan oleh B.A atau DMAHTC. Map adalah gambaran dua dimensi dari data yang dipilih. Sebuah map adalah suatu cara untuk menunjukkan suatu permukaan yang digambarkan pada suatu lembar kertas. Ciri-ciri sebuah map harus menunjukkan tentang : jarak, arah . ukuran, dan bentuk. 4.2.1.2. Proyeksi Peta Proyeksi peta adalah metode untuk menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi (bulat dan steroid) pada sebuah bidang datar. Kategori proyeksi peta:
Gambar 21: Proyeksi Selinder Proyeksi selinder ada 3 macam yaitu :
Disini digunakan suatu bidang singgung pada globe menurut pengaturan tertentu, titik-titik pada globe digambarkan pada bidang datar. Titik singgungnya dapat dipilih di kutub, atau di suatu titik pada katulistiwa atau di sembarangan titik singgung, yaitu :
Gambar 22: Proyeksi kutub Gambar 23: Proyeksi katulistiwa Gambar 24: Proyeksi gnomonic miring Jika proyeksi berasal dari titik pusat globe maka proyeksi ini disebut proyeksi Gnomonik. X = titik singgung (point of tangency)
Gambar 25: Proyeksi kerucut 4.2.1.3 .Peta laut Untuk kepentingan berlayar pada umumnya maka syarat-syarat yang harus dipenuhi peta laut yaitu sebagai berikut :
Beberapa istilah dalam kaitannya dengan penggunaan peta :
Untuk kepentingan navigasi sehari-hari, ditentukan bahwa sebuah peta :
Gambar 26 : Garis dari titik A ke titik B merupakan garis Loxodrom (Rumb line) 4.2.1.4. Peta mercator Peta Mercator disebut juga peta bertumbuh atau peta lintang bertumbuh. Diketemukan oleh seorang ahli cartografi bangsa Jerman yang bernama Gerardus Mercator, dalam bahasa Latin Mercator artinya merchant = niaga. Peta Mercator yang pertama diterbitkan pada tahun 1569, yang didasarkan pada proyeksi silinder dengan lingkaran singgungnya pada katulistiwa. Pada peta Mercator terdapat :
Peta pada konstruksi Mercator (proyeksi silinder) lengkap memenuhi syarat untuk kepentingan navigasi (pada (a) dan (b) serta untuk lintang yang tidak terlampau tinggi dan lebar lintang yang tidak terlampau luas, juga memenuhi syarat pada (c), sebagaimana disebutkan diatas. Gambar 27 : Contoh jarak antara garis-garis jajar pada sebuah peta Mercator di dunia. Secara internasional telah disepakati bahwa peta-peta laut dengan skala lebih kecil dari 1 : 50.000 dibuat dalam konstruksi Mercator ( 1 mil ≠ 37 mm) Untuk peta-peta khusus (misalnya peta lingkaran besar dan peta navigasi kutub) serta untuk peta-peta dengan skala lebih besar, dapat dilaksanakan dengan proyeksi lain ialah proyeksi gnomonik. Peta dalam penggunaanya dapat dibedakan sebagai berikut :
Gambar 28 : Bentuk Derajah dan Jajar di bumi dan di peta Mercator 1) Membaca Peta Mercator Membaca peta Mercator dari proyeksi bumi dalam peta harus diperhatikan bahwa jarak antara jajar-jajar akan bertambah bila jajar-jajar makin jauh dari katulistiwa. Makin jauh dari katulistiwa makin besar jaraknya dan gejala ini menyebabkan bahwa apa yang terdapat dalam jajar-jajar akan turut mengembang, sedangkan jajar-jajar pada peta adalah sama panjang biarpun terletak pada lintang yang berbeda. Daerah-daerah yang seharusnya bertemu pada kutub-kutub dalam peta akan berbentuk garis lurus yang sejajar dan terletak pada jarak yang sama. Gejala ini menyebabkan pelebaran ke segala arah sehingga bahagian dari bumi yang terletak pada lintang yang lebih tinggi kelihatannya lebih besar dari bahagian bumi yang terletak di katulistiwa. 4.2.1.5. Skala peta Skala adalah perbandingan dari satu satuan panjang di peta terhadap panjang yang sebenarnya di permukaan bumi. Besarnya penyebut menentukan besarnya skala, sehingga skala dari 1 : 1.000.000 lebih kecil dari skala 1 : 500.000. Peta-peta yang melukiskan daerah yang kecil mempunyai skala yang besar dan peta-peta yang melukiskan daerah yang luas atau sebagian dari muka bumi mempunyai skala yang kecil. Sebuah peta dengan skala yang besar memiliki angka penyebut yang kecil misalnya 1:500 atau 1/500. Sebuah peta dengan skala yang kecil memiliki angka penyebut yang besar misalnya 1:250,000 Gambar 29 : Contoh perbandingan skala dan luas daerah yang dipetakan menurut skala Jumlah informasi yang tercantum dalam sebuah peta tergantung bukan hanya ukuran besarnya peta, tetapi juga tergantung dari luasnya daerah yang dipetakan. Lebih besar luas daerah yang dipetakan, maka lebih sedikit jumlah informasi navigasi yang tercantum dalam peta. Lebih kecil daerah yang dipetakan, maka lebih besar jumlah informasi navigasi yang terdapat dalam peta. Dengan kata lain lebih besar skala peta maka lebih besar jumlah informasi navigasi yang terdapat dalam peta. Gambar 30: Contoh sebuah peta dengan skala kecil Sebuah peta dengan skala 1:10,000,000 dianggap peta dengan skala kecil (small scale) bila dibandingkan dengan peta skala 1:1,000. Pada gambar 30 diatas merupakan sebuah peta dengan skala kecil karena tidak menunjukkan keterangan yang detail. Peta ini menunjukkan daerah yang luas (seluruh dunia) yang memiliki skala kecil misalnya 1 mil di peta berbanding dengan jutaan mil di bumi..
Untuk menyatakan skala ada beberapa cara penyebutan yang dipakai :
.
Pada peta-peta Amerika dan beberapa peta Inggris juga ada sebutan ”scale in inches” ini menunjukkan bahwa satu mil laut atau satu derajat di peta besarnya sekian inci, dan ini adanya di lintang pertengahan (mid latitude). Contoh tertulis 1 m = 3 inches berarti bahwa 1 mil di peta adalah sama dengan 3 inci, atau tertulis 1 d = 0,4 inches ini berarti bahwa satu derajat di peta = 0,4 inci ( inci = 2,54 cm).
2). Pembagian peta menurut skalanya :
Peta Samudera, peta pantai dan peta rencana dicetak dengan garis bentuk kisi-kisi, dipergunakan untuk menentukan posisi yang diperoleh dari peralatan navigasi elektronik, misalnya : Decca, Omega dan Loran.
Keterangan peta bertumbuh (konstruksi Mercator)
Pada jarak-jarak inilah jajar-jajar tersebut harus ditarik seperti pada gambar 31 berikut : Gambar 31 : Ilustrasi perhitungan panjang 1’ lintang pada lintang dekat katulistiwa Konstruksi Mercator berdasarkan proyeksi silinder Gambar 32 : Proyeksi peta mercator Gambar 33 : Proyeksi Silinder Unsur-unsur di bumi dan peta Mercator
4.2.1.6. Peta bertumbuh Peta bertumbuh adalah peta laut dimana semua menit jajar = 1’ katulistiwa dan semua menit derajah = 1’ katulistiwa x secans lintangnya. Jarak antara jajar pada lintang φ sampai katulistiwa di peta bertumbuh adalah secara mendekati. (Secans 00 1’ + secans 00 2’ + secans 00 3’ + ….. + secans φ) x 1’ katutlistiwa.) Lintang bertumbuh Lintang bertumbuh didapati pada pengukuran lintang di dalam peta bertumbuh yang diukur dengan menit-menit katulistiwa, dengan demikian kita akan mendapakan : Lintang bertumbuh (LB) φ = (secans 00 1’ + secans 00 2’ + secans 00 3’ + ….. + secans φ) x 1’ katulistiwa a). Loxodrom pada peta bertumbuh Pada bola bumi, loxodrom membentuk sudut-sudut yang sama dengan semua derajah. Sudut-sudut tersebut beralih tanpa perubahan di dalam peta bertumbuh. Jadi di dalam peta, loxodrom membentuk sudut-sudut yang sama dengan derajah, karena derajah-derajah adalah garis-garis lurus yang sejajar satu sama lain.Loxodrom terlukis sebagai garis lurus seperti terlihat pada gambar berikut ini. Gambar 34 : Garis loxodrom pada sebuah peta Gambar 35 : Garis loxodrom pada bola bumi b). Lingkaran besar pada peta bertumbuh Apabila kita mengikuti lingkaran besar pada bola bumi, maka kita dapati bahwa sudut-sudut haluan (dihitung senama dengan lintang dan Δ bujur) selalu menjadi lebih besar. Karena di dalam peta bertumbuh hal ini harus pula demikian, sedangkan derajah-derajah berjalan sejajar, maka gambaran lingkaran besar di dalam peta bertumbuh terlukis sebagai garis lengkung dengan sisi cekungnya ke arah katulistiwa. (lihat gambar 36) Gambar 36 : Ilustrasi garis lingkaran besar pada bola bumi Gambar 37 : Ilustrasi lingkaran besar melengkung ke arah katulistiwa Gambar 38 : Garis lingkaran besar berbentuk lengkung ke arah katulistiwa di atas peta. 4.2.1.7. Peta lintang menengah Peta lintang menengah adalah peta laut dimana semua menit jajar = 1’ kat, dan semua menit derajah = 1’kat x sec lm. Peta lintang menengah merupakan peta hasil proyeksi selinder dimana lintang menengahnya berada diantara 0o dan dibawah 20o U/S. Konform hanya pada lintang menengah, dianggap cukup konform dekat lintang menengah. Dibandingkan dengan bola bumi, dimana skalanya sama dengan skala disepanjang lintang menengah pada jajar di peta, maka
Gambar 39 : Perhitungan nilai 1’ pada Peta Lintang Menengah (LM) dan Peta Lintang Bertumbuh (LB) Akibatnya :
di dekat lintang menengah (lm) : tidak berubah diatas lintang menengah : terlampau besar di bawah lintang menengah : terlampau kecil.
di dekat lintang menengah : menjadi lingkaran di atas lintang menengah : menjadi elips, dengan poros panjang pada jajar di bawah lintang menengah : menjadi elips dengan poros panjang pada derajah. Pembatasan Peta lintang menengah Apabila kesalahan dalam sudut haluan dikehendaki agar <½0 maka:
Gambar 40: Ilustrasi perhitungan LM berdasarkan lintang tolak dan tiba Pembuktian: Tangens 45½0 = M secan x lintang M x secan Lintang menengah Jadi secan lintang = tangen 45½0 x secan Lintang menengah 4.2.1.8. Peta datar Peta datar yaitu peta lintang menengah dengan katulistiwa sebagai lintang menengahnya. Konstruksi peta datar berupa jaringan peta. Jaringan peta adalah gambaran derajah-derajah dan jajar-jajar di dalam peta terdiri atas garis-garis lurus yang saling memotong tegak lurus Jaringan peta selalu berpindah dalam peta, tanpa mengalami perubahan. Oleh karena permukaan bola bumi itu tidak dapat dibuka, maka sebuah peta tidak dapat memberikan gambaran yang sebenarnya dalam segala hal. Misalkan dalam peta, derajah-derajah dan jajar-jajar ditarik setiap ½0 maka jaringan pada peta terjadi sebagai berikut :
. 4.2.1.9. Menggunakan katalog peta Indonesia Katalog peta memuat keterangan mengenai peta-peta dan buku-buku yang diterbitkan oleh Dinas Hidro-Oseanografi TNI-Angkatan Laut. Dalam sebuah Katalog Peta memuat tentang :
Peta diperbarui atau edisi baru adalah catatan ulang dari suatu peta yang dikoreksi menurut BPI, juga telah mengalami perubahan tentang hal-hal yang penting sehingga cetakan sebelumnya tidak berlaku lagi. Ditulis diluar batas bawah pada jarak kurang lebih ¼ ukuran timur-barat peta dari sudut kanan bawah dengan keterangan “Pengeluaran kedua” (atau ketiga, danseterusnya) diikuti bulan dan tahun (lihat contoh pada gambar 41: “Pengeluaran keenam tahun 2007). Nomor BPI terakhir yang digunakan untuk mengoreksi peta dituliskan di luar batas bawah di sudut kiri bawah (lihat contoh pada gambar 41). Ukuran peta dalam mm, dituliskan diluar batas bawah di sebelah kiri nomor peta. Angka-angka pertama menunjukkan ukuran timur – barat, angka-angka kedua ukuran utara – selatan, antara garis-garis pembagian derajat yang di dalam. Ukuran ini ditentukan berdasarkan hitungan tetapi ukuran lembar peta yang ada, mungkin berubah karena kondisi cuaca (lihat contoh gambar 42)
Gambar 41 : Contoh keterangan tepi kanan bawah peta Gambar 42 : Contoh keterangan pada tepi bawah bagian tengah peta Gambar 43 : Contoh keterangan koreksi sebuah “tertulis pada tepi bawah peta sebelah kiri”. Gambar 44 berikut ini sebagai contoh peta terbitan luar negeri (Amerika) yang bisa anda gunakan dalam pelayaran memasuki wilayah perairan negara yang bersangkutan. Gambar 44 : Beberapa keterangan peta yang tercantum dalam sebuah peta terbitan Amerika Perbedaan dan penggunaan skala lintang dan skala bujur pada peta Mercator, diuraikan sebagai berikut :
4.2.1.10. Menggunakan Peta Nomor 1. Peta nomor 1 merupakan salah satu publikasi navigasi yang digunakan untuk mengartikan symbol-simbol dan singkatan-singkatan yang tercantum dalam peta laut sehingga membantu para pelaut menggunakan peta di lokasi tersebut saat berlayar. Tujuannya penggunaan peta nomor 1 adalah agar memakai peta secara benar sehingga dapat melakukan pelayaran dengan aman dan selamat bagi awak kapal, kapal, muatan dan keselamatan lingkungan. Peta nomor 1 memuat tentang data symbol-simbol dan singkatan-singkatan beserta artinya yang lengkap dalam dua bahasa (bilingual) yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sehingga dapat digunakan secara internasional. Gambar 45 berikut ini adalah contoh cover depan sebuah peta nomor 1 untuk wilayah Republik Indonesia. Gambar 45: Contoh cover peta nomor 1 Isi sebuah peta nomor 1 terdiri dari halaman-halaman sebagai berikut :
Gambar 46: Skema susunan peta Internasional yang digunakan pada peta terbitan Indonesia Keterangan gambar 46 :
Mengikuti skema susunan peta internasional yang diterapkan secara standar internasional maka untuk peta-peta terbitan Indonesia pada nomor 86 (nomor nasional) dengan nomor INT 5752 lokasi Pelabuhan Tanjung Priok, dapat kita bandingkan dengan skema susunan peta yang diterbitkan oleh Amerika pada peta nomor nasional 412 dengan nomor INT 500 lokasi Cook Inlet seperti pada gambar 47 berikut ini. Gambar 47: Contoh beberapa keterangan yang ada pada sebuah peta terbitan Amerika. Keterangan gambar 47:
Logo : Pada contoh terdapat logo penerbit dan logo Organisasi Hidrografi Internasional (IHO), ini menunjukkan bahwa peta nasional ini juga peta lnternasional. Jika memproduksi peta dari negara lain (faksimile), maka susunan logo adalah yang membuat (kiri), peneliti (tengah) dan IHO (kanan)
4.2.1.11.Contoh beberapa simbol peta pelayaran & singkatan (Nautical Chart Symbols, Abbreviations). Catatan : Simbol-simbol dan singkatan-singkatan yang lengkap dapat dibaca pada peta Nomor 1 Indonesia.
Credit : Dinas Hidro Oceanografi
Credit : Dinas Hidro Oceanografi
|