Beberapa karakter dasar yang perlu kita miliki untuk pelayan Tuhan dan sesama sebagai berikut

Karakter sebagai pelayan sejati ~ Dunia mengukur kebesaran dari segi kuasa, harta, martabat dan kedudukan. Memang memiliki kekuasaan itu tidak dosa, mempunyai harta itu baik, memiliki martabat juga hal itu tidak salah dan mendapat kedudukan tidak masalah. Namun, ketika semua itu dijadikan tolok ukur sebuah kebesaran, hal itulah menjadi masalah. Tetapi Yesus mengukur kebesaran dari segi pelayanan. Allah menentukan kebesaran kita berdasarkan banyaknya orang yang kita layani, bukan berdasarkan banyaknya orang yang melayani kita. Bagi Yesus, memiliki hati seorang pelayan jauh lebih penting. Tanpa hati seorang pelayan, kita akan tergoda untuk menyalahgunakan pelayanan bagi kepentingan dan tujuan pribadi.

Apa Dasar Teologis Bagi Seorang Pelayan Sejati?

“Karena Anak Manusia juga datang bukan utk dilayani, melainkan untuk melayani dan utk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”
Markus 10:45. Landasan teologis bagi seorang pelayan sejati ialah Yesus Kristus yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Melayani dan pengorbanan merupakan karakter yang harus ada dalam diri seorang pelayan sejati. Teladan kita ialah Yesus yang harus kita ikuti.

Apa Saja Ciri Karakter  Seorang Pelayan Sejati?

1. MEMBERI Diri Untuk Melayani 

“...Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” Markus 10:43b. “Jika kita hanya melayani ketika pelayanan itu menyenangkan bagi kita, maka kita bukanlah seorang pelayan sejati”. “Pelayan sejati melakukan apa yang diperlukan, bahkan ketika pelayanan itu terasa menyakitkan”. “Pelayan sejati menerima pelayanan sebagai penugasan ilahi dan senang, bersukacita dan bersyukur atas kesempatan melayani”.

Beberapa karakter dasar yang perlu kita miliki untuk pelayan Tuhan dan sesama sebagai berikut


2. MEMBERI Perhatian Terhadap Pelayanan

       “Krn itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kpd semua orang, tetapi terutama kpd kawan-kawan kita seiman” Galatia 6:10. Pelayan sejati ketika melihat ada kebutuhan dalam pelayanan selalu siap untuk menolong.

       Bila Allah menempatkan seseorang yang membutuhkan pertolongan di jalan hidup kita, Dia sedang memberi kita kesempatan untuk bertumbuh di dalam pelayanan.

John Wesley: “Kerjakan semua hal baik yang Anda bisa, dengan semua sarana yang Anda bisa, dengan semua cara yang Anda bisa, di semua tempat yang Anda bisa, pada semua waktu yang Anda bisa, kepada semua orang yang Anda bisa, sepanjang Anda bisa”. William Carey: “Mengharapkan perkara-perkara yang besar dari Allah. Mengusahakan perkara-perkara yang besar bagi Allah”. “Tuhan Yesus berharap agar kita melakukan apa yang kita bisa, dengan apa yang kita miliki dan dimanapun kita berada”. “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kpd salah seorg yg kecil ini, krn ia murid-Ku, Aku berkata kpdmu: Sesungguhnya ia tdk akan kehilangan upahnya dr pdnya” Matius 10:42.

3. MEMBERI Diri Tetap Setia &  Rendah Hati

“Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” Matius 25:23

“Kesetiaan selalu menjadi sifat yang langkah dari hidup banyak orang”. Karakter itupun mulai tergerus dari kehidupan para pelayan di gereja. Karakter pelayan sejati tetap setia melayani selama mereka hidup. Allah sudah berjanji untuk memberi upah kepada pelayan yang setia kini dan dalam kekekalan. Pelayan sejati tidak melayani untuk mendapat penghargaan dari orang lain. Mereka hidup untuk dipandang dan dihargai Allah. Jangan kecil hati bila pelayanan Anda tidak dihargai, tidak dianggap dan tidak diperhitungkan. Tetaplah melayani Allah. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” - 1 Korintus 15:58.

Melayani Tuhan membutuhkan karakter yang Alkitabiah. Yesus Kristus adalah teladan utama kita dalam melayani. Yang dituntut dari kita ialah: pertama, memberi diri untuk melayani Tuhan dengan melayani sesama; kedua, memberi perhatian terhadap pelayanan yang membutuhkan partisipasi kita; ketiga, memberi diri untuk tetap setia dan rendah hati dalam pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita.


SIFAT DAN KARAKTER SEORANG PELAYAN TUHAN

Pdp. Yohanes Sigit, S.Th.

Pembacaan  Alkitab :

Matius 20:25-28 

20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.

20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,

20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;

20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

MENJADI PELAYAN :

-    Konsep menjadi terbesar menurut Yesus berbanding terbalik dengan konsep dunia (ay 25)

-    Menjadi terbesar harus dimulai dari memiliki sifat rendah hati sebagai pelayan (di atas hamba/budak)

-    Menjadi terkemuka harus menjadi hamba (di bawah pelayan)

                 - hamba : doulos : budak

                 - abdi dalem Keraton Yogyakarta

-    Menjadi pelayan dan hamba merupakan panggilan yang dicontohkan oleh Yesus sebagai Anak Manusia yang datang ke dunia untuk melayani

-    Sifat manusia lebih suka dilayani, tetapi tugas dan panggilan kita adalah melayani Tuhan dan sesama

-    Kristus datang untuk melayani demikian kita juga dipanggil untuk melayani

-    Melayani tidak selalu harus menjadi Pdt atau Misionaris. Karena melayani yang sejati merupakan jati diri dan gaya hidup dan bukan karena jabatan sebagai pelayan di gereja.

-    Melayani adalah memberi bahkan memberi nyawa/hidupnya

Sifat Pelayan Tuhan Yang Sejati

Filipi 2:1-11

2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,

2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,

2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Ada 4 Sifat Pelayan Tuhan :

Pertama : Mendahulukan Kepentingan Orang Lain

(ayat 3 dan 4 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; 2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.)

PELAJARAN :

1. Yesus berkorban untuk manusia dengan melepaskan kepentingan DiriNya sendiri.

   Inisiatif penyelamatan berasal dari Allah.

2. Karakter melayani adalah jati diri sedangkan jenis pelayanan hanya alat untuk melayani dalam gereja.

3. Pelayanan yang sejati akan teruji kemurniannya saat dilakukan kepada orang yang tidak bisa membalas apa yang kita lakukan.

   Tetapi beberapa orang melayani dengan keinginan mendapat upah/imbalan.

   Matius 6:2-4  Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.

Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

4. Pekerjaan melayani dikerjakan terus menerus tidak tergantung apakah sedang menjabat sebuah pelayanan atau tidak karena merupakan sifat/karakter yang melekat dalam diri seseorang yang berhati pelayanan sejati.

   Jabatan pelayan hanya sebatas tugas/jobdesc/jadwal, tetapi sifat akan dibawa sampai mati.

   osi -- lakukan tindakan melayani kapanpun dan dimanapun.

 Kedua : Rela Melepaskan Hak

(ayat 5-7 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.)

PELAJARAN :

1. Pikiran dan perasaan seorang pelayan sejati adalah pikiran dan pikiran sebagai seorang "hamba"yang tetap melayani.

Yesus melepaskan hak Nya sebagai pemilik Kerajaan Surga untuk menjadi miskin.

2. Melepaskan hak atau menuntut hak merupakan bukti perbedaan seseorang yang berhati pelayan (hamba) atau berhati tuan.

3. Mitchel Angelo dikagumi sebagai pemahat hebat. tetapi dia mengatakan bhw ""yang hebat bukanlah saya, tetapi batunyalah yang indah, saya hanya memahat kecil dari batu tersebut.

Mazmur 133:1-3  Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.

Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Ketiga : Berani dan Rela Berkorban

(ayat 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

PELAJARAN :

1. Kebanyakan orang mau memberi sedikit saja, tapi kalau sampai berkorban lebih ya nanti dulu, karena melayani adalah sukarela : kalau suka ya rela, kalau nggak suka ya nggak rela.

2. Di Suriname beberapa Misionaris rela menjadi budak perkebunan demi menginjili budak2 perkebunan.

Keempat : Berorientasi Memuliakan Allah

(ayat 9-11 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,  2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

PELAJARAN :

3. Jangan pernah ada kata""untung ada saya , semua karena saya, dll.

4. Seorang tukang bangunan tidak lebih besar namanya dibanding seorang Kontraktor atau seorang Ir Bangunan, tetapi hal ini tidak pernah menjadi bahan kekecewaan bagi para tukang bangunan tersebut.

Baca :

Lukas 17:10  Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

A M I N