Apa yang dimaksud dengan SARA dan berikan contohnya?

SARA (Suku, Ras, Agama, dan Antar Golongan) adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Tindakan ini dianggap melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia.

Apa contoh sara?

Contoh lain dari kasus SARA adalah Kerusuhan Mei 1998. Kerusuhan ini merupakan kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei-15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota Jakarta dan juga terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia. Banyak sasaran perusakan adalah milik etnis Tionghoa.12 Jan 2019

Jika kita melihat pengertian lain dari SARA, SARA bisa berarti tindakan yang didasarkan oleh pandangan atas dasar kesukuan, agama, ras dan antargolongan. Contohnya : Seseorang yang menghina suku lain. Seseorang yang mengaitkan ciri negatif pada suku tertentu (streotif).

Apakah yang dimaksud dengan SARA itu?

Selanjutnya, SARA merupakan akronim (singkatan) dari empat kata: Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan. Keempat kata tersebut menjadi bagian tak terpisahkan yang selalu hadir dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya masyarakat.9 Apr 2020

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sara?

Sebagai sesuatu yang bersifat fitrah/given/alamiah, SARA adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan dari panggung politik serta merupakan kehendak alamiah dari subyek yang memiliki identitas untuk membawa dan mempertaruhkan identitas yang melekat pada dirinya dalam ruang politik.

5 Apa kepanjangan dari Sara dan mengapa kita tidak boleh menyebarkan informasi yg mengandung unsur SARA?

Kepanjangan dari SARA adalah SUKU, AGAMA, RAS & ANTARGOLONGAN. Yang dimaksud dengan SARA ini adalah kelompok-kelompok yang hidup di masyarakat berdasarkan pada latar belakangnya seperti asal sukunya, agamanya, rasnya atau golongannya.18 Des 2019

Kapanlagi.com - Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman. Oleh karena itu, SARA menjadi isu penting yang selalu disebut saat membicarakan identitas warga negara Indonesia. Sayangnya, arti SARA belum dipahami secara sepenuhnya.

Bahkan, ada pula pemahaman salah kaprah mengenai arti SARA yang berkembang di masyarakat. Hal ini menimbulkan kesan bahwa SARA merupakan sesuatu yang penuh sentimen negatif.

Padahal, arti SARA merujuk pada suatu hal yang netral, yakni suku, agama, ras, dan antargolongan. Nah, jika kalian tertarik untuk memahami arti SARA lebih dalam, yuk langsung simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Apa yang dimaksud dengan SARA dan berikan contohnya?

Arti SARA bisa dipahami sebagai suku, agama, ras, dan antargolongan. Akronim ini sudah sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Kalian bisa menemukannya dengan mudah di tayangan TV, berita media cetak, buku, sekolah, hingga obrolan di tongkrongan. Sebenarnya, SARA merupakan istilah yang netral. Namun, SARA juga sering dianggap isu sensitif yang cukup sering dianggap sebagai penyebab dari suatu konflik.

Padahal, suku, agama, ras, dan antargolongan menjadi realitas sosial yang tidak bisa dielakkan dalam kehidupan bermasyarakat, baik modern maupun tradisional. Meski begitu, SARA masih sering dipandang dengan pikiran sentimen mengenai identitas diri yang menyangkut soal keturunan, agama, kesukuan, kebangsaan, dan golongan.

Apa yang dimaksud dengan SARA dan berikan contohnya?

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa arti SARA sebenarnya merujuk pada hal yang netral. Namun, selama ini ada pemahaman yang salah kaprah melalui kalimat "tidak mengandung SARA". Kaliat tersebut biasanya ditemukan pada sebuah aturan atau ketentuan. Misalnya, pada ketentuan lomba. Melalui kalimat tersebut, SARA terasa sebagai istilah yang begitu sensitif.

Ketentuan seperti itu bisa menumbuhkan pemahaman bahwa segala sesuatu yang mengandung suku, agama, ras, dan antargolongan merupakan sesuatu yang negatif dan perlu dihindari. Padahal, sekali lagi, berbagai aspek yang disebutkan itu sudah menjadi sesuatu yang melekat pada kehidupan bermasyarakat.

Lama-kelamaan, SARA justru identik dengan konflik. Frasa "mengandung SARA" menjadi salah kaprah jika diidentikkan dengan perpecahan, pertentangan, permusuhan, perselisihan, dan sebagainya. Bukan menghindari hal tersebut, justru setiap orang perlu menanamkan sikap saling menghormati agar tetap bisa bersatu di tengah banyak perbedaan yang ada.

Artinya, penggunaan frasa "mengandung SARA" dalam komunikasi sehari-hari perlu diubah. Mengandung SARA secara netral dan tanpa pandangan sentimen itu boleh. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah "menyinggung SARA" atau "mempertentangkan SARA".

Apa yang dimaksud dengan SARA dan berikan contohnya?

Selain memahami arti SARA, kalian juga perlu mengetahui tindakan yang menyinggung atau mempertentangkan SARA. Hal ini perlu diketahui agar kalian bisa menghindarinya saat berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut ini, terdapat penjelasan tiga kategori tindakan yang menyinggung SARA untuk kalian simak.

Individual: Tindakan yang bersifat menyerang, melecehkan, mendiskriminasi, atau menghina golongan lainnya. Tindakan ini dilakukan oleh individu atau golongan.

Institusional: Tindakan yang dilakukan oleh institusi atau pemerintah melalui aturan atau kebijakan yang bersifat diskriminatif bagi SARA.

Kultural: Tindakan penyebaran tradisi atau ide-ide yang bersifat diskriminatif antar golongan.

Tindakan di atas jelas harus dicegah karena dapat menimbulkan kebencian dan berujung pada konflik. Terdapat contoh tindakan yang menyinggung SARA dan berujung konflik di Indonesia. Salah satunya adalah Kerusuhan Mei 1998. Konflik ini berujung pada kekerasan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi pada 13 Mei-15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota Jakarta dan juga terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia. Banyak sasaran perusakan adalah bangunan milik etnis Tionghoa. Selain itu, ada pula kasus kekerasan seksual yang dialami perempuan Tionghoa.

Selanjutnya, ada pula tindakan menyinggung SARA yang terjadi melalui media sosial. Berita mengenai terkuaknya kasus sindikat penebar ujaran kebencian bernama Saracen cukup menggemparkan. Sindikat Saracen ini terbongkar pada pertengahan 2017 lalu. Dipimpin oleh Jasriadi, jaringan ini ternyata telah memproduksi dan menyebarkan konten kebencian SARA sejak November 2015. Mereka memproduksi konten, seperti meme, narasi, gambar, hingga berita hoaks secara bersama-sama melalui ratusan ribu akun.

Apa yang dimaksud dengan SARA dan berikan contohnya?

Melalui penjelasan tentang arti SARA hingga tindakan yang menyinggung di atas, wajar jika kalian mulai berpikir tentang cara mencegah konflik yang mungkin terjadi. Ada beberapa upaya yang bisa kalian lakukan, antara lain:

1. Memahami Adanya Perlindungan Bagi Hak Warga Negara

Sebagai negara hukum, Indonesia juga menjamin akan memberikan perlindungan pada semua hak yang dimiliki warga negara. Contohnya, kalian bisa melihat Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945, pasal 28 E. Berdasarkan Undang-Undang, Indonesia memberikan kebebasan pada masyarakatnya untuk memeluk agama dan beribadah sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing.

2. Saling Menghargai dan Menghormati Keberagaman

Sikap yang bisa kalian terapkan antara lain:

- Menghormati dan menghargai orang yang memiliki suku, budaya, asal daerah, agama, atau golongan yang berbeda dari kita.

- Bergaul dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang suku, budaya, agama, dan golongan.

- Mau mengenal dan mempelajari kebudayaan dan adat dari daerah lain.

3. Tidak Menyimpan Prasangka Buruk pada Orang Lain yang Berbeda

Seperti yang sudah diketahui, Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang beragam. Nah, setiap orang tidak boleh memiliki prasangka buruk pada orang atau kelompok yang berbeda.

4. Mengamalkan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan

Berikut ini terdapat beberapa contoh sikap pengamalan nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang bisa kalian terapkan.

- Menguatkan dan mengembangkan prinsip Bhineka Tunggal Ika.

- Meningkatkan rasa kekeluargaan, kebersamaan, musyawarah, gotong royong, dan lain-lain.

- Menghindari sifat atau pandangan yang bisa memicu konflik, misalnya egoisme, ekstremisme, etnosentrisme, fanatisme, dan sebagainya.

Nah, KLovers, itulah penjelasan mengenai arti SARA beserta informasi tentang tindakan menyinggung yang perlu kalian hindari.

Yuk, lihat juga

Apa yang dimaksud dengan SARA dan berikan contohnya?
Ilustrasi Pancasila. ©2016 Merdeka.com

JATIM | 7 September 2020 18:55 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Isu SARA adalah salah satu isu yang sedang berkembang dengan pesat di Indonesia belakangan ini. Kepanjangan SARA yaitu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan telah menjadi salah satu pokok konflik sosial yang rupanya sangat sensitif bagi sebagian besar publik. Salah satu alasannya adalah karena multikulturalisme yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Keberagaman suku, ras, dan agama menjadi isu sensitif semenjak praktik politik identitas mulai digunakan oleh para elit politik dalam kampanye-kampanyenya. Mobilisasi massa menggunakan konten SARA dirasa menjadi salah satu jalan tercepat dan termudah untuk menarik simpati dan dukungan. Dan pada praktiknya, hal ini memberikan hasil yang cukup signifikan.

Berikut adalah pengertian dari kepanjangan SARA dan bagaimana perkembangannya dalam kehidupan sosial masyarakat.

2 dari 4 halaman

Mengutip dari Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada oleh Heru Nugroho, kepanjangan SARA merupakan akronim dari Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan, yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

Dalam konsep SARA ada pengertian konflik horisontal yang dimotori oleh suku, agama dan ras dan juga konflik vertikal yang bersumber pada perbedaan "ekonomi-politik" antar-golongan (Taufik A.Mullah, 1997).

Dalam sejarahnya, banyak rentetan kerusuhan dan konflik selalu didasarkan pada sentimen dan konsep SARA. Hal ini dikonstruksikan oleh para pemegang kekuasaan. Mereka cenderung tidak pernah bergeming dari perspektif lain dalam memahami penyebab kerusuhan, kecuali SARA yang selalu dijadikan sebagai tersangka utama dan kausa prima dari gejolak sosial tersebut.

3 dari 4 halaman

Apa yang dimaksud dengan SARA dan berikan contohnya?
©2017 Merdeka.com

Dampak sosiologis dari kondisi seperti ini membuat konstruksi sosial tentang makna SARA dalam masyarakat lebih didominasi oleh perspektif rezim. SARA dipandang oleh negara sebagai sumber perpecahan dan konflik sosial.

Hal ini lantas menjadikan SARA sebagai suatu pengetahuan atau realitas yang ditabukan. SARA oleh masyarakat selalu dilihat sebagai sebuah potensi konflik daripada energi politis yang dapat mewujudkan demokrasi dan kemajemukan sosial.

4 dari 4 halaman

Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan yang menjadi kepanjangan SARA adalah realitas sosial yang tidak dapat dielakkan oleh siapapun di dalam masyarakat baik dalam masyarakat pada jenjang perkembangan tradisional maupun modern. Kenyataan sosial menegaskan bahwa masyarakat-masyarakat di dunia ini terdiri dari berbagai macam etnis, agama dan golongan. Kenyataan seperti itu tidak jarang menciptakan problem sosial seperti masalah konflik dan disintegrasi.

Tetapi pada sudut lain (berdasarkan temuan-temuan historis) SARA justru dijadikan arena pemberdayaan dan demokrasi. Elemen-elemen dalam SARA tidak selalu terpisah secara kaku. Ada kemungkinan terjadi hal yang oleh seorang sosiolog bernama Peter Blau (1964) dinamakan cross cutting afiliation. Misalnya, ada orang-orang yang berbeda ditinjau dari etnis tetapi disatukan dalam agama, ekonomi, dan kepentingan yang sama.

Karena SARA merupakan kenyataan sosial maka keberadaannya tidak dapat dilenyapkan. Bahkan setiap upaya untuk melenyapkan dengan dalih apapun, termasuk menuju unifikasi melalui "monolitikisasi" masyarakat, cenderung akan menimbulkan keresahan, gejolak sosial, kerusuhan massa, dan pasti berakhir dengan disintegrasi sosial (Berger dan Neuhauss, 1977).

(mdk/edl)