Prasasti El Baul Stela. Show
Prasasti yaitu piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sebanyak situs arkeologi, menandai yang akhir sekali dari masa waktu seratus tahun prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang warganya belum mengenal tulisan, menuju masa waktu seratus tahun sejarah, dimana warganya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajai tentang prasasti disebut Epigrafi. Di selang berbagai sumber sejarah kuno Indonesia, seperti naskah dan berita asing, prasasti dianggap sumber terpenting karena mampu memberikan kronologis suatu peristiwa. Mempunyai banyak hal yang membuat suatu prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa lampau. Selain mengandung unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap sebanyak nama dan alasan mengapa prasasti tersebut dikeluarkan. Dalam pengertian modern di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan tulisan di batu nisan atau di gedung, terutama pada saat peletakan batu pertama atau peresmian suatu proyek pembangunan. Dalam berita-berita media massa, misalnya, kita sering mendengar presiden, wakil presiden, menteri, atau kepala kawasan meresmikan gedung A, gedung B, dst-nya dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti. Dengan demikian istilah prasasti tetap lestari hingga sekarang. EtimologiKata prasasti berasal dari bahasa Sanskerta, dengan guna sebenarnya yaitu "pujian". Namun pengahabisan dianggap sebagai "piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan". Di kalangan arkeolog prasasti disebut inskripsi, sementara di kalangan orang awam disebut batu berkirim surat atau batu berkirim surat. Meskipun berfaedah "pujian", tidak semua prasasti mengandung puji-pujian (kepada raja). Sebagian besar prasasti dikenal mempunyai pokoknya keputusan tentang penetapan sebuah desa atau kawasan dijadikan sima atau kawasan perdikan. Sima yaitu tanah yang diberikan oleh raja atau penguasa kepada warga yang dianggap bermanfaat. Karena itu keberadaan tanah sima dikawal oleh kerajaan. PokokPokok prasasti lainnya berupa keputusan pengadilan tentang perkara perdata (disebut prasasti jayapatra atau jayasong), sebagai tanda kemenangan (jayacikna), tentang utang-piutang (suddhapatra), dan tentang kutukan atau sumpah. Prasasti tentang kutukan atau sumpah nyaris semuanya ditulis pada masa kerajaan Sriwijaya. Serta adapula prasasti yang mengandung tentang genealogi raja atau asal usul suatu tokoh. Sampai kini prasasti tertua di Indonesia teridentifikasi berasal dari seratus tahun ke-5 Masehi, yaitu prasasti Yupa dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut mengandung tentang hubungan genealogi pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Prasasti Yupa merupakan prasasti batu yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Periode terbanyak pengeluaran prasasti terjadi pada seratus tahun ke-8 hingga ke-14. Pada saat itu aksara yang banyak digunakan yaitu Pallawa, Prenagari, Sanskerta, Jawa Kuna, Melayu Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Bahasa yang digunakan juga bervariasi dan umumnya yaitu bahasa Sanskerta, Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Batu berkirim surat dari Sumatera Barat Prasasti dapat ditemukan dalam wujud angka tahun maupun tulisan singkat. Angka tahun dapat ditulis dengan angka maupun candrasengkala, patut kata-kata maupun tulisan. Tulisan singkat dapat ditemukan pada dinding candi, pada ambang pintu ronde atas dan pada batu-batu candi. Pada masa waktu seratus tahun kerajaan Islam, prasasti menggunakan aksara dan bahasa Arab ataupun aksara Arab namun berkata Melayu aksara Pegon. Sebagian besar prasasti terdapat pada lempengan-lempengan tembaga berkirim surat, makam, masjid, adunan dinding, patut di masjid maupun dirumah para bangsawan, pada cincin cap dan cap kerajaan, mata uang, meriam, dan lain-lain. Pada masa yang semakin muda yaiyu masa kolonial, aksara Latin banyak digunakan, meliputi bahasa-bahasa Inggris, Portugis, dan Belanda. Prasasti Latin umumnya terdapat pada gereja-gereja, rumah dinas pejabat kolonial, benteng-benteng, tugu peringatan, meriam, mata uang, cap, dan makam. Prasasti beraksara dan berkata Cina juga dikenal di Indonesia yang tersebar selang masa Klasik sampai masa Islam. Prasasti tersebut terdapat pada mata uang, benda-benda porselin, gong perunggu dan batu-batu kubur yang kebanyakan terbuat dari batuan pualam. Bahan yang digunakan untuk menuliskan prasasti kebanyakan berupa batu atau lempengan logam, daun, dan kertas. Selain andesit, batu yang digunakan yaitu batu kapur, pualam, dan basalt. Dalam arkeologi, prasasti batu disebut upala prasasti. Prasasti logam yang umumnya terbuat dari tembaga dan perunggu, biasa disebut tamra prasasti. Hanya sedikit sekali prasasti yang berbahan lembaran perak dan emas. Adapula yang disebutripta prasasti, yakni prasasti yang ditulis di atas lontar atau daun tal. Beberapa prasasti terbuat tanah liat atau tablet yang diberi pokok dengan mantra-mantra agama Buddha. Lihat pulaedunitas.com Page 2Prasasti El Baul Stela. Prasasti yaitu piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sebanyak situs arkeologi, menandai yang akhir sekali dari masa waktu seratus tahun prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang warganya belum mengenal tulisan, menuju masa waktu seratus tahun sejarah, dimana warganya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajai tentang prasasti disebut Epigrafi. Di selang berbagai sumber sejarah kuno Indonesia, seperti naskah dan berita asing, prasasti dianggap sumber terpenting karena mampu memberikan kronologis suatu peristiwa. Mempunyai banyak hal yang membuat suatu prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa lampau. Selain mengandung unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap sebanyak nama dan alasan mengapa prasasti tersebut dikeluarkan. Dalam pengertian modern di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan tulisan di batu nisan atau di gedung, terutama pada saat peletakan batu pertama atau peresmian suatu proyek pembangunan. Dalam berita-berita media massa, misalnya, kita sering mendengar presiden, wakil presiden, menteri, atau kepala kawasan meresmikan gedung A, gedung B, dst-nya dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti. Dengan demikian istilah prasasti tetap lestari hingga sekarang. EtimologiKata prasasti berasal dari bahasa Sanskerta, dengan guna sebenarnya yaitu "pujian". Namun pengahabisan dianggap sebagai "piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan". Di kalangan arkeolog prasasti disebut inskripsi, sementara di kalangan orang awam disebut batu berkirim surat atau batu berkirim surat. Meskipun berfaedah "pujian", tidak semua prasasti mengandung puji-pujian (kepada raja). Sebagian besar prasasti dikenal mempunyai pokoknya keputusan tentang penetapan sebuah desa atau kawasan dijadikan sima atau kawasan perdikan. Sima yaitu tanah yang diberikan oleh raja atau penguasa kepada warga yang dianggap bermanfaat. Karena itu keberadaan tanah sima dikawal oleh kerajaan. PokokPokok prasasti lainnya berupa keputusan pengadilan tentang perkara perdata (disebut prasasti jayapatra atau jayasong), sebagai tanda kemenangan (jayacikna), tentang utang-piutang (suddhapatra), dan tentang kutukan atau sumpah. Prasasti tentang kutukan atau sumpah nyaris semuanya ditulis pada masa kerajaan Sriwijaya. Serta adapula prasasti yang mengandung tentang genealogi raja atau asal usul suatu tokoh. Sampai kini prasasti tertua di Indonesia teridentifikasi berasal dari seratus tahun ke-5 Masehi, yaitu prasasti Yupa dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut mengandung tentang hubungan genealogi pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Prasasti Yupa merupakan prasasti batu yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Periode terbanyak pengeluaran prasasti terjadi pada seratus tahun ke-8 hingga ke-14. Pada saat itu aksara yang banyak digunakan yaitu Pallawa, Prenagari, Sanskerta, Jawa Kuna, Melayu Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Bahasa yang digunakan juga bervariasi dan umumnya yaitu bahasa Sanskerta, Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Batu berkirim surat dari Sumatera Barat Prasasti dapat ditemukan dalam wujud angka tahun maupun tulisan singkat. Angka tahun dapat ditulis dengan angka maupun candrasengkala, patut kata-kata maupun tulisan. Tulisan singkat dapat ditemukan pada dinding candi, pada ambang pintu ronde atas dan pada batu-batu candi. Pada masa waktu seratus tahun kerajaan Islam, prasasti menggunakan aksara dan bahasa Arab ataupun aksara Arab namun berkata Melayu aksara Pegon. Sebagian besar prasasti terdapat pada lempengan-lempengan tembaga berkirim surat, makam, masjid, adunan dinding, patut di masjid maupun dirumah para bangsawan, pada cincin cap dan cap kerajaan, mata uang, meriam, dan lain-lain. Pada masa yang semakin muda yaiyu masa kolonial, aksara Latin banyak digunakan, meliputi bahasa-bahasa Inggris, Portugis, dan Belanda. Prasasti Latin umumnya terdapat pada gereja-gereja, rumah dinas pejabat kolonial, benteng-benteng, tugu peringatan, meriam, mata uang, cap, dan makam. Prasasti beraksara dan berkata Cina juga dikenal di Indonesia yang tersebar selang masa Klasik sampai masa Islam. Prasasti tersebut terdapat pada mata uang, benda-benda porselin, gong perunggu dan batu-batu kubur yang kebanyakan terbuat dari batuan pualam. Bahan yang digunakan untuk menuliskan prasasti kebanyakan berupa batu atau lempengan logam, daun, dan kertas. Selain andesit, batu yang digunakan yaitu batu kapur, pualam, dan basalt. Dalam arkeologi, prasasti batu disebut upala prasasti. Prasasti logam yang umumnya terbuat dari tembaga dan perunggu, biasa disebut tamra prasasti. Hanya sedikit sekali prasasti yang berbahan lembaran perak dan emas. Adapula yang disebutripta prasasti, yakni prasasti yang ditulis di atas lontar atau daun tal. Beberapa prasasti terbuat tanah liat atau tablet yang diberi pokok dengan mantra-mantra agama Buddha. Lihat pulaedunitas.com Page 3Prasasti El Baul Stela. Prasasti yaitu piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sebanyak situs arkeologi, menandai yang akhir sekali dari masa waktu seratus tahun prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang warganya belum mengenal tulisan, menuju masa waktu seratus tahun sejarah, dimana warganya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajai tentang prasasti disebut Epigrafi. Di selang berbagai sumber sejarah kuno Indonesia, seperti naskah dan berita asing, prasasti dianggap sumber terpenting karena mampu memberikan kronologis suatu peristiwa. Mempunyai banyak hal yang membuat suatu prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa lampau. Selain mengandung unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap sebanyak nama dan alasan mengapa prasasti tersebut dikeluarkan. Dalam pengertian modern di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan tulisan di batu nisan atau di gedung, terutama pada saat peletakan batu pertama atau peresmian suatu proyek pembangunan. Dalam berita-berita media massa, misalnya, kita sering mendengar presiden, wakil presiden, menteri, atau kepala kawasan meresmikan gedung A, gedung B, dst-nya dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti. Dengan demikian istilah prasasti tetap lestari hingga sekarang. EtimologiKata prasasti berasal dari bahasa Sanskerta, dengan guna sebenarnya yaitu "pujian". Namun pengahabisan dianggap sebagai "piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan". Di kalangan arkeolog prasasti disebut inskripsi, sementara di kalangan orang awam disebut batu berkirim surat atau batu berkirim surat. Meskipun berfaedah "pujian", tidak semua prasasti mengandung puji-pujian (kepada raja). Sebagian besar prasasti dikenal mempunyai pokoknya keputusan tentang penetapan sebuah desa atau kawasan dijadikan sima atau kawasan perdikan. Sima yaitu tanah yang diberikan oleh raja atau penguasa kepada warga yang dianggap bermanfaat. Karena itu keberadaan tanah sima dikawal oleh kerajaan. PokokPokok prasasti lainnya berupa keputusan pengadilan tentang perkara perdata (disebut prasasti jayapatra atau jayasong), sebagai tanda kemenangan (jayacikna), tentang utang-piutang (suddhapatra), dan tentang kutukan atau sumpah. Prasasti tentang kutukan atau sumpah nyaris semuanya ditulis pada masa kerajaan Sriwijaya. Serta adapula prasasti yang mengandung tentang genealogi raja atau asal usul suatu tokoh. Sampai kini prasasti tertua di Indonesia teridentifikasi berasal dari seratus tahun ke-5 Masehi, yaitu prasasti Yupa dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut mengandung tentang hubungan genealogi pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Prasasti Yupa merupakan prasasti batu yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Periode terbanyak pengeluaran prasasti terjadi pada seratus tahun ke-8 hingga ke-14. Pada saat itu aksara yang banyak digunakan yaitu Pallawa, Prenagari, Sanskerta, Jawa Kuna, Melayu Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Bahasa yang digunakan juga bervariasi dan umumnya yaitu bahasa Sanskerta, Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Batu berkirim surat dari Sumatera Barat Prasasti dapat ditemukan dalam wujud angka tahun maupun tulisan singkat. Angka tahun dapat ditulis dengan angka maupun candrasengkala, patut kata-kata maupun tulisan. Tulisan singkat dapat ditemukan pada dinding candi, pada ambang pintu ronde atas dan pada batu-batu candi. Pada masa waktu seratus tahun kerajaan Islam, prasasti menggunakan aksara dan bahasa Arab ataupun aksara Arab namun berkata Melayu aksara Pegon. Sebagian besar prasasti terdapat pada lempengan-lempengan tembaga berkirim surat, makam, masjid, adunan dinding, patut di masjid maupun dirumah para bangsawan, pada cincin cap dan cap kerajaan, mata uang, meriam, dan lain-lain. Pada masa yang semakin muda yaiyu masa kolonial, aksara Latin banyak digunakan, meliputi bahasa-bahasa Inggris, Portugis, dan Belanda. Prasasti Latin umumnya terdapat pada gereja-gereja, rumah dinas pejabat kolonial, benteng-benteng, tugu peringatan, meriam, mata uang, cap, dan makam. Prasasti beraksara dan berkata Cina juga dikenal di Indonesia yang tersebar selang masa Klasik sampai masa Islam. Prasasti tersebut terdapat pada mata uang, benda-benda porselin, gong perunggu dan batu-batu kubur yang kebanyakan terbuat dari batuan pualam. Bahan yang digunakan untuk menuliskan prasasti kebanyakan berupa batu atau lempengan logam, daun, dan kertas. Selain andesit, batu yang digunakan yaitu batu kapur, pualam, dan basalt. Dalam arkeologi, prasasti batu disebut upala prasasti. Prasasti logam yang umumnya terbuat dari tembaga dan perunggu, biasa disebut tamra prasasti. Hanya sedikit sekali prasasti yang berbahan lembaran perak dan emas. Adapula yang disebutripta prasasti, yakni prasasti yang ditulis di atas lontar atau daun tal. Beberapa prasasti terbuat tanah liat atau tablet yang diberi pokok dengan mantra-mantra agama Buddha. Lihat pulaedunitas.com Page 4Prasasti El Baul Stela. Prasasti yaitu piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sebanyak situs arkeologi, menandai yang akhir sekali dari masa waktu seratus tahun prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang warganya belum mengenal tulisan, menuju masa waktu seratus tahun sejarah, dimana warganya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajai tentang prasasti disebut Epigrafi. Di selang berbagai sumber sejarah kuno Indonesia, seperti naskah dan berita asing, prasasti dianggap sumber terpenting karena mampu memberikan kronologis suatu peristiwa. Mempunyai banyak hal yang membuat suatu prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa lampau. Selain mengandung unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap sebanyak nama dan alasan mengapa prasasti tersebut dikeluarkan. Dalam pengertian modern di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan tulisan di batu nisan atau di gedung, terutama pada saat peletakan batu pertama atau peresmian suatu proyek pembangunan. Dalam berita-berita media massa, misalnya, kita sering mendengar presiden, wakil presiden, menteri, atau kepala kawasan meresmikan gedung A, gedung B, dst-nya dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti. Dengan demikian istilah prasasti tetap lestari hingga sekarang. EtimologiKata prasasti berasal dari bahasa Sanskerta, dengan guna sebenarnya yaitu "pujian". Namun pengahabisan dianggap sebagai "piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan". Di kalangan arkeolog prasasti disebut inskripsi, sementara di kalangan orang awam disebut batu berkirim surat atau batu berkirim surat. Meskipun berfaedah "pujian", tidak semua prasasti mengandung puji-pujian (kepada raja). Sebagian besar prasasti dikenal mempunyai pokoknya keputusan tentang penetapan sebuah desa atau kawasan dijadikan sima atau kawasan perdikan. Sima yaitu tanah yang diberikan oleh raja atau penguasa kepada warga yang dianggap bermanfaat. Karena itu keberadaan tanah sima dikawal oleh kerajaan. PokokPokok prasasti lainnya berupa keputusan pengadilan tentang perkara perdata (disebut prasasti jayapatra atau jayasong), sebagai tanda kemenangan (jayacikna), tentang utang-piutang (suddhapatra), dan tentang kutukan atau sumpah. Prasasti tentang kutukan atau sumpah nyaris semuanya ditulis pada masa kerajaan Sriwijaya. Serta adapula prasasti yang mengandung tentang genealogi raja atau asal usul suatu tokoh. Sampai kini prasasti tertua di Indonesia teridentifikasi berasal dari seratus tahun ke-5 Masehi, yaitu prasasti Yupa dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut mengandung tentang hubungan genealogi pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Prasasti Yupa merupakan prasasti batu yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Periode terbanyak pengeluaran prasasti terjadi pada seratus tahun ke-8 hingga ke-14. Pada saat itu aksara yang banyak digunakan yaitu Pallawa, Prenagari, Sanskerta, Jawa Kuna, Melayu Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Bahasa yang digunakan juga bervariasi dan umumnya yaitu bahasa Sanskerta, Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Batu berkirim surat dari Sumatera Barat Prasasti dapat ditemukan dalam wujud angka tahun maupun tulisan singkat. Angka tahun dapat ditulis dengan angka maupun candrasengkala, patut kata-kata maupun tulisan. Tulisan singkat dapat ditemukan pada dinding candi, pada ambang pintu ronde atas dan pada batu-batu candi. Pada masa waktu seratus tahun kerajaan Islam, prasasti menggunakan aksara dan bahasa Arab ataupun aksara Arab namun berkata Melayu aksara Pegon. Sebagian besar prasasti terdapat pada lempengan-lempengan tembaga berkirim surat, makam, masjid, adunan dinding, patut di masjid maupun dirumah para bangsawan, pada cincin cap dan cap kerajaan, mata uang, meriam, dan lain-lain. Pada masa yang semakin muda yaiyu masa kolonial, aksara Latin banyak digunakan, meliputi bahasa-bahasa Inggris, Portugis, dan Belanda. Prasasti Latin umumnya terdapat pada gereja-gereja, rumah dinas pejabat kolonial, benteng-benteng, tugu peringatan, meriam, mata uang, cap, dan makam. Prasasti beraksara dan berkata Cina juga dikenal di Indonesia yang tersebar selang masa Klasik sampai masa Islam. Prasasti tersebut terdapat pada mata uang, benda-benda porselin, gong perunggu dan batu-batu kubur yang kebanyakan terbuat dari batuan pualam. Bahan yang digunakan untuk menuliskan prasasti kebanyakan berupa batu atau lempengan logam, daun, dan kertas. Selain andesit, batu yang digunakan yaitu batu kapur, pualam, dan basalt. Dalam arkeologi, prasasti batu disebut upala prasasti. Prasasti logam yang umumnya terbuat dari tembaga dan perunggu, biasa disebut tamra prasasti. Hanya sedikit sekali prasasti yang berbahan lembaran perak dan emas. Adapula yang disebutripta prasasti, yakni prasasti yang ditulis di atas lontar atau daun tal. Beberapa prasasti terbuat tanah liat atau tablet yang diberi pokok dengan mantra-mantra agama Buddha. Lihat pulaedunitas.com Page 5Tags (tagged): portal, chemistry, unkris, pada, tingkat makroskopik menurut, kimia modern, sifat, fisik, pilihan triosefosfat, isomerase disebut, tim, enzim, bapak kimia, bahwa pada, zaman, pertengahan ahli alkimia, gay lussac, avogadro, cabang cabang kimia, analisis kimia, center, of studies transisi, logam miskin, metaloid, nonlogam halogen gas, mulia portal, center of studies Page 6▼ Government Support Regular Afternoon College Program (Online Lectures) ▼ The Law No.12 of 2012 on Higher Education = 323 kb (pdf) Page 7Korea adalah sebuah negeri di Asia Timur yang telah tersedia di sebuah semenanjung sela daratan Tiongkok dan kepulauan Jepang. Korea merupakan salah satu negara yang mempunyai peradaban yang sangat tua, yang sudah berkembang selama semakin dari 5000 tahun. Nama populer Korea adalah Joseon yang mempunyai guna "negeri setenang pagi hari" yang diambil dari nama kerajaan pertama Korea, Gojoseon yang berdiri tahun 2333 SM. Kegemilangan Korea dilanjutkan oleh Tiga Kerajaan yakni Goguryeo, Baekje dan Silla yang mendominasi Semenanjung Korea semakin dari 1000 tahun lamanya. Warisan kebiasaan istiadat, politik, sosial ketiga negara itu lalu dilanjutkan oleh Dinasti Goryeo yang gemilang dan akibatnya ke Dinasti Joseon, yang merupakan monarki Korea yang terakhir yang habis tahun 1910. Korea menghadapi masa damai yang panjang namun dipenuhi serbuan dan perang sehingga masa ini Korea mengalami perpecahan, Korea sebelah Utara yang bertujuan komunis dan Korea selatan yang mempunyai bangun-bangun republik. Selengkapnya... Page 8Korea adalah sebuah negeri di Asia Timur yang berada di sebuah semenanjung sela daratan Tiongkok dan kepulauan Jepang. Korea merupakan salah satu negara yang mempunyai peradaban yang sangat tua, yang sudah berkembang selama lebih dari 5000 tahun. Nama populer Korea adalah Joseon yang mempunyai guna "negeri setenang pagi hari" yang diambil dari nama kerajaan pertama Korea, Gojoseon yang berdiri tahun 2333 SM. Kegemilangan Korea dilanjutkan oleh Tiga Kerajaan yakni Goguryeo, Baekje dan Silla yang mendominasi Semenanjung Korea lebih dari 1000 tahun lamanya. Warisan budaya, politik, sosial ketiga negara itu lalu dilanjutkan oleh Dinasti Goryeo yang gemilang dan akibatnya ke Dinasti Joseon, yang merupakan monarki Korea yang terakhir yang habis tahun 1910. Korea menghadapi masa damai yang panjang namun dipenuhi serbuan dan perang sehingga masa ini Korea mengalami perpecahan, Korea sebelah Utara yang bertujuan komunis dan Korea selatan yang berwujud republik. Selengkapnya... Page 9Korea adalah sebuah negeri di Asia Timur yang berada di sebuah semenanjung sela daratan Tiongkok dan kepulauan Jepang. Korea merupakan salah satu negara yang mempunyai peradaban yang sangat tua, yang sudah berkembang selama lebih dari 5000 tahun. Nama populer Korea adalah Joseon yang mempunyai guna "negeri setenang pagi hari" yang diambil dari nama kerajaan pertama Korea, Gojoseon yang berdiri tahun 2333 SM. Kegemilangan Korea dilanjutkan oleh Tiga Kerajaan yakni Goguryeo, Baekje dan Silla yang mendominasi Semenanjung Korea lebih dari 1000 tahun lamanya. Warisan budaya, politik, sosial ketiga negara itu lalu dilanjutkan oleh Dinasti Goryeo yang gemilang dan akibatnya ke Dinasti Joseon, yang merupakan monarki Korea yang terakhir yang habis tahun 1910. Korea menghadapi masa damai yang panjang namun dipenuhi serbuan dan perang sehingga masa ini Korea mengalami perpecahan, Korea sebelah Utara yang bertujuan komunis dan Korea selatan yang berwujud republik. Selengkapnya... Page 10Korea adalah sebuah negeri di Asia Timur yang telah tersedia di sebuah semenanjung sela daratan Tiongkok dan kepulauan Jepang. Korea merupakan salah satu negara yang mempunyai peradaban yang sangat tua, yang sudah berkembang selama semakin dari 5000 tahun. Nama populer Korea adalah Joseon yang mempunyai guna "negeri setenang pagi hari" yang diambil dari nama kerajaan pertama Korea, Gojoseon yang berdiri tahun 2333 SM. Kegemilangan Korea dilanjutkan oleh Tiga Kerajaan yakni Goguryeo, Baekje dan Silla yang mendominasi Semenanjung Korea semakin dari 1000 tahun lamanya. Warisan kebiasaan istiadat, politik, sosial ketiga negara itu lalu dilanjutkan oleh Dinasti Goryeo yang gemilang dan akibatnya ke Dinasti Joseon, yang merupakan monarki Korea yang terakhir yang habis tahun 1910. Korea menghadapi masa damai yang panjang namun dipenuhi serbuan dan perang sehingga masa ini Korea mengalami perpecahan, Korea sebelah Utara yang bertujuan komunis dan Korea selatan yang berwujud republik. Selengkapnya... Page 11
edunitas.com Page 12
edunitas.com Page 13
edunitas.com Page 14
edunitas.com Page 15
edunitas.com Page 16
edunitas.com Page 17
edunitas.com Page 18
edunitas.com Page 19[+] Linguistik komputasional Page 20[+] Linguistik komputasional Page 21Tags (tagged): portal, bahasa, unkris, bahasa dibentuk, dalam, suatu kalimat diskurs, mengkaji, klingon, dibuat oleh marc, okrand seorang, linguis, linguistik nama nama, menurut bahasa, peribahasa, peta, epentesis ergativus, eksposisi eksplosif, etimologi, elipsis, pusat ilmu, pengetahuan sirilik, yunani, abjad arab fenisia, ibrani jawi, pahlawi, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, pusat, ilmu, pengetahuan, kelas eksekutif, ensiklopedi bahasa, indonesia, ensiklopedia Page 22Tags (tagged): portal, language, unkris, bahasa dibentuk, dalam, suatu kalimat diskurs, mengkaji, bahasa, klingon, dibuat oleh marc, okrand seorang, linguis, linguistik nama nama, menurut bahasa, peribahasa, peta, epentesis ergativus, eksposisi eksplosif, etimologi, elipsis, center of, studies sirilik, yunani, abjad arab fenisia, ibrani jawi, pahlawi, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, center, of, studies, kelas eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia Page 23[+] Linguistik komputasional Page 24Tags (tagged): portal, biography, unkris, samudera, atlantik ia membuat, rekor lainnya, menulis, tahun 2 bulan, ia menjadi, master, fide termuda pada, usia, mencapai, tujuannya, menjejakkan kaki seorang, manusia bulan, daftar, politisi indonesia daftar, bupati daftar, gubernur, center of studies, tokoh menurut, kekayaan, orang terkaya dunia, menurut portal, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, center, of studies, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia Page 25[+] Budaya menurut bahasa [+] Budaya menurut kawasan [+] Budaya menurut negara [×] Artikel pilihan bertopik budaya [+] Daftar bertopik kebudayaan [+] Rintisan bertopik budaya Page 26Tags (tagged): center of studies, portal, list, of, portals, of portals, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, center, of studies, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia |