Bagian x pada rumah tersebut berfungsi menangkap dan mengalirkan listrik dari petir berupa

Tyas Wening Jumat, 24 Mei 2019 | 16:15 WIB

Penangkal petir banyak dipasang di rumah serta bangunan tinggi [Pixabay]

Bobo.id - Hujan yang turun tidak jarang disertai dengan sambaran petir yang bisa saja mengenai berbagai benda yang ada di darat, seperti pohon.

Petir mengandung daya atau kekuatan listrik yang sangat besar serta sangat panas, teman-teman.

Bahkan petir yang sangat panas ini bisa menyebabkan udara di sekitarnya menjadi lima kali lebih panas dibandingkan permukaan matahari.

Itulah sebabnya kalau sedang hujan dan ada petir yang saling menyambar, kita disarankan untuk tidak keluar rumah agar tidak tersambar petir.

Baca Juga: Meski Sehat untuk Tubuh, 8 Orang Ini Sebaiknya Tidak Mengonsumsi Jahe

Namun kekuatan petir yang sangat besar tetap bisa membuat rumah, bangunan, dan benda tinggi lainnya rusak karena sambaran petir, teman-teman.

Hal ini kemudian menyebabkan beberapa bangunan tinggi dipasangi penangkal petir agar bangunan tidak rusak karena tersambar petir.

Penangkal petir berbentuk seperti tongkat besi berukuran panjang yang dipasang di bagian atap rumah.

Bagaimana benda yang bentuknya seperti tongkat panjang ini bisa menangkal petir yang mempunyai kekuatan besar, ya?

Page 2

Page 3

Pixabay

Penangkal petir banyak dipasang di rumah serta bangunan tinggi

Bobo.id - Hujan yang turun tidak jarang disertai dengan sambaran petir yang bisa saja mengenai berbagai benda yang ada di darat, seperti pohon.

Petir mengandung daya atau kekuatan listrik yang sangat besar serta sangat panas, teman-teman.

Bahkan petir yang sangat panas ini bisa menyebabkan udara di sekitarnya menjadi lima kali lebih panas dibandingkan permukaan matahari.

Itulah sebabnya kalau sedang hujan dan ada petir yang saling menyambar, kita disarankan untuk tidak keluar rumah agar tidak tersambar petir.

Baca Juga: Meski Sehat untuk Tubuh, 8 Orang Ini Sebaiknya Tidak Mengonsumsi Jahe

Namun kekuatan petir yang sangat besar tetap bisa membuat rumah, bangunan, dan benda tinggi lainnya rusak karena sambaran petir, teman-teman.

Hal ini kemudian menyebabkan beberapa bangunan tinggi dipasangi penangkal petir agar bangunan tidak rusak karena tersambar petir.

Penangkal petir berbentuk seperti tongkat besi berukuran panjang yang dipasang di bagian atap rumah.

Bagaimana benda yang bentuknya seperti tongkat panjang ini bisa menangkal petir yang mempunyai kekuatan besar, ya?

Prinsip kerja penangkal petir adalah menyalurkan aliran listrik menuju bawah tanah. Penangkal petir dibutuhkan agar alur listrik dari petir tak membahayakan struktur makhluk hidup yang berada di sekitarnya.

Prinsip Kerja Penangkal Petir

Sambaran petir ialah fenomena yang muncul tanpa terkendali dengan hantarkan energi listrik besar ke bumi. Sehingga terkadang bisa mengakibatkan kerugian, mulai dari harta benda hingga kehilangan nyawa.

Maka dari itu, terciptalah suatu alat penangkal petir yang berfungsi untuk menangkap sambaran petir secara langsung. Kemudian akan mengalirkan energi listrik menuju bumi.

Untuk mendapatkan sistem penangkal petir, maka sistem penahan harus anda pastikan terpasang baik dengan nilai tahanan lebih kecil dari 5 Ohm [<5Ω] sesuai dengan PUIL 2000.

Cara kerjanya ketika muatan listrik negatif dari bawah awan telah tercukupi, maka listrik positif dari tanah akan tertarik. Muatan listrik tersebut akan merambat ke atas melalui kabel konduktor ke ujung batang penangkal petir.

Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat pada atas atap, maka daya tarikan keduanya akan semakin kuat. Sehingga muatan positif pada ujung penangkal petir akan tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan dari kedua muatan akan menghasilkan aliran listrik.

Nah, aliran listrik ini akan mengalir kembali ke dalam tanah lewat kabel konduktor. Dengan begitu, sambaran petir tidak akan mengenai bangunan maupun benda sekitarnya, namun dinetralisir ke dalam bumi.

Penangkal petir harus disambungkan dengan kawat ataupun kabel yang langsung salurkan energi listrik dari petir ke tanah. Sehingga tidak merambat lewat kabel telepon atau listrik yang bisa memicu kebakaran.

Itulah prinsip kerja penangkal petir yang umumnya digunakan pada atas gedung, rumah, hingga lapangan terbuka. Anda bisa menggunakan jenis penangkal petir elektrostatis maupun penangkal petir konvensional yang memiliki kelebihan masing-masing.

Home / Fisika / Soal IPA

Petir merupakan salah satu gejala listrik statis yang dapat mengalirkan energi listrik yang besar. Petir dapat membahayakan kehidupan manusia. Oleh karena itu, banyak yang menanggulangi bahaya petir dengan alat penangkal petir. Bagaimana prinsip alat penangkal petir tersebut?

Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, muatan listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik dapat merambat naik melalui kabel konduktor, menuju ke ujung batang penangkal petir.


Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap. Daya tarik-menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah melalui kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan. Akan tetapi sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat pada jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat yang disebut yang stabil arus listrik [surge arrestor].

------------#------------

Jangan lupa komentar & sarannya

Email:

Newer Posts Older Posts

Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada penangkal petir:

  1. Batang penangkal petir
  2. Kawat konduktor
  3. Tempat pembumian
Sebuah penangkal petir

Batang penangkal petir berupa batang tembaga yang ujungnya runcing. Dibuat runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini dipasang pada bagian puncak suatu bangunan.

Penangkal petir pada sebuah patung batu

Kawat konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hingga 2 cm. Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang muatan listrik ke tanah. Kawat konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar bangunan.

Artikel utama: Pembumian [listrik]

Tempat pembumian [grounding] berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke batang pembumian [ground rod] yang tertanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8-3 m.

Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik melalui kabel konduktor, menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan. Tetapi jika kabel konduktor penangkal petir terhubung dengan kawat jaringan listrik, sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik tersebut dan bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat yang disebut penstabil arus listrik [surge arrester].

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penangkal_petir&oldid=17330995"

Video yang berhubungan

Berkaitan dengan petir, sekarang kita akan membahas tentang sebuah alat yang disebut dengan Penangkal Petir. Sekali lagi mengutip Wikipedia: Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.

Pada beberapa artikel yang dimuat sebelumnya, kita sudah membahas tips langkah-langkah keselamatan saat terjadi petir. Baca Waspada Petir saat berada di luar ruangan (outdoor), di dalam ruangan (indoor), maupun saat berada di dalam kendaraan.

Penangkal Petir adalah sebuah alat yang berbentuk tiang runcing pada puncak atau ujung-ujung bangunan yang dihubungkan ke tanah dengan kabel. Prinsip kerjanya, saat petir menyambar tiang penangkal petir, arus listrik dialirkan ke bumi melalui kawat alih-alih melalui dinding bangunan.

Hal ini dapat melindungi bangunan dari kebakaran serta penghuni dan peralatan listrik yang ada di dalamnya. Seperti kita ketahui, jika sebuah bangunan, apalagi jika bangunan tersebut cukup tinggi, maka saat tersambar, arus listrik akan mengalir melalui dinding ke tanah.

Penangkal petir ditemukan oleh Benjamin Franklin, seorang penemu, wartawan, pemikir dan juga seorang negarawan dari Amerika Serikat. Beliau menemukan prinsip kerja penangkal petir saat sedang mempelajari dan meneliti petir dan listrik pada 1749.

Pada prinsipnya, penangkal petir terdiri dari 3 bagian:

Batang penangkal petir. Bagian batang (lightning rod) ini disebut juga dengan ‘tombak’, karena memang mirip dengan ujung sebuah tombak. Bagian ini berguna untuk menerima sambaran petir. Karena dibuat khusus untuk menerima sambaran petir, maka batang ini harus terbuat dari bahan yang kuat, anti karat dan bersifat konduktor (penghantar listrik) yang baik, seperti: tembaga ataupun baja tahan karat (stainless steel).

Ujung batang ini sengaja dibuat runcing karena secara teori fisika, muatan listrik lebih mudah berkumpul dan terlepas pada ujung logam yang runcing. Hal ini akan membuat proses tarik menarik muatan listrik yang ada di awan ke bumi lebih mudah.

Kabel Konduktor. Kabel ini berfungsi menyalurkan arus listrik dari batang penangkal petir ke dalam bumi (ground). Kabel ini terbuat dari jalinan atau lilitan kawat tembaga berdiameter hingga 1 – 2 centimeter sehingga mampu mengalirkan arus listrik berjumlah besar. Kabel konduktor tersebut dipasang pada dinding bagian luar bangunan.

Tempat pembumian (grounding). Bagian ini berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 centimeter dan dengan panjang sekitar 1,8 hingga 3 meter.

Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik melalui kabel konduktor, menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan. Tetapi sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor).

Nama ‘penangkal petir’ dalam Bahasa Indonesia sebenarnya dirasa kurang tepat oleh banyak orang. Mungkin lebih tepat jika digunakan nama ‘penyalur petir’.

Penangkal Petir terdiri dari 2 jenis:

1.Penangkal Petir Konvensional.

Penangkal petir jenis ini adalah penangkal petir seperti buatan Benjamin Franklin dulu. Terdiri dari lightning rod, kabel konduktor, dan grounding.

Keunggulannya:

  • Harganya lebih murah (baca: terjangkau).
  • Pemasangan lebih cepat dan mudah.
  • Cocok digunakan untuk rumah tinggal.

Kelemahannya:

  • Pemakaian ‘tombak’ yang banyak, khususnya pada bangunan yang besar cenderung akan mengganggu tampilan bangunan.
  • Tidak cocok untuk daerah dengan frekuensi petir yang tinggi.
  • Kabel yang digunakan adalah kabel tunggal, sehingga memerlukan kualitas kabel konduktor yang baik.
  • Tidak dapat melindungi kawasan yang luas.

2.Penangkal Petir Elektrostatis

Penangkal Petir jenis ini memiliki bagian yang sama dengan Penangkal Petir Konvensional, hanya saja ditambahkan sebuah alat yang disebut Head Terminal. Alat ini dipasang pada ujung batang ‘tombak’. Head Terminal mengaliri ujung ‘tombak’ dengan listrik statis sehingga mudah untuk mengundang sambaran petir. Semakin tinggi head terminal dipasang akan semakin luas daerah yang dapat dilindungi dari sambaran petir.

Keunggulannya:

  • ‘Tombak’ yang digunakan tidak perlu terlampau banyak jumlahnya sehingga menunjang estetika bangunan.
  • Cocok digunakan pada daerah dengan frekuensi petir yang tinggi
  • Dapat melindungi kawasan yang lebih luas.

Kelemahannya:

  • Harganya relatif lebih mahal dibandingkan Penangkal Petir Konvensional.
  • Pemasangannya lebih rumit dan memerlukan waktu lebih panjang.

Sekarang kita dapat memilih Penangkal Petir yang sesuai dengan bangunan yang kita miliki.


Cek harga klik disini