Bagaimana perkembangan pendidikan agama Buddha di bawah pemerintahan kerajaan Sriwijaya

Dibaca 16502 kali

Bagaimana perkembangan pendidikan agama Buddha di bawah pemerintahan kerajaan Sriwijaya

Friday 26, Feb 2016 05:10 AM / AW

Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan bahari, tetapi dikenal juga sebagai salah satu pusat penyebaran agama Buddha dan pengajaran bahasa Sansekerta. Karena itulah Sriwijaya banyak dikunjungi oleh para bhiksu dari mancanegara. Namun, akibat dari hubungan­nya dengan kerajaan lain, tidak mustahil di Sriwijaya juga ada kelompok masyarakat yang beragama lain (Hindu, Tantris, dan bahkan Islam).

Sriwijaya bukan saja menjadi pusat kekuasaan yang besar, melainkan menjadi pusat kebudayaan, peradaban, dan pusat ilmu pengetahuan agama Buddha. Para bhiksu yang melawat ke Sriwijaya mempunyai tempat yang khusus. Mereka sangat dihormati oleh para penguasa dan rakyat Sriwijaya. Bhiksu yang datang ke Sriwijaya bukan hanya untuk sekadar singgah untuk beberapa saat, melainkan mereka tinggal untuk waktu yang lama dan mempelajari agama Buddha.

Dalam agama Buddha terdapat bermacam-macam mazhab, antara lain Mahayana dan Hinayana. Sumber tertulis dan arca-arca yang ditemukan mengindika­sikan bahwa agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya bermazhab Mahayana. Akan tetapi, para bhiksu Buddha yang mempelajari agama Buddha di Sriwijaya bukan saja mem­pelajari agama Buddha Mahayana saja, melainkan agama Buddha dari mazhab lain.

Pusat pengajaran agama Buddha yang terbesar pada masa itu adalah Nalanda. Namun, beberapa sumber Tiongkok juga menyebutkan bahwa di Sriwijaya juga terdapat suatu perguruan tinggi Buddha yang cukup baik. Mengenai perguruan tinggi Buddha di Sriwijaya, I-tsing memberitakan tentang kehidupan keagamaan di Sriwijaya dan banyaknya bhiksu di kota.

Dikenalnya Sriwijaya sebagai pusat agama Buddha tidak lain adalah peranan dari Dharmakrti, seorang bhiksu Buddha yang pengetahuannya cukup luas. Ia adalah salah seorang bhiksu tertinggi di Sriwijaya yang menyusun kritik atas isi kitab Abhisamayalamkara. Demikian dikenalnya hingga pada tahun 1011 hingga 1023 Masehi, seorang bhiksu dari Tibet yang bernama Atisa (Dipamkararsjñana) datang ke Swarnna­dwipa untuk belajar agama pada Dharmakrti.

Aktivitas keagamaan pada masyarakat di wilayah Kadatuan Sriwijaya bukan hanya agama Buddha Mahayana saja, agama lain juga berkesempatan untuk berkem­bang. Bukti-bukti arkeologis berupa arca batu yang mewakili agama Hindu dan Tantris, juga ditemukan di wilayah Kadatuan Sriwijaya. Sebuah berita Arab menyebutkan adanya surat menyurat antara Maharaja Sriwijaya dan Khalifah Umar bin Abdul Azis. Dalam surat itu disebutkan permintaan kepada Khalifah untukmengirimkan mubaligh ke Sriwijaya.

(BBU)


Diposting pada tanggal 3 Agustus 2021

Sistem pendidikan agama buddha bermula dari kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini sendiri merupakan kerajaan Buddha terbesar di Indonesia. Mulai dari Raja, masyarakat dan kerajaan-kerajaan di bawah kekuasaan Sriwijaya, menganut ajaran Buddha.

Kerajaan Sriwijaya sangatlah terkenal. Selain karena kemaritiman dan angkatan perang, Perguruan Tingginya pun juga terkenal. Pendidikan pada masa itu yang paling menonjol adalah ketatanegaraan, agama dan budaya.

Sebelum tahun 700, telah ada Perguruan Tinggi termahsyur di Sriwijaya yang terkenal sampai India dan China. Banyak mahasiswa China dan Asia Tenggara datang hanya untuk belajar di Perguruan Tinggi tersebut.

Dua mahaguru, Syakyakirti dan Dharmapala datang dari India untuk memberikan ilmu agama Buddha di Sriwijaya. Selain mereka, mahaguru Vajrabodhi turut mengunjungi Palembang pada 717 lalu menyebarkan agama Buddha di China.

Sistem Asrama di Kerajaan Sriwijaya

Seorang yang ingin memperdalam pengetahuan tentang ilmu agama Buddha. Haruslah terlebih dahulu masuk asrama. Biasanya mereka dinamakan cantrik. Kepala cantrik akan dicukur gundul, lalu mereka wajib mengenakan pakaian jubah kuning.

Seorang cantrik harus hidup sederhana. Sebagai pelajar, mereka dilarang membawa uang atau harta benda lainnya dari luar. Selain itu, cantrik dituntut belajar keras serta menjaga kebersihan ruang belajar juga asrama.

Sistem seperti ini pula yang diterapkan pada sistem pendidikan agama Buddha di kerajaan Sriwijaya masa itu. Dengan sistem demikian, maka pendidikan agama di Sriwijaya pun terkenal sampai ke seluruh dunia.

Hingga sekarang, sistem pendidikan agama Buddha di kerajaan Sriwijaya masih digunakan bahkan untuk agama lain. Salah satu contohnya adalah pendidikan pesantren dengan siswa yang disebut sebagai santri.

Sistem Pendidikan Pancavidya

Sebagai pusat agama Buddha, pendidikan pada masa kerajaan Sriwijaya merupakan pendidikan dengan misi penyebaran agama dan ajaran kehidupan secara menyeluruh. Hal ini juga dikenal dengan nama Pancavidya.

Pancavidya sendiri adalah sebuah sistem pendidikan agama Buddha di kerajaan Sriwijaya selain dengan adanya sistem asrama. Pancavidya dikenal dengan penerapan lima aspek ilmu pengetahuan, yaitu:

  1. Śabdavidyā (tata bahasa)
  2. Hetuvidyā (logika)
  3. Cikitsāvidyā (pengetahuan pengobatan)
  4. Śilakarmasthānavidyā (kesenian dan kerajinan)
  5. Adhyātmavidyā (teknik dan pengetahuan spiritualitas)

Untuk mendukung kemajuan wilayah, kerajaan Sriwijaya mengutus siswa mereka untuk belajar di Nalanda. Semua fasilitas seperti biaya hidup dan tempat tinggal ditanggung oleh kerajaan Sriwijaya, disebut sebagai beasiswa di masa modern.

Warisan kerajaan ini tidak hilang begitu saja. Mulai dari asrama, berbagai pemahaman ilmu, beasiswa, merupakan sistem pendidikan agama Buddha yang masih digunakan sampai detik ini.

Versi cetak
#sistem pendidikan agama buddha

Artikel Terkait

Perkembangan agama Buddha di Sriwijaya – Sejak abad ke-7, di Kerajaan Sriwijaya telah tumbuh dan berkembang agama Buddha. Pada fragmen Prasasti Bukit Siguntang terdapat kata-kata Siksa-Prajna yang terdiri atas siksa dan prajna, yaitu dua pengertian dasar agama Buddha aliran Mahayana dan aliran Hinayana. Agama Buddha yang dianut di Sriwijaya adalah aliran Hinayana.

Karena menganut aliran tersebut, maka di kerajaan ini tidak ada peninggalan-peninggalan agama Buddha berupa candi dan patung seperti di Jawa yang menganut agama Buddha aliran Mahayana.

Aliran Hinayana tidak menggunakan patung atau candi dalam pelaksanaan upacara, kebaktian, melainkan menitikberatkan kepada semadi.

Hingga abad ke-11, Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara. Para biksu Buddha dari negara-negara di Asia bagian timur yang hendak berkunjung ke pusat agama Buddha di India (Nalanda) dalam perjalanannya singgah terlebih dahulu di Sriwijaya untuk mempelajari agama Buddha sebagai persiapan.

Dharmapala adalah seorang mahaguru terkenal dari India yang memberi kuliah di Perguruan Tinggi Buddha di Sriwijaya, yang didampingi oleh mahaguru terkenal dari Indonesia sendiri bernama Sakyakirti.

Seorang bhiksu dari negeri Cina bernama I-tsing, lama tinggal di Sriwijaya dan menerjemahkan kitab-kitab agama Buddha dari bahasa Sansekerta dan bahasa Kwun-lun ke dalam bahasa Cina.

Bahasa Kwun-lun adalah bahasa Melayu Kuno. Dikatakan bahwa dalam hubungan perdagangan di Asia Tenggara dipergunakan bahasa Kwun-lun.

Peta Perkembangan agama Buddha di Sriwijaya

Bagaimana perkembangan pendidikan agama Buddha di bawah pemerintahan kerajaan Sriwijaya
Peta Perkembangan agama Buddha di Sriwijaya

Raja Balaputra mendirikan biara di Nalanda untuk para biksu dari Sriwijaya. Fasilitas pembangunan itu diberikan oleh Raja Pala, Dewapaladewa pada tahun 860 Masehi. Pada prasastinya, Raja Dewapaladewa memerintahkan agar lima buah desa memberi nafkah kepada penghuni biara yang dibangun oleh raja Balaputra.

rute kedatangan bangsa portugis ke indonesia yang benar adalah

presiden soekarno menyerahkan kekuasaan kepada jenderal soeharto adalah tanggal

pertempuran 10 november di surabaya diperingati sebagai hari ....

perlawanan yang dilakukan di berbagai daerah pada masa pendudukan jepang salah satunya disebabkan oleh kebiasaan yang diperkenalkan jepang yaitu

perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda mengenai proklamasi terletak pada masalah

proses merdekanya negara-negara di asia dan afrika oleh para mantan penjajahnya biasa disebut.....

pengaruh hindu-budha dalam bidang pemerintahan yaitu munculnya sistem kekuasaan secara turun temurun berdasarkan garis keturunan yang disebut

perlawanan rakyat singaparna jawa barat melawan jepang dipimpin oleh

Contoh Keterbatasan Manusia Dalam Hal Keahlian Adalah........A. Tidak semua orang dapat bermain GitarB. Tidak semua orang mengalami keberhasilan C. Ti … dak semua orang Memiliki Keluarga Lengkap ​

uraikan 3 contoh tradisi hindu budha dan islam yang masih