Mengapa lumut disebut homospora dan isospora

Tumbuhan paku, atau disebut juga pteridophyta, termasuk ke dalam kingdom Plantae. Paku-pakuan adalah kelompok tumbuhan dengan pembuluh sejati, tapi tidak menghasilkan biji dalam proses reproduksinya. Tanaman paku melepaskan spora untuk menyebarkan benih-benihnya, persis seperti lumut dan fungi.

Banyak dari tumbuhan paku yang hidup menumpang pada tumbuhan lain, seperti sawit. Tapi mereka tidak bersifat parasit bagi inangnya jika tidak tumbuh terlalu banyak. Di wilayah Indonesia dan Malaysia, terdapat sekitar 12.000 spesies dan tersebar di berbagai daerah karena tanaman paku dapat hidup di tempat basah maupun berpasir.

Jenis tumbuhan paku dibagi menjadi empat, yaitu psilopsida, pteropsida, lycopsida, dan sphenopsida.

Psilopsida (Paku Purba)

Psilopsida merupakan tumbuhan paku dengan struktur tubuh yang sederhana. Rantingnya bercabang-cabang dan terdapat bulu-bulu halus yang menyelimuti tubuhnya. Psilopsida yang disebut juga sebagai paku purba memiliki akar serabut halus yang juga disebut sebagai akar semu. Akar tersebut berfungsi sebagai perekat pada tumbuhan lain.

(Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Protista Mirip Tumbuhan)

Ciri-ciri psilopsida ini adalah habitatnya di daerah beriklim tropis dan subtropis. Ia bersifat homospora, memiliki daun mikrofil dengan batang berklorofil, dan tidak memiliki daun sejati.

Pteropsida (Paku Sejati)

Pteropsida atau paku sejati sering disebut sebagai tanaman pakis. Tumbuhan paku jenis ini dapat hidup di daerah tropis maupun subtropis. Daunnya lebih lebar jika dibandingkan dengan tanaman paku lainnya. Beberapa contoh pteropsida adalah suplir (Adiantum cuneatum), semanggi (Marsilea crenata), dan paku sarang kuda (Asplenium nidus).

Ciri-ciri dari paku sejati adalah bersifat homospora atau isospora. Spora tersebut berkumpul dan terletak di bawah daun. Penyebaran spora tersebut dibantu oleh angin. Struktur tubuh pteropsida memiliki batang yang tegak di atas permukaan tanah, tapi ada pula jenis paku sejati yang terbenam di bawah permukaan tanah.

Lycopsida (Paku Kawat/Rambut)

Lycopsida sering juga disebut sebagai paku kawat atau paku rambut karena daun-daunnya yang berukuran sangat kecil. Tumbuhan paku jenis ini menghasilkan dua jenis spora, yaitu mikrospora dan makrospora. Lycopsida dapat tumbuh di daerah tropis, baik di atas tanah maupun menempel di kulit pohon, tapi tidak bersifat parasit.

Ciri-ciri dari lycopsida yang paling menonjol adalah batangnya yang menyerupai kawat dan struktur berbentuk gada. Ujung-ujung batangnya tersusun dari sporofil. Lycopsida memiliki akar, batang, dan daun sejati. Lycopsida ada yang menghasilkan satu jenis spora dan dua jenis spora. Gametofitnya berukuran kecil dan tidak berklorofil.

Sphenopsida (Paku Ekor Kuda)

Sphenopsida atau paku ekor kuda diketahui hanya memiliki 25 spesies saja. Tumbuhan paku ini banyak tumbuh di tepi sungai yang lembab dan hidup di daerah subtropis bagian utara. Nama paku ekor kuda didapat karena percabangan batangnya menyerupai ekor kuda. Sporofitnya berdaun kecil dan bersisik.

Ciri-ciri dari tumbuhan paku ini adalah tingginya bisa mencapai 1 hingga 4,5 meter. Struktur batangnya berongga dan beruas-ruas. Sphenopsida juga memiliki akar, batang, dan daun sejati.

Tumbuhan adalah salah satu keanekaragaman hayati yang banyak dimanfaatkan oleh manusia. Hewan pun bergantung pada tumbuhan sebagai sumber energi. Dalam klasifikasi, makhluk hidup apa saja yang tergolong sebagai tumbuhan?

Mengapa lumut disebut homospora dan isospora

Dunia tumbuhan atau Kingdom Plantae beranggotakan semua organisme eukariot multiseluler fotosintetik yang memiliki klorofil a dan b, menyimpan karbohidrat yang biasanya berupa tepung dan embrionya dilindungi oleh jaringan tumbuhan parental.

Dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan tidak berpembuluh atau non-Tracheophyta dan tumbuhan berpembuluh atau Tracheophyta (Yunani, trakhoia = saluran kecil, phyton = tumbuhan). Tumbuhan non-Tracheophyta ialah kelompok lumut, sedangkan kelompok Tracheophyta ialah tumbuhan paku-pakuan dan tumbuhan berbiji-bijian.

Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Coba perhatikan dinding, genteng, tanah atau batu di tempat yang teduh dan lembab, maka akan menemukan adanya hamparan seperti beludru berwarna hijau, itulah salah satu jenis lumut. Lumut ialah tumbuhan darat yang tubuhnya tidak dapat dibedakan anatar akar, batang maupun daun. Selain itu, tubuh lumut juga tidak memiliki pembuluh pengangkut. Namun, lumut memiliki klorofil sehingga digolongkan dalam kingdom Plantae. Oleh karena itu, lumut disebut sebagai peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta) dan tumbuhan berkormus (Cormophyta) yang memiliki akar, batang dan daun sejati.

Ciri-Ciri Tubuh Lumut

Ciri tubuh lumut meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungsi tubuh, antara lain sebagai berikut:

Lumut berukuran makroskopik dengan tinggi rata-rata 1-2 cm. Lumut tertinggi berukuran sekitar 40 cm. Dalam siklus hidupnya, lumut mengalami pergantian generasi, yaitu gametofit dan sporofit. Bentuk lumut yang sering dilihat sebeneranya yaitu lumut gametofit. Gametofit ialah lumut yang menghasilkan sel kelamin (gamet).

Sporofit menumpang pada tubuh gametofit. Sporofit ialah lumut yang menghasilkan spora. Bentuk sporofit ada yang seperti terompet memanjang atau seperti kapsul bertangkai panjang.

Berita Terkait  Pengertian Hormon dan Fungsinya

Tubuh lumut terdiri dari sel-sel yang memiliki kloroplas. Kloroplas mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis. Pada lumut berbentuk talus, sel-sel yang mengandung klorofil terutama berada pada jaringan sebelah atas. Sebaliknya, pada lumut yang berbentuk tumbuhan kecil, seluruh sel pada batang dan daunnya yang tidak sejati mengandung klorofil.

Tubuh lumut tidak memiliki jaringan pengangkut air dan mineral sehingga disebut juga sebagai tumbuhan tak berpembuluh. Air dan mineral diperoleh dengan cara difusi oleh setiap bagian tubuh lumut.

Tubuh lumut gametofit terdiri dari sel-sel dengan kromosom yang tidak berpasangan (haploid = n). Gametofit memiliki alat perkembangbiakan multiseluler yang disebut dengan gametangium (jamak: gametangia). gametangium terdiri dari gametangium jantan dan gametangium betina. gametangium jantan disebut dengan anteridium (jamak: anteridia), sedangkan gametangium betina disebut dengan arkegonium (jamak: arkegonia). Anteridium menghasilkan banyak gamet jantan berflagelum (spermatozoid), sedangkan arkegonium menghasilkan satu gamet betina (ovum = sel telur) yang tidak berflagelum dan berukuran lebih besar daripada spermatozoid. Gamet dihasilkan dari proses meiosis (pembelahan reproduksi), yaitu pembelahan dua kali pada satu inti gamet menjadi empat inti gamet. Masing-masing gamet mengandung kromosom yang tidak berpasangan (haploid = n).

Anteridium dan arkegonium dapat terletak bersama pada satu individu gametofit atau terpisah pada dua individu gametofit yang berbeda. Jika anteridium dan arkegonium terdapat satu gametofit, disebut lumut berumah satu (monoseus). Sedangkan, jika anteridium dan arkegonium terdpisah pada dua gametofit disebut lumut berumah dua (dioseus). Gametofit yang hanya memiliki anteridium disebut gametofit jantan, dan gametofit yang hanya memiliki arkegonium disebut gametofit betina.

Pada lumut gametofit terdapat lumut sporofit (sporogonium) yang terdiri dari sel-sel dengan kromosom yang berpasangan (diploid = 2n). Lumut sporofit selalu menumpang pada lumut gametofit untuk memperoleh air dan mineral. Lumut sporofit ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler.

Berita Terkait  Pengertian Tumbuhan Paku

Lumut sporofit yang multiseluler berukuran lebih kecil daripada gametofitnya. Sporofit multiseluler pada sebagian besar lumut memiliki tempat pembentukan spora yang disebut dengan kotak spora (sporangium). Kotak spora menghasilkan spora-spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Oleh karena itu, tumbuhan lumut dikatakan bersifat homospora atau isospora. Spora digunakan untuk reproduksi aseksual.

Reproduksi Tumbuhan Lumut

Lumut berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan yang terjadi dalam sporangium lumut sporofit (sporogonium). Spora yang dihasilkan sporofit ialah spora haploid. Spora tersebut tumbuh menjadi protonema, kemudian tumbuh menjadi gamtofit haploid (n).

Reproduksi seksual lumut terjadi dengan adanya penyatuan gamet jantan (spermatozoid) dan gamet betina (ovum).

Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian bertemu dan membuahi ovum (fertilisasi).

Reproduksi lumut tersebut menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit (n) dan generasi sporofit (2n). Pergiliran antara generasi gametofit dengan generasi sporofit disebut dengan metagenesis. Pada lumut, gemetofit ialah generasi yang dominan dalam daur hidupnya.

Klasifikasi Tumbuhan Lumut

Pengelompokan berbagai spesies lumut menghasilkan tiga kelas, yaitu lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun.

Lumut Hati (Hepaticopsida)

Lumut hati diperkirakan mencapai 6.500 spesies yang mencakup kelompok lumut dengan tubuh berbentuk talus. Talus lumut hati berlobus seperti lobus pada hati manusia. Contoh lumut hati ialah, sebagai berikut:

  • Riccia Nutans
  • Marchantia ialah lumut berumah dua yang memiliki gametofit jantan dan gametofit betina
  • Lanularia

Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)

Lumut tanduk memiliki bentuk tubuh seperti lumut hati yaitu berupa talus. Namun sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya memiliki satu kloroplas. Lumut tanduk terdiri dari 100 spesies yaitu Anthoceros sp.

Berita Terkait  Klasifikasi Tumbuhan Berbiji

Lumut Daun (Bryopsida)

Lumut daun disebut juga dengan lumut sejati. Jadi lumut daun ialah kelompok lumut terbanyak dibandingkan kelompok lainnya, seperti sekitar 10 ribu spesies. Contoh lumut daun adalah:

Manfaat Tumbuhan Lumut bagi Manusia

Seperti organisme lain, lumut dapat memberikan manfaat bagi manusia jika diketahui potensi yang dikandungnya. Beberapa jenis lumut yang sudah dimanfaatkan ialah Marchantia sebagai obat penyakit hepar (hati) dan Sphagnum sebagai bahan pembalut dan sumber bahan bakar.

Demikian Pembahasan Tentang Tumbuhan Lumut: Pengertian, Ciri, Reproduksi, Klasifikasi dan Manfaat dari Pendidikanmu

Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca 

Mengapa lumut disebut homospora dan isospora

Baca Juga Artikel Lainnya: