Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?

Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?

Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?
Lihat Foto

freepik

Ilustrasi pemakaian pestisida yang berlebihan

KOMPAS.com - Pemakaian pestisida bisa memberikan manfaat dalam sektor pertanian untuk mengendalikan hama, penyakit, dan gulma. Pestisida merupakan bahan kimia yang beracun yang digunakan untuk membunuh hama.

Dampak pemakaian pestisida berlebih untuk pertanian

Pemakaian pestisida yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan untuk pertanian itu sendiri. Dilansir dari BPTP Kalimantan Selatan, berikut dampak pestisida terhadap pertanian.

  • Resurgensi, yaitu meningkatnya reproduksi hama
  • Timbulnya hama sekunder
  • Hama resisten terhadap pestisida
  • Berkurangnya musuh alami.

Baca juga: Pestisida Bikin Lebah Kurang Tidur, Ini Dampak untuk Lingkungan

Dampak pemakaian pestisida berlebih terhadap kesehatan

Manusia berisiko terpapar pestisida, dengan dua cara. Pertama, pekerja pertanian yang terpapar ketika sedang menyemprotkan pestisida. Kedua, adalah dengan memakan sayur yang disemprot dengan pestisida.

Pemakaian pestisida yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah kesehatan bagi manusia. Dilansir dari NCBI, masalah kesehatan yang mungkin muncul akibat paparan pestisida adalah sebagai berikut:

  • Penurunan fungsi imun
  • Gangguan keseimbangan hormon
  • Menurunkan fungsi otak
  • Gangguan kesuburan
  • Kanker, terutama kanker di saluran cerna
  • Pada pekerja yang terpapar pestisida yang berlebihan, gejala yang mungkin langsung muncul adalah pusing, mual, muntah, lelah, iritasi kulit, iritasi mata.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?

USAHA MENURUNKAN PENGGUNAAN PESTISIDA KIMIA DENGAN PROGRAM PENGENDALIAN HAMA TERPADU (Efforts to Reduce Chemical Pesticides Use through Integrated Pest Management Program)

Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?
https://doi.org/10.22146/jml.18570

Joko Mariyono(1*), Irham Irham(2)

(1) Fakultas Pertanian, Universitas Gunung Kidul dan Yayasan Bahtera, Yogyakarta (2) Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (*) Corresponding Author


ABSTRAK

Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang menyebabkan pencemaran lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Penggunaannya yang berlebihan telah menimbulkan biaya eksternal yang sangat tinggi. Sejak tahun 1989 Pemerintah Indonesia telah berusaha mengurangi penggunaan pestisida kimia melalui program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Untuk mengetahui dampak program PHT, digunakan fungsi permintaan pestisida kimia. Analisis ini menggunakan data sekunder selama sembilan tahun yang diambil dari empat kabupaten wilayah Yogyakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa  dampak program PHT telah berhasil mengurangi penggunaan pestisida kimia pada padi dan kedelai. Penurunan penggunaan pestisida kimia disebabkan oleh kenaikan harga dan penyebaran teknologi PHT. Turunnya penggunaan pestisida kimia ini akan meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan manusia karena tersedia bahan pangan yang residu pestisida kimianya rendah.

ABSTRACT

Chemical pesticide is a poisonous agent that causes deterioration on environment quality and thereatens to human health. It causes considerable high externat cost. Sice 1989 the Government of Indonesia had removed chemical pesticide subsidy and introduced a new program called Integrated {est <amage,emt (IPM)  in ornder to reduce chemical pestidice use. The objectives of this research was to determine the impact of IPM Program on cemical pesticide use in rice and soybean cultivation. To determine the impact, ademand model of cemical pesticide was employed. Time series secondary data for nine years collected from related institutions in four revencies of Yogyakarta were utilized as the basic analysis. Results of the analysis indicated that chemical pesticide uses in rice and soybean cultivation have declined. The reduction of chemical pesticide use was caused by the increase of chemical pesticide price due to the discontinuation of chemical pesticide subsidy, and dissemination of IPM program. It implied that the program will improve environment quality and human health, and provide  food with low chemical pesticide residue.


Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?
DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18570

Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?
Abstract views : 6877 |
Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?
views : 21884

  • There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan

Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?
Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?
Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?
Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?
Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan?


View My Stats

Pestisida sangat berguna di berbagai bidang kegiatan manusia, khususnya di bidang pertanian untuk menjamin ketersediaan pangan. mencegah kerusakan harta benda, dan pengendalian penyakit (yang ditularkan melalui vektor). Perilaku bertani pada sebagaian petani yang berlebihan dalam menggunakan pestisida sintetis, sehingga berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Petani melakukan proses produksi hasil pertanian menekankan kuantitas akan tetapi dituntut juga menghasilkan produk berkualitas. Masyarakat mengharapkan produk pertanian yang sehat aman dikonsumsi.  

Dampak Penggunaan Pestisida

Pestisida merupakan sarana pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang paling banyak digunakan oleh petani di Indonesia (95,29%) karena dianggap efektif, mudah digunakan dan secara ekonomi menguntungkan. Penggunaan pestisida yaang demikian dipastikan dapat mencemari lingkungan dan pada gilirannya dapat meninggalkan residu pestisida pada produk pertanian. Di lingkungan residu pestisida dapat mematikan makro dan mikro organisme serta merusak keseimbangan alam. Sedangkan pada produk pertanian residu pestisida dapat mengganggu kesehatan manusia, seperti menurunnya sistem imun, gangguan fungsi ginjal dan hati, memacu pertumbuhan kanker, dan gangguan fungsi kerja syaraf.

Dampak bagi kesehatan.

Dampak penggunaan pestisida berlebih akan berdampak pada kesehatan manusia. Pestisida tergolong sebagai endocrine disrupting chemicals (EDCs), yaitu bahan kimia yang dapat mengganggu sintesis, sekresi, transport, metabolisme, pengikatan dan eliminasi hormon-hormon dalam tubuh, salah satunya hormon tiroid. Penelitian di Kabupaten Brebes mendapatkan tingginya prevalensi: Gondok (67,9%), Hipotiroidisme (33,3%), Gangguan pertumbuhan tulang (54,0%) pada siswa SD. Pestisida mempunyai efek toksik hanya pada organisme targetnya, yaitu hama. Namun, pada kenyataannya, sebagian besar bahan aktif yang digunakan tidak cukup spesifik toksisitasnya, sehingga berdampak negatif terhadap kesehatan (manusia). Toksik adalah zat yang bila dapat memasuki tubuh dalam keadaan cukup dan secara konsisten dapat menyebabkan fungsi tubuh menjadi tidak normal. Toksisitas adalah kemampuan racun untuk menimbulkan kerusakan bila masuk ke dalam tubuh dan lokasi organ yang rentan terhadapnya

Pencegahan Penggunaan Pestisida Sintetis berlebih

Pemerintah bersama masyarakat harus melakukan pencegahan penggunaan pestisida sintetis yang berlebihan. Pencegahan penggunaan pestisida sintetis dapat dilakukan dengan cara bagi masyarakat, bagi pelaku pertanian, dan berikut:

Secara umum pencegahan penggunaan pestisida sintetis

  1. Melakukan evaluasi kembali tentang perdagangan/peredaran pestisida maupun
  2. Cara penggunaannya di kalangan petani
  3. Upaya mengurangi penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian
  4. Mengembangkan pertanian organik

Cara penggunaan pestisida bagi pelaku pertanian

  1. Menggunakan pestisida yang terdaftar dan diijinkan menteri pertanian.
  2. Menggunakan pestisida sesuai dengan jenis komoditi dan jenis organisme sasaran yang diijinkan.
  3. .memperhatikan dosis dan anjuran yang tercantum pada label.
  4. Memperhatikan kaidah – kaidah keselamatan dan keamanan penggunaan pestisida.

Metode mengurangi residu pestisida

Para pelaku usaha dan masyarakat perlu melakukan langkah-langkah dalam mengurangi residu pestisida menurut Fitriadi dan Putri, 2016 dengan cara sebagai berikut:

  1. Metode prapanen meliputi penggunaan agen pengendali hayati dan sistem pertanian Pengendalian Hama Terpadu, penggunaan pestisida non persisten, pengaturan waktu aplikasi pestisida, dan penggunaan arang aktif.
  2. Metode pasca panen meliputi pencucian hasil pertanian, penggunaan ozon dan air terozonisasi, perendaman air panas, penggunaan radiasi ultrasonik dan pengaturan pH.

Badan penelitian dan pengembangan teknologi pertanian Kementerian pertanian melalui Balintan menghasilkan teknologi menurunkan residu pestisida (Balintan, 2013) sebagai beikut :

  1. Teknologi penggunaan arang aktif
  1. Arang aktif (AA) dapat dibuat dari limbah pertanian seperti sekam padi, tongkol jagung, tempurung kelapa, dan cangkang /tempurung kelapa sawit yang berfungsi untuk menurunkan residu pestisida.
  2. Aplikasinya dapat dilakukan secara langsung ke tanah ataupun diformulasikan dengan pupuk urea sebagai pelapis (coating). AA sebagai pelapis urea selain dapat meningkatkan efisiensi nitrogen dari pupuk urea juga dapat berfungsi sebagai rumah dan sumber karbon bagi mikroba pendegradasi pestisida.
  3. Penggunaan bahan organik (BO)
  1. Penggunaan BO limbah pertanian seperti pupuk kandang (pukan) sapi dan ayam telah digunakan sejak lama terutama pada lahan sayuran dan lahan sawah tadah hujan.
  2. Pemberian BO berupa pupuk kandang dan pril dapat menurunkan residu senyawa POPs, dan penambahan mikroba pada BO dapat meningkatkan persentase penurunan residu senyawa POPs. Pukan ayam + mikroba dapat menurunkan residu DDT sampai 81,6% ; sedangkan pemberian petroganik + mikroba dapat menurunkan residu heptaklor sampai 91,57%.

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/98725/dampak-pestisida-sintetis-dan-cara-menurunkan-residunya/