Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?

Coba, sekarang pikirkan baju yang dipakai. Mulai dari menanam pohon kapasnya sampai menjadi baju. Perhatikan gambar proses
pembuatan baju berikut!

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
()

Energi apa sajakah yang dikeluarkan untuk menghasilkan selembar kain? Apa kewajiban yang harus dilakukan terhadap pakaian yang kita miliki?

Lengkapi tabel berikut!

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
()

Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 3 SD Halaman 84

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
()

Waktu yang dibutuhkan begitu lama. Energi yang digunakan juga begitu besar. Oleh karena itu kita harus menghargai waktu dan energi.

Ayo Berlatih (Halaman 85-88)

Ada proses yang harus dilalui hingga baju dapat dipakai. Untuk membuat sebuah baju, seorang penjahit membutuhkan waktu yang cukup. Mulai dari membeli bahan di pasar atau di toko. Kemudian, bahan dipotong dan dijahit. Setelah itu baju dapat dipakai.

Coba hitung waktu kegiatan berikut!

Bu Nia pergi ke pasar. Bu Nia akan membeli bahan untuk menjahit. Dia berangkat dari rumah pukul 08.30.

Setelah 45 menit, Bu Nia selesai belanja. Dia pun segera pulang. Pukul berapa Bu Nia pulang dari pasar? Gambarkan dengan jarum jam!

Berangkat pukul 08.30

Lama di pasar 45 menit.

Jadi, Bu Nia pulang dari pasar pukul 09.15.

Perhatikan penjelasannya!

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
()


Page 2

Jadi, Bu Nia pulang dari pasar pukul 09.15 Jadi dapat kita gambarkan jarum jamnya sebagai berikut.

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
()

Nah, berikut ini beberapa soal tentang lamanya suatu kejadian. Jawablah soal-soal tersebut!

1. Pak Ahmad menanam bibit cabai pada awal bulan Maret. Pada bulan akhir Juni cabai-cabai tersebut sudah siap dipanen. Berapa lama proses menanam cabai tersebut?

2. Seorang penjahit bisa menjahit 3 baju dalam sehari. Jika dia harus menjahit 15 baju, berapa hari yang dia butuhkan?

3. Pada hari Senin, ibu membawa bahan ke tukang jahit. Ibu ingin menjahit bajunya. Pada hari Sabtu baju tersebut sudah selesai dijahit. Berapa hari waktu yang dibutuhkan untuk menjahit baju ibu?

4. Lani membantu ibu membuat kue bolu di dapur. Ibu mulai membuat kue pukul 09.00. Pukul 10.30 kue pun matang. Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk membuat kue tersebut?

5 Ayah mulai mencuci mobil pukul 08.00. Lamanya ayah mencuci mobil adalah 45 menit. Pukul berapa ayah selesai mencuci mobil? Gambarkan dengan menggunakan jarum jam.

Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 3 SD Halaman 86-88

1. Awal Maret - Akhir Juni = 4 bulan.

Jadi proses menanam cabai menghabiskan waktu 4 bulan.

2. 15 : 3 = 5

Jadi si penjahit membutuhkan waktu 5 hari untuk menjahit 15 baju.

3. Senin - Sabtu = 6 hari.

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk menjahit baju ibu adalah 6 hari.

4. 10.30 - 09.00 = 1.30

Jadi waktu yang dihabiskan untuk membuat kue adalah 1 jam 30 menit.

5. 08.00 + 00.45 = 08.45

Jadi ayah selesai mencuci mobil pada pukul 08.45

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
()

Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Petani selalu digambarkan sebagai sosok bercaping yang membawa cangkul di tangannya. Dalam kedudukan sosial, petani pun sering kali ditempatkan di posisi yang rendah. Hari ini jika anak-anak ditanyai apa cita-cita mereka, hampir tidak ada yang ingin jadi petani. Kenapa?

Bukankah mereka membanting tulang setiap hari demi sebulir nasi yang mengisi perut kita? Lalu apa yang sudah kita berikan pada mereka? Sudahkah mengucapkan terima kasih?

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
Sumber Gambar: life.viva.co.id

Dulu di era 90-an ada sebuah lagu tentang petani yang selalu kita temukan di buku Bahasa Indonesia SD. "Nasi putih terhidang di meja/ Kita makan tiap hari/ Beraneka macam hasil bumi/ Dari manakah datangnya/ Dari sawah dan ladang di sana/ Petanilah penanamnya...."

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
Sumber Gambar: donymaulana.wordpress.com

Tidak hanya nasi saja, buah dan sayuran yang membuat tubuh kita sehat, semuanya juga ditanam oleh para petani. Mereka bekerja keras sejak menanam benih hingga memanennya.

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
Sumber Gambar: fotovoice.org

Mana bisa bertani tanpa lahan? Itulah kenyataannya. Sebagian besar petani Indonesia tidak memiliki lahan pertanian sendiri atau dengan kata lain mereka hanyalah buruh tani.

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
Sumber Gambar: blog.umy.ac.id

Bukan hanya infrastruktur dan teknologinya yang masih sederhana dibandingkan negara-negara maju, akses terhadap kredit, pasar, dan permodalan juga masih tergolong rendah.

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
Sumber Gambar: antarajatim.com

Berdasarkan data BPS, penghasilan petani Indonesia sekitar Rp 1,82 juta – Rp 3,57 juta per tahun. Jadi per bulan mereka dapat berapa?

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
Sumber Gambar: gambarproperti.com

Sementara itu kita dengan bangga memamerkan bahan makanan imppor yang kita beli sebagai wujud gaya hidup modern. Apa gak malu?

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?
Sumber Gambar: blog.umy.co.id

Hasil sensus BPS menunjukkan penurunan jumlah petani dari tahun 2003 ke 2013 sebesar hampir lima juta petani. Kini jumlah petani di Indonesia hanya sekitar 26 juta. Alasan generasi muda tidak lagi mau bertani adalah karena pekerjaan ini tak lagi bergengsi. Lalu kita mau makan apa?

Pahlawan adalah mereka yang rela berkorban demi bangsa dan negaranya. Petani selalu mewujudkan itu semua dalam kerja keras mereka setiap harinya. Kalau bukan kita yang mempedulikan nasib petani, lalu siapa?

Baca Artikel Selengkapnya

06 Oktober 2021 : 07:12:20

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?

Dukungan Greenfields di bidang pendidikan

Liramedia.co.id - 24 September yang lalu, kita baru saja memperingati Hari Tani Nasional. Penetapan Hari Tani Nasional dilakukan oleh Presiden Soekarno sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Kepres RI) No. 169 tahun 1963.

Mungkin selama ini kita tidak terlalu memikirkan ataupun menghargai jasa para petani yang telah bekerja keras untuk bisa menyediakan makanan yang setiap hari kita nikmati, seperti nasi, sayuran dan buah-buahan.

Walaupun Hari Tani Nasional sudah berlalu, tidak ada salahnya kalau kita tetap mengingat dan mengapresiasi jasa para petani Indonesia yang bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya:

1. Membeli produk-produk yang dihasilkan para petani Indonesia. Banyak produk seperti kopi, nasi, buah dan sayuran bermerek lokal yang merupakan hasil kerja keras para petani Indonesia. Dengan membeli produk lokal, kita juga mendukung para petani Indonesia.

2. Memberi bantuan kepada para petani. Saat ini, kita dapat menemukan yayasan atau gerakan yang bertujuan untuk membantu para petani, dari segi keuangan, kesehatan dan lainnya. Tanpa harus menjadi anggota, kita bisa membantu para petani dengan menyisihkan uang untuk disumbangkan kepada para petani melalui yayasan atau gerakan tersebut. Untuk lebih detilnya, bisa dicari secara daring.

Greenfields, ahli produk susu dan produk olahan susu saat ini memili dua peternakan di Jawa Timur, Farm 1 berada di Babadan dan Farm 2 di Wlingi. Kedua peternakan Greenfields ini terletak di sekitar lahan kerja para petani setempat, membuat Greenfields sangat dekat dengan para petani.

Greenfields sangat menghargai kerja keras para petani di sekitar peternakan dan berusaha membantu mereka untuk dapat maju bersama.

Peternakan Greenfields menghasilkan Pupuk Organik Cair (POC) dari manure sapi-sapinya dan POC ini dimanfaatkan oleh para petani di sekitar peternakan.

Greenfields bekerja sama dengan 758 petani dari 7 dusun di sekitar peternakan. Saat ini, lebih dari 700 hektar lahan petani yang memanfaatkan POC dari Greenfields untuk mempupuk rumput odot. Rumput ini dibeli oleh Greenfields untuk pakan sapi.

Setiap harinya, para petani menggunakan lebih dari 2.000 m³ POC untuk lahan mereka. Greenfields juga membagikan POC perkebunan kopi di sekitar Greenfields Farm 2.

Sebanyak 1000m3 POC dari Greenfields dimanfaatkan setiap untuk membantu menyuburkan lahan kopi seluas 500 hektar. Selain berkontribusi untuk para petani, Greenfields juga melakukan berbagai kegiatan CSR di desa-desa sekitar Farm 2: Ngadirenggo, Tegalasri, Balerejo, Tembalang, Plumbangan dan Sumber Urip.

Berikut adalah kegiatan CSR yang telah dijalankan Greenfields selama bulan Agustus:

1. Program Kesehatan:

- Donasi paket berupa susu telur dan biskuit bagi warga, anak-anak berkebutuhan gizi dan masyarakat yang membutuhkan

- pembagian sembako di Desa Balerejo dan Sumber Urip, untuk 60 kepala keluarga di masing-masing desa.  

2. Program Infrastruktur:

Program air bersih dengan 274 paralon di desa Tegalasri.

3. Program Kemasyarakatan: Partisipasi Greenfields pada kegiatan 17 Agustus di setiap desa, berupa:

- Sumbangan hadiah lomba voli dan sumbangan susu untuk kegiatan kerja bakti dan kegiatan yang diinisiasi Desa Ngadirenggo

- Sumbangan cat jalan dan susu untuk Desa Tegalasri; sumbangan uang tunai yang dikelola Desa Balerejo untuk pembelian sembako yang dibagikan kepada warga isoman

- Sumbangan uang tunai yang dikelola Desa Tembalang untuk pembelian paket hadiah lomba yang di distribusikan ke 4 RW

- Sumbangan uang tunai yang dikelola Desa Plumbangan untuk pembelian sembako kepada masyarakat pasca isoman

- Sumbangan uang tunai yang dikelola Desa Sumber Urip untuk hadiah lomba 17 Agustus.Perbaikan fasilitas olahraga di Desa Tembalang

4. Program Pendidikan:

Pendidikan nutrisi bagi siswa di setiap desa berupa sumbangan susu untuk Sekolah Dasar, Taman Kanak-Kanak, PAUD dan posyandu.

5. Program Keagamaan:

Bantuan susu untuk kegiatan dzikir setiap minggu di Desa Tegalasri.  

Greenfields akan melanjutkan kegiatan-kegiatan CSR agar bisa terus membantu petani dan masyarakat sekitar yang selama ini telah menyambut baik kehadiran Greenfields.

Tidak hanya di Farm 2, Greenfields juga sudah menjalankan kegiatan CSR di Farm 1 sejak tahun 2011, termasuk:  

Perbaikan / Perawatan Infrastruktur:

- Perawatan jalan Kampung Baru Jambuwer 

– Masjid Maduarjo; Maduarjo

– Precet

- Perawatan gorong-gorong/saluran air hujan dari arah peternakan menuju kampung Dusun Maduarjo.

Donasi:

- Bantuan pipa air bersih PVC di Dusun Sumberkunci, Kapurono, Banaran dan Desa Babadan-Ngajum

- Program Bedah rumah di Dusun Maduarjo Desa Balesari & Jambuwer Desa Balesari

- Bantuan Hewan Qurban untuk 9 MasjidPengurukan jalan berlubang di Balesari.  

Kegiatan Sosial Kemasyarakatan:

- Penanaman 100 pohon beringin dalam rangka penghijauan sumber mata air gunung, bekerja sama dengan LKDPH Madu Jaya Desa Babadan Ngajum

- Bantuan perlengkapan Olahraga untuk Karang Taruna/Pemuda di sekitar peternakan.

Bidang Pendidikan:

- Program Bantuan susu sekolah untuk siswa di 19 Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Ngajum & Wagir

- Turnamen sepakbola Greenfields CupLomba Cerdas Cermat antar SD se wilayah Kecamatan Ngajum & Wagir Kab Malang.

"Kami berharap kehadiran Greenfields di Babadan dan Wlingi dapat terus memberikan dampak positif bagi warga setempat. Selain menjalankan kegiatan CSR, kami juga membantu membuka lahan pekerjaan bagi masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja untuk peternakan dan pabrik. Kedepannya, kami akan terus berkontribusi bagi masyarakat sekitar yang selama ini telah menyambut Greenfields dengan baik," ujar Richard Slaney, General Manager Farm Operations Greenfields Indonesia. (gus)

Bagaimana cara kita menghargai energi yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi?

redaksiEditor

liramedia.co.id tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE