Bukankah lebih baik jadi diri sendiri? Dulu, saya sering menghabiskan waktu dengan latihan dan lomba. Kegiatan yang dilakukan terasa menyenangkan dan menggairahkan. Saya mulai menemukan kelebihan. Tapi, suatu saat kekurangan saya pun mulai tampak. Saya termasuk jarang ngomong, alias pendiam. Saat itu saya belum paham, kenapa ada orang yang bisa nyaman ngomong seharian, tapi ada juga yang ngga. Saya melakukan perenungan dan introspeksi yang lumayan lama. Sampai tiba di satu pemahaman: nggak setiap orang harus banyak ngomong. Ya, dunia pun butuh pendengar, dan saya memilih itu. Karena mendengarkan dan memahami orang lain adalah salah satu cara kita belajar. Seperti air minum yang butuh wadah untuk menampungnya. Setiap pembicara membutuhkan pendengar yang baik untuk mendengarkan ceritanya. “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” — HR. Bukhari dan Muslim Menerima kekurangan memang nggak mudah. Karena kita selalu bersama kekurangan itu sendiri. Kadang kita bingung bagaimana menyikapi kekurangan. Tapi menerima kekurangan dengan tulus, akan membawa kita pada kesyukuran. Ada alasan kenapa kita dibekali seperangkat kelebihan dan kekurangan. Meskipun menerima kekurangan itu nggak nyaman pada awalnya, tapi ketika sudah nyaman, kamu bahkan bisa merubahnya menjadi kelebihan. Menyesali kekurangan hanya membuat kita lelah. Terimalah kekurangan, karena itu pun adalah anugerah. Yang terpenting dari itu, fokuslah menggembleng kelebihan. Karena itu adalah permata yang harus kamu jaga. Oleh : Hartiwi ——— Manusia selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial, di mana ia akan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial, manusia tentunya tidak lepas dari berbagai permasalahan. Masalah yang timbul pada manusia sebagai makhluk individu adalah masalah yang bersumber dari diri sendiri seperti rasa sakit hati, kecewa, merasa tidak mampu, dan rasa yang tidak mengenakkan lainnya. Setiap manusia pasti pernah mempunyai masalah dalam kehidupannya, baik masalah berat maupun ringan. Berat ringan masalah sangat tergantung pada bagaimana kita menyikapi masalah tersebut. Bisa saja masalah ringan akan terasa berat jika kita salah dalam menyikapi masalah tersebut dan begitu pula sebaliknya akan terasa ringan dalam menghadapi masalah berat jika kita tepat dalam menyikapi masalah tersebut. Kita ketahui bersama bahwa manusia akan dihadapkan pada suatu masalah sebagai ujian hidup di dunia ini, sebagaimana firman Allah QS. 3 : 186 sebagai berikut: لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ Artinya : Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. Berdasarkan firman Allah di atas, kita harus berusaha untuk menghadapi masalah tersebut. Mungkin beberapa hal di bawah ini dapat kita lakukan untuk meringankan atau mengatasi masalah yang kita alami, yaitu dengan:
نالْخَاشِعِيعَلَىإِلَّالَكَبِيرَةٌوَإِنَّهَاوَالصَّلَاةِبِالصَّبْرِوَاسْتَعِينُوا Yang artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. Cara Allah SWT menolong kita dalam menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi, bisa melalui orang-orang di sekitar kita dengan mengirimkan orang tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi. Bisa juga Allah SWT memberikan pemahaman pada kita untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Tugas kita adalah jangan pernah berputus asa dalam berdoa, berusaha dan menyerahkan semua pada Allah SWT.
سْرًالْعُسْرِمَعَإِنَّايُسْرًاالْعُسْرِمَعَفَإِنَّ Yang artinya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama dengan kesusahan dan kesempitan itu terdapat kemudahan dan kelapangan.
ۖ لَكُمْخَيْرٌوَهُوَشَيْئًاتَكْرَهُواأَنْوَعَسَىٰ عْلَمُونَلَاوَأَنْتُمْيَعْلَمُوَاللَّهُ ۗلَكُمْشَرٌّوَهُوَشَيْئًاتُحِبُّواأَنْوَعَسَىٰ Yang artinya: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Di sini kita harus belajar menerima hal yang tidak cocok karena barangkali hal ini yang akan membawa kita kepada takdir terbaik kita.
Semoga dengan beberapa usaha ini akan membantu meringankan menyelesaikan permasalahan yang ada. Aamiin. Tanpa disadari, seseorang bisa jadi kerap lupa berterima kasih pada diri sendiri. Justru, kekurangan diri yang mendominasi pikiran dan terkadang berdampak pada kepercayaan diri dan aspek mental lainnya. Gunakan beberapa tips berikut untuk membantu menerima kekurangan diri dan menjalani hidup yang lebih bahagia. 29 Apr 2020|Azelia Trifiana Ditinjau olehdr. Anandika Pawitri Meditasi adalah salah satu cara untuk menerima kekurangan diriCara menerima kekurangan diri Tanpa disadari, seseorang bisa jadi kerap lupa berterima kasih pada diri sendiri. Justru, kekurangan diri yang mendominasi pikiran dan terkadang berdampak pada kepercayaan diri dan aspek mental lainnya. Padahal, seharusnya diri sendiri yang bisa memberikan apresiasi tertinggi sebelum mengharapkan hal serupa dari orang lain.Sudah menjadi hal umum ketika seseorang cenderung fokus pada hal-hal negatif dan perlu diperbaiki dari dirinya. Otak menggunakan bagian yang berbeda untuk memilah informasi positif dan negatif. Emosi negatif biasanya memerlukan pemikiran lebih mendalam sehingga informasi yang dicerna pun lebih menyeluruh. Cara menerima kekurangan diriTentu ada batasan antara menerima kekurangan diri dengan terlalu membangga-banggakan kelebihan yang bisa jadi ciri orang dengan gangguan narsistik. Justru, ketika seseorang bisa menerima kekurangan dirinya maka perasaan akan menjadi lebih percaya diri dan berdampak positif bagi banyak aspek kehidupan.Lalu, bagaimana cara menerima kekurangan diri?Setiap orang punya rasa takut tersendiri, terkadang membuat diri terjebak dalam kondisi tertentu. Padahal, langkah untuk menerima kekurangan diri bisa dimulai dengan mulai menghadapi rasa takut. Coba tuliskan apa saja hal yang menjadi ketakutan. Perlahan, hadapi dan pahami mengapa hal itu tidak terlalu menakutkan lagi.Coba kelilingi diri dengan afirmasi positif sehingga bisa memberikan motivasi. Dengan cara ini, setiap kali muncul perasaan ragu atau kurang percaya diri, distraksi menjadi hal positif. Pada awalnya mungkin hal ini terasa berat, namun jika sudah terbiasa akan menjadi hal yang menyenangkan.Melakukan meditasi adalah cara yang sangat baik untuk menerima kekurangan diri. Ketika hidup terasa penuh tekanan dan semua serba terburu-buru, tekan tombol jeda sejenak dengan cara melakukan meditasi.Meditasi bisa dilakukan dengan durasi sesuka hati. Semakin lama durasinya, akan semakin terbantu pikiran untuk menjadi rileks dan kembali seimbang.Menjadi mindful atau benar-benar sepenuh hati mendengarkan diri sendiri adalah hal penting untuk menerima kekurangan diri. Tanyakan apa yang dibutuhkan diri sendiri dengan cara masing-masing. Ada yang melakukannya sembari berjalan santai, melihat pemandangan, atau hal lainnya.Salah satu cara agar merasa bahagia adalah dengan menolong orang lain. Begitu pula sebaliknya, jangan ragu berbagi cerita atau keluh kesah dengan orang lain saat merasa butuh. Adalah hal yang wajar ketika merasa sedang sedih atau bingung. Ketika hal itu datang, jangan ragu mencari bantuan.Setiap hari, syukuri hal-hal yang terjadi atau masih bisa dirasakan. Hal ini tak perlu berlebihan dan hal luar biasa, hanya perlu hal sederhana seperti masih bisa terbangun menghirup udara segar atau sekadar masih diberi kesempatan menjalani hari kembali.Setiap hari, coba tulis 3 hal yang paling disyukuri. Hal ini bisa dilakukan pagi atau malam saat menutup hari. Menulis jurnal ini akan menjadi cara yang indah untuk menghargai dan menerima kekurangan diri.Setiap orang memiliki caranya tersendiri dalam menaklukkan pencapaian dalam hidup. Tak perlu membandingkan pencapaian dengan orang lain, yakin saja dengan kemampuan diri sendiri. Tidak bisa mencetak prestasi seperti orang lain yang seusia bukan berarti kekurangan. Setiap orang punya caranya sendiri.Jika masih ada hal yang mengganjal dan belum termaafkan, coba lupakan dan maafkan hal itu. Merasakan dendam atau sakit hati hanya akan membuat seseorang tak bisa berkembang. Justru, hal ini dapat membuat seseorang terus menerus mengulik apa kekurangan dirinya.Tidak ada kesuksesan yang terjadi pada percobaan pertama. Perlu perjalanan panjang jatuh bangun hingga bisa mencapai kesuksesan. Untuk itu, ketika merasa gagal jangan ragu untuk kembali bangkit dan mencoba lagi. Ingat, kekurangan diri bukanlah akhir dari segalanya.Catatan dari SehatQSetiap individu perlu tahu betul bahwa dirinya berguna dan berhak merasa bahagia. Mencintai dan menerima kekurangan diri adalah cara untuk mencapai kebahagiaan.Dengan mencoba melakukan 9 cara menerima kekurangan diri di atas, maka seseorang akan semakin bisa berkembang. Lewat penerimaan atas kekurangan diri, akan terbangun motivasi untuk terus memperbaiki diri.Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/evolution-the-self/200809/the-path-unconditional-self-acceptanceDiakses 13 April 2020Healthline. https://www.healthline.com/health/8-ways-to-embrace-self-love-and-thank-your-body#8Diakses 13 April 2020 Cara memulai percakapan adalah memerhatikan lawan bicara dan temukan topik umum untuk bisa dikembangkan nantinya. 09 Apr 2021|Azelia Trifiana Perilaku stalking sangat negatif dan merusak. Ciri-ciri perilaku ini dapat terlihat saat pelaku mengikuti hingga mengancam korbannya. 30 Mei 2021|Azelia Trifiana Berbeda dengan gay, bromance adalah persahabatan non-seksual antara lelaki heteroseksual yang memiliki kedekatan emosional selayaknya saudara. 03 Okt 2021|Yanita Nur Indah Sari Dijawab Oleh dr. Adhi Pasha Dwitama Dijawab Oleh dr. Adhi Pasha Dwitama |