Ayat allah memberikan apa yang kita butuhkan

Kyai sepuh (KH. Irfan Hilmi) pernah memberikan nasihat kepada kami para santrinya, bahwa dalam mengkabulkan doahamba-Nya yang saleh dan dicintai-Nya, Allah akan memberikan apa yang dibutuhkan olehnya, bukan apa yangdiinginkannya. Masih kata kyai sepuh, Allah mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan manusia, sedangkan manusiahanya memiiki segudang keinginan tanpa tahu pasti apa sebenarnya yang dibutuhkan olehnya dalam hidup di dunia.Oleh karena itu, apapun bentuk jawaban Allah terhadap doa-doa yang kita mohonkan kepada-Nya, selayaknya disyukuridan diiringi prasangka baik terhadap-Nya. Sekali lagi, jika Allah tidak mengkabulkan doa persis seperti apa yang kitaminta minta, hal tersebut bukan berarti Allah tidak menjawabnya. Allah menjawab setiap doa, namun dalam jawabanyang bentuknya “lain”.Sebagai bahan perenungan, ada baiknya kita menyimak kisah di bawah ini. *halah*Diriwayatkan bahwa nabi Musa AS memiliki ummat yang rata-rata berumur panjang dan jumlah ummatnya sangat banyak. Sebagaimana layaknya sebuah bangsa, di antara ummat nabi Musa as. ada yang hidupnya berkecukupan, bahkanlebih, ada pula yang miskin.Pada suatu ketika Nabi Musa didatangi oleh seseorang yang miskin. Saking begitu miskinnya, ia mengenakan pakainyang lusuh dan compang-camping. Si miskin itu kemudian berkata kepada Nabi Musa AS, “Wahai NabiyullahMusa, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya.” Nabi Musa AS tersenyum mendengar permintaan si miskin, kemudian berkata kepada orang tersebut, “saudaraku, perbanyaklah bersyukur kepada Allah SWT.” Si miskin tentu saja terkejut dengan jawaban Nabi Musa yang pendek itu.Dengan kesal ia berkata, ”Bagaimana aku bisa banyak bersyukur, sedangkan untuk sekedar makan saja aku kesulitan, pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja!”. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yangdiinginkannya.Beberapa saat kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS, “Wahai Nabiyullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonankuini agar aku dijadikannya sebagai orang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu”.

Ayat allah memberikan apa yang kita butuhkan

 

 Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata, “wahai saudaraku, mulai saat ini engkau jangan bersyukur kepada AllahSWT”.“Wahai Nabiyullah Musa, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla telah memberiku mata yangdengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yangdengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan. Jadi bagaimana mungkin akutidak mensyukurinya” jawab si kaya itu.Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Selanjutnya apa yang terjadi? Yang kemudian terjadi adalah si kayamenjadi semakin kaya karena ditambahkan kenikmatannya oleh Allah SWT karena ia selalu bersyukur. Sedangkan simiskin menjadi bertambah miskin. Allah SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memilikiselembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT.Hikmah dari kisah ini adalah, seseorang yang mampu mensyukuri setiap nikmat yang telah Allah berikan kepada dirinyaakan menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat menikmati hidup. Sebaliknya, seseorang yang tidak mau bersyukur sama halnya dengan orang yang telah menjerumuskan dirinya kepada keadaan yang serba sulit dan menutup pintu rahmatAllah, lebih dari itu orang yang tidak pandai bersyukur akan menjadi orang yang sulit menikmati hidup, sekaya atausemiskin apapun hidupnya.Bagaimanapun harus kita camkan dalam hati bahwa keikhlasan merupakan prasyarat agar dapat mensyukuri nikmat. Jikaseseorang menunjukkan rasa syukurnya tanpa berpaling dengan ikhlas kepada Allah dan tanpa menghayati rahmat dankasih sayang Allah yang tiada batas, tetapi rasa syukurnya itu hanya untuk menarik perhatian orang, tentu saja inimerupakan ketidakikhlasan yang parah. Allah mengetahui apa yang tersimpan dalam hati dan mengetahuiketidakikhlasannya tersebut. Orang-orang yang memiliki niat yang tidak ikhlas bisa saja menyembunyikan apa yangtersimpan dalam hati dari orang lain. Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya dari Allah. Orang-orang seperti itu bisasaja mensyukuri nikmat ketika tidak menghadapi penderitaan. Tetapi pada saat-saat berada dalam kesulitan, mungkinmereka akan mengingkari nikmat.Perlu diperhatikan, bahwa orang-orang mukmin sejati tetap bersyukur kepada Allah sekalipun mereka berada dalamkeadaan yang sangat sulit. Seseorang yang melihat dari luar mungkin melihat berkurangnya nikmat pada diri orang-orangyang beriman. Padahal, orang-orang beriman yang mampu melihat sisi-sisi kebaikan dalam setiap peristiwa dan keadaan juga mampu melihat kebaikan dalam penderitaan tersebut. Misalnya, Allah menyatakan bahwa Dia akan menguji manusiadengan rasa takut, lapar, kehilangan harta dan jiwa. Dalam keadaan seperti itu, orang-orang beriman tetap bergembira danmerasa bersyukur, mereka berharap bahwa Allah akan memberi pahala kepada mereka berupa surga sebagai pahala atassikap mereka yang tetap istiqamah dalam menghadapi ujian tersebut. Mereka mengetahui bahwa Allah tidak akanmembebani seseorang melainkan sesuai dengan kekuatannya. Sikap istiqamah dan tawakal yang mereka jalani dalammenghadapi penderitaan tersebut akan membuahkan sifat sabar dan syukur dalam diri mereka. Dengan demikian, ciri-ciriorang yang beriman adalah tetap menunjukkan ketaatan dan bertawakal kepada-Nya, dan Allah berjanji akan menambah

Allah memberi apa yang kita butuhkan?

Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Segala sesuatu yang kita anggap buruk, boleh jadi baik untuk kita. Sebaliknya, segala sesuatu yang kita anggap baik, boleh jadi amat buruk bagi kita. Mulailah menerima dengan lapang hati.

Allah memberikan apa yg kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan?

Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan, sebab pilihan Allah adalah yang terbaik bagi hamba-Nya dan manusia harus ikhlas dan berserah diri (ridho) dalam menerima apapun keputusan Allah tersebut.

Ayat Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk hambanya?

Al-Baqarah Ayat 216 Hari-harimu mungkin tidak akan berjalan sesuai rencana, tapi yakinlah bahwa Allah itu Maha Mengetahui. Ia tahu apa yang terbaik untuk umat-Nya.

Allah maha mengetahui apa yang tidak kamu ketahui?

Allah SWT mengetahui apa yang tidak kamu ketahui Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."