Apa yang dimaksud verifikasi pada penelitian sejarah

Apa yang dimaksud verifikasi pada penelitian sejarah

Apa yang dimaksud verifikasi pada penelitian sejarah
Lihat Foto

Kompas.com/VANYA KARUNIA MULIA PUTRI

Ilustrasi tujuan peneliti sejarah melakukan verifikasi atau kritik sumber

KOMPAS.com - Penelitian sejarah adalah penelitian yang dilakukan melalui teknik pengumpulan serta evaluasi data. Bertujuan menggambarkan serta memahami peristiwa di masa lampau.

Tahapan penelitian sejarah dimulai dari pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, dan penulisan.

Verifikasi atau kritik sumber menjadi salah tahapan penting yang wajib dilakukan peneliti sebelum masuk tahap historiografi.

Tujuan verifikasi atau kritik sumber sejarah

Dikutip dari buku Sejarah Pendidikan Islam: Memahami Kemajuan Peradaban Islam Klasik hingga Modern (2019) karangan Muhamad Tisna Nugraha, kritik atau verifikasi adalah tahapan pengujian terhadap sumber sejarah.

Tujuan seorang peneliti sejarah melakukan sebuah verifikasi atau kritik sumber adalah untuk menguji, memeriksa, serta menilai keabsahan sumber sejarah.

Ini dilakukan supaya sumber sejarah yang digunakan dalam penelitian memang kredibel dan autentik.

Baca juga: 4 Tahap Metode Sejarah 

Menurut Sumargono dalam buku Metodologi Penelitian Sejarah (2021), kritik sumber dilakukan dengan mengumpulkan serta menguji keabsahan sumber atau data yang digunakan.

Dua langkah tersebut bukanlah proses yang terpisah. Sebab keduanya saling berkaitan dan dibutuhkan dalam penelitian sejarah.

Ada dua jenis kritik sumber, yakni internal dan eksternal.

Tujuan kritik internal

Pada dasarnya, tujuan kritik internal ialah memperoleh data sejarah melalui dokumen serta sumber pendukung yang ada.

Verifikasi dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah. Untuk mengetahui kebenaran sejarah itu, dibentuk panitia yang bertugas meneliti dan menentukan kebenaran atas suatu laporan.

Verifikasi diperlukan untuk meneliti kembali data-data atau laporan-laporan dari suatu peristiwa yang telah terjadi. Suatu peristiwa bersejarah memiliki data-data atau laporan-laporan yang tidak sedikit jumlahnya sehingga para peneliti harus berhati-hati dalam mempelajari kembali data-data yang diperolehnya. Selanjutnya informasi tersebut dibahas untuk menentukan kebenaran data atau laporan dari suatu peristiwa.

Para peneliti diharapkan dapat berlaku objektif atau netral dalam memperlakukan data-data. Dengan kata lain, para peneliti tidak memiliki kepentingan terhadap pengungkapan suatu peristiwa sejarah.

Dengan penelitian yang obyektif, peristiwa sejarah yang telah terjadi tidak kehilangan makna dan kebenaran sejarahnya dapat terjamin dengan baik.

Apa yang dimaksud verifikasi pada penelitian sejarah

Contoh Verifikasi sejarah

Sebagai contoh peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Dalam perkembangannya terjadi perdebatan mengenai siapakah tokoh yang menggagas Serangan Umum itu? Dari pertanyaan itu muncul penafsiran tentang tokoh-tokoh sebagai penggagas Serangan Umum.

  1. Pertama, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai penguasa atas kerajaan Yogyakarta yang berwenang untuk memerintahkan pelaksanaan Serangan Umum.
  2. Kedua, Jenderal Sudirman yang berhasil menghimpun kembali kekuatan TNI juga berwenang untuk memerintahkan Serangan Umum.
  3. Ketiga, Letkol Soeharto yang pada saat itu sebagai Komandan Brigade X kota Yogyakarta berinisiatif melancarkan Serangan Umum untuk membuktikan bahwa pasukan TNI masih kuat.

Apalagi kedatangan pasukan Belanda di Yogyakarta mengikutsertakan wartawan dari berbagai media massa di dunia. Alasan Belanda menyerang Yogyakarta adalah untuk menumpas kaum pemberontak yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.

Tetapi para wartawan yang dibawa oleh pasukan Belanda melihat tidak ada pemberontakan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia. Yang ada hanyalah bangsa Indonesia yang mempertahankan diri dari serangan pasukan Belanda.

Baca juga:

  • Heuristik dalam sejarah
  • Verifikasi penelitian sejarah

Demikian Verifikasi dalam sejarah, semoga memberi manfaat dalam belajar sejarah.

Topik: Ilmu Sejarah

Verifikasi penelitian sejarah – Melanjutkan Heuristik penelitian sejarah, setelah data terkumpul dan terorganisasikan dengan baik, proses berikutnya adalah menguji keaslian dan keabsahan data. Proses ini lazim disebut verifikasi atau kritik sejarah.

Setiap sumber informasi harus diuji keaslian dan keabsahannya, karena setiap sumber bisa saja dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti prasangka, kondisi ekonomi, dan iklim politik saat penelitian berlangsung.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan semua data demi mendapatkan data yang paling mendekati kebenaran. Data yang telah diuji melalui proses verifikasi lazim disebut sebagai fakta sejarah.

2 macam verifikasi penelitian sejarah

Kritik atau verifikasi ada dua macam, yaitu sebagai berikut:

1. Kritik/verifikasi eksternal

Kritik/verifikasi eksternal adalah kritik atau verifikasi terhadap keabsahan atau keakuratan dan keaslian sumber data. Keaslian sumber yang diverifikasi tidak hanya terbatas pada sumber tertulis saja, tetapi juga terhadap sumber benda (seperti artefak), penjelasan pelaku atau saksi sejarah yang sering disebut sebagai sejarah lisan, dan lain-lain.

Kritik eksternal dalam hal keabsahan data antara lain menyangkut pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

  • Apakah gaya bahasa dan penulisan sesuai dengan periode waktu dari topik (peristiwa) yang sedang diteliti dan apakah gaya yang sama juga terlihat pada tulisan-tulisan lain dari penulis yang sama?
  • Apakah ada bukti bahwa penulis memperlihatkan ketidaktahuan terhadap hal atau peristiwa yang seharusnya sudah diketahuinya?
  • Apakah penulis melaporkan hal, peristiwa, atau tempat yang seharusnya belum bisa diketahui selama periode pembuatan tulisan tersebut?

Sedangkan kritik eksternal dalam hal keaslian data terkait dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

  • Apakah data awal telah diubah, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, dengan menyalinnya?
  • Apakah dokumen itu asli atau salinan?
  • Bila tanggal dan penulis data tidak diketahui, apakah ada petunjuk internal yang menunjukkan asal mulanya?

Gambar di atas merupakan dua versi Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar). Secara sekilas kedua data (sumber sejarah) ini terlihat mirip, namun pembaca yang cermat akan menemukan perbedaan yang mendasar.

2. Kritik/verifikasi internal

Kritik/verifikasi internal adalah kritik atau verifikasi terhadap kredibilitas atau kepercayaan data. Dalam hal ini seorang peneliti harus bersikap obyektif dan netral dalam menggunakan data yang telah diperoleh sehingga peristiwa sejarah itu terjamin kebenarannya.

Kritik internal umumnya erat dengan keabsahan (validitas) dan makna data. Dalam hal keabsahan data, kritik internal menggunakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

  • Apa yang dimaksudkan penulis dengan setiap kata atau pernyataan dalam data?
  • Seberapa jauh penulis dapat dipercaya?
  • Apa sebetulnya yang ingin dikatakan penulis?
  • Bagaimana menafsirkan (menginterpretasikan) kata-kata yang digunakan penulis?

Selanjutnya: Interpretasi dan Historiografi penelitian sejarah

Pengertian Verifikasi - Pada kesempatan ini admin niatu.com akan berbagi informasi mengenai Pengertian Verifikasi dalam Langkah-Langkah dalam Penelitian Sejarah.

Pengertian Verifikasi

Verifikasi adalah penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah.

Apa yang dimaksud verifikasi pada penelitian sejarah


Penilaian terhadap sumber-sumber sejarah menyangkut aspek ekstern dan intern. Aspek ekstern mempersoalkan apakah sumber itu asli atau palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen sejarah tersebut, misalnya, waktu pembuatan dokumen, bahan, atau materi dokumen. Aspek intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, aspek intern berupa proses analisis terhadap suatu dokumen.

Aspek ekstern harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.

  • Apakah sumber itu merupakan sumber yang dikehendaki (autentitas)?
  • Apakah sumber itu asli atau turunan (orisinalitas)?
  • Apakah sumber itu masih utuh atau sudah diubah (soal integritas)?

Setelah ada kepastian bahwa sumber itu merupakan sumber yang benar diperlukan dalam bentuk asli dan masih utuh, maka dilakukan kritik intern. Kritik intern dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung di dalam sumber itu dapat dipercaya, dengan penilaian intrinsik terhadap sumber dan dengan membandingkan kesaksiankesaksian berbagai sumber. [ Pengertian Interpretasi dan Historiografi dalam Sejarah ]

Langkah pertama dalam penelitian intrinsik adalah menentukan sifat sumber itu (apakah resmi/formal atau tidak resmi/informal). Dalam penelitian sejarah, sumber tidak resmi/informal dinilai lebih berharga daripada sumber resmi sebab sumber tidak resmi bukan dimaksudkan untuk dibaca orang banyak (untuk kalangan bebas) sehingga isinya bersifat apa adanya, terus terang, tidak banyak yang disembunyikan, dan objektif.

Langkah kedua dalam penilaian intrinsik adalah menyoroti penulis sumber tersebut sebab dia yang memberikan informasi yang dibutuhkan. Pembuatan sumber harus dipastikan bahwa kesaksiannya dapat dipercaya. Untuk itu, harus mampu memberikan kesaksian yang benar dan harus dapat menjelaskan mengapa ia menutupi (merahasiakan) suatu peristiwa, atau sebaliknya melebih-lebihkan karena ia berkepentingan di dalamnya.

Langkah ketiga dalam penelitian intrinsik adalah membandingkan kesaksian dari berbagai sumber dengan menjajarkan kesaksian para saksi yang tidak berhubungan satu dan yang lain (independent witness) sehingga informasi yang diperoleh objektif. Contohnya adalah terjadinya peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.

Sumber-sumber yang diakui kebenarannya lewat verifikasi atau kritik, baik intern maupun ekstern, menjadi fakta. Fakta adalah keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh sejarawan atau peneliti sejarah. Fakta bisa saja diartikan sebagai sumbersumber yang terpilih.