Apa yang dimaksud serangan jantung koroner

  • HOME

  • HOME

Gaya hidup sehat dan perawatan di rumah ini mungkin dapat membantu Anda mengatasi serangan jantung:

1. Berhenti merokok

Sebaiknya Anda mulai berhenti merokok, bahkan menghindari asapnya. Oleh karena itu, jika ingin berhenti merokok, Anda bisa memulainya dengan cara:

  • Menahan diri untuk tidak merokok.
  • Mengganti tembakau dengan permen karet nikotin, nicotine patch, atau obat yang diresepkan oleh dokter.
  • Mengikuti program untuk membantu menghilangkan kebiasaan merokok.

Jika terasa sulit, Anda bisa menanyakan kepada dokter apakah ada program yang membantu Anda untuk keluar dari lingkaran setan tersebut.

2. Konsumsi makanan sehat

Mulailah untuk menjauhi makanan yang memiliki lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi. Selain itu, obat diet Anda dengan konsumsi sedikit garam, gula, dan produk susu berlemak tinggi.

Tambahkan lebih banyak buah, sayur dan protein tanpa lemak pada menu makanan Anda. Jika Anda bisa melakukannya, otomatis kadar lemak jahat (LDL) dan trigliserida akan menurun.

LDL dan trigliserida yang tinggi dapat memicu timbulnya plak aterosklerosis, sehingga serangan jantung pun dapat terjadi. Nah, maka dari itu mulai sekarang kurangi konsumsi makanan berjenis kue, goreng-gorengan, kentang goreng, dan sebagainya.

3. Rutin berolahraga

Menurunkan LDL dan tekanan darah pun dapat dilakukan dengan rutin berolahraga. Selain membuat kesehatan menjadi lebih baik, kebiasaan ini juga memperkuat otot jantung Anda.

Bagi Anda yang mengalami obesitas, olahraga sangat dianjurkan untuk dilakukan agar dapat menurunkan berat badan mereka sehingga tidak terjadi untuk kedua kali atau lebih. Pasalnya, obesitas dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Mulailah rutin berolahraga selama 30-60 menit per hari. Tidak perlu melakukan aktivitas fisik yang ekstrim. Anda bisa menggunakan treadmill untuk memulainya. Jika tidak ada, jalan pagi atau jogging dengan durasi waktu yang telah disebutkan pun menjadi alternatif yang cukup baik.

4. Batasi konsumsi alkohol

Selain rokok, alkohol juga termasuk dalam lingkaran setan dari kondisi ini. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika membatasi hingga berhenti mengonsumsi alkohol jika ingin mencegah terjadinya serangan jantung lagi.

Hal tersebut dikarenakan minuman beralkohol dapat mengubah tekanan darah normal jadi tinggi dan stres pada jantung. Jika Anda merasa kesulitan, tanyakan kepada dokter apakah ada program yang dapat membantu menghentikan kebiasaan ini.

5. Mengontrol stres

Jika Anda tidak mampu mengendalikan level stres setelah serangan yang pertama, dikhawatirkan serangan yang kedua dapat terjadi. Hal ini dikarenakan emosi Anda tidak terlalu terkendali dan sering mudah marah serta tersinggung.

Oleh karena itu, cobalah untuk mengontrol emosi Anda dan mintalah bantuan kepada orang terdekat untuk memudahkan Anda.

6. Rutin konsultasi dengan dokter

Selain mengubah pola makan dan gaya hidup Anda, jangan lupa untuk tetap datang ke sesi-sesi yang sudah dijadwalkan oleh dokter Anda, apalagi kalau Anda punya riwayat penyakit lain sebelumnya, seperti diabetes dan hipertensi. Hal ini bertujuan agar mereka dapat memonitor perkembangan dari kondisi Anda.

Patuhi apa yang dokter anjurkan dan tetap meminum obat-obat yang telah diresepkan. Dengan begitu, Anda telah melakukan langkah yang sangat baik untuk mencegah terjadinya serangan yang kedua.

Untuk mengendalikan perkembangan penyakit ini, Anda perlu menerapkan pola hidup sehat yang aman untuk arteri koroner, seperti:

1. Berhenti merokok

Merokok adalah salah satu penyebab utama terjadinya penyakit arteri koroner. Pasalnya, kandungan nikotin dalam rokok membuat pembuluh darah menyempit dan memaksa jantung untuk bekerja lebih keras.

Selain itu, karbon monoksida yang dihasilkan rokok mengurangi oksigen di dalam darah dan merusak dinding pembuluh darah. Oleh sebab itu, jika Anda seorang perokok, segera hentikan kebiasaan yang tidak sehat untuk jantung Anda ini.

2. Kontrol tekanan darah

Anda perlu mengontrol tekanan darah Anda setidaknya dua tahun sekali. Namun, jika dokter merasa bahwa tekanan darah Anda lebih tinggi dari angka normal, Anda mungkin disarankan untuk lebih sering melakukan pemeriksaan. Tekanan darah normal biasanya kurang dari 120 sistolik dan 80 diastolik mmHg.

3. Periksa kadar kolesterol di dalam tubuh

Periksakan kepada dokter mengenai kadar kolesterol Anda sejak saat masih berusia 20 tahun setidaknya selama lima tahun sekali. Jika hasil tes kolesterol Anda di luar batas normal, dokter akan menyarankan Anda untuk lebih sering melakukan pemeriksaan kolesterol.

4. Rutin berolahraga

Rutin berolahraga dapat membantu Anda untuk menjaga berat badan dan mengontrol kadar gula darah di dalam tubuh, mengontrol kadar kolesterol dalam darah, dan mengontrol tekanan darah. Semua hal tersebut adalah faktor risiko dari penyakit jantung koroner.

Atas izin dokter, Anda sebaiknya memaksimalkan kesempatan berolahraga sebanyak 150 menit dalam satu minggu. Anda boleh melakukan olahraga apa saja selama tidak melebihi batas kemampuan. Sebagai contoh, cobalah untuk berjalan kaki selama 30 menit sebanyak lima kali dalam seminggu.

5. Jaga pola makan yang sehat

Agar mengurangi risiko mengalami penyakit jantung koroner, Anda bisa mulai menerapkan pola makan sehat untuk jantung. Anda juga bisa menerapkan kebiasaan memasak yang sehat untuk jantung agar Anda dan anggota keluarga di rumah terhindar dari penyakit ini.

Makanan yang baik untuk kesehatan jantung termasuk makanan yang terbuat dari sayur-sayuran, buah, gandum, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Lalu, hindari makanan yang kaya akan lemak jenuh, kolesterol, dan natrium.

Pasalnya, makanan-makanan ini dapat meningkatkan berat badan Anda. Sementara, obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk PJK.

6. Kelola stres

Mengelola stres merupakan salah satu cara yang juga bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung, termasuk PJK. Lakukan cara yang sehat untuk dapat mengelola stres, misalnya relaksasi otot, yoga, dan menarik napas dalam-dalam.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Halodoc, Jakarta - Jantung adalah organ vital pada tubuh yang berfungsi untuk memompa darah ke paru-paru serta ke seluruh tubuh lain agar nutrisi dan oksigen dapat diserap tubuh. Seiring bertambahnya usia, tingkat elastisitas pembuluh darah semakin menurun. Apalagi dengan serangan radikal bebas dan konsumsi makanan berkolesterol yang menimbulkan plak, sehingga mengganggu kelancaran peredaran darah.

Penyakit yang menyerang jantung saat usia semakin bertambah adalah penyakit jantung koroner. Penyakit ini juga disebut penyakit jantung iskemik dalam bahasa medis dan menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sekitar 35 persen kematian yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh penyakit ini.

Baca juga: Gejala Serangan Jantung di Usia Muda

Penyebab Jantung Koroner

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, penyebab utama dari penyakit jantung koroner adalah munculnya plak pada dinding pembuluh arteri. Plak ini antara lain terdiri dari kolesterol, kalsium atau fibrin yang terbentuk sejak seseorang masih muda. Selain itu, semakin bertambahnya usia, risiko pembentukan plak semakin tinggi. Jika tidak segera dilakukan pengobatan dan pencegahan, plak ini menyebabkan berkurangnya elastisitas pembuluh darah arteri dan mengganggu aliran darah.

Apabila plak semakin besar karena dibiarkan dan tidak diobati, pembuluh arteri jantung akan menyempit. Akibatnya, suplai darah yang kaya oksigen ke jantung semakin sedikit. Plak juga dapat lepas dan menyumbat sebagian besar aliran darah pada pembuluh arteri. Apabila terjadi pada arteri koroner, serangan jantung dapat terjadi.

Gejala Jantung Koroner

Gejala jantung koroner biasanya timbul saat telah terjadi robekan plak yang akhirnya mengganggu aliran darah.Dilansir National Health Service UK, ada beberapa gejala utama dari penyakit jantung koroner, seperti nyeri dada dan kesulitan bernapas. Ketahui gejala lainnya yang mungkin dialami oleh pengidap jantung koroner, yaitu:

  • Rasa tidak nyaman seperti nyeri di area dada, tapi juga dapat menjalar ke leher, rahang, bahu, tangan kiri, punggung, bahkan perut bagian kiri.
  • Sering muncul keringat dingin, rasa mual, muntah, dan mudah merasa lelah.
  • Irama denyut jantung mulai tidak stabil bahkan menyebabkan jantung terhenti yang bila tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian.

Baca juga: Stres Berkepanjangan Bisa Sebabkan Penyakit Jantung Koroner

Hal-Hal yang Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung Koroner

Meskipun belum ada penyebab pasti plak dapat muncul pada pembuluh arteri, beberapa hal ini dapat memperbesar risiko terkena jantung koroner:

Dilansir dari Cleveland Clinic, perokok aktif berisiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ternyata orang yang merokok akan memiliki risiko 24 persen lebih besar terserang penyakit ini. Hal ini disebabkan kandungan nikotin dan karbon monoksida dalam rokok membuat jantung bekerja lebih ekstra dari biasanya.

Kolesterol jahat yang terdapat pada makanan berminyak serta daging dapat menyebabkan plak muncul pada pembuluh arteri. Kolesterol ini kemudian cenderung menempel di pembuluh darah dan menimbun, sehingga menjadi plak.

Penderita diabetes disinyalir akan memiliki risiko dua kali lipat terkena jantung koroner. Hal ini terjadi karena para pengidap diabetes memiliki lapisan dinding pembuluh darah yang lebih tebal. Dinding arteri koroner yang tebal ini yang mengganggu kelancaran aliran darah ke jantung.

Baca juga: Penyakit Jantung Koroner Rawan Dialami oleh Lansia

Cara untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner, kamu dapat menerapkan kebiasaan sehat seperti berhenti merokok, pola makan sehat, rajin berolahraga, dan menghindari stres.

Jika kamu merasa menemukan beberapa gejalanya penyakit jantung koroner, sebaiknya hubungi dokter. Kamu bisa menghubungi para dokter di aplikasi Halodoc melalui layanan Video/Voice Call atau Chat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Coronary Artery Disease
National Health Service UK. Diakses pada 2020. Coronary Artery Disease
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Coronary Artery Disease
Medical News Today. Diakses pada 2020. What to Know About Coronary Heart Disease