Apa yang dimaksud dengan signage dalam elemen desain ruang toko

 

Apa yang dimaksud dengan signage dalam elemen desain ruang toko
Apa yang dimaksud dengan signage dalam elemen desain ruang toko

DESAIN RITEL TERKINI 

Retailer sekarang harus bekerja lebih keras untuk menarik perhatian konsumen. Karena sekarang bukan lagi sekedar mengelola kemampuan membeli, tetapi bagaimana membangun keinginan untuk membeli. Begitu barangkali kesimpulan paling umum yang menggarisbawahi perkembangan desain retail kini, dilihat dari perubahan cara dan gaya hidup masyarakat dan perkembangan produk-produk baru yang bermunculan. Termasuk dalam pertimbangan desain di sini, adalah persepsi masyarakat modern tentang makna berbelanja itu sendiri. Betapa pada hari-hari ini, muncul tuntutan ruang belanja yang menghibur dan memberi pengalaman emosional tertentu.  Desainer interior Lea A Aziz, mempresentasikan “The New World of Retail Design” dalam Retail Seminar Series oleh INIAS di Jakarta. Menurutnya, hal yag paling sulit dalam desain retail adalah menarik minat konseumen baru, sambil tetap mempertahankan dan memperhatikan konsumen lama. Untuk itu, satu proses yang krusial dalam tahap pradesain adalah identifikasi pasar, siapa dan bagaimana  konsumen itu sebenarnya. Tujuannya agar desain ritel tetap up to date, tepat, sesuai target konsumen.  Pengetahuan desainer tentang branding, serta strategi marketing yang diprogramkan menjadi keharusan yang lain. Harapannya, imej produk terkomunikasikan secara efektif lewat desain ruang retail yang tercipta. Atau sebaliknya, estetika desain ruang ritel tetap serasi dengan nilai dan karakter produk yang dijual di dalamnya. Lea mengemukakan pula vitalnya produk sebagai fokus visual dalam suatu ruang ritel. Tata interior toko sebagai lingkungan, tidak boleh mendominasi, melainkan secara keseluruhan tampil sebagai alat komunikasi informatif yang melengkapi dan mendukung promosi dan penjualan produk-produk yang dipajang. Di sini, penting menampilkan shop environment yang juga mendidik dan menghibur. Apalagi, persepsi berbelanja saat ini lebih mengarah pada entertainment. Elemen desain ritel Ada lima elemen di dalam desain ruang retail yang penting untuk dikelola agar lingkungan belanja yang berkesan. Kelimanya adalah display, signage, graphics, merchandising, dan point of sale. Elemen pertama adalah display. Sebuah display diharapkan dapat memicu resapan emosional tertentu dalam sekilas pandang. Display produk yang tertangkap langsung dari arah luar, dapat membangun kesan pertama yang memancing orang untuk masuk ke toko, merasa nyaman di dalamnya, dan membeli produk.  Untuk itu, display sebaiknya menghindari penampilan yang berlebihan, melainkan fokus pada item-item produk seperti item best seller yang diyakini paling memancing keinginan untuk membeli. Sebagai alat informasi, maka konsep diplay sebaiknya menyertakan program promosi yang sedang diljalani. Dan, tampilkan pula elemen display yang bergerak atau bersuara sebagai bagian atraksi komunikasi fungsional yang boleh jadi berkesan menghibur.  Elemen kedua signage. Elemen ini terkait dengan tampilan gambar/ logo, warna, tulisan, dan pencahayaan. Kita biasa melihatnya sebagai media di bagian luar toko yang menampilkan nama perusahaan atau brand produk yang dijual di dalam toko tersebut. Untuk brand besar yang telah memiliki nama, terkadang cukup dengan penonjolan signage brand-nya yang identik di bagian luar, orang yang melihat pun akan terpancing masuk ke dalam.  Memperhatikan unsur grafis sebagai elemen ketiga bermanfaat agar suatu brand lebih mudah dan cepat diingat. Karenanya, pihak desainer harus bekerjasama dengan pihak advertising atau desain grafis untuk menciptakan tampilan grafis di suatu toko sebgai kekuatan visual yang memikat sekaligus tetap informatif terhadap produk. Penonjolan produk-produk utama sebagai materi grafis diyakini akan semakin menagaskan daya tarik produk sebagi fokus setiap shop environment.   Untuk menampilkan display yang langsung berkesan (first impression) dari sisi luar, menurut Lighting Desainer, Benno Salinas F terutama perhatikan desain shop window (jendela toko) sebagai perantara visualnya. Beberapa ritel memunculkan jendela yang memperlihatkan secuplik produk sebagai bagian dari isi yang ingin dikedepankan. Sebagian lagi malah memunculkan keseluruhan isi merchandise yang didisplay. Namun jendela juga semestinya memunculkan tema-tema tertentu, ide atau gaya tertentu dari ritel dan brand yang disandangnya. Untuk itu, bisa memalaui desain jendela yang memperlihatkan paduan signage dengan olahan grafis, dan tata pencahayaan yang membangun impresi visual tertentu. Tanpa menenggelamkan produk dibalik jendela, tentunya.  Elemen keempat pada desain ruang retail adalah merchandising, pengelolaan barang dagangan. Keputusan retailer untuk menjual barang tertentu, unik, khusus, atau bahkan barang umum di dalam tokonya akan amat berpengaruh pada konsep desain toko. Elemen Terakhir, pentingnya keberadaan sistem point of sale (POS) sebagai satu sistem perangkat teknologi yang merespons tuntutan praktis dari setiap transaksi. Elemen yang berada di area kasir ini terdiri dari layar monitor, keyboard, scanner, cash drawer, tempat menggesekkan kartu kredit dan debet, dan lain-lain.   Belanja sebagai experience Menurut Lea A Aziz, bentuk arsitektur retail shop juga menunjukkan status sosial, budaya dan perubahan dari ekonomi setempat. Dahulu, bentuk ritel berupa toko-toko milik suatau keluarga yang berdiri sendiri. Kini berubah menjadi toko-toko di dalam satu arcade atau suatu mall di mana arcade, promenade, gallery, sebagai satu area terlindung dengan suasana menyenangkan. Konsep ini menjadi gambaran makin besarnya kebutuhan ruang wisata belanja. . Marc Gobe, penulis buku pemasaran dalam salah satu buku terlarisnya, Emotional Branding mengungkapkan munculnya kecenderungan perdagangan eceran (retail) yang mampu menjadi sebuah kekuatan promosi. Mengalahkan kekuatan dari media periklanan sendiri. Retailing has become advertising. Hal ini diperoleh lewat kekuatan ritel-ritel yang tak semata karena menawarkan harga produk yang murah. Melainkan lebih karena kecerdikan retailer menciptakan kesan nyaman kepada konsumen saat menghadapi produk dalam sebuah pusat perbelanjaan.  Lingkungan, kualitas produk, pelayanan, seleksi dan pengalaman yang menyenangkan saat berbelanja adalah sebuah konsep utuh yang dibutuhkan untuk merebut hati konsumen kini. Hal itu bisa ditempuh, antara lain, dengan menciptakan kejutan-kejutan baru dalam desain ritel dalam periode waktu tertentu, agar mereka senantiasa mendapat nilai plus saat berkunjung. Beberapa brand internasional melakukan perubahan tata interior pada toko/ gerainya setiap 2-3 bulan sekali. Minimal merubah lay out dan dekorasi media display seperti showcase setiap periode itu.  Benno menjelaskan inovasi perubahan suasana atau ambience dalam ruang toko bahkan terasa lebih maksimal menghadirkan pengalaman ruang yang baru, melalui perubahan kesan kontras (cahaya) dan pilihan warna-warna tertentu pada material showcase atau elemen bangunan. Cahaya dan warna memegang peran penting dilihat dari pengaruhnya terhadap persepsi psikologis individu atas suatu tempat ke tempat lain dan suatu ke waktu yang lain.  Kesuksesan penjualan suasana pada ritel menjadi kunci majunya perdagangan ritel di pusat perbelanjaan di banyak negara maju. Bagaimana dengan Indonesia?(Rozak)

Visual merchandising (VM) adalah bagaimana menciptakan tampilan merchandise untuk meng-komunikasi kan pesan Penjualan dan trend  toko kepada calon pelanggan untuk memberikan informasi dan pengalaman berbelanja yang nyaman dan menimbulkan rasa ingin membeli.

Visual merchandise mengkombinasikan kemampuan menata produkgraphicdan interior untuk menstimulasi dan menciptakan display sedemikian rupa sehingga didapatkan tampilan yang terlihat seperti yang diinginkan, seperti menciptakan suasana ceria, semangat, hangat atau cozy yang membuat orang tertarik untuk membeli.
Seperti membuat window display ataupun display pendukung interior secara keseluruhan dari sebuah department store misalnya outlet dari suatu brand terlihat menarik dan bisa menggugah konsumen untuk masuk dan membeli produk yang dijual di dalamnya.

Elemen dalam VM menyangkut desain dept store/outlet (retail), Ada lima elemen yang penting untuk dikelola untuk menciptakan lingkungan belanja yang berkesan, yaitu :

  1. Display
  2. Signage
  3. Graphics
  4. Merchandising dan
  5. point of sale (POS).

Beberapa pe-retail memunculkan Display jendela (Store window display) yang menampilkan beberapa produk sebagai bagian dari materi display yang ingin dikedepankan, atau menampilkan design dengan tema-tema tertentu, ide atau gaya tertentu dari ritel dan brand tersebut.

Para designer VM harus selalu mengikuti perubahan trend yang terjadi dimasyarakat supaya tampilan produk  yang ditawarkan pada masyarakat dapat berjalan efektif dan efisien sesuai tujuan, dengan prinsip bagaimana menaikkan volume penjualan dengan sentuhan kreatif yang menarik.

Visual merchandising dapat menciptakan tampilan penawaran produk yang bagus , untuk menstimulasi konsumen yang melihatnya dapat tertarik dan mempengaruhi perilaku konsumen agar tergerak hatinya untuk membeli produk yang ditawarkan di dalamnya. VM juga akan memperkuat citra produk yang ditonjolkan oleh toko / produsen melalui beragam iklannya.

Beragam elemen bisa digunakan oleh seorang Visual Merchandising dalam menciptakan display yang menarik. Mulai dari warna, penerangan, tata ruang, informasi mengenai produk yang akan disampaikan dalam beragam bentuk, sampai pada beragam tambahan seperti wewangian tempat, suara dan tata cahaya yang membutuhkan teknologi tertentu untuk menciptakan ambience yang diinginkan. Semua ini harus diciptakan oleh designer dan diproduksi oleh Team yang ahli.

Visual Merchandiser adalah pembuat imajinasi keindahan dan bahasa emosional produk dari toko dan Brand, kemudian menjadikannya benda nyata yang tertata dan berbicara, untuk menyenangkan hati pengunjung.

Hal-hal penting yang perlu diketahui dalam pelaksanaan pekerjaan Visual Merchandise production itu antara lain:

  1. Pengetahuan tentang Branding dan konsumen target

Pengetahuan desainer tentang branding, serta strategi marketing yang diprogramkan menjadi keharusan yang lain. image produk terkomunikasikan secara efektif lewat desain ruang yang tercipta. Pencitraan Brand/produk yang baik serta estetika  interior tetap serasi dengan selera konsumen dan karakter produk yang dijual di dalamnya.

Seorang visual merchandiser perlu pegetahuan akan konsep dan trend yang ada, tahu lifestyle apa yang sedang terjadi, membuat sketch display yang akan diciptakan, mencari dan memilih material yang akan digunakan dan mengoptimalkan semua sudut ruang sehingga tercipta atmosfer yang diinginkan.

Setiap desain tentu mengandung tema. menciptakan ide display yang tidakmonoton, dan memberikan atmosfer yang berbeda sehingga pelanggan nyaman berbelanja di toko itu.

  1. Mempelajari situasi display point

Seorang visual merchandiser diharapkan bisa meng manage dan mengawasi penampilan visual dari window, komposisi dan layout  toko sehingga antara display dan informasi produkdalam toko saling terkait.

Tata interior toko sebagai lingkungan, harus seimbang sebagai alat komunikasi informatif yang melengkapi dan mendukung promosi dan penjualan produk-produk yang dipajang. Penting menampilkan shop environment yang  mendidik dan menghibur (Entertainment) Penyesuaian ukuran dan bentuk-bentuk display dengan kondisi tempat dimana diplay dipasang, seperti volume displaypada stage yang besar atau kecil, bobot display pada hanging display, dimensi dan kekontrasan warna  yang akan berbeda antara indoor dan outdoor view (Window display),  serta bau yang ditimbulkan dari hasil bahan atau cat produk display.

Display merchandise harus menunjukkan situasi dan kondisi mempromosikan produk dan promo yang diselenggarakan, hal ini dimaksudkan agar calon pembeli lebih mengenal barang dan keuntungan membeli sehingga semakin besar peminat untuk mengadakan transaksi.

Display harus fokus pada item-item produk seperti item best seller yang diyakini paling memancing keinginan untuk membeli. Sebagai alat informasi, maka konsep display sebaiknya menyertakan program promosi yang sedang diljalani. informasi dapat di masukkan dalam display dengan memanfaatkan alat alat bantu seperti shelf talker, standing poster, signage dan jenis-jenis point of purchase(POP) atau material yang lain. Penonjolan produk-produk utama sebagai materi grafis diyakini akan semakin menagaskan daya tarik produk sebagi fokus setiap shop environment.

Display merchandise adalah seni (applied art) dan informasi promosi yang cepat untuk memperkenalkan program penawaran dan barang dagangan ,untuk menarik perhatian pengunjung

       5.Visual Impact

Visual impact adalah efek keindahan sebagai centerpoint yang didapat dari hasil penataan display. meliputi main product, komposisi, tempat dan pencahayaan yang memberikan pengaruh emosi pada pengunjung.

Seperti contrast elemen yang mendominasi atau menjadi vocal point(display perhatian utama). Hal itu dapat dicapai dari pengaturan warna, ukuran, posisi dari komposisi yang dapat langsung terlihat oleh mata pengunjung sehingga membawa untuk tertarik melihat ke benda lainnya.

Beberapa warna and Texture tertentu dapat membuat pengunjung merasa hangat dan nyaman atau sebaliknya. Hal ini sangat berhubungan dengan psikologi warna.

menciptakan display, seharusnya mengacu pada pikiran konsumen. yaitu segala sesuatu yang meliputi cara berpikir, kebiasaan atau kecenderungan psikologis konsumen yang mempengaruhi perilaku mereka saat berbelanja dan berada di dalam toko.

  1. Kekuatan Team dan bahan produksi

Visual merchandise sulit untuk dikerjakan sendiri, meski di beberapa retail dan property bisnis dikerjakan hanya dengan 1 orang. Keterlibatan seorang ahli dan tim pekerja khususuntuk mengerjakan sebuah display mempengaruhi hasil yang akan dicapai.

Bahan-bahan produksi yang dipakai VM adalah yang non permanent (Tidak dipakai lama)  seperti styrofoam, Rubber spoon, polyurethane, Polyfoam, hard paper, vinyl, fabrics, tekstil dan lain-lain. untuk bentuk-bentuk tertentu memang kadang harus dibuat lebih kokoh dan pemakaian agak lama (semi permanent) Sedangkan penunjang keindahan hasil display dapat memanfatkan pencahayaan (in & out lighting), teknologi audiovisual dan mekanisme penggerak (moving object mechanism).

  1. Memperhitungkan Schedule mundur

Pekerjaan VM sangat membutuhkan waktu yang cukup, sementara itu harus bekerja dengan jadwal yang  padat dan cepat. Skala ukuran besar dan banyaknya item membutuhkan waktu dan team yang sesuai,  tidak dalam hitungan jam atau satu harian, tetapi tahap-tahap persiapan, pekerjaan dasar, finishing dan pemasangan di lokasi (Installation) membutuhkan perhitungan  waktu yang akan dikonversi menjadi hitungan hari mundur sampai dengan waktu dateline yang ditargetkan.

Sebuah display diharapkan dapat memberi keindahan dan memicu resapan emosional tertentu dalam pandangan yang singkat. Display produk yang terlihat langsung dari arah luar, dapat membangun kesan pertama yang memancing orang untuk masuk ke dalam toko, lalu akan merasa nyaman dan terbawa suasana di dalamnya

Sebuah display diharapkan dapat memicu emosional terhadap sekilas pandang. Desain produk yang tertangkap langsung dari luar, dapat membangun kesan pertama yang memancing orang untuk masuk ke dalam toko tersebut.  

  1. Pengelolaan barang dagangan.

Keputusan retailer untuk menjual barang tertentu, unik, khusus, atau bahkan barang umum di dalam tokonya akan amat berpengaruh pada konsep desain toko dan Visual merchandise. Display penyusunan produk yang didukung dengan tampilan yang indah menghasilkan komposisi display items yang spektakuler (tidak seperti biasanya) dan akan memberikan daya tarik pengunjung untuk membeli.

dengan penataan barang yang bagus (terencana, kreatif, informatif dan komunikatif ) maka akan menghasilkan respon penjualan yang maksimal, memudahkan konsumen menentukan barang yang dicari serta menciptakan suasana nyaman dalam berbelanja.

  1. Tempat produksi (Workshop)

Tempat berproduksi Visual Merchandise (Workshop) adalah dapur bagi hasil display visual. kondisi ruangan yang baik, cukup leluasa bekerja, peralatan yang memadai dan keahlian team akan menghasilkan item2 display yang bagus. Demikian pula pemilihan bahan-bahan yang tepat untuk mengkonversi bentuk-bentuk  3D dari design yang ada. pekerjaan akan lebih mudah jika designer menguasai karakter masing-masing bahan dan dapat membayangkan proses pembuatannya. ini sangat mendukung pekerjaan pada workshop VM.

          Visual Merchandise adalah bentuk iklan yang dibuat bentuk 3 dimensi dan menempati ruang, namun memperhitungkan keindahan dan cara mengkomunikasikan yang baik serta memproduksinya, itu artinya memperhitungkan sisi-sisi yang tidak dicapai dalam design Graphis, design interior dan komunikasi visual.

Bagaimana membuat pengunjung tidak hanya melihat, tapi menghampiri, masuk kedalam toko, menikmati suasana dan akhirnya memutuskan utntuk membeli pada saat yang singkat! tidak menunggu besok atau kesempatan hari yang lain. Anda harus berpikiran terbuka terhadap keinginan konsumen yang datang, konsumen yang memilih dalam satu batasan waktu (one day decision). ini membuthkan keahlian khusus dan pengalaman yang luas. Selain itu,  tentunya tantangan kerja dengan dimensi perkejaan yang multi talented serta peka terhadap trend yang ada di segala bidang. visual merchandiser punya andil yang besar untuk membuat sebuah toko ramai pengunjung dan naiknya penjualan produk. Selamat berkarya