Apa yang dimaksud dengan mahabbah

Istilah mahabbah secara bahasa berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan, yang berarti mencintai secara mendalam, khususnya kepada Allah. Jika umat Islam mencari mahabbah atau cinta murni ini, kemudian berhasil mencapainya ia akan dimuliakan oleh Allah SWT.

Secara istilah, mahabbah merupakan perasaan rindu dan senang yang istimewa terhadap sesuatu. Perasaan demikian menyebabkan seseorang terpusat kepadanya bahkan mendorong orang tersebut untuk memberikan yang terbaik. Mahabbah dapat pula berarti al-waduud, yakni yang sangat kasih atau penyayang.

Dalam pandangan tasawuf, mahabbah berarti mencintai Allah yang di dalamnya mengandung arti patuh kepada-Nya sekaligus membenci sikap yang melawan kepada-Nya. Dalam kehidupannya sehari-hari, ia juga berhasil mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali hanya Allah. Dalam kitab Mu'jam Al-Falsafi, Jamil Shaliba mengatakan, mahabbah adalah lawan dari al-baghd, yakni benci.


Hal terbaiak dalam mengarahkan sikap hidup adalah mensyukuri setiap pemberian Allah swt, optimis dan mencintai kehidupannya. Dalam hasilnya kita serahkan kepada Allah, berapapun hasilnya, karena manusia mempunyai kadar kenikmatan tidak sama. Untuk mencapai kehidupan yang baik, dalam tasawuf mengarhkan untuk taubat, ridla, ma'rifah dan Mahabbah.

Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia.

Tampilnya Rabi‘ah al-Adawiyah dalam sejarah Islam memberikan citra tersendiri dalam menyetarakan gender pada dataran spritual Islam. Buku ini berisikan ajaran-ajaran Rabi’ah tentang tobat, ajaran kesabaran, ajaran bersyukur, ajaran mengharap ridha Allah, ajaran rasa takut kepada Allah, ajaran kerelaan hati, ajaran cinta akhirat dan tidak terlalu mementingkan dunia, ajaran tauhid, ajaran tawakkal dan cinta.

Islam merupakan agama yang menghendaki kebersihan lahiriah sekaligus batiniah. Hal ini tampak misalnya melalui keterkaitan erat antara niat (aspek esoterik) dengan beragam praktek peribadatan seperti wudhu, shalat dan ritual lainnya (aspek eksoterik). Tasawuf merupakan salah satu bidang kajian studi Islam yang memusatkan perhatiannya pada upaya pembersihan aspek batiniah manusia yang dapat menghidupkan kegairahan akhlak yang mulia. Jadi sebagai ilmu sejak awal tasawuf memang tidak bisa dilepaskan dari tazkiyah al-nafs (penjernihan jiwa). Tasawuf secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha untuk menyucikan jiwa sesuci mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga kehadiran-Nya senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan. tasawuf para sahabat bukanlah pola ketasawufan yang menghendaki kasyf al-hijab (penyingkapan tabir antara Tuhan dengan makhluk) atau hal-hal sejenisnya yang diburu oleh para sufi di masa belakangan. Corak sufisme yang mereka tunjukkan adalah ittiba' dan iqtida' (kesetiaan meneladani) perilaku hidup Nabi. Islam sekalipun mengajarkan tentang ketakwaan, qana'ah, keutamaan akhlak dan juga keadilan, tetapi sama sekali tidak pernah mengajarkan hidup kerahiban, pertapaan atau uzlah sebagaimana akrab dalam tradisi mistisisme agama-agama lainnya. Tasawuf pada mulanya adalah bagian dari ajaran zuhud dalam islam. Yaitu lebih berkonsentrasi dalam pendekatan diri kepada Allah SWT dengan ketaatan dan ibadah. Semakin jauh dari zaman Rasul SAW semakin banyak aliran-aliran tasawuf berkembang. Dari perbedaan tatacara yang digunakan oleh masing-masing aliran itu tasawuf menjadi istilah yang terpisah dari ajaran zuhud. Karena tasawuf telah menjadi aliran yang

Abstrak; Manusia pada hakikatnya terlahir dalam keadaan fitrah (suci, bersih, lurus, serta bermental sehat). Manusia dengan dua tugas pokok utamanya, yaitu: sebagai ‘Abdun (hamba Allah), juga sebagai Khalifah (Penguasa di muka bumi). Maka Allah SWT meng-install pada diri manusia berbagai hal mulai dari hardware (al-hawas al-khams dan anggota-anggota jasadiyah lainnya) maupun software (al-ruh, al-‘aql, al-nafs, al-qalb) yang berfungsi sebagai alat untuk mengemban dua amanat tersebut. Manusia pilihan diberi ilham bahkan karomah. Mereka yang mampu mempergunakan semua anugerah itu akan bermental sehat, melalui proses: belajar (iqro: ayat qur’aniyah & ayat kauniyah), akan menghasilkan: iman, islam, dan ihsan. Sedang mereka yang tidak mau menggali potensi dalam dirinya akan bermental sakit apakah masuk kategori: nifaq bahkan kufr. Mereka yang bermental sakit tidak akan pernah tahu dan menyadari kalau mereka sedang sakit. Hal ini didapat dari Mafhun mukhalafah dalam sebuah hadis dikatakan: “Kesehatan merupakan mahkota yang dipakai oleh orang-orang sehat. Hanya mereka yang sakitlah yang mampu melihatnya,” ini merupakan sindiran berat agar kita tidak termasuk orang-orang sakit, baik: zahiriyah-nya atau pun bathinyah-nya. Bawalah mereka kepada seorang guru dan dokter. Ringkasan dari hikmah perkataan Imam Syafi’i: “Sesungguhnya guru dan dokter adalah dua orang yang mampu menyembuhkan orang sakit (jiwa dan raga), mereka tidak akan memberi obatnya jika mereka tidak dimuliakan (didatangi). Maka siap-siaplah untuk terus dalam keadaan bodoh (sakit raga) dan sakit (jiwa) jika tidak mau mendekat/mendatangi keduanya.” Nabi Muhammad adalah seorang Mu’allim dan juga Thabib.‘Ulama adalah obat terampuh untuk menyehatkan bangsa ini. Tidak ada jalan lain kecuali generasi ini harus melahirkan ‘Ulama yang berprofesi dokter atau dokter yang juga ‘Ulama.

Apa yang dimaksud dengan mahabbah dan contohnya?

Mahabbah adalah penghalang cinta yang lain memasuki relung hati seorang salik, di mana qalbu-nya menutupi dan mengunci mati tawaran cinta selain Dia yaitu Allah SWT. Karakter cinta yang dimiliki seorang salik dapat dideskripsikan dalam riwayat cinta Rabi'ah al-Adawiyah.

Apa itu mahabbah kepada Allah?

Lebih luas lagi, bahwa “Mahabbah” memuat pengertian yaitu: a. Memeluk dan mematuhi perintah Tuhan dan membenci sikap yang melawan kepada Tuhan. b. Berserah diri kepada Tuhan.

Bagaimana cara mencapai mahabbah kepada Allah?

Cara Mencapai Mahabbah Kepada Allah.
Taubat. Dosa merupakan penghalang untuk mendekatkan diri kepada Allah. Seorang Muslim yang hendak mencapai mahabbah dianjurkan untuk membersihkan dosanya terlebih dahulu. ... .
Wara' Wara' berarti menahan dan memegang. ... .
Zuhud. Secara bahasa, zuhud berarti berpaling dan meninggalkan. ... .
Sabar..

Mahabbah ada berapa?

Ada empat jenis mahabbah. Dalam pandangan tasawuf, mahabbah artinya mencintai Allah yang di dalamnya mengandung arti patuh kepada-Nya sekaligus membenci sikap yang melawan kepada-Nya.