Apa sajakah yang termasuk alat pembayaran non tunai berikan contohnya dan uraikan

Apa sajakah yang termasuk alat pembayaran non tunai berikan contohnya dan uraikan

Apa sajakah yang termasuk alat pembayaran non tunai berikan contohnya dan uraikan
Lihat Foto

Adzhahri Ahmad

Mesin-mesin EDC bersanding dengan alat timbang tradisional di toko kelontong milik Tatik

KOMPAS.com – Seperti yang sudah dijelaskan dalam materi komponen sistem pembayaran, bahwa salah satu komponen dalam sistem pembayaran adalah alat pembayaran.

Alat pembayaran merupakan aspek paling penting karena tanpa alat pembayaran, suatu sistem pembayaran tidak akan berjalan. Pada dasarnya ada dua jenis alat pembayaran dalam sistem pembayaran, yaitu:

Alat pembayaran tunai

Alat pembayaran tunai adalah uang kartal yang terdiri dari uang kertas dan uang logam. Mata uang yang digunakan sebagai alat pembayaran tunai di Indonesia adalah rupiah.

Adapun uang kertas yang berlaku di Indonesia terdiri dari beberapa nominal yaitu Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000, dan Rp100.000.

Sedangkan uang logam yang berlaku di Indonesia terdiri dari beberapa nominal yaitu Rp100, Rp200, Rp500, dan Rp1.000.

Baca juga: Komponen-Komponen dalam Sistem Pembayaran

Dilansir dari buku Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia (2003) karya Sri Mulyati Tri Subari dan Ascarya, dijelaskan bahwa alat pembayaran non-tunai dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

  • Alat pembayaran non-tunai berbasis warkat

Alat pembayaran non-tunai berbasis warkat dibedakan menjadi enam jenis, yaitu:

Merupakan surat yang berisi perintah tidak bersyarat oleh penerbit kepada bank yang mengelola rekening giro penerbit untuk membayarkan sejumlah uang tertentu kepada pemegang atu pembawa cek.

Merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya.

Baca juga: Sistem Pembayaran: Definisi dan Perannya dalam Perekonomian

Merupakan warkat yang berfungsi untuk menagih dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut.

Alat pembayaran adalah alat yang digunakan untuk melakukan transaksi, baik secara tunai maupun nontunai. Penggunaan alat transaksi ini biasanya untuk pembelian produk ataupun jasa.

Dahulu sistem transaksi dilakukan dengan cara barter atau bertukar barang. Contohnya saja, kamu bisa menukar sekarung beras dengan sekarung kacang, atau yang lainnya.

Sistem ini kemudian dianggap tidak relevan lagi ketika nilai pertukaran tidak disetujui salah satu pihak. Belum lagi masalah komoditas yang dinilai tidak sepadan.

Sistem barter kemudian tergantikan dengan commodity currency yang mana sistem pertukaran dilakukan dengan menggunakan komoditas yang sudah diterima secara umum semisal emas.

Kala itu emas bisa dijadikan sebagai alat transaksi sekaligus sebagai koleksi atau pajangan atau hiasan. Namun, dengan meningkatnya kebutuhan manusia, sistem ini juga dianggap kurang efektif dan efisien. Lalu, muncullah alat transaksi baru berupa uang.

Kehadiran uang pun terus berkembang dari yang awalnya berupa uang kartal (uang kertas dan koin) atau biasa disebut uang tunai dan kini muncul uang elektronik untuk transaksi nontunai.

Alat pembayaran tunai

Alat pembayaran tunai adalah alat yang digunakan untuk melakukan pembayaran terhadap suatu transaksi secara tunai.

Alat transaksi tunai ini berupa uang tunai yang bisa berupa uang koin ataupun uang kertas. Di Indonesia uang tunai yang berlaku adalah Rupiah yang dikeluarkan Bank Indonesia.

Denominasi uang koin di Indonesia saat ini masih cukup bervariasi, mulai dari uang koin pecahan:

  • Rp100
  • Rp200
  • Rp500
  • Rp1.000

Sementara uang kertas Indonesia memiliki denominasi yang juga cukup bervariasi, dari:

  • Rp500
  • Rp1.000
  • Rp2.000
  • Rp5.000
  • Rp10.000
  • Rp20.000
  • Rp50.000
  • Rp75.000
  • Rp100.000

Alat pembayaran nontunai

Jika pembayaran tunai dilakukan dengan menggunakan uang fisik, pembayaran nontunai justru dilakukan tanpa harus menggunakan uang fisik, baik itu koin maupun kertas.

Lalu, apa saja jenis alat transaksi nontunai yang digunakan di Indonesia?

1. Cek

Cek adalah media transaksi yang menyatakan perintah dari nasabah kepada pihak bank untuk mencairkan sejumlah uang atau dana atas nama nasabah tersebut atau juga bisa atas nama yang ditunjuk. Umumnya ada tiga jenis cek yang sering digunakan, yaitu cek atas tunjuk, cek silang, dan cek atas nama.

2. Giro

Giro memang hampir sama dengan cek. Namun, giro bukanlah perintah untuk mencairkan dana, melainkan perintah untuk pemindahan dana dari satu rekening ke rekening nasabah lain yang namanya telah ditunjuk di dalam giro tersebut.

3. Kartu kredit

Kartu kredit adalah alat transaksi nontunai yang dikeluarkan bank dengan mekanisme utang. Dengan memiliki kartu kredit, nasabah dapat melakukan pembayaran dengan meminjam terlebih dahulu dana dari bank untuk kemudian bisa membayar tagihan yang dikirimkan bank.

Akan tetapi, kamu juga bisa melakukan pembayaran tanpa harus berutang pada bank, yaitu dengan cara mengisi limit dana terlebih dahulu pada kartu kredit kamu. Ini cenderung lebih aman sehingga kamu tetap bisa mengontrol pengeluaran dan tidak terjebak dalam utang.

4. Kartu debit

Kartu debit adalah jenis alat transaksi nontunai yang menggunakan mekanisme saldo nasabah. Kartu ini biasanya diterbitkan pihak bank yang mana nasabah tersebut membuka rekening.

Tiap-tiap kartu debit memiliki limit dan batas waktu yang berbeda, tergantung pada jenis tabungan yang dipilih nasabah.

5. Nota debit

Nota debit adalah surat yang difungsikan untuk menagih nasabah dari bank lain melalui kliring.

6. Nota kredit

Nota kredit adalah surat yang ditujukan untuk memindahkan atau mengirim sejumlah dana ke nasabah bank lain melalui kliring.

7. Uang elektronik

Uang elektronik atau sering dikenal dengan e-money adalah jenis alat transaksi yang terbilang baru dan memiliki beberapa unsur di dalamnya. Bank Indonesia sendiri telah mengatur kriteria unsur untuk uang elektronik, yaitu:

  • uang elektronik bisa diterbitkan dengan dasar nilai uang tunai yang telah disetor sebelumnya pada pihak penerbit,
  • uang elektronik yang kemudian disimpan pada pihak penerbit tidak berlaku sebagai simpanan atau tabungan,
  • uang elektronik memiliki nilai yang disimpan dalam sebuah media semisal server atau chip.

Kelebihan dan kekurangan alat pembayaran tunai

Pembayaran dengan menggunakan uang tunai sampai saat ini masih diminati dan dijadikan salah satu sistem pembayaran yang diutamakan, khususnya pada jual beli langsung.

Kelebihan penggunaan alat pembayaran tunai

Berikut ini beberapa kelebihan alat transaksi tunai.

1. Lebih Mudah Digunakan

Saat ini belum semua wilayah di Indonesia didukung dengan sarana prasarana yang memadai untuk melakukan pembayaran secara nontunai, khususnya di daerah pelosok yang minim jaringan internet. Untuk itu, pilihan pembayaran tunai dinilai lebih mudah untuk dilakukan.

Pembayaran dengan uang tunai dapat dilakukan dengan cepat dan mudah kapan pun orang-orang melakukan transaksi jual beli. Tidak peduli apakah ada bank, ada jaringan internet, ada aplikasi, dan sebagainya.

2. Minim dari risiko berutang

Penggunaan alat transaksi tunai menjaga kamu agar bisa mengerem pembelian karena terbatasnya uang yang dibawa, misalnya saat berbelanja di supermarket atau mal. Kamu juga tidak akan berpikir untuk berutang pada gerai atau toko tersebut, bukan?

Lain hal mungkin jika kamu menggunakan alat transaksi nontunai yang hanya tinggal gesek dan semua beres. Kemungkinan besar kamu akan lebih boros dan sulit mengatur utang.

Kekurangan alat pembayaran tunai

Berikut ini kekurangan dari alat transaksi tunai.

1. Mudah hilang

Menyimpan dan menggunakan uang tunai apalagi dalam jumlah yang cukup banyak berisiko mudah hilang, baik itu hilang dalam penyimpanan maupun saat proses dibawa dalam perjalanan.

Kamu mungkin lupa menaruhnya atau terjatuh saat akan mengambil beberapa lembar dari dompet. Untuk itu, bawa uang tunai secukupnya. Kamu bisa menyesuaikan dengan kebutuhan belanja kamu hari atau saat itu.

2. Risiko kriminalitas

Membawa uang tunai dalam jumlah yang besar selain beresiko hilang juga berisiko mengundang tindak kriminalitas, misalnya saja pencurian, perampokan, pembegalan, dan lain sebagainya. Untuk itu, selalu berhati-hati ketika kamu membawa uang tunai apalagi dalam jumlah yang besar.

3. Kurang praktis dan ribet

Penggunaan uang tunai mungkin akan lebih mudah jika nominal yang dibutuhkan sedikit. Tapi apa jadinya kalau uang yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak?

Tentu selain repot membawanya, juga repot dalam penghitungan kembali. Belum lagi jika ternyata ada kesalahan hitung yang ujungnya akan merugikan salah satu pihak.

Inilah juga salah satu alasan kenapa banyak orang lebih memilih alat transaksi non tunai, khususnya untuk nominal transaksi yang cukup atau sangat besar.

Kelebihan dan kekurangan alat pembayaran nontunai

Nah, kamu sudah tahu nih sisi kelebihan dan kekurangan dari alat pembayaran tunai. Lalu, bagaimana dengan alat pembayaran nontunai?

Kelebihan alat pembayaran nontunai

Alat pembayaran nontunai banyak dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. Lebih aman dan transparan

Penggunaan alat pembayaran nontunai untuk transaksi dinilai lebih aman dan transparan. Sebab semua uang yang dibayarkan tercatat secara detail dalam sistem.

Dengan begitu, kamu bisa melakukan pengecekan kembali apabila terjadi masalah. Misalnya saja, saat pembayaran belum diterima, permintaan bukti pembayaran dan lain sebagainya.

2. Transaksi lebih cepat

Entah berapa pun nilai transaksi yang dilakukan, penggunaan alat pembayaran nontunai memberikan kemudahan transaksi yang lebih cepat dan mudah.

Kamu sudah tidak perlu repot menghitung manual jumlah uang. Sebab dengan pembayaran nontunai, kamu hanya perlu menuliskan besarnya uang yang diperlukan hingga bilangan yang paling detail sekalipun.

3. Lebih aman

Alat pembayaran nontunai dinilai lebih aman karena tidak mengharuskan kamu membawa banyak uang tunai ketika akan melakukan transaksi. Meski begitu, tetap saja ada risiko kejahatan digital jika kamu tidak berhati-hati.

Kekurangan alat pembayaran nontunai

Selain beberapa kelebihan di atas, tentu saja ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan dari alat pembayaran nontunai.

1. Belum bisa digunakan di semua tempat

Kembali lagi pada kondisi Indonesia yang mana belum semua tempat atau wilayah memiliki standar prasarana dan sarana yang merata.

Ada wilayah pelosok Indonesia yang belum bisa menggunakan pembayaran nontunai karena sulitnya akses teknologi. Itulah mengapa mereka lebih memilih menggunakan pembayaran tunai, yang dinilai lebih mudah.

2. Risiko terlilit utang lebih besar

Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa banyak orang yang akhirnya terlilit utang akibat penggunaan pembayaran nontunai, entah itu melalui kartu kredit maupun uang elektronik. Dari sini kamu harus waspada dan berhati-hati, jangan sampai kemudahan justru menyesatkanmu.

Itu tadi informasi mengenai alat pembayaran. Buat kamu yang mau tahu lebih banyak tentang layanan bank ataupun asuransi? Lihat pertanyaan populer seputar topik-topik tersebut di Tanya Lifepal.

Sebagai informasi, asuransi adalah proteksi finansial yang sebaiknya kamu miliki agar kerugian yang kamu alami tidak terlalu banyak dan dicover oleh perusahaan asuransi.

Kamu bisa beli asuransi sesuai kebutuhan kamu di Lifepal!

Tanya jawab seputar alat pembayaran