Apa saja yang wajib dimiliki oleh seorang yang ingin menjadi penemu

Bogor - Menjadi seorang ilmuwan yang berhasil menemukan sesuatu yang berguna bagi umat manusia, tentu menjadi hal yang luar biasa.

Jika kamu menjadi orang semacam ini, namamu akan dikenang umat manusia di dalam sejarah.

Namun, menjadi seorang penemu berarti memikul tanggung jawab besar. Pasalnya jika penemuannya disalahgunakan, sang penemu menjadi salah satu yang bertanggung jawab.

Dan ternyata, hal tersebut benar terjadi ke sejumlah penemu teknologi yang menyesali temuannya.

Berikut deretan teknologi yang kehadirannya disesali oleh sang penemunya sendiri

Pesawat Terbang

Apa saja yang wajib dimiliki oleh seorang yang ingin menjadi penemu

Pesawat terbang adalah salah satu penemuan terbaik sepanjang masa, karena ini adalah moda transportasi terbaik untuk perjalanan jarak jauh, bahkan melintas samudera.

Sang penemu adalah Wright bersaudara, yakni Orville dan Wilbur. Mereka berdua mendesain dan membangun Wright Flyer yang berhasil melakukan penerbangan berkelanjutan pertama sepanjang sejarah.

Hal ini membuat mereka populer, sukses, dan tercatat di buku sejarah sebagai penemu pesawat terbang.

Wilbur, akhirnya meninggal dunia hanya 9 tahun pasca pesawat ditemukan. Dirinya terserang penyakit typhoid.

Namun dari perspektif ini, nampaknya Wilbur justru pihak yang beristirahat dengan tenang.

Pasalnya Orville, hidup sebagai saksi sejarah perkembangan pesawat tiga dekade mendatang. Di kala itu, pesawat digunakan membawa dan menjatuhkan bom di Perang Dunia II.

Dalam wawancaranya tahun 1943 di koran St. Louis Post, peperangan adalah sesuatu hal yang bertentangan dengan ideologi penemuannya. Ia justru ingin temuannya membawa kedamaian, bukan kerusakan dan kematian.

Facebook

Apa saja yang wajib dimiliki oleh seorang yang ingin menjadi penemu

CEO sekaligus pendiri Facebook Mark Zuckerberg sendiri sebenarnya tidak pernah menyesali penemuannya ini.

Meskipun banyak hal yang terjadi, mulai dari banyak sekali hoaks yang tersebar lewat platformini, serta skandal kebocoran data Cambridge Analityca yang terjadi tahun lalu.

Namun yang menyesali justru orang-orang di sekitar Zuck yang ikut andil dalam pengembangan media sosial ini.

Adalah Sean Parker, yang sudah bekerja di Facebook sejak media sosial tersebut baru hanya berupa directory yang tersedia untuk mahasiswa Harvard.

Zuck mengakui Parker adalah sosok vital dalam pengembangan platform Facebook menjadi sebuah media sosial secara global. Parker pun membawa banyak investor seperti Peter Thiel untuk mendanai perkembangan Facebook.

Namun, Parker berpendapat pada 2017 lalu bahwa Facebook mendapatkan popularitas dengan cara memanfaatkan "kerapuhan psikologis manusia."

Hal ini didapatkan melalui tombol 'Like' yang seakan memvalidasi kehebatan fotografi, lelucon, opini, dan lain sebagainya yang diposting di Facebook.

Itu juga membuat Facebook jadi sesuatu yang adiktif, dan disebut Facebook memang ingin menjadikan orang kecanduan terhadap platform mereka jadi sebuah tujuan besar.

Parker sendiri mengklaim bahwa dirinya kini adalah seorang yang "skeptis terhadap media sosial" setelah melihat bagaimana mereka berdampak ke umat manusia.

Iklan Pop Up

Apa saja yang wajib dimiliki oleh seorang yang ingin menjadi penemu

Siapa yang tak tahu iklan pop-up? Tentu semua mengetahuinya dan tidak pernah menanggapi iklan ini dengan sentimen positif.

Iklan pop-up sungguh menyebalkan, bahkan sang penemu sendiri, Ethan Zuckerman, membencinya.

Ethan punya ide iklan semacam ini pada era 90-an, saat itu ia adalah pegawai dari Tripod.com yang bertugas sebagai programmer dan desainer.

Suatu ketika, klien yang merupakan perusahaan mobil mengeluh kepada Tripod karena iklan yang mereka bayarkan berakhir muncul di sebuah situs porno.

Tidak kehabisan akal, Tripod menyusun gagasan iklan yang tidak muncul di laman asli sebuah web, tetapi "muncul" pada halaman terpisah. Hal ini akan membuat pengiklan tidak berasosiasi dengan laman utamanya, meski itu adalah situs porno.

Zuckerman lalu merancang kodenya, dan hal ini diterapkan. Ide ini populer digunakan bahkan sampai detik ini.

Selang dua dekade berikutnya, tepatnya di 2014, Zuckerman akhirnya menulis di sebuah media online yakni di The Atlantic, di mana dia meminta maaf karena idenya diadopsi jadi strategi utama banyak pengiklan yang justru mengganggu pengguna online.

Ia menawarkan solusi berupa membayar layanan online untuk menghalau iklan sekaligus mendapatkan perlindungan privasi yang sering terancam ketika tak sengaja mengklik iklan berisi malware.

Bom Atom

Apa saja yang wajib dimiliki oleh seorang yang ingin menjadi penemu

Seorang profesor Fisika bernama J. Robert Oppenheimer bisa jadi adalah orang yang bertanggung jawab terkait kematian banyak nyawa dan juga kerusakan dengan kerugian masif. Pasalnya, ialah penemu bom atom.

Tentu, dalam beberapa tahun setelah temuannya muncul, ia merasa menyesal dan seharusnya ide tersebut ia pendam sendiri.

Oppenheimer adalah salah satu anggota Proyek Manhattan yang merupakan pengembang senjata nuklir pada 1942.

Ia sendiri mengambil peran utama di sana, hingga dijuluki "Bapak Bom Atom" pada dekade-dekade berikutnya.

Awalnya ia sangat antusias dan bersemangat untuk mengembangkan bom atom ini.

Namun lama kelamaan, ia merasa menyesal dan meninggalkan Proyek Manhattan sembari berpamitan kepada Presiden AS saat itu, Harry S. Truman, menyebut dirinya memiliki 'tangan kotor' karena ikut mengembangkan bom atom.

Liputan6.com, Jakarta Saat ini kita telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik, perkembangan neuroteknologi, financial technology (fintech), dan lain sebagainya. Namun, penemuan-penemuan itu banyak dihasilkan oleh peneliti dari luar negeri, padahal peneliti Indonesia tidaklah kalah mumpuni.

Alasan tersebut yang akhirnya mendorong Melvin Harsono bercita-cita menjadi seorang peneliti, dengan meneruskan kuliah S2 di Beijing Jiaotong University. Pria berusia 22 tahun ini sudah sejak lama tertarik dengan bidang electronic, programming, pelajaran matematika, dan fisika.

Lalu, pada 2013, Melvin memutuskan mengambil kuliah Jurusan Teknik Elektro di President University. Ia memilih President University karena universitas ini pembelajarannya full English dan dosen-dosennya rata-rata lulusan luar negeri. Anak pertama dari 2 bersaudara ini pun merasa beruntung kuliah di President University karena memiliki kesempatan untuk magang.

“Saya pernah magang di PT. Denso Indonesia, sebelum masuk saya diberikan test dan berhasil mendapat nilai A. Di sini saya dapat mengenal langsung dunia industri. Bahkan, pernah memberikan masukan kepada PT Denso agar produktivitas salah satu produknya lebih baik. Meskipun saya dari basic teknik elektro, saya jadi belajar teknik industri ketika saya magang, sehingga nantinya siap masuk dunia kerja ,” ujar Melvin, yang punya motto hidup “selalu belajar dari pengalaman”.

Saat menyandang status mahasiswa, ia aktif di beberapa organisasi dan juga pernah ikut kompetisi.

“Saya aktif di Robotic Club President University Major Association of Electrical Engineering (PUMA EE), sebagai sekretaris selama 2 periode (2014-2015 & 2015-2016), mengurusi segala yang berhubungan dengan proposal kegiatan, laporan kegiatan, dan dokumentasi surat-menyurat. Saya memang memiliki passion dalam mengorganisir data. Saya juga aktif di KMB (Keluarga Mahasiswa Budha) Ashokavardana, meskipun tidak memiliki jabatan tetapi saya sering ikut membantu dalam event-eventnya,” ucap Melvin, yang merupakan Finalis Electromedic Competition di UMY.

Memperdalam ilmu teknologi komputer

Setelah lulus dari President University pada 2017, putra asli Pontianak tersebut mendapatkan beasiswa S2 di Beijing Jiaotong University.

“Saya ingin belajar lebih lanjut mengenai thesis saya yang berjudul Brain Computer Interface (BCI) for Land Mobile Robot Control Using Attention and Eye Blink Detection of FP1 Brodmann Atlas. Kemudian, dosen pembimbing saya, Dr. -Ing Erwin Sitompul merekomendasikan Beijing Jiaotong University sebagai universitas tujuan. Kemudian, saya mendaftar dan berhasil mendapatkan full scholarship untuk kuliah di China dari CGS (Chinese Government Scholarship),” kata Melvin, sang sarjana ber-IPK 3.89.

Saat ini, ia tinggal di Beijing Jiaotong University Dormitory, di mana dirinya mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. “Di sini banyak mahasiswa internasional, karena saya dulu dari President University, maka saya tidak kesulitan dalam hal komunikasi. Saya juga menggunakan bahasa Mandarin untuk berkomunikasi denganmasayarakat lokal di sana,” ujar Melvin.

Alasannya memilih melanjutkan kuliah S2 di negeri tirai bambu itu, karena China sekarang merupakan salah satu negara yang terkemuka dalam hal teknologi. Melvin mencontohkan, di Beijing sendiri, mereka mulai mengaplikasikan sistem less cash (non tunai) dan menggunakan WeChat pay dan Alipay untuk transaksi pembayaran di toko-toko hingga jajanan kaki lima. Sehingga, di sini ia bisa lebih memperdalam ilmu yang berkaitan dengan teknologi komputer.

“Saya bercita-cita menjadi seorang peneliti, dan mimpi besar saya menjadi penemu teknologi. Saya juga ingin mendirikan perusahaan yang menggabungkan BCI dan Virtual Reality (VR) untuk masa depan manusia yang lebih baik,” ucap Melvin, yang ingin menjadi seorang konseptor dan menciptakan konseptor-konseptor lain lagi di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan teknologi komputer.Menurutnya, sejauh ini perkembangan teknologi di Indonesia masih standar dan kurang memiliki fasilitas yang memadai, serta mengandalkan impor fasilitas dari negara lain. Solusinya, agar teknologi Indonesia tidak tertinggal adalah menyiapkan sumber daya manusianya. Selain itu, juga jangan berharap kepada pemerintah saja dan harus memiliki lebih banyak konseptor untuk mempersiapkan penggunaan SDM di bidang teknologi komputer dalam jumlah yang lebih banyak. Tidak hanya itu, para pelaku usaha bidang teknologi komputer harus berkontribusi dalam Research and Development (R&D) agar teknologi komputer bisa berkembang dan tidak hanya tergantung aplikasi dari negara luar.

(*)