Obat antibiotik sudah tidak asing bagi kita semua. Acapkali setelah berobat, kita rata-rata memiliki pengalaman diresepkan obat berjenis antibiotik. Obat berjenis antibiotik sedikit berbeda dengan obat-obatan lainnya. Apoteker sekaligus Kepala Instalasi Farmasi dan Sterilisasi RSA UGM, apt. Anggraini Citra Ryshang Bathari, M.Clin.Pharm, mengatakan antibiotik tersebut memiliki tujuan khusus dan cara konsumsi yang sangat mengedepankan dimensi kepatuhan. Show
Citra menjelaskan, antibiotik adalah suatu obat yang bertujuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit. Dalam rangka mengimplementasikan tujuan tersebut, maka jumlah antibiotik yang berada dalam aliran darah, selama masa penyembuhan atau terapi, harus dipastikan konsisten. Oleh karena itu, Citra mengatakan pertama, dosis antibiotik yang dikonsumsi harus tepat. Serta kedua, mengonsumi antibiotik juga harus dilakukan pada waktu dan sebanyak yang telah ditentukan oleh dokter. “Kita harus menggunakan antibiotik itu (dalam) waktu yang harus tepat (sesuai ketentuan dokter) untuk menjamin efektifitasnya. Karena kalau misalkan terlalu sebentar mengonsumsi antibiotik atau terlalu lama, hal itu bisa memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh,” tutur Citra dalam talkshow ‘Kepatuhan dalam Penggunaan Antibiotik - Tik Talk Eps.23’ yang dipublikasikan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM, Kamis, (25/11). Bagaimana jika lalai atau terlupa? Lantas bagaimana pada suatu waktu kita lalai atau lupa menjaga kepatuhan mengonsumsi antibiotik tersebut? Citra mengatakan hal itu bisa ditolerir jika atibiotik tersebut terlambat dikonsumsi dalam 1-2 jam setelah waktu yang sudah ditentukan. Pasien boleh meminum antibiotik saat itu juga. Namun, jika keterlambatan mengonsumsinya sudah sampai mendekati waktu konsumsi dosis kedua, maka menggandakan meminum antibiotik itu pada waktu konsumsi kedua dalam satu hari yang sama tidak boleh dilakukan. Pada keesokan harinya, usahakan tidak terlewatkan lagi untuk mengonsumsi sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan. Selain itu, Citra menuturkan bahwa patuh dalam mengonsumsi antibiotik ini beberapa tujuan lain. Pertama, kepatuhan dalam mengonsumsi ini bertujuan untuk memperkecil risiko terjadinya efek samping. Citra menjelaskan karena tujuannya untuk membunuh bakteri, antibiotik bisa saja turut menyerang bakteri baik atau bakteri yang bukan menjadi target utama antibiotik. Oleh karena itu, kemudian, dibutuhkanlah waktu yang terpat untuk mengonsumsi antibiotik tersebut. Disamping itu, kepatuhan dalam konsumsi antibiotik ini pun dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi. Resistensi disini dimaksudkan kondisi dimana bakteri yang diinginkan dibasmi dalam tubuh menjadi kebal. Alhasil, untuk menghadapi kondisi tersebut, diperlukan antibiotik baru dengan tingkatan yang lebih “canggih”, dimana hal ini kemudian berarti proses kesembuhan otomatis menjadi lebih lama dari sebelumnya. “Gunakanlah antibiotik secara tepat guna: tepat indikasi atau sesuai diagnosis dokter, kemudian tepat dosis dan tepat durasi atau (sesuai) waktu pemberian…. Itu (semua) harus patuh,” pungkas Citra. Penulis: Aji
Ketika berobat ke dokter, tak jarang kita diresepkan obat antibiotik. Penjelasan dokter atau tenaga kesehatan lain hampir seragam: antibiotik harus dihabiskan. Tapi bagaimana jika merasa sudah sembuh saat antibiotik belum habis? Apa boleh antibiotik tak dihabiskan?
Mengenal Obat AntibiotikAntibiotik adalah obat yang mampu membunuh kuman didalam tubuh, dengan berbagai macam cara kerja agar bakteri penyebab infeksi mengalami kematian. Penggunaan antibiotik pada pasien juga harus mengikuti kebijakan yang mempertimbangkan kondisi klinis pasien, kuman yang dicurigai menginfeksi, dan cara kerja dari obat antibiotik itu sendiri Tubuh kita sudah ada system yang terbentuk untuk melawan infeksi, namun kemampuannya terbatas sampai titik tertentu sehingga jika terjadi infeksi berat, tubuh memerlukan bantuan dari antibiotik ini untuk menyembuhkan penyakit. Antibiotik harus dipakai dengan tatacara yang benar, dari dosis, durasi pemberian, cara pemberian dan jenis dari antibiotiknya yang sesuai dengan kuman yang dicurigai menginfeksi. Semua faktor tersebut harus diperhitungkan untuk kesuksesan dari penyembuhan infeksi Di tubuh setiap orang terdapat bakteri. Ada bakteri baik yang membuat kita senantiasa sehat. Tapi juga ada bakteri jahat yang justru menyebabkan kita jatuh sakit. Obat antibiotik adalah senjata untuk melawan infeksi dari bakteri jahat tersebut. Namun, pemicu sakit bukan selalu bakteri. Ada pula virus dan jamur yang dapat menginfeksi manusia. Bila kita sakit karena virus atau jamur, antibiotik tidak akan manjur melawannya. Jika kita mengonsumsi antibiotik yang sebenarnya tidak kita perlukan, kondisi kita justru bisa memburuk dan sakit tak kunjung sembuh. Bahkan, bila keliru digunakan, efek samping dari antibiotik akan keluar seperti diare, mual, dan ruam. Bakteripun bisa menjadi resisten terhadap antibiotik. Obat antibiotik yang biasanya dapat mematikan bakteri, kelak tidak dapat bekerja lagi dikarenakan sistem adaptasi bakteri tersebut dalam menangkal obat antibiotic. Sehingga antibiotik itu menjadi tidak efektif lagi untuk menyembuhkan kita di kemudian hari. Baca Juga: Ciri-ciri Kanker Payudara yang Mudah Dikenali Bolehkah Obat Antibiotik Tidak Dihabiskan?Ada penelitian yang menyimpulkan antibiotik tidak selalu harus dihabiskan. Aturan bahwa antibiotik harus habis agar manjur disebut tak punya bukti yang kuat. Penelitian ini menyebutkan kita harus seminimal mungkin mengonsumsi obat-obatan demi kesehatan jangka panjang. Maka bila sudah merasa kondisinya membaik ketika sakit, konsumsi antibiotik bisa dihentikan. Namun, pada kenyataannya, pemberian antibiotik harus mempertimbangkan banyak hal seperti kondisi klinis pasien, bakteri yang dicurigai, adanya penyakit kronis pada pasien tersebut, kemampuan ekonomi, efek samping obat dan efektivitas obat terhadap infeksi tersebut. Pemberian obat ini didasari hasil pemeriksaan oleh dokter yang telah menghitung perkiraan kebutuhan antibiotik untuk mengobati pasien sesuai dengan diagnosis. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun menyarankan obat antibiotik dihabiskan agar efektif melawan infeksi bakteri dalam tubuh pasien. Apa yang Terjadi Jika Obat Antibiotik Tidak Dihabiskan?Teori yang melatari pendapat bahwa obat antibiotik harus dihabiskan adalah adanya potensi bakteri yang kuat masih tersisa di dalam tubuh walau kondisi sudah membaik. Antibiotik bekerja melawan infeksi bakteri dari hari ke hari hingga tuntas sesuai dengan resep dokter. Bila pemberian obat itu dihentikan sebelum waktunya, dikhawatirkan cuma bakteri lemah yang terbunuh. Sedangkan bakteri kuat masih hidup. Bakteri kuat ini bisa bertahan dan berkembang biak hingga menyebabkan infeksi makin parah. Bakteri itu pun jadi lebih mampu mempertahankan diri terhadap obat antibiotik yang sama. Artinya, pasien bisa jadi mesti berganti antibiotik atau meminum obat berdosis lebih tinggi untuk dapat sembuh. Berapa Hari Antibiotik Digunakan?Sudah ada banyak riset mengenai berapa lama seharusnya konsumsi antibiotik agar mempan melawan infeksi. Dokter meresepkan antibiotik, termasuk berapa hari konsumsinya, berdasarkan diagnosis lewat pemeriksaan. Sedangkan kondisi pasien berbeda-beda. Maka tidak ada rumus pasti berapa hari antibiotik digunakan. Baca Juga: Pengertian Hemofilia serta Pengobatannya Lama konsumsi obat antibiotik bergantung pada jenis infeksi, dan kondisi klinis pasien. Yang pasti, semakin pendek konsumsi antibiotik makin baik buat kesehatan karena menurunkan kemungkinan efek samping. Ada kemungkinan pasien membaik walau antibiotik belum habis. Tapi ada juga pasien perlu datang lagi ke dokter untuk mendapat tambahan antibiotik lantaran belum juga sembuh. Jika Obat Antibiotik Habis Sebelum Sembuh, Apa yang Harus Dilakukan?Ketika antibiotik sudah habis padahal masih sakit, jangan sembarangan beli obat sendiri. Konsumsi antibiotik tetap harus didasari resep dokter. Jadi kita mesti kembali mendatangi dokter dan menjalani pemeriksaan lanjutan guna mengetahui lebih pasti kondisi infeksi yang terjadi. Bisa jadi dokter akan memberikan antibiotik berbeda atau menambah dosis. Ikuti anjuran dokter dalam meminum antibiotik agar tepat sasaran dan berhasil membunuh tuntas bakteri penyebab sakit. Tips Menjaga Kesehatan dan Manfaat Rutin Medical Check UpMencegah lebih baik daripada mengobati. Kita bisa mencegah infeksi bakteri dengan disiplin menjaga pola hidup sehat. Pastikan rutin bergerak aktif atau berolahraga setiap hari. Jauhi atau batasi konsumsi makanan tidak sehat seperti gorengan dan fast food. Infeksi bakteri juga kerap datang dari lingkungan yang tidak bersih. Jadi kita wajib membersihkan rumah dan sekitarnya secara teratur, termasuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Medical check up rutin juga bermanfaat mendeteksi penyakit sebelum menjadi buruk. Semakin bertambahnya usia, maka kebutuhan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh akan bertambah. Berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui kebutuhan medical check up sesuai dengan kondisi masing-masing. Kapan Harus ke Dokter?Obat antibiotik harus selalu diminum dengan resep dokter. Meski obat ini banyak tersedia di toko obat atau online, sebaiknya tidak membeli dan mengonsumsinya tanpa resep dokter. Konsumsi antibiotik yang tak sesuai anjuran dokter justru dapat membahayakan kesehatan, termasuk membuat tubuh lebih mudah terserang infeksi bakteri karena adanya resistensi antibiotik. Baca Juga: Diabetes Mellitus: Obat Saja Tidak Cukup KesimpulanPemberian antibiotik harus mempertimbangkan banyak faktor. Hal ini menyebabkan pemberian resep antibiotik harus dengan resep dokter sesuai pertimbangan medis. Durasi dari pemberian antibiotik juga dilihat dari jenis infeksi dan kesehatan pasiennya. Oleh karena itu, konsumsi antibiotik harus mengikuti anjuran dokter untuk meminimalisir efek samping obat dan menurunkan kemungkinan timbulnya resistensi antibiotik. Ditinjau oleh: dr. Mauludi Rachmantya Tranggana, Sp.PD Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Bhakti Wara Referensi: Is it time to stop counselling patients to “finish the course of antibiotics”? https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5661683/. Diakses 17 September 2021 The antibiotic course has had its day. https://www.bmj.com/content/358/bmj.j3418. Diakses 17 September 2021 Combating Antibiotic Resistance. https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/combating-antibiotic-resistance. Diakses 17 September 2021 No evidence that stopping antibiotics early encourages antibiotic resistance, say experts. https://pharmaceutical-journal.com/article/news/no-evidence-that-stopping-antibiotics-early-encourages-antibiotic-resistance-say-experts. Diakses 17 September 2021 A Few Days on Antibiotics Are Often as Good as Weeks, Research Shows. https://www.scientificamerican.com/article/a-few-days-on-antibiotics-are-often-as-good-as-weeks-research-shows/. Diakses 17 September 2021
|