Apa akibat sering makan telur setengah matang?

Telur setengah matang memang lezat. Meski demikian, telur yang dimasak setengah matang rentan terkontaminasi bakteri Salmonella yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan gangguan kesehatan lain. Ketahui apa saja bahaya telur setengah matang dan cara mengonsumsinya dengan aman.

Infeksi bakteri Salmonella biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan mentah atau belum matang, termasuk telur setengah matang. Bakteri ini bisa terdapat pada bagian luar (kulit) atau dalam telur dan tidak mengubah bentuk, bau, bahkan rasa telur.

Apa akibat sering makan telur setengah matang?

Namun, bakteri ini dapat dimatikan jika Anda memasak telur atau sumber protein lainnya hingga matang. Telur yang masih setengah matang atau belum matang dapat terlihat dari struktur kuning telurnya yang cair.

Bahaya Bakteri Salmonella dalam Telur Setengah Matang

Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella akibat mengonsumsi telur setengah matang dapat mengalami gejala berupa mual, muntah, demam, menggigil, sakit kepala, kram perut, hingga buang air besar berdarah. Gejala ini dapat berlangsung 4–7 hari dan bahkan bisa mencapai 10 hari jika disertai dengan diare.

Infeksi bakteri Salmonella juga dapat menyebabkan demam tifoid atau tifus dan berujung kematian jika tidak segera ditangani dengan tepat.

Selain itu, ada beberapa kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan serius saat terinfeksi bakteri Salmonella pada telur setengah matang, seperti ibu hamil, bayi dan balita, orang lanjut usia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Jika sebagian orang bisa sembuh dalam waktu singkat, beberapa kelompok rentan di atas akan sembuh lebih lama dan memiliki gejala yang lebih parah saat terinfeksi bakteri Salmonella dari telur setengah matang atau makanan tidak matang lainnya.

Cara Mencegah Infeksi Bakteri Salmonella dari Telur Setengah Matang

Infeksi bakteri Salmonella sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi pada ayam, sehingga tetap aman walau Anda mengonsumsi telur setengah matang. Namun, selama belum dapat dipastikan apakah ayam dari telur tersebut telah divaksin, Anda disarankan untuk memasak telur hingga matang.

Selain diolah sendiri, telur setengah matang juga banyak terdapat dalam produk siap saji, seperti mayones, tiramisu, es krim, dan saus salad.

Jika Anda ingin membuat makanan dengan bahan dasar telur setengah matang, usahakan untuk menggunakan telur terpasteurisasi yang tersedia di supermarket, sebab memanaskan telur dengan proses pasteurisasi dapat membunuh bakteri Salmonella pada telur tersebut.

Selain memasak telur hingga benar-benar matang, ada pula beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari infeksi bakteri Salmonella, yaitu:

  • Segera konsumsi makanan yang mengandung telur atau simpanlah di lemari pendingin. Hindari menyimpan telur atau makanan yang mengandung telur dalam suhu ruangan selama lebih dari 2 jam.
  • Goreng telur secara merata pada kedua sisi atau rebus telur setidaknya selama 7 menit dalam air mendidih.
  • Pastikan tidak menyimpan telur lebih dari 28 hari.
  • Tempatkan telur terpisah dari makanan lain di dalam lemari pendingin.
  • Hindari membeli dan mengolah telur yang kulitnya sudah retak.
  • Hindari menyimpan telur yang telah direbus di lemari pendingin lebih dari 3 hari.
  • Cuci tangan sebelum dan setelah mengolah telur untuk menghindari penyebaran bakteri.
  • Bersihkan peralatan untuk memasak telur dengan air hangat.
  • Jagalah kebersihan permukaan dapur dengan menyemprotkan cairan antibakteri atau air panas setelah mengolah telur.
  • Pastikan memilih telur yang berlabel terpasteurisasi jika ingin menikmati telur setengah matang.

Tidak sedikit orang yang menyukai konsumsi telur setengah matang. Namun, mengonsumsi telur matang lebih dianjurkan guna mencegah infeksi bakteri Salmonella yang dapat terjadi. Agar lebih aman, Anda dapat mengolah telur dengan cara direbus tanpa garam atau diorak-arik tanpa mentega.

Hindari menggoreng telur dalam rendaman minyak karena akan meningkatkan kandungan lemak yang dapat memicu naiknya kadar kolesterol dalam darah.

Jika Anda mengalami gejala keracunan makanan setelah mengonsumsi telur setengah matang seperti yang telah disebutkan di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan.

Terakhir diperbarui: 16 Agustus 2021

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Peringatan bagi kamu yang suka makan telur setengah matang. Ada efek negatif terhadap kesehatan jika suka makan telur setengah matang.

Telur terbukti mengandung banyak nutrisi penting dan dapat memberi manfaat kesehatan yang mengesankan. Bukan hanya mengandung protein berkualitas tinggi, telur juga sering disebut sebagai sumber mulitivitamin dan mineral alami.

Merangkum Australian Egss, berikut ini adalah beberapa kandungan gizi yang bisa diperoleh dalam telur: Vitamin D Vitamin A Vitamin E Vitamin B12 Vitamin B2 (Riboflavin) Vitamin B5 (Pantothenic asam) Zat besi Fosfor Folat Selenium Kolin Asam lemak omega 3.

Selain bergizi, telur juga tergolong bahan makanan mudah diolah sehingga lumrah jika banyak orang menyukainya. Telur setengah matang adalah salah satu sajian telur yang punya penggemarnya tersendiri.

Oleh beberapa orang, telur setengah matang bahkan dianggap lebih nikmat daripada telur yang dibuat matang sempurna. Tapi, tahukah Anda mengenai adanya efek negatif makan telur setengah makan bagi kesehatan?

Baca juga: Ini aktivitas yang bisa membantu menurunkan berat badan

Beberapa efek negatif makan telur setengah matang ini kiranya baik untuk dipertimbangkan:

1. Telur setengah matang mungkin terkontaminasi bakteri

Salah satu efek negatif makan telur setengah matang adalah bisa mengganggu sistem pencernaan hingga menimbulkan keracunan makanan atau infeksi. Melansir Health Line, telur setengah matang masih mungkin mengandung Salmonella, sejenis bakteri yang mudah menyebabkan penyakit.

Bakteri Salmonella ini bukan hanya dapat ditemukan di cangkang telur, tapi juga di dalam telur. Jika telur dikonsumsi setengah matang, maka ada kemungkinan bakteri Salmonella yang ada pada telur belum mati karena suhu tidak panas.

Mengonsumsi telur setengah matang yang terkontaminasi bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan Salmonella. Beberapa gejala keracunan makanan atau infeksi Salmonella yang bisa terjadi, termasuk:

  • Kram perut
  • Diare
  • Perut mual
  • Demam
  • Sakit kepala

Gejala ini biasanya muncul 6 hingga 48 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi bakteri dan dapat berlangsung 3 hingga 7 hari. Untungnya, risiko telur terkontaminasi bakteri Salmonella saat ini mungkin sudah rendah.

Beberapa perbaikan mungkin telah dilakukan dalam pemrosesan telur yang dapat menyebabkan lebih sedikit kasus infeksi Salmonella. Perubahan ini termasuk pasteurisasi. Proses ini menggunakan perlakuan panas untuk mengurangi jumlah bakteri dan mikroorganisme lain dalam makanan.

Meski demikian, untuk meminimalkan risiko infeksi Salmonella, menyantap telur matang sempurna mungkin adalah pilihan yang lebih baik daripada makan telur setengah matang.

2. Infeksi bakteri lebih berbahaya untuk kelompok orang tertentu

Efek negatif makan telur setengah matang selanjutnya adalah infeksi bakteri yang lebih berbahaya. Infeksi Salmonella lebih menjadi perhatian pada populasi tertentu. Pada beberapa orang, hal itu bisa berakibat serius atau bahkan fatal. Ini termasuk:

  • Bayi dan anak kecil

Kelompok usia dini lebih rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan yang belum matang.

  • Wanita hamil

Meski jarang terjadi, infeksi Salmonella tetap saja dapat menyebabkan kram di rahim wanita hamil yang dapat menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati.

  • Lansia

Orang yang berusia di atas 65 tahun lebih mungkin meninggal karena infeksi yang ditularkan melalui makanan.

Faktor yang berkontribusi termasuk malnutrisi dan perubahan terkait usia pada sistem pencernaan. Individu dengan gangguan kekebalan Sistem kekebalan lebih lemah dan lebih rentan terhadap infeksi pada orang dengan penyakit kronis.

Orang dengan diabetes, HIV, dan tumor ganas termasuk di antara mereka yang dianjurkan untuk tidak makan telur mentah atau telur setengah matang.

3. Protein di dalamnya tidak diserap dengan baik

Efek negatif makan telur setengah matang yang lainnya adalah tubuh tidak menyerap protein dari telur secara sempurna. Seperti diketahui, telur adalah salah satu makanan yang mengandung protein tinggi. Tak hanya itu, telur adalah sumber protein lengkap.

Faktanya, telur mengandung semua 9 asam amino esensial dalam rasio yang tepat. Namun, makan telur setengah matang mungkin dapat menurunkan penyerapan protein berkualitas ini. Ini karena penelitian menunjukkan bahwa penyerapan protein pada telur matang lebih banyak daripada telur mentah.

Sebuah studi kecil yang telah diterbikan dalam The Journal of Nutrition pada 1998, membandingkan penyerapan protein dari telur yang dimasak sempurna dan mentah pada 5 orang. Studi tersebut menemukan bahwa 90 persen protein dalam telur matang terserap, tetapi hanya 50 persen dalam telur mentah.

Dengan kata lain, protein dalam telur yang dimasak 80 persen lebih mudah dicerna daripada protein dalam telur mentah. Meskipun protein lebih baik diserap dari telur yang dimasak, beberapa nutrisi lain mungkin sedikit berkurang dengan proses pemasakan. Ini termasuk vitamin A, vitamin B5, fosfor dan kalium.

4. Dapat memblokir penyerapan biotin

Efek negatif makan telur setengah matang adalah menghambat penyerapan biotin. Biotin atau vitamin B7 adalah vitamin B yang larut dalam air. Vitamin ini terlibat dalam produksi glukosa dan asam lemak tubuh.

Biotin juga penting selama kehamilan. Dilansir dari WebMD, kuning telur termasuk sumber makanan yang menyediakan biotin cukup baik. Sementara, putih telur mengandung protein yang disebut avidin.

Di dalam proses pencernaan, avidin dapat mengikat biotin di usus kecil, mencegah penyerapannya. Karena panas dari memasak bisa merusak avidin, pada akhirnya tubuh dapat menyerap biotin lebih banyak.

Oleh sebab itu, ketika mempertimbangkan penyerapan biotin ini, mengonsumsi telur matang sempurna dianggap menjadi pilihan yang lebih baik ketimbang makan telur setengah matang.

Meski demikian, ketika seseorang memutuskan untuk mengonsumsi makan telur setengah matang, sangat kecil kemungkinannya hal itu dapat menyebabkan kekurangan biotin yang sebenarnya.

Untuk mengalami kekurangan biotin, seseorang kira-kira perlu mengonsumsi telur setengah matang dalam jumlah banyak, setidaknya selusin per hari untuk jangka waktu yang lama.

Itulah efek negatif makan telur setengah matang. Jangan biasakan konsumsi telur setengah matang lagi ya!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Risiko Makan Telur Setengah Matang yang Perlu Dipertimbangkan",


Penulis : Irawan Sapto Adhi
Editor : Irawan Sapto Adhi

Selanjutnya: Kenali, inilah 5 bahaya memangku laptop bagi kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

  • INDEKS BERITA


Tag

  • efek negatif makan telur setengah matang
  • telur setengah matang
  • unlisted
  • Jangan Lewatkan

Apa resiko terlalu sering makan telur setengah matang?

Bahaya Bakteri Salmonella dalam Telur Setengah Matang Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella akibat mengonsumsi telur setengah matang dapat mengalami gejala berupa mual, muntah, demam, menggigil, sakit kepala, kram perut, hingga buang air besar berdarah.

Apakah boleh makan telur setengah matang setiap hari?

Manfaat dan Bahaya Mengonsumsi Telur Setengah Matang Setiap satu sajian telur setengah matang mengandung kolin yang bermanfaat untuk meningkatkan kinerja otak dan baik untuk fungsi jantung. Selain itu, telur setengah matang juga mengandung lutein dan zeaxanthin yang dapat membantu tubuh melawan melawan radikal bebas.

Apa efek samping makan telur setiap hari?

Dampak makan telur setiap hari terlalu banyak lainnya adalah gangguan pencernaan seperti perut kembung, gas, hingga sakit perut. Gejala gastritis umumnya akan terjadi pada orang yang memiliki alergi telur. Dalam kondisi parah, gastritis bisa memicu muntah hingga feses berdarah.

Apakah kuning telur setengah matang berbahaya?

Salah satu risiko makan kuning telur setengah matang atau masih meleleh, yaitu bakteri salmonella. Salmonella dalam kuning telur adalah bakteri yang bisa masuk ke makanan atau air.