Kebocoran air pendingin (water coolant) pada sistem pendinginan mobil sangat membahayakan mesin. Jika air tersebut sampai habis pada saat kendaraan digunakan maka kemungkinan overheating sangat besar, sedangkan pada artikel sebelumnya pernah dibahas akibat dari overheating. 3 sampai 6 bulan sekali perlu dilakukan pemeriksaan kebocoran sistem pendinginan air pada mobil, ini merupakan tindakan preventif untuk mencegah kemungkinan terjadi overheating akibat kebocoran air pendingin. Ada beberapa metode yang bisa kita lakukan untuk memeriksa kebocoran air pendingin, tapi pada artikel kali ini hanya akan dijelaskan salah satunya saja. Show Dibawah tahapan pemeriksaan kebocoran sistem pendinginan air pada mobil Langkah 1 Siapkan SST (Special Service Tools) untuk memeriksa kebocoran sistem pendinginan air yang umumnya sering disebut Universal Radiator Pressure Cooling System Leak Tester seperti gambar dibawah ini. Langkah 2Buka tutup radiator (radiator cap) Langkah 3 Pasang adapter yang sesuai dengan mulut tutup radiator Langkah 4 Pasang pompa tangan (hand pump) kemudian pompakan perlahan. Perhatikan Pressure Gauge pada handpump, jangan sampai tekanan yang diberikan melebihi tekanan standar yaitu berkisar 15 PSI atau 1.1 Bar. Langkah 5Perhatikan saluran aliran air pendingin, terutama pada sambungan-sambungan antara radiator dengan radiator hose, antara pompa dengan radiator hose dan beberapa bagian saluran air pendingin. Jika ditemukan kebocoran pada radiator hose maka perlu dilakukan penggantian, dan atau jika kebocoran terjadi pada sekitar sambungan maka perlu dikencangkan klem-klem penguncinya. Hati-hati dalam bekerja, selalu gunakan alat-alat pengaman seperti kaos tangan dan kacamata pelindung. Selamat bekerja dan mudah-mudahan artikel ini bermanfaat. Refferensi: [1] Texas heat and a coolant leak [2] Youtube | Universal Radiator Pressure Cooling System Leak Tester Sumber :http://dehagoblog.blogspot.com/2011/02/memeriksa-kebocoran-sistem-pendinginan.html Page 2
Monday, May 4, 2020 Edit
Pemeriksaan dan pengujian dalam sistem pendingin adalah pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin. Untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin diperlukan alat yang disebut “Radiator Cap Tester“. Alat tersebut disamping dipakai untuk memeriksa kebocoran pada sistem pendingin juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi tutup radiator. Pemeriksaan dan pengujian ini Anda lakukan ketika mesin mengalami gejala Overheating. Overheating bisa terjadi karena adanya kerusakan pada fungsi sitem pendingin. Setelah melakukan perbaikan pada sistem pendingin, Anda juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dari hasil perbaikan yang dilakukan. Ini bertujuan untuk memastikan hasil kerja yang telah dilakukan sebelumnya.A. Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :1. Melepas tutup radiator, kemudian pasang tutup radiator pada radiator cap tester (alat uji tutup radiator). Untuk mencegah terjadinya bahaya panas, tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam keadaan mesin masih panas, karena cairan dan uap bertekanan akan menyembur keluar. 2. Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator. Lakukan pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup vakum.Tekanan pembukaan standar : 0,75 – 1,05 kg/cm2 (10,7 – 14,9 psi) Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm2 (8,5 psi) Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti. B. Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator seperti pada gambar dibawah ini.
2. Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala.
Gambar Alat Radiator Cup Tester Untuk pemeriksaan kebocoran sistem pendingin maka diperlukan alat yang disebut "radiator cap tester". Alat tersebut di samping dipakai untuk memeriksa kebocoran pada sistem pendingin Juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi tutup radiator. Pemeriksaan pada Sistem Pendingin Pemeriksaan pada kebocoran sistem pendingin kendaraan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1. Isi radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator. 2. Pompa alat radiator cap tester sampai mencapai tekanan 1,2 kg/ cm [17,1 psi], dan kemudian periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun secara bertahap berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin. maka perlu diperiksa kebocoran pada saluran pendingin [slang radiator], radiator, dan pompa air. Jika tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok mesin dan kepala silinder mesin. Pemeriksaan pada Tutup Radiator pemeriksaan kebocoran pada tutup radiator bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut. a] lepaskan tutup radiator, kemudian pasang tutup radiator pada alat radiator cap tester [alat uji tutup radiator]. Untuk mencegah kecelakaan kerja maka tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam keadaan mesin masih panas, karena cairan dan uap bertekanan akan menyembur keluar. b] Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator [radiator cup tester]. Lakukan pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup vakum. Catatan: 1. Tekanan pembukaan standar : 0,75- 1,05 kg/cm [10,7-14,9 psi]. 2. Tekanan pembukaan minimum: 0,6 kg/cm [8,5 psi]. 3. Untuk pemeriksaan kondisi tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan kurang dari standar minimum maka tutup radiator sudah rusak dan perlu diganti. Masalah/Gangguan Yang Diakibatkan Mesin Terlalu Panas Atau Terlalu Dingin Jika mesin terlalu panas atau terlalu dingin, maka mesin kendaraan akan mengalami bermacanm-macam gangguan. Gangguan yang Diakibatkan Mesin Overheating Beberapa gangguan yang diakibatkan karena terjadinya kelebihan panas pada mesin yaitu sebagai berikut. 1. Bagian atas piston dapat berubah bentuk jika suhu mesin terlalu tinggi dan mengakibatkan kehilangan kekuatan mesin. Sebagai contoh pada aluminium. Kekuatan dari mesin akan hilang kira-kira sepertiganya pada suhu 300'C bila dibandingkan pada suhu normal. 2. Gerakan komponen-komponen pada engine akan terhalang karena ruang bebas [clearence] semakin kecil disebabkan pemuaian pada komponen mesin akan semakin besar karena panas berlebihan. 3. Timbul tegangan thermal yang dihasilkan oleh panas karena perubahan suhu dari suatu tempat ketempat lain. Sehingga silinder menjadi tidak bulat akibat deformasi thermal. Hal ini menyebabkan ring piston akan mengalami patah dan piston macet. 4. Berpengaruh terhadap thermal resistence bahan pelumas. Jika suhu naik sampai 250 C pada alur ring piston maka pelumas mesin akan menjadi karbon dan ring piston akan macet [ring stick] sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada suhu 300°C pelumas cepat berubah menjadi hitam dan silat pelumasnya turun, piston akan macet sekalipun masih mempuyai clereance. 5. Terjadinya pembakaran yang tidak normal. Motor bensin cenderung terjadi knocking. Yaitu terjadi suhu tinggi pada piston dan terjadi pembakaran dini [pre ignition] sebelum busi memercikkan bungga api. Gangguan yang Diakibatkan Mesin Terlalu Dingn beberapa gangguan yang diakibatkan karena mesin terlaiu ding yaitu sebagai berikut. 1. Pada motor bensin bahan bakar akan sukar menguap dan campuran udara bahan bakar-udara menjadi gemuk/kaya. Hal ini akan menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna. 2. Kalau pelumas terlalu kental, akan mengakibatkan mesin mendapat tambahan tekanan. 3. Uap yang terkandung dalam gas pembakaran akan berkondensi pada suhu kira-kira 50°C pada tekanan atmostir. Titik air akan menempel pada dinding silinder, hal ini akan mempercepat keausan silinder dan ring torak. Ini disebut Sebagai keausan karena korosi pada suhu rendah Untuk mengatasil gangguan -gangguan tersebut di atas, maka selalu gunakanlah thermostat yang dirancang untuk mempertahankan temperatur cairan pendingin dalam batas yang diizinkan. Pada artikel ini akan membahas tentang:
Peralatan yang dipergunakan untuk memeriksa sistem pendingin adalah :
Pada saat motor panas, air pendingin di dalam sistem pendinginan temperaturnya panas dan bertekanan. Janganlah membuka tutup radiator dengan tiba-tiba, karena air pendingin yang temperaturnya panas dan bertekanan dapat menyembur ke luar dan dapat melukai seseorang.
Pemeriksaan ini harus dimulai pada saat motor masih dingin.
juan Sistem pendingin merupakan salah satu sistem yang ada diengine yang berfungsi untuk mejaga temperatur mesin agar selalu pada temperatur kerjanya sehingga tenaga yang dihasilkan dapat lebih optimal. Jika tidak terdapat sistem pendingin maka dapat menyebabkan terjadinya masalah karena panas yang berlebih atau sering disebut dengan istilah over heating. Jika terjadi over heating maka akan muncul masalah pada mesin salah satunya piton dapat ngancing sehingga metin mati mendadak. Agar sistem pendingin berjalan atau bekerja dengan normal maka perlu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap sistem pendinginnya. Salah satu pemeriksaan di sistem pendingin adalah pemeriksaan kebocoran dari sistem pendingin. Sebelum melakukan pemeriksaan kebocoran sistem pendingin, peralatan yang perlu anda siapkan adalah radiator tester. Peralatan radiator tester dapat anda lihat pada gambar dibawah ini: Setelah anda sudah menyiapkan peralatannya, selanjutnya ikuti langkah-langkah dibawah ini untuk pemeriksaan kebocoran sistem pendingin:
Video yang berhubungan |