Agar warna batik tetap terjaga pada saat mencuci kita dapat menggunakan buah

KOMPAS.TV - Sebagai warisan budaya Indonesia yang sudah diakui keberadaannya, batik menjadi busana yang lazim untuk dikenakan, tidak hanya dalam acara-acara resmi tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari untuk menunjang penampilan.

Supaya kain batik tetap terjaga dan terawat keindahan warnanya. Kita perlu untuk mengetahui cara merawatnya, seperti kain batik sebaiknya jangan disetrika.

Saat mencuci kita tidak disarankan untuk memerasnya sehingga kain tidak akan lecek atau berkerut.

Namun jika terpaksa disetrika, hindari untuk langsung menempelkan setrika pada kain batik.

Kemudian gunakan kain pelapis di antara setrika dengan kain batik sehingga panas dari setrika tidak langsung terpapar ke kain batik.

Kain batik terutama batik tulis menggunakan tehnik pewarnaan yang alami sehingga cara mencucinya tidak bisa sembarangan.

Terdapat beberapa bahan yang bisa kita  gunakan untuk mencuci kain  batik diantaranya buah lerak, daun tanaman dilem, atau sampo.

Aroma buah lerak dianggap bisa mencegah munculnya hewan kecil yang bisa merusak kain. Kini sabun deterjen khusus untuk kain batik juga sudah banyak dijual di pasaran. 

Untuk menyimpannya juga hendaknya kain batik dimasukan ke plastik tertutup. Supaya terhindar dari ngengat. Selain itu juga bisa dengan menaruh merica yang dibungkus tisu pada lemari penyimpanan batik.

Baca Juga: Lukisan Karya Tantowi Yahya Keharmonisan Dua Bangsa Jadi Kain Batik

www.kompas.tv/article/200462/lukisan-karya-tantowi-yahya-keharmonisan-dua-bangsa-jadi-kain-batik

Grafis: Agus Eko Apriyanto

Penulis : Sunbhio-Pratama

Sumber : diolah dari berbagai sumber

Batik adalah salah satu karya seni kebanggaan Indonesia. Sebagai wujud cinta budaya Indonesia, Anda tentu memiliki beragam model baju batik terbaru atau model baju batik atasan dalam lemari pakaian Anda. Tapi, sudah tahukah Anda bagaimana cara mencuci baju batik dan cara merawatnya yang benar agar warnanya tidak luntur? Sebelum mengetahui lebih lanjut cara mencuci baju batik, ketahui dulu fakta seputar batik berikut ini.

Agar warna batik tetap terjaga pada saat mencuci kita dapat menggunakan buah

Agar warna batik tetap terjaga pada saat mencuci kita dapat menggunakan buah

Batik kerap digunakan sebagai seragam sekolah atau pakaian wajib saat acara kantor. Tak hanya itu, batik juga cocok digunakan untuk berbagai acara resmi seperti mengikuti pertemuan, pergi ke pesta, maupun saat menghadiri acara pernikahan.

Batik dikenal sebagai warisan kebanggaan bangsa Indonesia. Tak ayal, sejak 2 Oktober 2009 Batik Indonesia secara resmi diakui UNESCO dengan dimasukkan ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Takbenda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah (Fourth Session of the Intergovernmental Committee) tentang Warisan Budaya Takbenda di Abu Dhabi. UNESCO memasukkan Batik Indonesia ke dalam Representative List karena telah memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia, serta memberi kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya takbenda pada saat ini dan di masa mendatang. Oleh karena itu, setiap tanggal 2 Oktober masyarakat Indonesia mengenakan pakaian batik sebagai momen peringatan Hari Batik Nasional.

Batik dikenal memiliki beragam warna dan corak yang beraneka ragam. Kain yang satu ini selalu sukses dikreasikan menjadi busana yang indah, mulai dari model baju batik atasan seperti kemeja, maupun model baju batik terbaru seperti dress, rok, outer, hingga hijab dan beragam model pakaian lainnya. Bahkan tak jarang para fashion designer menampilkan model baju batik terbaru saat pagelaran busana maupun saat festival daerah.

Meski begitu, masyarakat Indonesia umumnya hanya mengenal kain batik yang diproduksi dari daerah Solo dan Pekalongan, Jawa Tengah saja. Namun, ternyata banyak daerah yang memproduksi kain batik, bahkan setiap daerah di Indonesia memiliki ragam corak batik tersendiri. Sebut saja Motif Batik Gentongan dari Madura, Motif Batik Mega Mendung dari Cirebon, Motif Batik Keraton dari Yogyakarta, Motif Batik Simbut dari Banten, Motif Pring Sedapur dari Magetan, Motif Priyangan dari Tasik dan masih banyak motif batik lainnya dari seluruh penjuru daerah di Indonesia.

Masing-masing batik dari setiap daerah punya ciri khas dan makna simbol tersendiri. Misalnya, batik Pekalongan yang gemar menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan. Motif-motif tersebut diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis tionghoa. Pasalnya, dahulu kala kota Pekalongan merupakan tempat transit para pedagang dari berbagai negara. Hal ini menghasilkan percampuran akulturasi budaya yang membuat batik Pekalongan sangat khas dengan alam, khususnya motif jlamprang, motif buketan, motif terang bulan, motif semen, motif pisan bali dan motif lung-lungan.

Berbanding terbalik dengan batik Pekalongan, batik Palembang justru memiliki ciri khas motif yang menghindari penggunaan gambar fauna dan manusia. Mengingat letak kota Palembang yang berada di sisi barat negara Indonesia, batik Palembang mendapat pengaruh dari beberapa kebudayaan, seperti China, Melayu dan Kerajaan Islam. Oleh karena itu, dalam batik Palembang hanya akan menemukan motif flora atau bunga-bunga dan tanaman saja. Motif flora ini kemudian dilukiskan secara cantik lewat sapuan warna-warni yang tak kalah menarik. Penggunaan pola dekoratif seperti motif flora ini sendiri memiliki makna kesucian, keanggunan, dan limpahan rezeki.

Dilansir dari berbagai sumber, terdapat empat macam teknik pembuatan batik di Indonesia.

Pertama, Teknik Canting Tulis yang biasa digunakan di daerah Jawa. Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada sebagian pola di kain mori. Saat kain dimasukkan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena warna sehingga akan menghasilkan motif yang tegas nan cantik. Maka, tak heran jika batik tulis dibanderol cukup mahal karena teknik membatik tradisional ini membutuhkan ketelitian yang tinggi, dan keuletan para seniman batik.

Kedua, Teknik Celup Ikat yang merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain, kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Celup ikat menggunakan tali, benang, dan karet sebagai bahan penghambat atau pemisah warna. Setelah diangkat dari larutan pewarna, ikatan dibuka sehingga bagian yang diikat tidak terkena warna dan menghasilkan pola yang unik. Seiring perkembangan zaman, teknik celup ikat tidak hanya dilakukan dengan cara dicelup, namun ada pula yang menggunakan metode disiram, disuntik, spray, dan lain-lain. Celup ikat dikenal di beberapa daerah di Indonesia dengan nama jumputan, tritik (Jawa Tengah dan Yogyakarta) , Sasirangan (Banjarmasin) dan Pelangi (Palembang).

Ketiga, Teknik Printing dan Cap yang menggunakan canting cap. Canting cap merupakan pelat berisi gambar atau motif yang dibuat timbul. Proses pembuatannya, pertama-tama permukaan canting cap dicelupkan ke dalam cairan malam. Kemudian, dicapkan pada kain mori dan akan meninggalkan motif. Berbeda dengan batik cap, batik printing ini proses pewarnaan hanya satu sisi kain mori saja.  Keuntungan menggunakan canting cap yaitu proses produksi atau pemalaman lebih cepat dimana sekali cetak satu warna hanya membutuhkan waktu 5 menit. Selain itu, motif batiknya juga lebih detail. Namun, batik Printing dan Cap lebih cepat pudar dibanding batik dengan metode lainnya sehingga batik model ini tidak terlalu awet.

Keempat, Teknik Colet atau batik tulis warna yang motif batiknya dibuat dengan cara dicolet atau dilukis. Cara mewarnai pola batik ini yaitu dengan mengoleskan cat atau pewarna kain jenis tertentu pada pola batik dengan kuas. Teknik colet membutuhkan cita rasa seniman yang tinggi, kreatifitas dan skill maupun pengkombinasian warna dari pelukis batik ini. Semakin kecil, rumit dan detil gambar yang dihasilkan, semakin tinggi nilai seni dan nilai jual dari batik colet ini.

Agar warna batik tetap terjaga pada saat mencuci kita dapat menggunakan buah

Sebagai pengguna batik, Anda wajib tahu cara mencuci dan merawat baju batik. Sebab, berbeda dengan pakaian biasa, batik butuh perawatan khusus agar desain dan warnanya tidak mudah luntur. Berikut 7 tips mudah menjaga warna kain batik Anda tetap cemerlang dari masa ke masa sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

  1. Pilih Fitur Delicate atau Handwash Saat Mencuci Batik Menggunakan Mesin Cuci

  2. Gunakan Buah Lerak

  3. Pakai Deterjen Khusus untuk Menjaga Warna Batik

  4. Rendam Air Hangat untuk Hilangkan Noda Membandel

  5. Hindari Memeras Baju Batik

  6. Hindari Paparan Sinar Matahari Langsung

  7. Beri Lapisan Saat Menyetrika Kain Batik

  8. Hindari Kontak Langsung dengan Parfum

  9. Simpan di Dalam Plastik

Kain batik sebaiknya dicuci dan dikucek dengan menggunakan tangan. Namun jika terpaksa menggunakan mesin cuci, Anda dapat memilih fitur ‘delicate‘ atau ‘handwash‘. Dengan memilih fitur tersebut, mesin cuci Anda akan memutar lembut pakaian karena fitur ini diprogram khusus untuk mencuci pakaian lembut seperti syal, wool maupun batik. Jika tidak berhati-hati, mencuci batik menggunakan mesin dapat membuat serat pada batik rusak dan warna kain luntur. Hindari juga mencuci batik dengan sikat karena jelas akan merusak serat batik.

Sebelum adanya sabun cuci khusus batik, buah lerak sudah dikenal lama sebagai bahan untuk membersihkan kain batik. Anda bisa merendam buah lerak hingga berbusa, menambahkan air, lalu mencuci batik dengan rendaman tersebut. Seiring berkembangnya teknologi, sudah banyak ditemui sabun lerak yang lebih praktis dan mudah digunakan.

Jika tidak tahan dengan aroma buah lerak, solusinya Anda bisa menggunakan deterjen khusus yang dapat menjaga warna dan serat pakaian batik Anda, seperti Rinso Deterjen Bubuk Colour Care yang dapat menjaga warna pakaian tetap cemerlang. Kandungan pada Rinso Deterjen Bubuk Colour Care membantu membuat baju berwarna lebih awet dan tidak mudah pudar sehingga cocok digunakan untuk mencuci kain batik agar warna dan motifnya tetap terjaga.

Jika batik tidak terlalu kotor dan hanya terkena sedikit noda, sebaiknya Anda rendam saja baju batik Anda di air hangat. Noda kecil seperti noda makanan bisa dihilangkan dengan mengusapkan sedikit sabun mandi atau Rinso Deterjen Bubuk Colour Care di area yang bernoda. Dengan ekstrak kulit jeruk, Rinso Deterjen Bubuk Colour Care efektif hilangkan noda membandel pada pakaian batik Anda serta menjaga pakaian tetap halus, wangi bersih dan segar.

Setelah dicuci, baju batik sebaiknya tidak langsung diperas maupun dimasukkan ke pengering pakaian layaknya model pakaian yang lain. Cara yang tepat adalah dengan kebas sedikit pakaian batik tersebut kemudian dijemur. Anda bisa menggunakan handuk untuk membantu menyerap air pada baju batik yang basah. Selain itu, Anda juga dapat langsung menggantung baju batik dan membiarkannya kering dengan sendirinya sehingga bentuk baju batik tetap terjaga.

Usahakan untuk tidak menjemur kain batik dibawah matahari langsung. Sinar matahari yang menyengat dapat merusak serat pakaian pada batik. Batik yang telah dicuci sebaiknya dijemur di area yang teduh dan cukup cahaya untuk proses pengeringannya. Selain itu, batik juga dapat diangin-anginkan hingga kering. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeringkan batik, namun cara ini  dapat merawat warna batik agar tetap tahan lama.

Mengingat kain batik yang awalnya terbuat dari lilin malam, panas pada besi setrika dapat merusak batik jika ditempelkan secara langsung. Untuk menghindarinya, batik perlu mendapatkan perlakuan khusus saat hendak disetrika. Caranya dengan menyemprotkan sedikit air di bagian atas batik dan beri lapisan berupa sehelai kain di atasnya, kemudian baru Anda setrika. Hal ini untuk menghindari kontak langsung dari panas besi setrika ke batik sehingga dapat menjaga bentuk dan motif kain batik.

Jika Anda terbiasa menyempotkan parfum pada pakaian, kebiasaan ini nampaknya tidak bisa diterapkan saat Anda mengenakan batik. Mengingat sifat kain batik yang mudah luntur, kandungan bahan kimia pada parfum bisa merusak kain batik dan membuat warnanya luntur. Jika ingin menyemprotkan parfum, Anda dianjurkan untuk menyemprotkan parfum langsung ke bagian tubuh. Anda juga dapat menyemprotkan parfum ke bagian pakaian yang bukan dari batik seperti celana kain atau hijab yang Anda pakai.

Hal yang perlu diperhatikan selain mencuci batik adalah bagaimana menyimpan batik dengan baik. Hindari penggunaan kapur barus di area penyimpanan batik di lemari pakaian Anda. Kandungan kapur barus yang sangat keras dapat merusak serat pada batik. Solusinya, Anda dapat menyimpan batik ke dalam plastik pakaian. Menyimpan batik ke dalam plastik dapat membantu batik agar tidak dimakan oleh serangga atau ngengat.

Originally published 26 April 2021