Adakah hubungan antara berat jangkrik dan kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh serangga

Disusun oleh kelompok 5 :

1.      Minka Nafisatu Munana

2.      Noor Lailatus Sakdiyah

3.      Nor Rohmat

4.      Sigit Adi Ariyanta

SMA NEGERI 1 MAYONG

SENGON


Tujuan :

1.      Mengetahui kebutuhan O2 pada serangga

2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju kecepatan respirasi

Landasan Teori

Respirasi adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO2 dan H2O. Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses difusi yang berlangsung di alat pernafasan. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan CO2.

Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi:   

1.      Jenis kelamin

Jenis Kelamin jangkrik  betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang berbeda.

2.      Ketinggian

Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2 , sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.

3.      Ketersediaan Oksigen.

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

4.      Suhu.

Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan mngedarkan O2  ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.

5.      Berat Tubuh

Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding terbalik. Karena setiap makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Melebihi dari Berat tubuh. Pada hasil di atas jelas sekali bahwa ukuran tubuh mempegaruhi laju pernapasan, semakin kecil ukuran dan berat tubuh maka semakin cepat pernapasannya. Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada jangkrik besar tidak sebagaimana mestinya. Karena pada jangkrik yang berukuran besar melakukan aktifitas yang berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan,sehingga membutuhkan banyak pernafasan dan oksigen. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari jangkrik juga memengaruhi laju pernapasan

Pada manusia bila bernapas mengeluarkan nafas, secara maksimal, di dalam paru-paru masih ada udara. Sisa udara ini disebut udara residu. Bila nafas dikeluarkan secara biasa, maka paru-paru masih mengandung udara dan disebut udara cadangan. Bila menghirup dan mengaluarkan napas secara biasa, maka ini disebut udara pernapasan. Jika kita tarik nafas dalam-dalam, selain udara pernapasan juga masih dapat dimasukkan udara lagi dan ini disebut udara komplementer.

Pada serangga alat pernafasannya berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengeluarkan CO2. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Jadi dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuh serangga (spirakel). Selanjutnya udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Terjadinya pertukaran gas sisa terjadi karena kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.

Alat dan bahan :

-          jangkrik betina

-          pipet

-          malam plastik

-          neraca

-          kapas

-          stopwatch

-          NaOH kristal

-          Eosin

-          Respirometer

Cara Kerja :

1.      Bungkus Kristal NaOH dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung respirometer.

2.      Masukkan jangkrik yang sudah ditimbang ke dalam tabung respirometer.

3.      Letakkan respirometer pada tempat yang datar.

4.      Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi plastisin agar tidak ada udara yang masuk dan keluar.

5.      Tutuplah ujung pipa kapiler dengan jari telunjuk selama 1-2 menit. Segera setelah ujung jari dilepaskan tetskan eosin secukupnya pada ujung pipa kapiler berskala dengan menggunakan pipet. Usahakan cairan eosin menutup ujung pipa kapiler..

6.      Amati kedudukan perubahan eosin setiap dua menit pada pipa kapiler berskala. Hitunglah jarak yang ditempuh eosin setiap dua menit.

7.      Hitunglah volume oksigen yang dibutuhkan Jangkrik dalam waktu 20 menit.

8.      Tulislah hasil pengamatan dalam bentuk tabel.

TABEL PENGAMATAN

Kel

G

W

2’

4’

6’

8’

10’

12’

14’

16’

18’

20’

1

M

0,7

0,15

0,26

0,42

0,53

0,59

0,69

0,74

0,79

0,84

0,88

2

M

0,7

0,28

0,31

0,43

0,5

0,57

0,63

0,68

0,71

0,73

0,76

3

M

0,7

0,13

0,14

0,27

0,49

0,49

0,55

0,63

0,7

0,75

0,81

4

M

0,7

0,15

0,34

0,54

0,88

0,88

0,96

5

F

0,6

0,26

0,43

0,52

0,66

0,66

0,73

0,76

0,81

0,86

0,92

6

F

1

0,23

0,42

0,58

0,82

0,82

0,88

7

F

0,6

0,15

0,25

0,33

0,46

0,46

0,5

0,56

0,59

0,63

0,66

8

F

0,7

0,18

0,21

0,46

0,82

0,82

Pertanyaan

1.      Apa tujuan digunakan NaOH atau KOH dalam percobaan tersebut?

Dalam percobaan ini digunakan NaOH yang berfungsi sebagai pengikat CO2 agar organisme (jangkrik) tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah jangkrik bernapas dan pergerakan larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. NaOH dapat mengikat CO2 karena memiliki rumus reaksi:

2NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O.

2.      Mengapa pada percobaan terjadi perubahan kedudukan eosin? Jelaskan!

Larutan eosin berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme (jangkrik) pada repirometer. Larutan eosin selama percobaan selalu bergerak mendekati botol respirometer karena organisme dalam percobaan (jangkrik) dalam respirometer dapat menghirup udara O2 melalui pipa sederhana sehingga larutan eosin yang berwarna dapat bergerak.

Pergeseran eosin disebabkan karena faktor konsumsi oksigen oleh serangga didalam tabung. Eosin bergerak ke arah tabung spesimen ke dalam karena adanya penyusutan volume udara dalam  tabung tersusut tersebut . Karena oksigen dihirup oleh jangkrik kemudian karbondioksida diserap NaOH. Begitu terus sehingga udara dalam tabung berkurang dan eosin bergerak ke dalam.

3.      Adakah hubungan antara berat jangkrik dengan kebutuhan O2?

Ada. Semakin berat tubuh organisme (jangkrik/belalang) maka akan semakin membutuhkan oksigen sehingga semakin cepat respirasinya, jika berat organisme (jangkrik/belalang) ringan maka semakin sedikit oksigen yang dibutuhkan sehingga makin lama respirasinya.

4.      Adakah hubungan antara jenis kelamin Jangkrik dengan kebutuhan oksigen?

Ada. Jangkrik jantan akan semakin membutuhkan oksigen karena aktifitasnya lebih banya ketimbang jangkrik betina.

5.      Bagaimana kesimpulan dalam percobaan ini?

Adapun kesimpulan dari praktikum ini ialah sebagai berikut:

-          Bahwa laju respirasi jangkrik jantan lebih besar disbanding laju respirasi jangkrik betina. Namun karena jangkrik betina dan jangkrik jantan yang kami teliti ukurannya lebih besar jangkrik betina, maka laju respirasinya lebih besar jangkrik bentina.

-          Larutan eosin berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme (jangkrik) pada repirometer.

-          Prinsip kerja respirometer adalah bahwa dalam pernafasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme ada karbondioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbondioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi.