4 tuliskan aktivitas yang dilakukan oleh gerakan bawah tanah pada masa pendudukan jepan

Berikut ini yang bukan merupakan tokoh gerakan bawah tanah masa pendudukan Jepang di Indonesia adalah… .

A. Mr. Syamsuddin

B. Soekarni

C. Sutan Syahrir

D. Adam Malik

E. Achmad Soebardjo

Pembahasan:

Gerakan bawah tanah, yaitu gerakan perjuangan yang dilakukan secara rahasia. Gerakan ini bersifat non kooperatif terhadap pemerintah pendudukan Jepang.

Gerakan bawah tanah ini antara lain:

  • 4 tuliskan aktivitas yang dilakukan oleh gerakan bawah tanah pada masa pendudukan jepan
    kelompok Syahrir yang beroperasi di daerah sekitar Jakarta dan Jawa Barat. Sutan Syahrir pada waktu itu menyamar sebagai seorang petani dinas. Sutan Syahrir mengajak para pemuda untuk mempersiapkan diri menyambut kemerdekaan Indonesia pada saat Jepang menyerah kepada sekutu.
  • gerakan Kaigun yaitu terdiri dari para pemuda anggota dinas Angkatan Laut Jepang. Tokoh-tokohnya antara lain Mr. Ahmad Subarjo, Sudiro, dan Wikana
  • gerakan kelompok pemuda yang berhasil menyusup sebagai pegawai kantor pusat pro-paganda Jepang yang disebut Sendenbu (sekarang Kantor Berita Antara). Tokoh-tokohnya yaitu Sukarni, Moh Yamin dan Adam Malik.

Baca juga:

Zaman Pendudukan Jepang di Indonesia

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang

*********

Kunci Jawaban: Berikut ini yang bukan merupakan tokoh gerakan bawah tana masa pendudukan Jepang di Indonesia adalah… . A. Mr. Syamsuddin

4 tuliskan aktivitas yang dilakukan oleh gerakan bawah tanah pada masa pendudukan jepan

  • Mr.Syamsuddin adalah ketua dari gerakan 3A, yakni sebuah organisasi propaganda bentukan Jepang

Untuk meteri secara lengkap mengenai Masa Pendudukan Jepang di Indonesia silahkan klik link youtube berikut ini. Jika bermanfaat, jangan lupa subscribe, like, komen dan share. Terimakasih

4 tuliskan aktivitas yang dilakukan oleh gerakan bawah tanah pada masa pendudukan jepan

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

Kependudukan Jepang di Indonesia memang terbilang singkat, hanya 3,5 tahun tetapi menyisakan kenangan buruk yang mendalam bagi rakyat Indonesia. Kala itu penguasa Jepang bersikap semena-mena dan menyengsarakan rakyat Indonesia, sehingga memicu kebencian rakyat terhadap Jepang. Bahkan di sebagian wilayah Indonesia, rakyat memilih angkat senjata untuk mengusir keberadaan Jepang di Indonesia. Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Pendudukan Jepang pun pecah.

Saat itu, perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang di Indonesia bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu melalui perjuangan yang berbentuk organisasi, gerakan bawah tanah, dan perlawanan bersenjata.

Perjuangan Organisasi

Perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang dilakukan oleh tokoh-tokoh nasionalisme yang memanfaatkan organisasi pembentukan Jepang sebagai alat pemersiap kemerdekaan Indonesia. Beberapa organisasi yang digunakan antara lain:

Ini merupakan organisasi yang memperbolehkan para anggotanya untuk berbicara di depan umum. Oleh karena itu, para tokoh nasionalisme memanfaatkan kesempatan acara rapat besar maupun acara radio yang diselenggarakan oleh organisasi Putera dengan mengarahkan rakyat untuk mempersiapkan kemerdekaan dan mengkoordinasikannya.

Ini merupakan bagian dari Jawa Hokokai. Barisan Pelopor ini diketuai oleh Ir. Soekarna dan beberapa pahlawan nasionalisme yang menjadi anggotanya.

Chuo Sangi In merupakan salah satu organisasi yang dimanfaatkan para tokoh nasionalisme dalam pembentukan organisasi Barisan Pelopor untuk kepentingan Indonesia.

Gerakan Bawah Tanah

Selain melalui gerakan organisasi, rakyat Indonesia melawan kependudukan Jepang di Indonesia dengan gerakan bawah tanah yaitu gerakan yang dilakukan secara diam-diam dan rahasia. Dimana, gerakan ini dipraktikkan di dalam organisasi bentukan Jepang tanpa sepengetahuan pihak Jepang.

(Baca juga: Kedatangan Jepang ke Indonesia)

Secara umum, kegiatan bawah tanah yang dilakukan oleh para pejuang nasional guna melawan pendudukan Jepang di Indonesia memiliki beberapa tujuan seperti saling membagi informasi dan menjaga nasionalisme, mempersiapkan kekuatan untuk kemerdekaan Indonesia, menyempurnakan semangat dan persiapan untuk kemerdekaan Indonesia, serta mendapatkan informasi perkembangan Perang Asia Timur Raya dari radio.

Adapun beberapa contoh gerakan bawah tanah yang mengupayakan perlawanan terhadap pendudukan Jepang di Indonesia antara lain :

  • Kelompok Sukarni yang mencoba mempengaruhi jiwa-jiwa revolusioner dan rakyat Indonesia dengan membongkar tipu daya Jepang.
  • Kelompok Achmad Subarjo membentuk Asrama Indonesia Merdeka yang berisikan para pemuda Indonesia, dan mencoba membakar semangat jiwa kemerdekaan para pemuda untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Jepang.
  • Kelompok Sutan Syahrir yang menyiapkan Gerakan Bawah Tanah Anti-Fasis untuk melawan Jepang di waktu yang tepat.

Perlawanan Bersenjata

Perlawanan bersenjata merupakan perlawanan bangsa Indonesia secara terbuka terhadap pendudukan Jepang di Indonesia. Perlawanan ini ditandai dengan perang antara Bangsa Indonesia terhadap Jepang secara terbuka dan mengakibatkan korban di kedua belah pihak. Ada beberapa contoh bentuk perlawanan bersenjata yang terjadi di Indonesia antara lain :

  • Perlawanan di Aceh pada 10 November 1942

Perlawanan ini dipimpin oleh seorang guru mengaji bernama Tengku Abdul Jalil, yang dipicu karena tindakan Jepang yang sewenang-wenang dan gagalnya perundingan, Jepang menyerang Cot Plieng. Tengku Abdul Jalil dan para pahlawan tanpa nama yang mengikutinya pun gugur.

  • Perlawanan PETA di blitar pada 14 Februari 1945

Perlawanan ini di pimpin oleh anak bupati Blitar yaitu Supriyadi, yang dipicu karena banyaknya masalah dengan Jepang maka Supriyadi dan teman-temannya melakukan pemberontakan terhadap Jepang meskipun pada akhirnya harus menelan kekalahan.

  • Perlawanan PETA di Meureuh, Aceh pada November 1944

Perlawanan ini di pimpin oleh Perwira Giyugun T Hamid, yang dipicu akan kekejaman Jepang terhadap rakyat dan terlebih lagi kepada Prajurit Indonesia.

  • Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap pada April 1945

Perlawanan ini dipimpin oleh regu (budanco) Kusaeri dan kawan-kawannya. Pada 25 April 1945, Jepang mengetahui rencana perlawanan tersebut, sehingga Kusaeri di hukum mati tetapi digagalkan karena di desak oleh sekutu.

  • Perlawanan rakyat Indramayu pada April 1944

Perlawanan ini di latarbelakangi dengan amarah rakyat dikarenakan romusha dan penyetoran bahan pangan kepada Jepang yang secara terus menerus. Perlawanan ini, dilakukan secara spontan sehingga Jepang dengan mudah menghentikannya.

Perlawanan di Kalimantan yang dipimpin oleh pemimpin suku Dayak yaitu Pangsuma. Perlawanan Kalimantan termasuk ke dalam perang Gerilya yang berlangsung lama dan berpindah-pindah.

  • Perlawanan di Biak tahun 1944

Perlawanan ini dipimpin oleh pimpinan gerakan koreri yaitu L. Rumkoren.

  • Perlawanan di Pulau Yappen Selatan yang dipimpin S. Papare.
  • Perlawanan di Tanah Besar, dataran Irian Papua yang dipimpin oleh Simson

Rakyat Papua tersebut mendapatkan bantuan dari pasukan penyusup sekutu sehingga rakyat papua mendapatkan senjata.

Gerakan bawah tanah menjadi strategi pemuda mengusir penjajah. Gerakan bawah yang dilakukan ini karena kekejaman Jepang kepada penduduk. Lalu bagaimana siasat mereka dalam meraih kemerdekaan?

Pada tahun 1945 pemuda memiliki peran penting dalam upaya keluar dari penjajahan Jepang yang melakukan kekerasan terhadap rakyat.

Meski pada waktu itu Indonesia tak dijajah Belanda, namun setelah masuknya pasukan dari Negeri Matahri Terbit justru membuat semakin sengsara.

Para pemuda pun berpikir keras untuk mencari cara agar bisa keluar dari kejamnya tentara Negeri Sakura itu.

Gerakan Bawah Tanah, Strategi Pemuda Raih Kemerdekaan

Awal kedatangan Jepang di Indonesia disambut hangat oleh para penduduk karena dianggap sebagai pembebas dari cengkraman kolonial. Namun tak berselang lama kekerasan justru semakin sering terjadi.

Baca juga: Sejarah Bung Tomo, Pelopor Perang di Surabaya Lewat Radio

Seperti dikutip dari Ben Anderson dalam buku berjudul “Revolusi Pemuda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946” [1988: 56], menyebut para petani sering mengalami kekerasan.

Petani, kata Ben, dan para pemuka agama merupakan sasaran utama, khususnya ketika membutuhkan padi guna memenuhi kecukupan pangan dan menggerakkan massa.

Para anak muda yang berada di kota besar melakukan sebuah aksi tersembunyi melawan Jepang atau yang biasa disebut gerakan bawah tanah.

Dalam situasi seperti itu, para pemuda mengatur strategi bagaiaman mengusir penjajah secara hati-hati. Pasalnya, ketika mereka salah sedikit bisa saja tersiksa, bahkan tebunuh.

Adapun gerakan ini timbul karena melihat beberapa faktor perjuangan yang sudah dilakukan dengan cara penentangan cenderung gagal.

Hal ini biasa dilakukan oleh kaum tani atau para penduduk desa diberbagai wilayah di Indonesia.

Seperti halnya peristiwa pemberontakan di Singaparna, Tasikmalaya pada 26 Februari 1944 yang digerakkan pemuka agama dan santri. Namun upaya ini gagal karena kekuatan pasukan penjajah yang sangat kuat.   

Pelatihan Militer

Sejak pemerintahan awal Jepang berkuasa, mereka sudah merencanakan beberapa upaya mengerahkan pemuda dan pelajar ke dalam gerakan semi-militer.

Sebelum adanya gerakan bawah tanah, pada tahun 1943 Jepang mendirikan organisasi pemuda pertama yang diberi nama Seinendan.

Menurut Sihombing dalam “Pemuda Indonesia Menentang Fasisme Jepang” [1962: 193], mereka yang diperkenankan masuk Seinendan adalah para remaja putra berumur 14-25 tahun.

Selama masuk Seinendan, yang lolos usia akan dididik militer dan dipimpin langsung oleh Syaiko Syikikan, Panglima Angkatan Darat Jepang di Jawa dan bermarkas di Jakarta.

Praktik semi militer Seinendan laris di kalangan pemuda. Mereka mempercayai Jepang akan melatih ketangkasan semakin sempurna dan menjanjikan hak kemerdekaan di penghujung akhir nanti.

Namun seiring kekalahan Jepang melawan Sekutu, kepercayaan semakin menipis terhadap kemampuannya, sehingga ini menjadi bibit adanya gerakan bawah tanah.

Di tengah tipisnya kepercayaan, akhirnya para petinggi Jepang mengadakan pendekatan baru yang dibantu oleh para tokoh nasionalis dengan merancang perubahan kebijakan politik. 

Kebijakan itu dengan merangkul barisan nasionalis muda. Mereka mengizinkan membentuk sebuah organisasi kepemudaan di bawah orang pribumi bernama Putera [Pusat Tenaga Rakyat].

Dari organisasi Putera inilah dibentuk asrama-asrama para pemuda yang aktif dalam keorganisasian Jepang, seperti asrama mahasiswa Daigaku di jalan Prapatan no. 10, dan dan di jalan Cikini Raya, Jakarta.

Baca juga: Organisasi Poetri Mardika, Memotivasi Kemajuan Perempuan di Indonesia

Kelompok Bawah Tanah Lahir di Asrama Mahasiswa

Semenjak asrama para mahasiswa yang aktif dalam keorganisasian Jepang itu didirikan, banyak bermunculan cara baru bagaimana mengusir Jepang secara hati-hati.

Seperti halnya Sutan Sjahrir, salah satu tokoh revolusi yang terkenal mencetuskan gagasan gerakan bawah tanah.

Adapun tugas para anggota yang tergabung dalam kelompok, antara lain memata-matai gerak-gerik Jepang, dan menyebarkan berita itu keseluruh cabang pergerakan pemuda.

Kelompok ini menggunakan radio sebagai media penyampaian informasi yang dipakai menyebarkan berita kepada seluruh cabang pergerakan adalah siaran radio Australia, dan BBC London.  

Baca juga: Kumpulan Artikel Sejarah Indonesia

Begitulah sejarah peran pemuda pada masa pendudukan Jepang melalui strategi gerakan bawah tanah. [Erik/R6/HR-Online]

Doni Setyawan | September 10, 2018 | Soal Sejarah SMA |

Berikut ini yang bukan merupakan tokoh gerakan bawah tanah masa pendudukan Jepang di Indonesia adalah… .

A. Mr. Syamsuddin

B. Soekarni

C. Sutan Syahrir

D. Adam Malik

E. Achmad Soebardjo

Pembahasan:

Gerakan bawah tanah, yaitu gerakan perjuangan yang dilakukan secara rahasia. Gerakan ini bersifat non kooperatif terhadap pemerintah pendudukan Jepang.

Gerakan bawah tanah ini antara lain:

  • kelompok Syahrir yang beroperasi di daerah sekitar Jakarta dan Jawa Barat. Sutan Syahrir pada waktu itu menyamar sebagai seorang petani dinas. Sutan Syahrir mengajak para pemuda untuk mempersiapkan diri menyambut kemerdekaan Indonesia pada saat Jepang menyerah kepada sekutu.
  • gerakan Kaigun yaitu terdiri dari para pemuda anggota dinas Angkatan Laut Jepang. Tokoh-tokohnya antara lain Mr. Ahmad Subarjo, Sudiro, dan Wikana
  • gerakan kelompok pemuda yang berhasil menyusup sebagai pegawai kantor pusat pro-paganda Jepang yang disebut Sendenbu [sekarang Kantor Berita Antara]. Tokoh-tokohnya yaitu Sukarni, Moh Yamin dan Adam Malik.

Baca juga:

Zaman Pendudukan Jepang di Indonesia

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang

*********

Kunci Jawaban: Berikut ini yang bukan merupakan tokoh gerakan bawah tana masa pendudukan Jepang di Indonesia adalah… . A. Mr. Syamsuddin

  • Mr.Syamsuddin adalah ketua dari gerakan 3A, yakni sebuah organisasi propaganda bentukan Jepang

Untuk meteri secara lengkap mengenai Masa Pendudukan Jepang di Indonesia silahkan klik link youtube berikut ini. Jika bermanfaat, jangan lupa subscribe, like, komen dan share. Terimakasih

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

Kelompok Soekarni adalah kelompok yang melakukan perlawanan pada masa pendudukan Jepang, dia bekerja di Sendenbu [Barisan Propaganda Jepang] bersama-sama dengan Muhammad Yamin. Soekarni menghimpun tokoh-tokoh pergerakan yang lain, antara lain: Adam Malik, Kusnaeni, Pandu Wiguna, dan Maruto Nitimiharjo. Gerakan yang dilakukan kelompok Soekarni adalah menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan, menghimpun orang-orang yang berjiwa revolusioner, dan mengungkapkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan Jepang. Sebagai pegawai Sendenbu, Soekarni bebas mengunjungi asrama Peta [Pembela Tanah Air] yang tersebar di seluruh Jawa. Karena itu, Soekarni mengetahui seberapa besar kekuatan revolusioner yang anti-Jepang. Untuk menutupi gerakannya, kelompok Soekarni mendirikan asrama politik, yang diberi nama “Angkatan Baru Indonesia” yang didukung Sendenbu. Di dalam asrama ini terkumpul para tokoh pergerakan antara lain: Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo, dan Sunarya yang bertugas mendidik para pemuda tantang masalah politik dan pengetahuan umum.

Dengan demikian, kelompok Soekarni merupakan perlawanan yang dilakukan dengan strategi gerakan bawah tanah akibat terlalu kuatnya pemerintah Jepang menekan dan melarang golongan oposisi. Strategi perjuangan tersebut dilakukan secara terorganisir dan dilakukan secara rahasia. Kelompok ini berusaha menanankan semangat persatuan dan kesatuan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Jaringan hubungan khusus terus dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional yang kooperatif terhadap Jepang.

Pada masa pendudukan Jepang, banyak pemuda Indonesia yang melakukan perjuangan melawan pemerintah melalui gerakan bawah tanah. Makna gerakan bawah tanah adalah perjuangan yang dilakukan secara tertutup dan rahasia. Perjuangan ini biasanya dilakukan oleh bangsa Indonesia yang bekerja di instansi-instansi pemerintahan Jepang. Cara perjuangannya dilakukan melalui kegiatan-kegiatan tidak resmi, tanpa sepengetahuan Jepang. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dengan bertujuan menghimpun dan mempersatukan rakyat untuk meneruskan perjuangan mencapai kemerdekaan. Gerakan bawah tanah ini tersebar di berbagai tempat seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Medan. Beberapa tokohnya adalah Sutan Syahrir, Achmad Soebardjo, dan Soekarni.

Video yang berhubungan