Golongan obat: Benzodiazepin Show
Merek dagang diazepam: Diazepam, Stesolid, Valdimex, Nozepav, Valisanbe, Valium, Analsik, Metaneuron, Neurodial, Neurindo, Proneuron, Potensik, Opineuron, Neuroval, Trazep, Yekalgin. Apa itu diazepam?Melansir situs Medicine, diazepam adalah obat golongan benzodiazepin yang bekerja di otak dan saraf (sistem saraf pusat) untuk menghasilkan efek tenang. Obat ini tersedia dalam beberapa bentuk sediaan yaitu:
Adapun kekuatan obatnya terdiri dari 2,5 mg, 5 mg, dan 10 mg. Fungsi diazepamObat ini bekerja dengan meningkatkan efek bahan kimia tertentu di otak. Obat ini dapat digunakan untuk terapi penyakit-penyakit meliputi:
Kegunaan diazepamObat ini dapat digunakan pada orang dewasa maupun anak-anak. Pada orang dewasa digunakan untuk tujuan-tujuan berikut.
Adapun pada anak-anak, obat ini memiliki kegunaan berikut.
Selain fungsi-fungsi di atas, diazepam bisa diberikan sebelum operasi untuk membantu relaksasi dan menyebabkan kantuk pada orang dewasa dan anak-anak. Dosis diazepamDosis obat ini perlu disesuaikan dengan tujuan terapi pengobatan, sediaan, dan kategori usia. Berikut penjelasannya. 1. Dosis untuk diazepam oralDosis diazepam oral (obat minum) perlu disesuaikan dengan kategori usia dan kegunaannya. Dosis untuk dewasaBerikut dosisnya untuk dewasa menurut kegunaan.
Pada orang lanjut usia atau lemah, dokter akan memberikan dosis yang jauh lebih rendah yaitu kurang dari setengah dosis dewasa. Begitupun pada orang yang memiliki masalah pernapasan, hati, atau ginjal. Dosis untuk remaja dan anak-anakBerikut dosis yang dianjurkan menurut tujuan terapinya.
2. Dosis diazepam rektalSecara umum dosisnya sebesar 0,25 – 0,5 mg/kg (berat badan). Namun, ini perlu disesuaikan dengan usia pasien dan kondisi kesehatannya. Penggunaan obat ini hanya boleh diberikan pada orang dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 10 kg. Berikut dosis yang dianjurkan.
Sediaan rektal ini adalah obat sekali pakai yang hanya diberikan pada kondisi darurat, bukan untuk terapi jangka panjang. 3. Dosis diazepam injeksiUntuk diazepam injeksi, dokter dan perawat yang akan menentukan dosis dan waktu pemberiannya yang tepat untuk Anda. Kemungkinan dokter atau perawat akan memberikan injeksi dalam dosis yang kecil. Namun, bila Anda merasa dosis yang diberikan terlalu banyak, sebaiknya sampaikan kepada mereka. Aturan pakai diazepamAturan pakai obat ini perlu disesuaikan dengan jenis sediaan yang Anda konsumsi. 1. Aturan minum diazepam oralKonsumsi obat ini tepat sesuai dosis yang diberikan. Jangan tingkatkan dosis atau minum lebih sering.
Valium merupakan nama lain dari diazepam, yaitu salah satu jenis obat benzodiazepin yang mempengaruhi sistem saraf otak dan memberikan efek menenangkan. Obat ini umumnya digunakan sebagai obat penenang, anti depresi, mengatasi insomnia serta kejang-kejang. Overdosis valium bisa berakibat fatal. Konsumsi valium disarankan tidak lebih dari 4 minggu. Jika berlebihan, maka obat ini bisa mengakibatkan kecanduan, gangguan organ dalam, kebingungan, halusinasi, dan bahkan muncul keinginan untuk bunuh diri. 3. AtivanAtivan merupakan salah satu obat yang mengandung lorazepam, yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala-gejala gangguan kecemasan yang parah dan insomnia. Lorazepam termasuk dalam golongan obat benzodiazepin yang bekerja pada otak dan sistem saraf pusat untuk menghasilkan efek menenangkan. Karena itu, ansiolitik ini juga sering digunakan sebagai sedatif sebelum pasien menjalani operasi ringan, misalnya operasi gigi, serta mengatasi kejang epilepsi. Obat ini hanya boleh dikonsumsi sesuai resep dokter untuk jangka pendek karena dapat memicu gejala putus obat. 4. LibriumLibrium adalah salah satu obat yang mengandung chlordiazepoxide, yang merupakan obat penenang. Biasanya obat ini digunakan untuk meredakan gejala kecemasan, termasuk rasa gugup atau cemas. Obat ini juga biasanya diberikan kepada pasien yang akan menjalani operasi untuk mengurangi kecemasan. Obat jenis ini juga sering digunakan untuk mengatasi gejala putus alkohol.
Pada dasarnya, obat psikotropika memiliki manfaat yang baik dalam dunia kesehatan dan ilmu pengetahuan. Namun, penggunaan psikotropika yang tidak sesuai aturan sering kali membawa dampak buruk bagi penggunanya. Mulai dari kecanduan hingga yang terparah dapat menyebabkan kematian. Selain berbahaya bagi kesehatan, penyalahgunaan psikotropika juga dapat dikenakan sanksi dan hukuman berupa pidana dan denda. Hal tersebut sudah diatur dalam pasal 59 Undang-undang Republik Indonesia No.5 tahun 1997 tentang psikotropika. “Barangsiapa yang menggunakan, memproduksi, mengedarkan, mengimpor, memiliki, menyimpan, membawa psikotropika golongan I dengan tidak semestinya akan dipidana 4-15 tahun penjara dan denda Rp150.000.000-Rp750.000.000.” Sebelum membahas lebih jauh mengenai psikotropika dan dampaknya. Mari kenali apa yang dimaksud dengan psikotropika. Apa itu Psikotropika?Psikotropika adalah kategori obat yang dapat mengobati berbagai kondisi. Psikotropika bekerja dengan menyesuaikan tingkat neurotransmitter atau dengan cara merangsang susunan saraf pusat sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental, perilaku yang disertasi halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir seseorang. Selain itu, psikotropika dapat menyebabkan perubahan perasaan secara tiba-tiba dan menimbulkan kecanduan pada penggunanya. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Jenis-Jenis PsikotropikaPsikotropika merupakan jenis obat-obatan yang bisa ditemukan di apotek, namun penggunaan obat ini harus menggunakan resep dokter karena jika obat ini disalahgunakan dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya seperti merusak organ tubuh, hingga menyebabkan kematian. Psikotropika memiliki beberapa jenis sebagai berikut:
Golongan psikotropikaPenggunaan psikotropika yang tidak sesuai resep dokter dapat menyebabkan penggunanya mengalami kecanduan. Berdasarkan tingkat risiko kecanduan yang dihasilkan, psikotropika dibagi menjadi empat golongan, yaitu: Obat psikotropika golongan 1Psikotropika golongan satu merupakan obat-obatan dengan daya adiktif, yang memiliki potensi tinggi menyebabkan kecanduan. Selain itu, obat-obatan psikotropika golongan ini masuk dalam obat terlarang yang penyalahgunaannya bisa dikenakan sanksi hukum. Psikotropika golongan satu contohnya adalah ekstasi, STP, dan LSD. Obat psikotropika golongan 2Psikotropika golongan dua merupakan obat-obatan yang memiliki risiko ketergantungan di bawah psikotropika golongan satu. Obat yang masuk dalam golongan ini biasa digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit, sehingga jika penggunaan psikotropika golongan dua tidak sesuai dengan resep dokter dapat menimbulkan kecanduan. Psikotropika golongan dua contohnya adalah sabu, amfetamin, ritalin, dan metilfenidat. Obat psikotropika golongan 3Psikotropika golongan tiga merupakan obat-obatan dengan daya adiktif sedang dan umumnya digunakan untuk penelitian dan pengobatan. Psikotropika golongan tiga contohnya adalah pentobarbital, flunitrazepam, buprenorsina, dan lumibal. Obat psikotropika golongan 4Psikotropika golongan empat merupakan obat-obatan dengan daya adiktif ringan yang biasanya digunakan untuk pengobatan. Psikotropika golongan empat contohnya adalah diazepam, nitrazepam, lexotan, pil koplo, obat penenang, dan obat tidur. Kelas dan Nama Psikotropika
Efek Obat PsikotropikaPenggunaan psikotropika dalam dunia kesehatan selama sesuai dengan resep dokter masih terbilang aman dan diperbolehkan. Namun, jika zat psikotropika disalahgunakan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan resep dokter, maka hal tersebut dapat berakibat buruk pada kesehatan. Selain memberikan efek kecanduan, psikotropika juga memiliki efek samping lainnya jika digunakan secara berlebihan, yaitu: DepresanZat psikotropika dapat memberikan efek tenang karena psikotropika bekerja dengan menekan sistem saraf pusat. Jika psikotropika digunakan secara berlebihan, maka penggunanya dapat tidur lama, tidak sadarkan diri, hingga menyebabkan kematian. Salah satu psikotropika yang memberi efek depresan adalah putaw. StimulanPsikotropika dapat membuat fungsi tubuh bekerja lebih tinggi dan bergairah, sehingga penggunanya lebih terjaga. Hal ini mengakibatkan kerja organ tertentu menjadi lebih berat. Apabila si pengguna tidak memakai obat-obatan tersebut dapat menyebabkan badan menjadi lemah. Untuk mengembalikan kondisi tubuh agar tetap prima, biasanya ia akan menggunakan lagi. Hal ini menyebabkan pengguna mengalami kecanduan. Contoh psikotropika yang memberi efek stimulan adalah sabu-sabu dan ekstasi. HalusinogenEfek halusinogen mengakibatkan penggunanya merasakan halusinasi yang berlebihan. Salah satu contoh psikotropika yang dapat mengakibatkan halusinogen adalah ganja. |