Untuk menentukan batas wilayah pertumbuhan dilakukan dengan melihat fase pertumbuhan suatu wilayah yang terdiri dari fase apa saja?

KOMPAS.com - Kota menjadi pusat kegiatan penduduk dari daerah di sekitarnya. Di kota, pusat-pusat kegiatan pembangunan memengaruhi perkembangan daerah di sekitarnya.

Sehingga kota menjadi pusat perkembangan bagi daerah-daerah di sekitarnya. Untuk bisa mengidentifikasi pusat perkembangan, kita perlu mengetahui teori-teori dasar pusat pertumbuhan.

Terdapat dua teori pertumbuhan, salah satunya teori kutub pertumbuhan. Berikut penjelasan dua teori tersebut:

Dalam buku Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan (2006) karya Rahardjo Adisasmita, teori kutub pertumbuhan (growth poles theory) atau teori pusat pertumbuhan pertama kali dikembangan oleh Perroux pada 1955.

Dia melakukan pengamatan terhadap proses pembangunan. Bahwa kenyataannya, perkembangan di mana pun bukanlah merupakan suatu proses yang terjadi secara sentral, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda.

Tempat atau kawasan yang menjadi pusat pembangunan dinamakan pusat atau kutub pertumbuhan.

Baca juga: Polemik Pembangunan Rumah Ibadah di Karimun, Ketua MPR Minta Kepala Daerah Jaga Kondusifitas

Dari kutub-kutub inilah, proses pembangunan akan menyebar ke wilayah-wilayah lain disekitar.

Adanya pusat-pusat pertumbuhan memengaruhi kehidupan manusia, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan. Pusat-pusat tersebut memengaruhi sektor ekonomi, sosail, dan busaya masyarakat.

Hadirnya pusat-pusat pertumbuhan berdampak langsung terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.

Hal ini ditandai oleh peluang kerja di berbagai sektor dan pergerakan arus barang antarpusat.

Pusat pertumbuhan juga memengaruhi bidang sosial dan budaya. Terlihat dari perkembangan iptek dan informasi, serta sosial menyangkut kesehatan, perumahan, transportasi, tenaga kerja, penduduk, dan pariwisata.

Arus informasi dan barang yang serba cepat serta mudah menjadi salah satu dampak kemajuan iptek.

  • Teori tempat yang sentral

Teori ini dikemukakan oleh ahli geografi asal Jerman, Walter Christaller. Dia mengadakan studi persebaran permukiman, desa, dan kota yang berbeda ukuran luasnya.

Baca juga: Debu Pembangunan Rusunami Masuk Kelas, Murid Sekolah di Ciputat Gelar Aksi Protes

Menurut teori ini, suatu lokasi pusat aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk terletak pada suatu tempat yang sentral.

Tempat yang sentral yaitu suatu kawasan yang memungkinkan partisipasi manusia dalam jumlah maksimum. Baik yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun menjadi konsumen.

Berdasarkan teori ini, tempat yang sentral merupakan tuatu titik simpul dari suatu bentuk hexagonal atau segienam.

Daerah segienam merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya mampu terlayani oleh tempat sentral tersebut.

Sutu tempat yang sentral ini bisa berbentuk kota-kota besar, pusat perbelanjaan, rumah sakit, ibu kota provinsi, dan kota kabupaten.

Setiap tempat yang sentral, memiliki kekuatan menarik untuk memengaruhi penduduk yang tinggal di sekitarnya. Misalnya, ibu kota provinsi dapat menarik beberapa babupaten.

Baca juga: Berbahaya, Rencana Pembangunan Waterboom di Atas Sesar Lembang Bandung

Wilayah pembangunan di Indonesia

Penempatan pusat pertumbuhan yang dilaksanakan oleh negara Indonesia merupakan peneraoan gabungan teori Christaller dan Perroux.

Pembangunan Indoensia berpusat di wilayah-wilayah tertentu, yang dinilai sebagai kawasan sentral untuk menarik daerah-daerah di sekitarnya.

Dari kawasan sentral, diharapkan proses pembangunan dan hasil-hasilnya akan menjalar ke seluruh Indonesia.

Pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem regionalisasi atau perwilayahan dengan kota-kota utama sebagai kutub atau pusat pertumbuhan.

Sejalan dengan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasional, wilayah-wilayah pembangunan utama Indonesia dapat dibagi dalam empat wilayah utama, yaitu:

  • Wilayah pembangunan utama A

Wilayah ini memiliki pusat pertumbuhan utama di Kota Medan. Wilayahnya terdiri dari:

  1. Pembangunan I, meliputi Aceh dan Sumatera Utara yang pusatnya di Medan.
  2. Pembangunan II, meliputi daerah Sumatera Barat dan Riau yang pusatnya di Kota Pekanbaru.

Baca juga: Sekolah di Ciputat Keluhkan Debu akibat Pembangunan Rusunami

  • Wilayah pembanguna utama B

Wilayah ini memiliki pusat pertumbuhan utama di Jakarta. Wilayahnya terdiri dari:

  1. Wilayah pembangunan III, meliputi Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu yang pusatnya di Palembang.
  2. Wilayah pembangunan IV, meliputi Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta yang pusatnya di Jakarta.
  3. Wilayah pembangunan V, meliputi Kalimantan Barat yang pusatnya di Pontianak.
  • Wilayah pembangunan utama C

Wilayah ini memiliki pusat pertumbuhan utama di Surabaya. Terdiri atas:

  1. Wilayah pembangunan VI meliputi daerah-daerah di Jawa Timur dan Bali yang pusatnya di Surabaya.
  2. Wilayah pembangunan VII, meliputi Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan yang pusatnya di Balikpapan dan Samarinda.
  • Wilayah pembangunan utama D

Wilayah pembangunan ini berpusat di Makassar. Dengan wilayah terdiri dari:

  1. Wilayah pembangunan VIII, meliputi Nusa Tenggara Barat, Nusa tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi tenggara yang pusatnya di Makassar.
  2. Wilayah pembangunan IX, meliputi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara yang pusatnya di Manado.
  3. Wilayah pembangunan X, meliputi Maluku dan Papua yang pusatnya di Kota Sorong.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Home » Mapel » Geografi » Kelas 12 Yuk Gabung, Kita Belajar Wilayah, Perwilayahan, dan Pusat Pertumbuhan!

B. Tipe Wilayah

Umumnya, wilayah terbagi ke dalam 2 tipe, yakni wilayah formal dan wilayah fungsional. Apa saja sih, itu? Yuk, baca penjelasannya di bawah ini.

a. Wilayah Formal

Wilayah ini adalah wilayah yang punya kesamaan dalam kriteria tertentu, baik kriteria fisik atau sosial. Misalnya, suatu wilayah punya kesamaan dalam kegiatan bercocok tanam, maka wilayahnya disebut wilayah pertanian. Atau suatu wilayah punya kesamaan bentuk lahan yang berbukit-bukit, maka wilayah itu disebut wilayah perbukitan atau dataran tinggi.
Karakteristik tipe wilayah formal, yaitu:

  1. Tipe homogenitas, disebut juga homogeneus region, formal region, uniform region.
  2. Bersifat statis.
  3. Tidak aktif.
  4. Terbentuk karena adanya keseragaman (kesamaan baik kriteria fisik atau sosial).
  5. Wilayah inti umumnya terdapat di bagian tengah.

Contoh tipe wilayah formal:

  1. Wilayah dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, pedesaan
  2. Wilayah kapur, gurun, karst
  3. Wilayah tropis, subtropis, kutub
  4. Wilayah perikanan, pertanian, perkebunan, peternakan

b. Wilayah Fungsional

Wilayah ini adalah wilayah banyak diatur oleh beberapa kegiatan dan saling terkait, ditandai adanya interaksi dengan wilayah sekitarnya. Misalnya saja sebuah industri yang didirikan pada suatu wilayah dan karyawan yang tinggal di sekitarnya. Setiap pagi para karyawan ini bekerja menuju pabrik dan sore kembali lagi ke rumah masing-masing.
Karakteristik tipe wilayah fungsional, yaitu:

  1. Tipe hegeronitas, disebut juga functional region, organic region, nodus region.
  2. Bersifat dinamis.
  3. Aktif.
  4. Terbentuk karena adanya kesamaan kenampakan.
  5. Merupakan sebuah wilayah yang difungsikan.

Ciri-ciri wilayah fungsional:

  1. Ada arus barang, gagasan, dan manusia.
  2. Punya pusat kegiatan yang berhubungan dengan wilayah sekitar.
  3. Pusat menjadi pusat pertemuan arus barang, gagasan, dan manusia secara terorganisasi.
  4. Ada jaringan jalan tempat berlangsungnya tukar-menukar.

Contoh tipe wilayah fungsional:

  1. Wilayah kota
  2. Wilayah industri
  3. Wilayah perdagangan
  4. Wilayah konservasi

II. Perwilayahan

A. Pengertian Perwilayahan

Perwilayahan (regionalisasi) merupakan proses penggolongan wilayah berdasarkan ciri-ciri dan kriteria tertentu. Perwilayahan adalah upaya untuk membagi-bagikan permukaan bumi ke dalam sebuah wilayah-wilayah untuk tujuan tertentu.

B. Klasifikasi Perwilayahan

Umumnya, klasifikasi atau penggolongan perwilayahan dibagi menjadi 2, yaitu perwilayahan formal dan perwilayahan fungsional. Di bawah ini penjelasan lengkapnya, ya.

1. Perwilayahan Formal

Perwilayahan ini merupakan pengelompokan wilayah yang punya karakteristik yang sama alias homogen. Biasanya perwilayahan ini ditentukan berdasarkan kriteria tertentu, seperti administrasi, kondisi fisik, kondisi sosial, atau kondisi ekonomi. Pembatasan wilayah formal biasanya cukup sulit, tapi wilayah inti biasanya mudah dikenali karena punya perbedaan yang mencolok dibandingkan wilayah lainnya. Wilayah inti juga umumnya terletak di bagian tengah yang letaknya strategis, misalnya seperti di daerah subur, persimpangan jalan, atau lembah-lembah sungai. Karena letaknya yang strategis inilah, wilayah tersebut jadi cepat berkembang jadi pusat aktivitas penduduk, baik aktivitas ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun administrasi.

Contoh perwilayahan formal adalah pembagian wilayah berdasarkan batas administrasi yang menghasilkan beberapa provinsi.

2. Perwilayahan Fungsional

Perwilayahan ini merupakan pengelompokan wilayah yang punya karakteristik berbeda atau heterogen dan biasanya ditentukan oleh hubungan antara bagian-bagian wilayah dengan pusat wilayah. Meski karakteristiknya heterogen, kita tetap bisa menemukan pola keragaman dalam suatu wilayah. Pusat wilayah (wilayah yang besar) dengan bagian wilayah (unit yang lebih kecil) saling ketergantungan sehingga terdapat hubungan fungsional di antara keduanya yang tetap diatur oleh pusat wilayah. Semua gerakan interaksi (manusia, barang, dan jasa) mengarah pada pusat wilayah.

Contoh perwilayahan fungsional adalah kota Jakarta (provinsi) yang terdiri dari beberapa unit (kotamadya, kecamatan, kelurahan). Kota Jakarta dan unit-unitnya ini dihubungkan oleh jaringan jalan dan dikelilingi oleh jalan lingkar luar yang menghubungkan unit-unit dengan pusat kota.

C. Metode Perwilayahan

Nah, Quipperian ada 2 metode perwilayahan atau pembatasan nih yang bisa digunakan. Apa saja, sih? Metode Delineasi (Pembatasan) Wilayah Formal -> Pembatasan wilayah formal dilakukan dengan “Nilai Bobot Indeks”, yang membatasi wilayah berdasarkan lebih dari satu kriteria. Misalnya, pembatasan wilayah iklim (wilayah tropis, subtropis, kutub) berdasarkan letak lintang dan temperatur rata-rata.

Metode Delineasi (Pembatasan) Wilayah Fungsional -> Pembatasan wilayah ini menyangkut hubungan timbal balik antara pusat wilayah dengan beberapa bagian wilayahnya (unit wilayah). Misalnya, pembatasan wilayah jalur angkutan umum antara pusat wilayah dengan bagian wilayah.

III. Pusat Pertumbuhan

A. Pengertian Pusat Pertumbuhan

Pusat pertumbuhan merupakan wilayah yang punya pertumbuhan lebih cepat dibanding wilayah lainnya. Biasanya wilayah ini menjadi sumber dari berbagai kegiatan ekonomi dan sangat memengaruhi wilayah sekitarnya. Pusat pertumbuhan ini juga selalu dijadikan acuan pembangunan supaya bisa memengaruhi perkembangan wilayah di sekitarnya, guna terciptanya pemerataan pembangunan.

B. Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Pusat Pertumbuhan

Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi perkembangan dalam wilayah pusat pertumbuhan, antara lain:

  1. Lokasi
  2. Sumber daya alam
  3. Sumber daya manusia
  4. Topografi
  5. Fasilitas penunjang
  6. Industri
  7. Sosial budaya masyarakat

C. Wilayah Pusat Pertumbuhan Indonesia

Nah, biar kamu belajarnya bisa lebih mengerti lagi, Quipper Blog akan berikan contoh nyata dari realisasi pembangunan pusat pertumbuhan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membagi wilayah Indonesia ke dalam 4 regional pembangunan utama dan sepuluh (X) wilayah pembangunan. Dengan melihat tabel ini, mudah-mudahan kamu jadi lebih mengerti lagi apa itu wilayah pusat pertumbuhan.

No Regional Pusat Pertumbuhan Utama Wilayah Pembangunan
1. A Medan I Aceh dan Sumut
Pusatnya di Medan
II Sumbar, Riau, dan Kep. Riau
Pusatnya di Pekanbaru
2. B Jakarta III Jambi, Sumsel, Bengkulu, dan Ba-Bel
Pusatnya di Palembang
IV Lampung, Jakarta, Jabar, Jateng, Banten, dan DI Yogyakarta
Pusatnya di Jakarta
VI Kalbar
Pusatnya di Pontianak
3. C Surabaya V Jatim dan Bali
Pusatnya di Surabaya
VII Kalteng, Kaltim, dan Kalsel
Pusatnya di Balikpapan dan Samarinda
4. D Makassar VIII NTB, NTT, Sulsel, dan Sultra
Pusatnya di Makassar
IX Sulteng, Sulut, dan Gorontalo
Pusatnya di Manado
X Maluku, Maluku Utara, Papua (Irian Jaya)
Pusatnya di Sorong

IV. Contoh Soal HOTS

Nah, Quipperian, supaya belajar kamu makin afdol, Quipper Blog mau memberi contoh soal HOTS Geografi, nih. Penasaran? Yuk, simak soalnya di bawah ini, ya.

Pertanyaan

KEK industri di luar Jawa dikhawatirkan tidak menarik bagi investor karena kurang memiliki infrastruktur dasar

Sebab

Fokus pembangunan KEK Mandalika perlu diperlebar pada wilayah-wilayah sekitarnya untuk meningkatkan range dan threshold yang tinggi.

Pilihan jawaban: a. Jika Pernyataan 1 dan 2 Benar serta memiliki hubungan sebab akibat b. Jika Pernyataan 1 dan 2 Benar namun tidak memiliki hubungan sebab akibat c. Jika Pernyataan 1 Benar dan Pernyataan 2 Salah d. Jika Pernyataan 1 Salah dan Pernyataan 2 Benar

e. Jika kedua pernyataan tersebut Salah

Jawaban: A

Pembahasan

Pernyataan 1 benar karena infrastruktur dasar seperti pengolahan ekspor, logistik, pengembangan teknologi, industri, pariwisata, energi & ekonomi lainnya, saat ini fokus pembangunannya masih Jawa sentris dan sedang berkembang menuju Indonesia sentris.

Pernyataan 2 juga benar, karena KEK Mandalika sedang fokus pada pembangunan pariwisata dalam hal ini pembangunan Sirkuit Moto GP. Mandalika perlu penghubung antar wilayah untuk menunjang segala kegiatan di Sirkuit nanti seperti penginapan/hotel, transportasi dan lain-lain. Sehingga Mandalika perlu mengembangkan Range (jarak satu titik ke titik lain untuk berinteraksi) dan Treshold (jumlah minimun dari suatu wilayah untuk berkembang).

Agar makin paham, Yuk, simak pembahasannya di video ini!

Untuk menentukan batas wilayah pertumbuhan dilakukan dengan melihat fase pertumbuhan suatu wilayah yang terdiri dari fase apa saja?
Untuk menentukan batas wilayah pertumbuhan dilakukan dengan melihat fase pertumbuhan suatu wilayah yang terdiri dari fase apa saja?

Nah, Quipperian sekian ya penjelasan Quipper Blog mengenai wilayah, perwilayahan, dan pusat pertumbuhan. Kalau kamu mau penjelasan yang lebih lengkap lagi tentang materi ini, langsung saja gabung di Quipper Video. Di sana, kamu akan belajar bareng tutor kece yang ngajarin kamu lewat video, rangkuman, dan latihan soal. Kece banget, kan? Sukses ya, Quipperian!