Unsur unsur berikut harus tidak ada dalam sebuah naskah drama yaitu

pertentangan para tokohnya. Penuangan kehidupan itu digali dan diolah sedemikian rupa oleh penulisnya sehingga mampu menampilkan suatu cerita yang menarik. Sisi dominan dari sebuah lakon ditentukan oleh penulisnya, bergantung bagaimana pengarang memandang kehidupan. Kreativitas seorang pengarang terlihat dari kemahiran pengarang menjalin konflik, menjawab konflik dengan surprise, dan memberikan kebaruan dalam jawaban itu Waluyo 2003:7-8. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa naskah drama merupakan karangan yang berisi cerita tidak langsung berupa dialog para tokoh dan petunjuk pementasan drama atau teater yang digunakan sebagai panduan dalam bermain drama atau teater. Kreativitas seorang penulis yang belum berpengalaman diharapkan dapat muncul dari keadaan lingkungan sekitar. Tulisan tersebut kemudian dapat dikembangkan sesuai daya imajinasi masing-masing penulis.

2.2.4.5 Unsur-Unsur Naskah Drama

Secara umum, sebuah naskah drama terdiri atas unsur intrisik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan hal-hal yang terkandung di dalam struktur karya sastra drama, sedangkan unsur ekstrinsik berkaitan dengan faktor-faktor luar yang melatarbelakangi karya sastra drama tersebut lahir. Kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Waluyo 2003:4 memaparkan unsur-unsur naskah drama antara lain: 1 plot atau kerangka cerita, 2 penokohan atau perwatakan, 3 dialog atau percakapan, 4 setting atau tempat kejadian, 5 tema atau nada dasar cerita, 6 amanat atau pesan pengarang, dan 7 petunjuk teknis. Unsur-unsur tersebut merupakan kesatuan yang saling melengkapi membentuk sebuah naskah drama yang utuh. Selain pendapat tersebut, Kosasih 2012:135 juga memaparkan beberapa unsur naskah drama, antara lain: plot, penokohan, dialog, latar, konflik, tema, dan pesan. Sebuah naskah drama hendaknya dilengkapi unsur-unsur tersebut demi tercapainya pesan kepada pembaca, sutradara, atau pemain drama yang akan mementaskan sebuah naskah drama. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa unsur pembangun naskah drama, antara lain tema, plot, konflik, penokohan, settinglatar, teks samping, dan dialog. Unsur-unsur naskah drama tersebut hendaknya menjadi perhatian khusus saat siswa menulis naskah drama. Kelengkapan unsur-unsur pembangun akan mempengaruhi kualitas teks drama yang ditulis. Unsur naskah drama yang pertama adalah tema. Tema merupakan dasar cerita yaitu pokok permasalahan yang mendominasi suatu karya sastra Suharianto dalam Jingga 2012:34. Penalaran naskah yang berbeda akan mengakibatkan pola penggarapan yang berbeda pula. Pola penggarapan yang berbeda sangat sah dalam sebuah drama karena pementasan drama merupakan karya kolektif yang dikoordinasi oleh sutradara, yaitu pekerja teater dengan kecakapan dan keahliannya memimpin aktor-aktris dan pekerja teknis dalam pementasan Endraswara 2011:38. Jadi, sangat mungkin para sutradara yang mengoordinasi sebuah pementasan mempunyai pemikiran yang berbeda dengan sutradara lain selama itu masih dalam koridor permasalahan atau tema yang ingin disampaikan dalam sebuah naskah drama. Kedua, plot atau alur. Aminudin 2009:86 menjelaskan bahwa plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Alur maju, alur mundur, dan alur campuran adalah tiga alur yang sudah lazim kita kenal. Pada umumnya mereka penonton lebih suka melihat jalan cerita plot yang mengusung konflik yang berkembang dan tidak njlimet, tetapi tidak juga yang mudah ditebak Hanindawan 2008:131. Endraswara 2011:27-28 memaparkan tiga unsur utama plot, antara lain: 1 tegangan suspense, yaitu ketegangan dalam drama, 2 dadakan surprice, yaitu jalan cerita yang tidak disangka-sangka atau bahkan mengagetkan, dan 3 ironi dramatik dramatic irony, yaitu unsur yang diciptakan untuk membuat penonton atau pembaca lebih penasaran. Unsur-unsur yang terkandung dalam naskah drama tersebut biasanya akan didukung unsur-unsur pendukung lain, seperti pengenalan, penanjakan, peleraian, klimaks, dan penyelesaian. Unsur naskah drama berikutnya adalah konflik. Konflik adalah pertentangan antara tokoh-tokoh yang bergulir mengikat minat penonton Sari dan Fauzi 2006:9. Konflik dalam drama merupakan unsur yang memungkinkan para tokoh saling berinteraksi. Konflik tidak selalu berupa pertengkaran, kericuhan, atau permusuhan di antara para tokoh. Ketegangan batin antar tokoh, perbedaan pandangan, dan sikap antar tokoh sudah merupakan konflik. Konflik dapat membuat penonton tertarik untuk terus mengikuti atau menyaksikan pementasan drama. Keempat, penokohan. Aminuddin 2009:79 menjelaskan bahwa penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku. Tokoh yang ada dalam naskah drama adalah benda hidup yang mempunya tubuh dan watak.Penokohan menggambarkan watak dan kondisi fisik seorang tokoh dalam drama. Unsur naskah drama yang kelima adalah setinglatar. Waluyo 2003:23 berpendapat bahwa setting atau tempat kejadian cerita sering disebut latar cerita. Setting biasanya meliputi tiga dimensi, yaitu tempat, ruang, dan waktu. Dalam pentas drama, latar tersebut akan divisualisasikan di atas pentas dengan tampilan dan dekorasi yang menunjukkan situasi tertentu. Sebagai salah satu unsur pembangun karya fiksi, setting selalu memiliki hubungan dengan unsur-unsur signifikan lain dalam rangka membangun totalitas makna serta adanya kesatuan atau unity dari kesatuan isi yang dipaparkan pengarang Aminuddin 2009:69. Selanjutnya, Nurhadi 2009:3 menjelaskan teknik penulisan naskah drama memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan teknik penulisan puisi atau prosa. Karena memiliki kemungkinan untuk dipentaskan, naskah drama memiliki teks samping neben text dan dialog haup text. Teks samping atau petunjuk teknis, sebagai salah satu unsur naskah drama, sangat berguna bagi sutradara guna menyiasati pementasan. Sutradara yang taat terhadap naskah, akan mengikuti semua petunjuk yang tertulis dalam teks samping. Unsur naskah drama yang terakhir adalah dialog. Waluyo 2003:20 menjelaskan bahwa ciri khas suatu drama adalah naskah itu berupa cakapan atau dialog. Dalam menyusun dialog ini, pengarang harus benar-benar memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari. Dari dialog inilah akan diketahui bagaimana jalan cerita, bagaimana karakter tokoh-tokohnya Hanindawan dalam Irianto 2008:140. Dalam tingkatan lebih lanjut, kita akan menemukan naskah drama yang tidak mengandung dialog. Biasanya naskah tersebut adalah naskah mini kata yang hanya berisi cerita atau teks samping saja.

2.2.4.6 Kaidah Penulisan Naskah Drama

ilustrasi drama. Dokumentasi Sanggar Ori Gunungkidul

JATENG | 23 Juni 2020 18:45 Reporter : Jevi Nugraha

Merdeka.com - Setiap orang mungkin pernah mendengar, menyaksikan, atau bahkan menjadi pelaku pementasan sebuah drama. Banyak sekali kegiatan yang mengusung pementasan drama sebagai acara inti. Hal ini karena drama menjadi salah satu tontonan yang cukup digemari oleh semua kalangan.

Drama merupakan sebuah cerita yang ditampilkan di depan umum dan terdapat dialog atau percakapan yang diperankan oleh beberapa tokoh. Tak hanya dialog dan percakapan, biasanya dalam pementasan drama juga disertai dengan aksi-aksi tertentu, sehingga hal ini dapat menarik penonton.

Secara definisi, drama dapat dipahami sebagai karya seni berupa percakapan yang dipentaskan. Umumnya, drama juga menggambarkan realitas kehidupan, karakter, serta perilaku manusia melalui sebuah pertunjukan. Sehingga di dalam sebuah drama tak jarang kita melihat kisah-kisah atau adegan yang dipenuhi aksi dan konflik tertentu.

2 dari 10 halaman

Instagram/Sanggar Ori Gunungkidul

Drama berasal dari bahasa Yunani "Draomai" yang memiliki arti beraksi, bertindak, berbuat, dan berlaku. Lazimnya, drama adalah salah satu bentuk teater yang menggunakan tokoh untuk berdialog atau bercakap-cakap yang didukung dengan gerak-gerik serta unsur artistik pertunjukan.

Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], drama merupakan komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan atau watak melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan. Adapun cerita atau kisah yang dipentaskan akan melibatkan konflik atau emosi yang tersusun.

Secara umum, drama merupakan salah satu aliran atau jenis dalam sastra yang menggambarkan gerak kehidupan manusia. Dalam masa kedudukan Belanda, drama disebut sebagai Tonil, yang kemudian istilah tersebut diganti menjadi Sandiwara.

3 dari 10 halaman

Dokumentasi Sanggar Ori Gunungkidul

Drama berdasarkan penyajian cerita dibagi menjadi beberapa jenis, hal ini tergantung dengan dasar yang digunakannya, seperti penyajian lakon, sarana, serta keberadaan naskah. Secara umum, berikut ini beberapa jenis drama yang biasa kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Tragedi

Tragedi merupakan salah satu jenis drama yang berisi cerita penuh kesedihan. Sepanjang jalannya cerita, kita akan menyaksikan tokoh atau pelaku utama akan mengalami kegagalan yang biasanya berujung dengan duka atau kematian. Sehingga jenis drama ini akan membuat penonton seolah-olah ikut merasakan kesedihan yang dialami tokoh utama.

2. Komedi

Komedi merupakan jenis drama yang menggambarkan suasana suka cita yang biasanya berisi lelucon. Jenis drama ini menjadi salah satu yang cukup digemari semua kalangan karena akan menimbulkan tawa penonton. Meskipun demikian, drama komedi tidak sama seperti acara lawak, sehingga masih sesuai dengan kaidah atau unsur drama.

Di samping itu, para tokoh juga akan memunculkan dialog-dialog yang akan memancing tawa dari penonton. Bahkan, tak jarang kata-kata lucu dari tokoh mengandung sindiran atau kritik kepada anggota masyarakat tertentu. Sehingga hal inilah yang terkadang membuat penonton tertawa hingga terpingkal-pingkal.

3. Opera

Opera adalah drama yang dialognya diiringi dengan musik. Adapun lagu yang dinyanyikan pemain satu biasanya berbeda dengan pemain lain. Bentuk dari drama ini lebih mementingkan musik dan nyanyian, sementara para tokoh yang terlibat hanya sebagai sarana untuk menggambarkan suasana dalam cerita.

4. Melodrama
Melodrama merupakan jenis drama yang dialognya diucapkan dengan iringan melodi atau musik. Jenis drama ini berasal dari drama opera yang kemudian dikembangkan menjadi aliran tersendiri dengan iringan peralatan musik. Sehingga tak jarang saat pementasan ini para tokoh ikut bernyanyi.

Selain itu, melodrama juga memungkinkan para tokoh untuk menari mengikuti irama musik. Melodrama juga menjadi salah satu drama yang cukup digemari oleh semua kalangan, pertunjukannya yang atraktif dengan iringan musik, menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton.

4 dari 10 halaman

Dokumentasi Sanggar Ori Gunungkidul

Salah satu bagian terpenting dalam sebuah drama ialah naskah drama. Sebelum mementaskan pertunjukan, penulis harus mengerti alur cerita yang akan dipentaskan. Tentunya, dalam pembuatan naskah atau alur cerita tersebut, biasanya penulis menggunakan unsur-unsur drama, yang meliputi tema, amanat, plot, karakter, dialog, dan lain sebagainya.

Sehingga sebelum menulis naskah drama, sebaiknya memahami dasar dari unsur-unsur drama yang berlaku. Adapun penjelasan unsur-unsur drama ialah sebagai berikut:

5 dari 10 halaman

Tema merupakan salah satu unsur paling penting dalam pementasan drama. Pasalnya, tema atau pikiran pokok tersebut yang akan menjadi dasar sebuah pementasan drama. Tanpa adanya tema, pementasan drama tidak akan menarik, sebab tokoh akan kesulitan memerankan watak atau karakter yang diperankan.

Di samping itu, tema juga akan membantu penonton dalam menangkap atau memahami sajian pementasan tersebut. Misalnya dalam sebuah pementasan mengangkat tema tentang keluarga, maka cerita ini akan dikembangkan sedemikian rupa menceritakan kehidupan sehari-hari sebuah keluarga.

6 dari 10 halaman

©2020 Merdeka.com

Unsur drama yang tidak kalah pentingnya ialah amanat. Dalam pementasan drama harus ada amanat atau pesan moral yang ingin disampaikan ke penonton. Biasanya amanat akan diselipkan melalui dialog-dialog yang diperankan oleh para tokoh.

Sehingga dengan adanya amanat, penonton akan mendapatkan pelajaran atau pesan yang ada di dalam drama tersebut. Selain itu, penonton juga akan menyimpulkan sendiri pelajaran atau pesan moral yang didapatkan setelah menonton pertunjukan drama.

7 dari 10 halaman

©2020 Merdeka.com

Plot atau alur merupakan jalinan cerita dari awal sampai akhir pementasan drama. Secara umum, unsur drama ini mengandung permasalahan, konflik, klimaks, dan penyelesaian permasalahan.

Plot menjadi salah satu unsur paling penting dalam sebuah drama, hal ini yang akan menentukan menarik tidaknya dari pementasan drama.

8 dari 10 halaman

Unsur drama berikutnya yaitu karakter atau perwatakan tokoh. Dalam sebuah pementasan drama, tokoh harus memiliki watak dan perilaku yang menonjol. Sehingga penonton dapat memahami bagaimana alur cerita yang sedang diperankan oleh para tokoh.

Karakter ini sudah diciptakan saat penulis menulis sebuah naskah drama. Kemudian penggambaran watak ini akan dikembangkan oleh masing-masing tokoh. Sehingga konsistensi watak para tokoh ini sangat penting diperankan dari awal hingga akhir cerita.

9 dari 10 halaman

Instagram.com/Sanggar Ori Gunungkidul

Dialog merupakan percakapan yang terjadi dalam sebuah pementasan drama. Secara umum, dialog yang digunakan saat pementasan drama harus memahami kalangan penonton.

Misalnya akan mementaskan sebuah pertunjukan drama di kalangan remaja, maka bahasa yang digunakan dalam dialog tersebut disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari para remaja.

10 dari 10 halaman

©2020 Merdeka.com

Setting atau tempat merupakan salah satu unsur drama yang paling mendukung pementasan. Biasanya setting akan disesuaikan dengan suasana dalam cerita. Sehingga penonton akan memahami kapan, di mana, serta suasana yang diciptakan dalam pementasan tersebut.

Selain itu, panggung juga harus mampu menggambarkan suasana yang tercipta dalam setiap adegan. Oleh karena itu, tak jarang kita melihat berbagai macam properti pendukung di atas panggung. Hal ini dimaksudkan agar penonton lebih memahami alur cerita yang sedang dikembangkan di hadapan umum.

[mdk/jen]

Video yang berhubungan