Udara yang bergerak secara vertikal dengan kecepatan tinggi dalam istilah eskplanasi disebut

2)Deretan penjelas Pada bagian ini berisi perincian proses atau sebab terjadinya suatu fenomena yang juga mencakup akibat dan dampak yang ditimbulkan. 3)Interpretasi Bagian ini berisi penafsiran penulis mengenai topik dengan perspektif tertentu yang lebih luas dan menyeluruh, serta menjelaskan korelasi peristiwa yang menyertainya. 4)Simpulan Pada bagian akhir teks terdapat tanggapan penulis dalam menyikapi fenomena berupa pernyataan reflektif yang bersifat umum. 2. Ciri-ciri Teks Eksplanasi Pembahasan dalam teks eksplanasi menggunakan konteks ilmiah melalui pemaparan sejarah, definisi, klasifikasi, dan kebiasaan. Informasi tersebut dapat berupa fakta-fakta empiris, data statistik, dan rangkaian peristiwa yang menjelaskan korelasi antaraspek dan antarperistiwa dalam teks. Berikut ciri-ciri atau karakteristik teks eksplanasi yang dapat memudahkan kita untuk membedakan antara teks eksplanasi dengan teks lainnya. Ilmiah Fenomena yang dijelaskan dalam teks eksplanasi berdasarkan konteks ilmiah, yaitu berupa fakta, realita, teori, dan penelitian. Penjelasan tersebut dapat berupa sejarah, klasifikasi, atau definisi. Logis Penjelasan fenomena dalam teks eksplanasi bersifat logis dan teoretis. Objektif

Penjelasan dalam teks dapat disertai argumen yang bersifat objektif dengan didukung teori yang relevan, sehingga dapat pula dijadikan rujukan yang valid. Bukan teks eksposisi Teks eksplanasi tidak bertujuan memengaruhi pembaca, tetapi memaparkan fakta berdasarkan bidang keilmuan. Bukan teks prosedur Teks eksplanasi menjelaskan proses yang alami, tidak disadari, dan melalui jangka waktu yang panjang. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi Di dalam teks eksplanasi ini biasanya mengandung ciri kaidah kebahasaan diantaranya sebagai berikut: 1.Fokus pada hal umum (generic), bukan berfokus partisipan manusia (nonhuman participants). Contoh seperti: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, serta juga udara. 2.Dimungkinkan untuk menggunakan istilah ilmiah. 3.Lebih banyak menggunakan verba material serta juga verba relasional (kata kerja aktif). 4.Menggunakan konjungsi waktu serta juga kausal. Contohnya seperti: sehingga, pertama, jika, bila, sebelum, dan kemudian. 5.Menggunakan kalimat pasif. Eksplanasi itu ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan itu dengan secara kausal itu benar adanya. Judul: Pelangi 1. Pernyataan Umum (Pembuka) Pelangi, Bahasa Inggrisnya “Rainbow” merupakan suatu peristiwa optik atau meterologi berwujud cahaya yang bermacam-macam warna paralel satu dengan yang lainnya di langit atau juga media yang lain. Pada saat terjadi hujan ringan dilangit terlihat pelangi itu seperti bercahaya yang mana cahaya tersebut menuju cakrawala. Selain daari itu di sekitar air terjun kita dapat juga melihat Pelangi yang indah.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 27 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Udara yang bergerak secara vertikal dengan kecepatan tinggi dalam istilah eskplanasi disebut
Ilustrasi Angin Puting Beliung. ©2015 Merdeka.com

JATIM | 10 Februari 2021 16:00 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Angin puting beliung adalah sebuah fenomena alam yang cukup sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Angin puting beliung umumnya terjadi saat musim pancaroba atau saat pergantian dari musim penghujan ke musim kemarau.

Pemberian nama atau penyebutan terhadap angin puting beliung tampaknya memiliki perbedaan antara satu daerah dengan daerah lain, sesuai dengan penyebutan di daerah masing-masing.

Di antaranya, orang Jawa menyebut angin puting beliung sebagai angin leysus atau angin puyuh, di Sumatera disebut angin bahorok dan di negara-negara lain seperti di Amerika Serikat angin jenis ini disebut dengan tornado yang mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter.

Lantas, apa penyebab angin puting beliung bisa terjadi? Berikut ulasan selengkapnya.

2 dari 4 halaman

Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian antara 5 - 10 menit. Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pancaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar. 

Bencana puting beliung merupakan bencana yang relatif tinggi angka kejadiannya. Data BNPB menyebutkan bahwa bencana puting beliung memberikan sumbangan sebesar 21% dari semua bencana yang ada di Indonesia, dilansir dari Jurnal Geografi Universitas Negeri Semarang.

Angin puting beliung bergerak mengaduk laut di bawahnya dan menyebabkan gelombang besar yang sangat kuat. Ketika angin puting beliung terbentuk, uap air terangkat dari lautan dan membentuk dinding awan yang tebal. Angin kencang yang berputar di sekitar daerah yang tenang, bersih dari awan,dan bertekanan rendah, disebut mata angin puting beliung.

3 dari 4 halaman

Berikut beberapa tanda-tanda serta proses terjadinya angin puting beliung, yang dilansir dari penanggulanganbencana.denpasarkota.go.id:

  1. Udara panas dan gerah.
  2. Dilangit tampak ada pertumbuhan awan kumulus (awan putih bergerombol berlapislapis).
  3. Awan tiba-tiba berubah dari warna putih menjadi hitam pekat (awan Cumulonimbus).
  4. Ranting pohon dan daun-daun bergoyang cepat karena tertiup angin yang terasa sangat dingin.
  5. Jika fenomena ini terjadi, kemungkinan besar hujan diasertai angin kencang akan datang.

Terjadinya angin puting beliung biasanya adalah pada saat musim pancaroba saat siang hari di mana suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul akibat radiasi matahari. Di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan tinggi menghembus kepermukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak yang dikenal sebagai angin puting beliung.

4 dari 4 halaman

Melansir dari nationalgeographic.com, penyebab puting beliung karena adanya bentrokan antara udara hangat yang lembap dengan udara dingin yang kering. Udara dingin yang lebih padat didorong oleh udara hangat, biasanya menghasilkan badai petir. Udara hangat naik melalui udara yang lebih dingin, menyebabkan aliran udara ke atas. Updraft akan mulai berputar jika kecepatan atau arah angin berubah tajam.

Saat updraft berputar, yang disebut mesocycle, ia menarik lebih banyak udara hangat dari badai yang bergerak dan kecepatan rotasinya meningkat. Udara dingin yang diumpankan oleh aliran jet atau gelombang angin yang kuat di atmosfer, memberikan lebih banyak energi. Tetesan air dari udara lembap mesocyclone membentuk awan corong. Corong terus berkembang dan akhirnya turun dari awan. Saat menyentuh tanah, hal ini menjadi angin puting beliung.

Angin puting beliung merupakan bencana alam dan sulit diprediksi kapan akan terjadi dan dapat menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan atau kerugian harta benda dan dampak psikologis. Dampak terjadinya angin puting beliung antara lain adalah rusaknya rumah dan infrastruktur daerah yang terkena, timbulnya korban jiwa manusia, rusaknya kebun-kebun warga, adanya kerugian material, banyaknya puing-puing dan sampah yang terbawa dan berserakan, serta terganggunya kegiatan ekonomi.

(mdk/edl)