Tuliskan tiga teknik yang dapat membantu pemain dalam menghafal naskah

Seperti yang kita tahu, dalam sebuah proses pembuatan film terdapat tiga proses dasar yakni pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pra produksi merupakan tahap pertama dalam proses produksi, semua persiapan serta perencanaan yang berkaitan dengan proses produksi dilakukan dalam tahap pra produksi ini.

Salah proses yang terjadi pada tahapan pra produksi ini adalah casting. Casting merupakan proses penentuan pemain yang didasarkan pada analisis naskah untuk diproduksi. Mungkin istilah casting ini sendiri sudah sangat sering kita dengar, namun belum sepenuhnya bisa dipahami. Adapun beberapa jenis dari casting itu sendiri yang perlu diketahui.

1. Casting by Ability

Casting by ability ini merupakan proses penentuan pemain yang lebih ditekankan pada kecakapan atau kesesuaian kemahiran dengan tokoh yang akan diperankan. Sehingga nantinya tokoh yang dibawakan bisa diperankan secara natural dan pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan lebih mudah pada penonton.

Tidak bisa dipungkiri, terkadang dalam proses casting, seorang sutradara mencari seseorang yang memiliki fisik serta psikologis yang hampir mirip dengan tokoh yang terdapat dalam naskah, namun di sisi lain, sutradara juga mempertimbangakn aspek abilty ini.

Hal itu bertujuan untuk menampilkan tokoh yang lebih nyata dan natural, sehingga perlu dipertimbangkan aspek kemahiran dan kecakapannya. Terlebih kecakapan, dalam hal menghafal naskah dengan cepat itu akan sangat membantu proses produksi berjalan dengan lancer tentunya.

2. Casting to Emosional Temprament

Selain berdasarkan dengan syarat fisik dan juga kemahiran yang dimiliki, dalam proses pemilihan peran ini juga diperlukan seseorang yang memiliki karakter atau watak yang hampir sama dengan tokoh yang akan dimainkan.

Sehingga dengan berbagai kesamaan emosi, tempramen, kebiasaan, hobi dan lain sebagainya , peran tokoh tersebut akan semakin mudah untuk dibawakan. Dan yang paling penting, seseorang yang akan memerankannya juga tidak akan merasa terbebani dalam proses produksi itu.

3. Casting to Tipe

Casting to tipe merupakan proses pemilihan tokoh dengan menyocokan atau menyesuaikan kondisi fisik dari pemain dengan tokoh yang akan diperankan. Tokoh seorang lelaki tua akan sangat terlihat natural dan sangat menjiwai saat dibawakan juga dengan seorang pemain yang sudah tua, begitupun dengan peran sebagai seorang pembecak, akan sangat terlihat natural apabila juga diperankan oleh tukang becak.

Namun, kendalanya adalah ekspresi yang ditampilkan bisa saja tidak sesuai dengan ekspektasi dari sutradara. Seorang actor yang memerankan tukang becak, dengan seorang tukang becak sesungguhnya akan memiliki perbedaan dalam menunjukkan ekspresinya saat berada di depan kamera.

4. Anti Type Casting

Selain dicari seorang pemain yang memiliki kondisi emosi, fisik serta temperamental yang sesuai dengan tokoh yang terdapat dalam naskah, terkadang untuk membuat suatu hal yang menarik dan berbeda seorang sutradara memilih jenis casting anti type ini dalam proses pemilihan pemainnya.

Seorang sutradara akan mencari seorang pemain dengan watak, psikologis, dan watak yang sangat bertentangan dengan peran tokoh yang akan dimainkan. Hal ini seringkali dimaksudkan sebagai educational casting.

Lebih mudahnya adalah jenis casting yang satu ini ditujukan untuk mendidik seorang pemain menjadi peran yang sangat berbeda dengan biasanya.

5. Therapeuctic Casting

Selain diperuntukan untuk mendidik seorang pemin, pemilihan pemain dengan kondisi fisik, temperamental, atau emosi yang sangat bertentangan ini juga bisa dimaksudkan untuk memberikan sebuah penyembuhan pada jiwa jiwa yang kurang stabil dari sisi psikologinya atau dalam kata lain bisa digunakan untuk mengurangi ketidakseimbangan jiwa pada pemain.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Halo Sobat SMP! Pernahkah Sobat SMP menyaksikan drama teater di mana para tokohnya sangatlah keren dalam memerankan perannya masing-masing? pelakonan tokoh yang bagus dari teater akan membuat penontonnya merasa terbawa ke dalam cerita. Memang akting adalah salah satu kunci dari keberhasilan seni teater.

Bagi Sobat SMP yang belum tahu, seni peran atau dikenal dengan akting, adalah seni untuk berbuat seolah-olah menjadi seseorang atau sesuatu yang bukan dirinya sendiri. Seorang aktor yang merupakan unsur utama dalam sebuah pementasan fragmen atau teater harus mampu memerankan tokoh dan karakter sesuai dalam naskah atau konsep yang ingin dibawakannya. 

Sebagai contoh, jika Sobat SMP sedang memerankan tokoh tentara dalam teater, itu artinya Sobat SMP juga harus bisa “menjadi” seorang tentara. Mulai dari gestur tubuh, lantangnya berkata-kata, hingga ekspresi kerasnya wajah seorang tentara.

Seorang aktor atau aktris haruslah selalu memesona ketika di atas pentas. Ia harus mampu meyakinkan penonton bahwa ia tidak sedang berpura-pura. Oleh karenanya, seorang pemain teater atau fragmen harus selalu mengasah kemampuan dirinya agar memiliki kepekaan melalui proses latihan teknik seni peran.

Sejatinya, untuk menjadi seorang pemain teater yang cakap tentu tidak boleh hanya mengandalkan bakat saja, tetapi harus melakukan latihan dengan sungguh-sungguh. Bahkan ada pemain yang merasa tidak memiliki bakat menjadi seorang aktor, namun mau bersungguh-sungguh latihan maka ia akan mampu bermain dengan baik. Jadi, bakat bukanlah satu-satunya faktor utama. Harus juga didukung keinginan dan motivasi yang kuat untuk menjadi pemeran atau aktor yang baik

Nah, pada kesempatan kali ini kita membedah cara mengolah teknik seni peran melalui tiga instrumen utama, yaitu, olah tubuh, olah suara, dan juga olah rasa.. Kira-kira seperti apa saja yang harus diperhatikan dalam mempelajari seni peran? Yuk simak artikel ini!

Tubuh merupakan elemen dasar yang menjadi pusat perhatian penonton saat seorang aktor berada di atas pentas. Gestur tubuh dapat mencerminkan watak dan karakter tokoh yang sedang diperankan. Untuk memiliki tubuh yang fleksibel agar dapat melakukan akting yang baik, seorang aktor harus melatih tubuhnya agar memiliki stamina dan kelenturan dalam memerankan tokoh.

Cobalah untuk melakukan pergerangan di beberapa bagian tubuh agar lebih luwes dalam melakukan beberapa gerakan. Bila tubuh sudah luwes, gestur dan gerakan akan terlihat lebih natural serta ciamik ketika sedang memerankan tokoh apa pun.

Baca Juga  Kreasi Akrilik Nan Cantik SMP Terbuka 1 Cikidang

Suara adalah bagian penting dalam seni teater karena merupakan salah satu media dalam menyampaikan pesan kepada penonton. Aktor harus memiliki vokal yang baik karena setiap kata yang diucapkan harus jelas terdengar oleh penonton. Untuk itu, seorang aktor dapat melatih suaranya dengan melakukan latihan artikulasi dengan mengucapkan huruf vokal a, i, u, e, o dengan jelas dan berulang-ulang.

Tidak hanya latihan vokal saja, penguasaan diksi, intonasi, tekanan kata, tempo, serta irama perlu diasah juga pada saat membaca naskah, membaca puisi, atau pada saat bernyanyi.

Selain gerakan dan suara, hal yang tak kalah penting adalah ekspresi dan penjiwaan. Latihan olah rasa bisa diawali dengan latihan pernapasan, konsentrasi, dan imajinasi. Olah rasa bertujuan untuk melatih kepekaan rasa seorang aktor untuk mampu memerankan tokoh sesuai karakter dan watak yang diinginkan.

Aktor yang baik harus mampu menjadi orang lain secara natural. Kepekaan rasa atau sukma ini dapat dilakukan dengan melatih rasa dan emosi, seperti rasa senang, sedih, marah, benci, malas, kecewa, bahagia yang dilakukan secara berulang-ulang. Penjiwaan yang tepat akan meyakinkan penonton bahwa kamu adalah benar-benar seorang tokoh di dalam teater tersebut.

Nah, itu tadi tiga cara mengasah kemampuan berakting dalam seni teater. Ketiganya merupakan instrumen yang sangat penting dalam memerankan karakter. Jika Sobat SMP ingin menjadi seorang aktor yang baik, sering-seringlah melatih gerakan (olah tubuh), vokal (olah suara), dan juga penjiwaan (olah rasa).

Selengkapnya Sobat SMP bisa membaca informasinya di modul PJJ Seni Teater terbitan Direktorat SMP yang dapat diunduh secara gratis di situs Direktorat SMP. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi yang tertarik mendalami dunia peran di seni teater.

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: Modul PJJ Seni Budaya Teater kelas VII semester gasal terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Liputan6.com, Jakarta - Tidak hanya orang lanjut usia yang mengalami lupa. Terkadang anak muda pun seringkali melupakan hal-hal kecil seperti lupa meletakan barang, lupa membawa berkas, atau bahkan susah mengingat informasi.

Lalu bagaimana kita mengingat kembali?  Jawabannya cukup sederhana. Kita harus mengubah cara kita menyimpan informasi dalam pikiran kita. Dilansir dari lifehack.org, ada lima teknik menghafal yang dapat membuat Anda lebih mudah untuk mengingat informasi.

BACA JUGA: 14 Cara Menghafal dengan Cepat dan Efektif untuk Belajar

Membangun Istana Memori

Metode loci atau bisa disebut istana memori yaitu peningkatan memori menggunakan visualisasi dengan menggunakan memori spasial. Ini adalah metode yang dibahas oleh Cicero dalam dialog kuno yang disebut De Oratore. Banyak juara kontes memori mengaku menggunakan teknik ini untuk mengingat wajah, angka, dan daftar angka-angka.

Mnemonik

Mnemonic adalah perangkat memori yang membantu dalam pengambilan informasi. Sistem mnemonic ialah teknik yang digunakan secara sadar untuk meningkatkan memori. Dengan membantu Anda menggunakan informasi yang sudah tersimpan dalam memori jangka panjang untuk mempermudah menghafal.

Mnemonics memanfaatkan isyarat pengambilan untuk menyandikan informasi di otak kita, sehingga memungkinkan penyimpanan dan pengambilan informasi yang efisien. Caranya adalah dengan belajar membuat mnemonik. Jika Anda merasa kesulitan membuat sendiri, coba situs web berikut: Mnemonic Generator.

Sistem Pasak Mnemonik

Sistem pasak mnemonik adalah teknik untuk menghafal daftar dan berfungsi dengan menghafal daftar kata yang mudah dikaitkan dengan angka yang diwakilinya. Objek-objek ini adalah pasak dari sistem. Triknya adalah membuat Sistem Nomor Sajak dengan setiap angka memiliki kata kunci mnemonik berima.

Chunking

Memotong adalah cara untuk mengingat informasi dalam jumlah besar dengan memecahnya menjadi informasi yang lebih kecil. Kita lebih mungkin mengingat informasi ketika kita menyatukan kembali potongan-potongan kecil untuk melihat keseluruhan gambar.

Trasnfer pembelajaran

Transfer pembelajaran adalah cara untuk mempelajari sesuatu di satu bidang dan menerapkannya di bidang lain.  Ada Transfer Vertikal (Transfer Jauh), yaitu pikirkan untuk belajar sesuatu di sekolah dasar dan menerapkannya nilai lain atau lebih tinggi dalam kehidupan. Ada Transfer Horisontal (Transfer Dekat), contohnya seperti pikirkan belajar konsep dalam sejarah dan menerapkannya dalam matematika. (Adinda Kurnia Islami)

Saksikan video pilihan di bawah

Beberapa tips berikut bisa membantu Anda dalam mengelola gaji pekerjaan pertama yang biasanya tidak terlalu besar