Tuliskan keuntungan yang diperoleh Sunan Gresik dengan berdakwah melalui cara berdagang

Sunan Gresik yang mendirikan pesantren dan Masjid pertama di Jawa

Sunan Gresik menjadi wali pertama dalam jajaran Wali Songo. Sunan Gresik ini memiliki banyak julukan. Mulai dari sebagai bapak para wali hingga penyebar ajaran Islam pertama di pulau Jawa.

Beliau adalah bapak dari Sunan Ampel dan merupakan kakek dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Tidak diketahui secara pasti tanggal dan tahun kelahiran dari Sunan Gresik, tapi beliau ini meninggal di tahun 1419, tepatnya pada hari Senin 12 Rabbiul Awwal 822 Hijriah.

Jika melihat dari silsilah keturunannya, Sunan Gresik ini merupakan keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad SAW melalui Siti Fatimah yang menikah dengan Ali bin Abi Thalib.

Baca Juga: 37+ Rekomendasi Nama Toko Islami, Insya Allah Usaha Lancar dan Penuh Berkah!

Nama Asli Sunan Gresik

Tuliskan keuntungan yang diperoleh Sunan Gresik dengan berdakwah melalui cara berdagang

Foto: islamic-center.or.id

Hingga saat ini, asal usul Sunan Gresik sebenarnya masih menjadi perdebatan. Ada yang mengatakan kalau beliau ini keturunan Arab, tapi ada juga yang mengatakan beliau keturunan dari Uzbekistan dan ada juga yang mengatakan asalnya dari Persia.

Sunan Gresik memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim. Beliau awalnya dikenal dengan nama Maulana Maghribi tapi kemudian namanya lebih populer dengan julukan sebagai Sunan Gresik.

Dijuluki sebagai Sunan Gresik karena tempatnya berdakwah yang paling lama adalah di Gresik, Jawa Timur.

Pada tahun 1371, Sunan Gresik pertama kali datang ke kota Gresik dan mulai menyebarkan agama Islam dengan cara berdagang. Beliau kemudian dipertemukan dengan Raja Majapahit dan diperbolehkan untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat setempat.

Sunan Gresik kemudian menetap di desa bernama Sembalo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Di sanalah beliau pertama kali mendirikan masjid di Desa Pasucinan, Manyar.

Baca Juga: Apa Perbedaan Infak dan Sedekah? Ini Penjelasannya Menurut Islam

Wali Songo Pertama dan Pendiri Pesantren Pertama di Jawa

Tuliskan keuntungan yang diperoleh Sunan Gresik dengan berdakwah melalui cara berdagang

Foto: beritasatu.com

Tidak hanya masjid saja yang dibangun pertama kali oleh Sunan Gresik, tapi juga pesantren. Menjadi Wali Songo pertama yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa, Sunan Gresik memegang peranan penting dalam pendirian pesantren.

Mendapat kepercayaan dari Raja Majapahit untuk menyebarluaskan ajaran Islam di tanah Jawa, Sunan Gresik yang diangkat sebagai Syahbandar ini mendirikan pesantren pertama di Desa Pasucinan tersebut.

Tidak diketahui secara pasti, apakah Sunan Gresik membangun pesantren terlebih dahulu atau membangun masjid lebih dulu, tapi di desa tersebut menjadi lokasi pertama dari pembangunan masjid dan pesantren di Jawa.

Masjid yang dinamakan dengan nama Masjid Pesucinan hingga saat ini masih tetap berdiri dan menjadi masjid tertua di Pulau Jawa.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW, Nabi dan Rasul Terakhir Suri Tauladan Umat Islam

Kisah Dakwah Pertamanya Menolong Gadis yang Dijadikan Persembahan

Tuliskan keuntungan yang diperoleh Sunan Gresik dengan berdakwah melalui cara berdagang

Foto: markazinayah.com

Pada masa-masa awal kedatangannya di tanah Jawa, Sunan Gresik mengalami sebuah kejadian saat beliau sedang mengembara. Ketika itu, cuaca sangat terik karena sudah berbulan-bulan tidak ada hujan di daerah tersebut.

Di tengah perjalanannya mengembara, beliau melihat banyak orang berkerumun sambil mengerumuni panggung bebatuan. Di atas bebatuan tersebut ternyata ada seorang gadis yang berpakaian putih dengan kedua yangan yang dicengkram oleh dua orang lelaki berbadan besar.

Di dekat gadis itu juga ada seorang yang sedang membacakan mantra sambil memegang pisau.

Saat Sunan Gresik bertanya pada orang-orang, beliau mendapat informasi kalau gadis tersebut sedang menjadi tumbal untuk dipersembahkan kepada dewa hujan karena di tempat tersebut sedang mengalami kemarau panjang.

Kemarau panjang ini mengakibatkan sumur kering dan ladang tidak bisa menghasilkan panen. Ketika beliau ingin menggagalkan upacara penumbalan tersebut, kedua orang berbadan besar tersebut menyergap Sunan Gresik.

Baca Juga: 7+ Tradisi Islam di Nusantara, Beda Daerah Beda juga Tradisinya, Unik!

Tapi baru beberapa langkah saja, kaki dua orang tersebut terasa lemas hingga tidak bisa digerakkan.

Setelah mengetahui kalau korban persembahan ini adalah yang ketiga, Sunan Gresik kemudian bersama kelima muridnya menghadap kiblat lalu melakukan shalat sunah Istisqa sebanyak dua rakaat untuk memohon hujan. Tak berselang lama, turunlah hujan dengan deras.

Orang-orang setempat yang sangat gembira pun berterima kasih dan ingin menyembah Sunan Gresik, tapi hal tersebut dilarang oleh beliau dan menyuruh mereka untuk mengucapkan syukur pada Allah SWT.

Orang-orang tersebut kemudian diajarkan mengucapkan dua kalimat syahadat dan diajak untuk memeluk agama Islam. Inilah kisah dakwah pertama dari Sunan Gresik di Pulau Jawa.

Kesuksesan Berdakwahnya Didukung oleh Perannya Sebagai Tabib

Tuliskan keuntungan yang diperoleh Sunan Gresik dengan berdakwah melalui cara berdagang

Foto: istockphoto.com

Salah satu cara yang dilakukan oleh Sunan Gresik dalam berdakwah adalah dengan membuka praktik pengobatan gratis kepada masyarakat setempat, terutama rakyat yang kehidupan ekonominya kurang mampu.

Sunan Gresik memiliki kemampuan untuk mengobati orang karena dulunya beliau pernah belajar ilmu pengobatan tradisional. Beliau pun memanfaatkan keahliannya ini untuk berdakwah.

Sunan Gresik tidak pernah membeda-bedakan golongan masyarakat. Baik itu golongan kelas bawah, tengah, hingga atas dianggapnya sama. Inilah yang membuat Sunan Gresik memiliki pengaruh kuat di masyarakat.

Kemampuan Sunan Gresik sebagai tabib pun terdengar hingga kerajaan Majapahit sehingga beliau pernah diundang oleh raja untuk mengobatinya istrinya yang sedang sakit.

Baca Juga: Mengenal 9 Wali Songo, Para Tokoh Penyebaran Ajaran Islam di Pulau Jawa

Pendekatan Dakwah Dilakukan dengan Bertani, Bercocok Tanam, dan Berdagang

Tuliskan keuntungan yang diperoleh Sunan Gresik dengan berdakwah melalui cara berdagang

Foto: kompas.com

Cara berdakwah Sunan Gresik tidak hanya dengan pengobatan gratis saja, tetapi beliau juga berdakwah dengan cara bertani dan bercocok tanam.

Beliau mengajarkan masyarakat setempat cara bercocok tanam dan bertani yang benar. Tentu saja Sunan Gresik mengajarkannya secara gratis. Sambil mengajarkan cara bercocok tanam dan bertani, beliau sambil berdakwah dan mengajarkan agama Islam kepada masyarakat.

Dengan begitu, masyarakat tidak merasa dipaksa untuk memeluk agama Islam. Selain dengan bercocok tanam dan bertani, Sunan Gresik juga mengajarkan tentang cara berdagang dari hasil tanam tersebut.

Cerita sejarah dari Sunan Gresik ternyata sangat menarik untuk diketahui ya Moms. Semoga cerita di atas bisa menambah pengetahuan Moms tentang Wali Songo.

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Gresik
  • http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/3073-2970/Gresik_31229_p2k-unhamzah.html
  • https://nasional.okezone.com/read/2021/04/25/337/2400316/kisah-sunan-gresik-menggagalkan-pengorbanan-seorang-gadis-yang-akan-dibunuh?page=2

tirto.id - Dipercaya sebagai wali senior dari sembilan Wali Songo, Syekh Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam di kawasan Gresik.

Karena wilayah dakwahnya berbasis di Gresik, Syekh Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan sebutan Sunan Gresik.

Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik lahir di Campa (Kamboja). Untuk tanggal lahirnya sendiri tidak diketahui dengan jelas.

Namun, dari silsilah keturunannya, nasab Sunan Gresik sampai pada Nabi Muhammad SAW melalui jalur Husain bin Ali RA.

Tuliskan keuntungan yang diperoleh Sunan Gresik dengan berdakwah melalui cara berdagang

Sunan Gresik memperoleh didikan langsung dari ayahnya, Barokat Zainul Alam, seorang ulama kesohor di Kamboja.

Pada abad ke-14, ia hijrah ke daerah Jawa dan berlabuh di Gerwarasi atau Gresik. Pada saat itu, Gresik dikenal dengan bandar niaga yang maju dan terkenal di wilayah Asia Tenggara.

Bersama rombongannya, ia berlayar ke Jawa pada 1371 dan menghadap Raja Majapahit Brawijaya untuk mendakwahkan Islam.

Agus Sunyoto dalam Atlas Wali Songo (2016) menjelaskan bahwa Raja Majapahit menolak ajakan Islam Sunan Gresik, namun menyambut baik kedatangannya.

Oleh Raja Majapahit, Sunan Gresik diangkat menjadi syahbadar dan diperbolehkan menyebarkan Islam kepada orang-orang setempat. Melalui restu itu, Sunan Gresik lalu mendirikan masjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.

Strategi dakwah yang digunakan Sunan Gresik adalah dengan jalur niaga di tempat publik. Dengan berdagang, ia berinteraksi langsung dengan masyarakat Gresik kala itu, serta belajar bahasa daerah setempat.

Karena luwesnya pergaulan Sunan Gresik, ia berhasil menarik perhatian penduduk Jawa. Selain itu, Raja Majapahit juga menghormatinya, serta menghibahkan sebidang tanah di pinggiran kota Gresik.

Melalui tanah pemberian raja itu, Sunan Gresik membangun pesantren untuk mendidik kader-kader dai penyebar Islam.

Selain melalui jalur perdagangan, Sunan Gresik juga menempuh jalur politik untuk mendakwahkan Islam. Ia menikahkan putrinya dengan Raja Majapahit (Hamka, dalam Sejarah Umat Islam IV, 1981).

Dukungan politik dan modal sosial yang ia miliki menjadikan Islam berkembang pesat di tanah Jawa.

Mulai dari Gresik dan sekitarnya, Syekh Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam selama 40 tahun dan menjadi wali senior dari pendakwah-pendakwah Islam di tanah Jawa.

Dari sisi keluarga, selama masa hidupnya, Sunan Gresik memiliki tiga istri yaitu Siti Fathimah, Siti Maryam, dan Wan Jamilah.

Dari tiga istrinya itu, ia memiliki sembilan anak. Salah satu penerus besar dalam dakwah Sunan Gresik adalah anaknya sendiri yaitu Raden Ali Rahmatullah atau yang dikenal dengan Sunan Ampel.

Sunan Gresik meninggal pada 1419. Makamnya terletak di desa Gapuro Sukolilo, Jl. Malik Ibrahim, 200 meter dari alun-alun kota Gresik.

Baca juga:

  • Nama-Nama Asli Wali Songo: Strategi Dakwah & Wilayah Persebarannya
  • Sejarah Singkat Kesultanan Cirebon: Kerajaan Islam Sunda Pertama

Baca juga artikel terkait SUNAN GRESIK atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/tha)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Abdul Hadi

Array

Subscribe for updates Unsubscribe from updates