Tuliskan dua sikap yang mencerminkan beriman kepada Akhir Akhir

Oleh : Zaid Helsinki Putra

(SMPN 9 Kota Kendari, Sulawesi Utara)

Kejujuran sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam segala hal, selain tentu saja kerja keras, usaha, dan nasib baik.  Dengan demikian, kita harus meyakini bahwa kejujuran sangatlah penting dalam kehidupan kita. Kejujuran harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari semua aktifitas yang kita jalani, karena pada dasarnya ia merupakan sumber segala kebaikan.

Jujur adalah suatu sikap yang lurus hati, menyatakan yang sebenar-benarnya tidak berbohong atau berkata hal-hal yang menyalahi apa yang terjadi (fakta). Jujur juga dapat diartikan tidak curang, melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku dan lain sebagainya. Jujur juga bisa bermakna kesesuaian antara niat dengan ucapan dan perbuatan seseorang. Sifat jujur sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap individu. Wajib hukumnya bagi kita untuk selalu berusaha jujur dalam hal apapun baik lisan maupun perbuatan. Sifat ini adalah dasar dan sebuah patokan sebuah kepercayaan. Jika kita sekali dapat dipercaya, orang lain akan mempercayai kita dan menilai kita seterusnya baik.

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “kejujuran itu mahal”. Kejujuran memang sangat mahal, itulah mengapa berkata jujur terkadang terasa sangat berat. Kejujuran dapat membuat orang lain tenang dan senang, walaupun kadang ada juga yang merasa sakit. Ada juga kejujuran yang membuat kita dibenci karena karena merasa terganggu oleh sesuatu yang salah yang sudah dilakukannya.

Pada dasarnya, tidak ada alasan bagi kita untuk berbohong, jika kita mampu meyakini  arti kejujuran. Sebenarnya sangat gampang untuk berbuat jujur. Jika kita salah maka kita seharusnya mengakui kesalahan tersebut, jika sesuatu hal tertentu merugikan orang lain lebih baik kita jujur dengan apa yang sudah terjadi. Dengan demikian, setidaknya tindakan jujur akan meringankan sebuah masalah dan tidak timbul masalah baru.

Satu kebohongan akan mendorong kebohongan lainnya. Jadi, lebih baik kita berperilaku jujur karena dengan kejujuran akan membuat kita tenang dan nyaman, karena kejujuran itu dekat dengan kebenaran. Sebagaimana Allah SWT telah memerintahkan secara tegas kepada orang-orang beriman agar berkata benar, seperti terjemahan Firman Allah dalam  Q.S. Al-Ahzab/33:70 di bawah ini:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar”.

Ayat tersebut jelas sekali mengatakan bahwa Allah SWT menyeru kepada orang beriman untuk bertakwa kepada Allah SWT dan berkata benar. Bertakwa artinya bersungguh-sungguh dalam menaati semua perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya. Hakikat dari takwa adalah takut kepada Allah SWT, seperti takut berbuat salah dan dosa. Seseorang yang beriman kepada Allah SWT hendaklah menyempurnakan iman dengan takwa. Orang yang bertakwa akan melandasi semua ucapan serta perbuatannya dengan kejujuran.

Kejujuran merupakan suatu pondasi yang mendasari iman seseorang, karena sesungguhnya iman itu adalah membenarkan dalam hati akan adanya Allah SWT. Seorang muslim dan muslimah sudah seharusnya menghiasi dirinya dengan sifat jujur. Seseorang yang bersifat jujur akan mudah mendapat kepercayaan orang lain. Hal ini dikarenakan mereka akan merasa aman ketika memberi kepercayaan kepada orang jujur. Kepercayaan itu sangat mahal karena kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mempercayai kita, sebab kepercayaan terlahir dari kejujuran yang kita tunjukkan.

Jika kita memang jujur orang lain akan percaya kepada kita. Kepercayaan juga tidak bisa dibeli dengan uang. Kepercayaan akan tumbuh dengan sendirinya jika ada kejujuran. Jika, seseorang dipercaya oleh orang lain, niscaya hal tersebut akan mempermudah jalan mencari rejeki.

Sekedar  mengingatkan  dan  memberitahukan  kepada sesama muslim bahwa kejujuran itu adalah hal yang sering kita anggap sepele namun memiliki dampak yang sangat luar biasa. Setiap agama pasti menekankan bahwa kejujuran itu sikap mulia. Ibaratnya, jujur itu seperti bernafas, oleh karenanya jujur tidak membutuhkan upaya belajar lebih dahulu untuk memulainya. Sangat sederhana, semua bisa melakukannya. Sayangnya, karena sangat sederhana itulah semua orang mudah melupakannya.

Kita tahu bahwa sikap jujur merupakan sumber keutamaan, sebaliknya sikap dusta adalah sumber kehinaan. Sikap dusta menjadikan bangunan hubungan manusia menjadi retak, perjalanan kehidupan jadi tidak stabil, dan orang-orang dekat menjauh dari pandangan mata. Mereka tidak lagi membenarkan ucapan kita yang berdusta dan tidak betah ketika dekat denga kita.

 Kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga. Sebaliknya, kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Hal tersebut telah di jelaskan sabda Nabi berikut ini :

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra., Rasulullah SAW. bersabda, “Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT. sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT. sebagai pendusta.” (H.R. Muslim).

Pada Hadits lain juga telah dijelaskan sebagai berikut :

“Tanda orang munafik itu ada tiga, jika berkata dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia khianati.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Selain itu hadits-hadits tersebut, Allah SWT telah menjelaskan didalam surahnya tentang orang-orang yang berbohong sebagai berikut.

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.” (QS An Nahl 16:105)

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT menyanggah tuduhan orang-orang kafir yang mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah ciptaan dan bagian dari khayalan Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya yang membuat kebohongan itu bukan Rasul SAW, tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat kauniyah yang menjelaskan keesaan dan kekuasaan Allah yang terdapat pada alam semesta ini, maupun ayat-ayat qur'aniyah yang memberi petunjuk dalam kehidupan ini.

Jadi sebenarnya mereka yang menjadi pendusta, bukan Rasul SAW karena beliau adalah orang yang paling jujur, sempurna ilmu dan amal perbuatannya, kuat keyakinan, dan paling terpercaya. Karena kejujuran dan kebersihan jiwanya, ia diberi nama al-Amin (orang yang dapat dipercaya).

Oleh karena itu, marilah kita memegang teguh prinsip kejujuran. Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal dalam kenyataan. Pada dasarnya kejujuran dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua. Kejujuran yang telah kita perbuat akan mengantarkan kita pada kesuksesan serta kebahagiaan. Kesuksesan dan kebahagiaan yang dimaksud adalah bukan hanya didapatkan di dunia melainkan juga di akhirat kelak nanti.  

Gimana sekolahnya? Semoga temen-temen makin paham dengan apa yang dipelajari.

Hari ini kita akan melanjutkan materi pendalaman tentang Iman Kepada Hari Akhir. Tapi nih sebelum kita lanjutin pembelajaran tentang Pendidikan Agama tentang Iman kepada hari akhir, kita intermezzo dahulu tentang pengertiannya.

Pengertian Iman Kepada Hari Akhir

Pengertian iman kepada hari akhir atau kiamat secara bahasa (etimologi) ialah percaya akan adanya hari akhir. Sedangkan secara istilah pengertian iman kepada hari akhir ialah percaya dan meyakini akan adanya kehidupan yang kekal (akhirat) dan abadi setelah kehidupan di dunia

Selengkapnya di : Iman Kepada Hari Akhir

Nah, setelah kalian paham mengenai arti iman kepada hari akhir. Selanjutnya admin akan memberi contoh tentang Iman Kepada Hari Akhir.

A. Contoh Perilaku Iman Kepada Hari Akhir

Berikut ini contoh perilaku iman kepada hari akhir dalam kehidupan sehari-hari yang telah Admin kumpulkan, :

1. Meminjami buku catatan pada teman yang saat dispen 2. Membayar amal 3. Membantu ibu membersihkan rumah 4. Meminjami uang teman saat membutuhkan 5. Membantu anak saat terjatuh 6. Menyingkirakan batu di jalan 7. Membuang samaph pada tempatnya 8. Membaca Al-Qur’an dan maknanya 9. Memberi sedekah pada orang-orang yang kurang mampu 10. Membantu ibu mencuci baju 11. Menyapu kelas 12. Shalat 5 waktu 13. Shalat tahaju di sepertiga malam 14. Shalat jama’ah dimasjid maupun dimushola 15. Berdzikir 16. Berkumpul dengan orang-orang shaleh 17. Berkunjung kerumah bapak atau ibu guru saat lebaran 18. Tidak mengejek teman 19. Tidak memukul teman 20. Tidak menggunjing teman 21. Tidak berbicara kotor 22. Tidak meminum-minuman keras 23. Tidak menyekutukan allah dan utusan-utusannya 24. Hormat kepada bapak/ibu guru 25. Hormat kepada orang tua 26. Membantu ibu mencuci piring 27. Tidak memukul teman 28. Membantu guru membersihkan tulisan dipapan tulis 29. Tidak bebuat zina 30. Shalat tepat waktu 31. Menjalankan ibadah puasa sesuai ketentuan 32. Tidak menggunakan narkoba 33. Memakan makanan yang baik dan halal 34. Memakai baju yang menutupi aurot 35. Memandikan orang yang meninggal 36. Mengkhafani orang yang meninggal 37. Menshalatkan orang yang meninggal 38. Menguburkan orang yang meninggal 39. Membayar hutang kepada orang lain 40. Tidak makan secara berlebihan 41. Tidak menjadi orang yang sombong 42. Tidak membeda-bedakan yang kaya dengan yang miskin 43. Tidak membeda-bedakan yang pintar dengan yang bodoh 44. Tidak memilih-milih dalam berteman 45. Tidak makan ditempat umum pada saat bulan ramadhan 46. Bertanggung jawab saat menghilangkan pensil teman 47. Saat kita makan ada teman yang dating, maka mengajaknya makan pula 48. Mengantarkan teman pulang tanpa memikirkan uang bensin 49. Menghadapi cobaan dari allah dengan lapang dada

50. Berdoa agar diselamatkan di akhirat.

B. Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir

Kalian kan sudah tahu pengertian tentang iman kepada hari akhir dan contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir, dibalik semua itu ada hikmah yang bisa kita dapat. Seperti :

1. Meningkatkan Iman dan Taqwa
Kita ingat akan hari akhir, entah kapan datangnya. Dengan kepercayaan ini dapat membuat seseorang hidupnya lebih teratur dan berusaha menjauhi dosa.

2. Menjauhi Pola Hidup Orang Kafir
Allah SWT memperingatkan kita untuk tidak mengikuti gaya hidup orang kafir seperti mabuk-mabukan, maksiat dan sebagainya. Mereka tidak berfikir bagaimana jadinya mereka akan disiksa saat di akhirat kelak.

3. Mendorong Manusia untuk Semangat
Di akhirat kelak, kita akan membawa amal baik maupun buruk kita. Dengan beriman kepada hari akhir kita akan mendapat hikmah dan bersemangat mengerjakan amal baik sebanyak-banyaknya.

4. Berkeinginan Berjihad di Jalan Allah dengan Jiwa dan Harta
Kematian itu pasti, dengan beriman kepada hari akhir mendorong manusia untuk berjihad atau contoh kecilnya kita sebagai pelajar belajar dengan keras walau harta kita banyak yang sudah keluar.

5. Memperjelas Tujuan Hidup
“Kita hidup untuk apa sih?” Kalimat seperti itu pasti pernah terfikirkan, semua hal yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Hidup itu cuman sekali, kita harus berusaha dengan baik untuk apa yang kita perjuangkan namun dalam jalan Allah yang benar.

6. Sabar Saat Ditimpa Musibah
Saat kita sudah beriman kepada hari akhir, ia akan berusaha untuk tetap sabar dan percaya bahwa Allah akan membantunya

Sebenarnya masih ada banyak contoh perilaku dan hikmah beriman kepada hari akhir. Jika temen-temen ada referensi lebih, silahkan cantumkan di kolom komentar cerdika.com

Referensi : Sandria Ardana.

Baca juga: Doa Qunut Rumi