Tujuan utama pengawetan makanan dengan cara pengeringan adalah

3 dari 4 halaman

Tujuan utama pengawetan makanan dengan cara pengeringan adalah
Pengawetan Makanan © 2021 iStock.com

Pengawetan makanan dengan bahan kimia sudah umum banget dijumpai di produk makanan. Bahan yang digunakan telah terbukti aman dan diperbolehkan, hanya aja penggunaanya harus dalam jumlah yang sesuai dengan aturan.

Garam

Pengawetan makanan dengan garam ini masuk dalam pengawetan bahan kimia karena menggunakan garam yang walaupun merupakan bahan alami namun tetap masuk dalam kelompok bahan kimia lho. Sesuai definisinya, bahan kimia adalah suatu bentuk materi yang memiliki komposisi kimia dan sifat karakteristik konstan.

Pengawetan makanan bisa dilakukan dnegan garam karena mengurangi aktivitas air pada makanan. Apa itu? Yakni jumlah air bebas tak terikat dalam bahan pangan yang biasanya digunakan bakteri sebagai media tumbuh. Kemampuan ini hadir karena asosiasi ion natrium dan klorida dengan molekul air.

Gula

Gula bertindak sebagai pengawet makanan dengan tindakan yang sama sebagaimana garam, yakni menghancurkan keseimbangan osmosis sel. Salah satu jenis makanan yang paling terkenal dengan penagwetan gula adalan selai, manisan, dan masih banyak lagi.

Pengasapan

Ini adalah metode pengawetan makanan tertua yang digunakan untuk meningkatkan kualitas makanan dan biasanya digunakan untuk mengawetkan daging dan ikan. Pada proses ini, asap dipaparkan pada bahan makanan untuk menghilangkan kelembapan dari permukaan makanan. Tapi metode ini nggak bsia diandalkan sepenuhnya karena kudu dikombinasikan dengan beberapa metode lain seperti penggaraman atau pengeringan.

Selain beberapa teknik pengawetan makanan di atas, ada juga pengawetan lain yang menggunakan metode khusus misalnya penyinaran dan pengemasan vakum, iradiasi untuk menghancurkan organisme dan pengepakan vakum untuk mengeluarkan oksigen dari kemasan makanan untuk mencegah pertumbuhan bakteri aerob yang akan membusuk makanan.

Natrium Benzoat

Sodium benzoate menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan mikroba lain yang berpotensi berbahaya dalam makanan, sehingga mencegah pembusukan. Ini sangat efektif dalam pengawetan makanan asam karena bekerja di pH 2.5 - 4.

Makanya sering ditambahkan untuk produk-produk seperti soda, jus lemon botolan, acar, jeli, saus salad, kecap, dan bumbu lainnya. Pengawet makanan ini masuk dalam kategori zat yang Umumnya Diakui Aman atau atau Generally Recognized As Safe (GRAS).

Natrium Nitrit

Secara alami, senyawa ini ditemukan di sayuran hijau seperti sayuran hijau berdaun. Namun bisa didapatkan dengan mereaksikan asam nitrat dengan natrium karbonat atau natrium bikarbonat. Sebagai pengawet makanan, natrium nitrit menciptakan rasa yang berbeda, mengontrol oksidasi lipid, dan bertindak sebagai antimikroba. Sayangnya pengawet makanan ini disebut nggak aman.

Contoh bahan pangan yang menggunakan natriut nitrit sebagai pengawet makanan adalah daging olahan, seperti sosis, dendeng, ikan atau daging asap, dan daging ham.

Sulfur Dioksida

Cara kerja pengawetan makanan ini adalah dengan memblokir pertumbuhan mikroba dengan mengganggu fungsi normal sel mereka. Sulfur dioksida biasanya terdapat pada buah dan sayuran kering serta minuman ringan yang beralkohol.

Natrium Sorbat dan Kalium Sorbat

Sebagai bahan pengawet makanan, natrium sorbat banyak digunakan pada keju, daging, saos dan juga mayoses. Ini karena natrium sorbat dapat memperpanjang umur simpan produk dengan menghentikan pertumbuhan jamur, mikroorganisme perusak dalam daftar makanan tersebut.

Keseluruhan bahan pengawet makanan tersebut memang boleh ditambahkan pada makanan namun harus dalam batas tertentu. Sayangnya kan karena jumlahnya nggak ada dalam kemasanan makanan kita nggak tahu berapa jumlah yang udah kita konsumsi setiap hari.

Pengeringan merupakan salah satu metode pengawetan makanan dengan cara memindahkan air dari makanan sehingga menghambat pertumbuhan bakteri. Pengeringan telah dipraktikan di seluruh dunia sejak zaman kuno untuk mengawetkan makanan. Praktik pengeringan paling awal yang diketahui adalah pengeringan yang dilakukan penghuni kawasan Timur Tengah dan Asia diperkirakan bertanggal tahun 12000 SM.[2]

Ikan cod dikeringkan dalam bangunan di Lyngen, Norwegia. Ikan diawetkan melalui berbagai metode seperti pengeringan, pengasapan, dan penggaraman [1]

 

Jamur kering

 

Gurita dijemur di bawah matahari

Berbagai makanan dapat diolah dengan cara dikeringkan. Misal prosciutto, bresaola, dan beef jerky yang termasuk makanan olahan dengan cara dikeringkan. Buah yang biasa dikeringkan misalnya plum, anggur (menjadi kismis), tin, dan kurma, dapat dimakan dalam kondisi kering atau direhidrasi kembali. Namun buah yang direhidrasi kondisinya tidak akan sama dengan buah segar, dan buah kering akan kehilangan berbagai nutrisi.[3] Sayuran seperti bawang putih, bawang merah, bawang bombay, cabai, jamur, dan ganja dikeringkan untuk tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan kadar rasa. dan Makanan yang dikeringkan umum terdapat di dalam tas para penjelajah, personil militer, jagawana, dan profesi lainnya.

Hákarl merupakan produk ikan kering yang paling terkenal di Islandia.

  • Buah kering
  • Curing
  • Ekstrak daging
  • Mie instan
  • Sup instan
  • Pengeringan beku

  1. ^ Grandidier, A. (1899). Guide de l’immigrant à Madagascar. Paris: A Colin et cie.  (Prancis)
  2. ^ "Historical Origins of Food Preservation". Accessed June 2011.
  3. ^ "Grapes Vs. Raisins: A Nutritional Analysis - Yahoo! Voices". voices.yahoo.com. 2011-09-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-20. Diakses tanggal 2013-07-09. 

  • National Center for Home Food Preservation, Drying Section

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengeringan_makanan&oldid=21413362"

Prinsip dan Tujuan Pengeringan bahan Pangan – Bahan pangan merupakan segala jenis bahan baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan yang dapat kita konsumsi. Bahan makanan ini bila tidak segera diolah maka cepat mengalami pembusukan, namun bila stok bahan pangan berlimpah maka membutuhkan teknik pengawetan yang bertujuan untuk menambah lama daya tahan dan masa pakai bahan pangan.

Tujuan utama pengawetan makanan dengan cara pengeringan adalah

Salat satu teknik pengawetan bahan pangan adalah dengan cara pengeringan. Pengeringan adalah contoh pengawetan makanan secara fisik, teknik ini dilakukan dengan cara mengurangi atau bahkan menghilangkan kadar air atau kandungan air dalam suatu bahan pangan.

Penghilangan kadar air ini dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya yang dapat memakai energi panas baik alami maupun buatan hingga mencapai kadar air yang dikehendaki. Biasanya pengurangan kadar air ini dilakukan hingga mencapai titik dimana mikroba yang ada di dalam bahan pangan tersebut tidak dapat hidup maupun tumbuh.

Selain itu pengeringan dapat diartikan sebagai suatu penerapan panas yang dapat dikendalikan guna mengeluarkan sebagian besar air / kadar air dalam bahan pangan. Pengeluaran kadar air ini dapat dilakukan melalui evaporasi (pada pengeringan umum) dan sublimasi (pada pengeringan beku).

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa pertumbuhan bakteri maupun mikroba dalam bahan pangan sangat dipengaruhi oleh kadar air dalam bahan pangan tersebut.

Oleh karena itu salah satu cara menghalangi pertumbuhan mikroba ini adalah dengan cara menganggu lingkungan hidup mikroba itu sendiri sebagai contohnya adalah dengan mengurangi kadar air tersebut. Dengan lingkungan hidup yang terganggu tentu juga akan menganggu hidup mikroba itu sendiri.

Seperti halnya makhluk hidup lainnya, mikroba juga membutuhkan air untuk hidup, mikroba sendiri dapat hidup dengan baik pada bahan pangan yang mengandung kadar air yang mencapai 80% air. Oleh karena itu pastikan bahan pangan tidak memiliki kadar air setinggi itu dan dapat Anda ukur menggunakan moisture meter.

Teknik pengawetan bahan pangan dengan cara pengeringan ini juga merupakan teknik pengawetan yang sudah dilakukan sejak jaman dahulu, bahkan nenek moyang kita juga sudah melakukannya.

Tujuan pengeringan Bahan Pangan

Sama seperti teknik pengawetan bahan pangan lainnya, pengeringan ini juga bertujuan untuk meningkatkan umur simpan, selian itu pengeringan juga berguna untuk mengurangi berat atau volume bahan.

Akan tetapi selain kedua tujuan utama tersebut masih ada tujuan lain yang bisa didapatkan dengan teknik pengawetan bahan pangan yang memakai teknik pengeringan ini yaitu :

  1. Mengurangi risiko kerusakan akibat adanya aktivitas mikroba karena mikroba memerlukan air untuk pertumbuhannya maka bila kadar air bahan berkurang, maka aktivitas mikroba dapat dihambat atau dimatikan
  2. Menghemat ruang penyimpanan atau pengangkutan
  3. Untuk mendapatkan produk yang lebih sesuai dengan penggunaannya
  4. Untuk mempertahankan nutrien yang berguna yang terkandung dalam bahan pangan, misalnya mineral, vitamin, dsb

Informasi dan pemesanan produk Prinsip dan Tujuan Pengeringan bahan Pangan, silahkan hubungi kami melalui yang tertera dibawah ini.