Tempat pertama kali nabi muhammad menerima wahyu di

Imam Al Bukhari mengatakan, pertama-tama wahyu mulai turun kepada Rasulullah SAW diawali dengan mimpi yang menjadi kenyataan, menyaksikan cahaya cerah ketika Subuh. Sejak itu Rasulullah senang menyendiri. Beliau mulai menyendiri di Gua Hira untuk beribadah pada malam hari selama beberapa malam.

Akhirnya Rasulullah kembali kepada keluarganya, karena beliau dikagetkan dengan datangnya Al Haq ketika berada di Gua Hira. Beliau didatangi oleh malaikat.

Dia (malaikat) berkata kepada Rasulullah, "Bacalah." Rasulullah menjawab, "Aku tidak pandai membaca."

Rasulullah SAW bersabda, "Dia (malaikat) menangkapku dan menahanku hingga aku kelelahan, tetapi kemudian melepaskanku dan berkata, 'Bacalah." Aku katakan, "Aku tidak pandai membaca."

Dia lalu menangkapku untuk kedua kalinya dan menahanku hingga aku kelelahan, tetapi kemudian melepaskanku dan berkata, "Bacalah." Aku katakan, "Aku tidak pandai membaca."

Dia lalu menangkapku untuk ketiga kalinya dan menahanku hingga aku kelelahan, tetapi kemudian melepaskanku dan berkata, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS Al-Alaq: 1-5)

Kemudian Rasulullah SAW segera pulang dengan membawa ayat-ayat tersebut, dengan hati yang sangat goncang. Rasulullah datang ke kediaman Khadijah binti Khuwailid dan bersabda, "Selimutiaku, selimutiaku." Mereka pun menyelimuti beliau hingga hilanglah rasa takut dalam hatinya. Beliau lalu menceritakan kejadiannya kepada Khadijah, kemudian berkata, 'Aku sangat mengkhawatirkan diriku'. " (HR Al Bukhari)

Khadijah berkata kepada Rasulullah, "Tidak, demi Allah, Allah tidak akan menjadikan kamu bersedih sama sekali. Engkau adalah orang yang suka bersilaturrahim, menghormati tamu, suka membawa beban sendiri, dan menolong orang-orang yang tertimpa musibah." (HR Al Bukhari)

GUA Hira merupakan tempat yang sangat bersejarah bagi Umat Islam, karena di tempat inilah wahyu pertama turun kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Tapi tahukah Anda, bagaimana kisah Rasulullah saat mendapatkan wahyu pertama?

Dikutip dari laman NU Online, Rabu (13/10/2021), kejadian itu bermula ketika Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sangat prihatin akan keruntuhan moral yang sangat mengkhawatirkan di Kota Makkah.

Baca juga: Kisah Rasulullah Perintahkan Ali Makan Gandum Dibanding Anggur, Ini Alasannya 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam adalah seorang pria yang sering merenung dan berpikir, kontemplasi (olah spiritual), memikirkan fenomena alam dan lingkungan sekitarnya di tempat yang jauh dari keramaian.

Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar menemukan sesuatu yang mencerahkan dirinya dan kaumnya. Sikap itu terus dilakukannya dan dibarengi dengan memberikan sedekah serta makanan kepada fakir miskin.

Hingga pada suatu malam di bulan Ramadhan tahun 610 Masehi, di sudut Gua Hira, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dikejutkan oleh turunnya wahyu yang pertama dari Allah Subhanahu wa ta'ala, sebagaimana hadis berikut ini.

"Dari Aisyah Ummul Mukminin radliyallahu ‘anha, ia berkata: 'Permulaan wahyu yang diterima oleh Rasulullah adalah ar-ru’ya ash-shalihah (mimpi yang baik) dalam tidur. Biasanya mimpi yang dilihatnya itu jelas laksana cuaca pagi. Kemudian beliau jadi senang menyendiri; lalu menyendiri di gua Hira untuk bertahannuts.

Baca juga: Kisah Nabi Daud, Sosok Cerdas dan Perkasa Pemilik Kerajaan Terkuat di Dunia 

Muhammad bertahannuts, yaitu beribadah di sana beberapa malam, dan tidak pulang ke rumah istrinya. Dan untuk itu beliau membawa bekal. Kemudian beliau pulang kepada Khadijah, dan di bawanya pula perbekalan untuk keperluan itu, sehingga datang kepada beliau Al-Haqq (kebenaran, wahyu) pada waktu beliau berada di Gua Hira.

Maka datanglah kepada beliau malaikat dan berkata, 'Bacalah!' Jawab beliau, 'Aku tidak bisa membaca.' Nabi bercerita, 'Lalu malaikat itu menarikku dan memelukku erat-erat sehingga aku kepayahan.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Kemudian ia melepaskanku dan berkata lagi, 'Bacalah!' Dan aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Aku lalu ditarik dan dipeluknya kembali kuat-kuat hingga habislah tenagaku. Seraya melepaskanku, ia berkata lagi, 'Bacalah!' Aku kembali menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Kemudian untuk ketiga kalinya ia menarik dan memelukku sekuat-kuatnya, lalu seraya melepaskanku ia berkata:

(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena); (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS Al Alaq (96): 1–5)"

Baca juga: Kisah Kesabaran Nabi Ayub: Kehilangan Harta, Anak, hingga Menderita Penyakit Kulit 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam pulang ke rumah istrinya Khadijah binti Khuwailid dengan hati gemetar ketakutan. Ia memohon kepada Khadijah untuk menyelimuti dirinya. Khadijah menyelimuti Muhammad hingga hilanglah ketakutannya.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bercerita kepada Khadijah. Setelah menceritakan apa yang baru dialaminya, Nabi berkata, "Sesungguhnya aku mencemaskan diriku."

Khadijah berkata, "Sama sekali tidak. Demi Allah, Allah selamanya tidak akan menghinakan engkau. Sesungguhnya engkaulah orang yang selalu menyambung tali persaudaraan, selalu menanggung orang yang kesusahan, selalu mengusahakan apa yang diperlukan, selalu menghormati tamu dan membantu derita orang yang membela kebenaran."

Setelah itu, Khadijah pergi membawa Muhammad menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, anak paman Khadijah. Waraqah adalah seorang Arab pemeluk agama Nasrani di zaman jahiliyah. Ia pandai menulis kitab dalam bahasa Ibrani dan ia pun menulis Injil dengan bahasa Ibrani. Ia seorang tua yang buta.

Baca juga: Kisah Perang Thaif, Bukti Kesabaran Rasulullah Mendakwahkan Islam 

Khadijah berkata kepada Waraqah, "Wahai anak pamanku, dengarkanlah cerita anak saudaramu ini."

Waraqah bertanya kepada Nabi, "Wahai anak saudaraku, apakah yang kau lihat?"

Lalu Nabi menceritakan apa yang beliau lihat dan alami di Gua Hira. Kemudian Waraqah berkata lagi kepada Muhammad, "Itulah Namus (Jibril) yang pernah diutus Allah kepada Musa. Mudah-mudahan aku masih hidup di saat engkau diusir kaummu."

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam lalu bertanya, "Apakah mereka akan mengusirku?"

Baca juga: Kisah Kesabaran Nabi Dzulkifli Saat Digoda Setan Berwujud Orang Tua Tanpa Sanak Saudara 

Waraqah menjawab, "Ya, sebab setiap orang yang membawa seperti apa yang engkau bawa pasti dimusuhi orang. Jadi kelak engkau mengalami masa-masa seperti itu, dan jika aku masih hidup, aku pasti akan menolongmu sekuat tenagaku."

Namun, tidak lama kemudian, Waraqah meninggal dunia. Ia pergi untuk selamanya meninggalkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Saat itulah Rasulullah menerima wahyu pertama yang terus diturunkan secara berkelanjutan serta menandai akan dimulainya peradaban Islam.

Wallahu a'lam bishawab.

Baca juga: Ada Nabi Bisa Berbicara dengan Matahari, Begini Kisahnya 

Galih Prasetyo Senin, 18 April 2022 | 02:30 WIB

SuaraBekaci.id - Ramadhan menjadi bulan yang istimewa bagi umat muslim karena ada beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan ini, salah satunya saat Nabi Muhamaad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT di Gua Hira.

Turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW pada tanggal 17 Ramadan 13 tahun sebelum Hijriyah di Gua Hira. 

Mengapa Rasulullah SAW harus ke Gua Hira untuk mendapat wahyu pertama lewat perantara Malaikat Jibril?

Mengutip dari NU Online, mantan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah KH Syaiful Bahri mengatakan Gua Hira sebagai simbol atas pesan kepada kita semua bahwa setiap insan harus keluar dari rumah untuk mendapatkan ilmu.

Baca Juga: Menu Buka Puasa Nabi Muhammad SAW, Sederhana dan Menyehatkan

Ke tempat ilmu itu ada di majelis ta'lim baik di masjid, mushala, pondok pesantren, hingga perguruan tinggi.

Rasulullah berdoa kepada Tuhan agar menemukan sesuatu yang mencerahkan dirinya dan kaumnya.

Hingga pada suatu malam di bulan Ramadhan, tahun 610 M, di sudut gua Hira, beliau dikejutkan oleh turunnya wahyu yang pertama dari Allah.

Lantas di mana lokasi Gua Hira?

Ketika menjelang usia 40 tahun, Nabi saw Muhammad kerap melakukan uzlah (menyendiri). Allah membuatnya suka uzlah di Gua Hira di bukit yang terletak di arah barat daya Makkah.

Baca Juga: Bacaan Doa Buka Puasa Nabi Muhammad SAW, Tidak Panjang dan Mudah Dihafal

Tentu saja sejaraah juga mencatat bahwa, wahyu itu tidak datang begitu saja dan tidak diterima oleh Nabi sambil bersantai-santai saja.

KOMPAS.com – Ramadhan merupakan bulan penuh berkah bagi umat Islam. Pada bulan ini, seluruh umat Islam di seluruh dunia diwajibkan menjalankan puasa dengan pahala ibadah yang dilipatgandakan.

Keutamaan bulan Ramadhan tidak hanya itu. Terdapat peristiwa penting yang kini diperingati sebagai malam Nuzulul Quran atau malam diturunkannya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Kapal Nabi Nuh Adalah Pulau Maria di Australia?

Nuzulul Quran jatuh pada 17 Ramadhan. Tahun 2019 ini, peringatan itu jatuh pada tanggal 22 Mei. Di Indonesia, biasanya peringatan malam Nuzulul Quran diperingati dengan ceramah atau pengajian khusus bertema turunnya Al Quran.

Lokasi diturunkannya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW berabad-abad silam ada di Goa Hira. Gua ini berada di sebuah gunung bernama Jabal An Nur. Letak Goa Hira hanya berjarak sekitar lima kilometer dari Masjidil Haram.

Tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama

Gua Hira dulunya merupakan tempat Nabi Muhammad SAW menyepi. Di sinilah Rasulullah SAW diangkat menjadi nabi pada usia 40 tahun bersamaan dengan turunnya wahyu pertama, yakni Surah Al Alaq ayat 1-5 melalui Malaikat Jibril.

Kini Goa Hira menjadi situs peninggalan penting yang banyak dikunjungi para peziarah. Memang gua ini bukanlah bagian dari ibadah haji atau umrah. Namun jarak dekat dengan Mekkah membuatnya menarik untuk dikunjungi mereka yang sedang berhaji atau umrah.

Baca juga: Angel Falls, Air Terjun Tertinggi Sedunia di Pedalaman Venezuela

Lokasi gua yang berada di atas Gunung Jabal An Nur membuat pengunjung harus mempersiapkan stamina jika ingin ke sana. Ada lebih dari 1.000 anak tangga yang harus ditapaki untuk sampai di sebuah gua terpencil.

Sepanjang jalan, ada banyak penjual yang menjajakan air kemasan, makanan ringan, hingga teh kepada para peziarah. Mereka yang lelah mendaki bisa beristirahat sembari makan dan minum.

Setibanya di puncak bukit, pemandangan ke arah Kota Mekkah akan terlihat sangat jelas. Panorama ini berbeda dengan apa yang dilihat Nabi Muhammad SAW, berupa bentang terbuka nan sepi dan tak berujung. Kini Kota Mekkah sangat megah dengan bangunan tinggi.

Baca juga: Ini Gurun Terkecil di Dunia, Lebih Kecil dari Gumuk Pasir Parangtritis

Kini kawasan Goa Hira dan Jabal An Nur juga telah diawasi oleh pejabat setempat. Salah satu pengawasan ditujukan untuk menjaga kawasan itu agar tidak ada yang memuliakan apa pun selain Allah di sana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.