Tata cara shalat tarawih di rumah sendirian

Barang siapa melaksanakan qiyam Ramadhan dengan didasari iman dan ikhlas karena Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu".

Advertising

Advertising

Dalam Al Majmu Syarah Al Muhadzdzab, Imam

Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi menyebutkan terdapat dua pendapat tentang mana yang lebih baik, apakah shalat tarawih berjamaah atau shalat tarawih sendiri.

Yang pertama, lebih utama berjamaah, yang merupakan pendapat umum para ulama. Sementara itu, terdapat pendapat kedua, lebih utama sendiri dengan syarat ia orang yang hafal Al-Qur'an, tidak khawatir malas mengerjakan qiyam Ramadhan sendirian, dan jamaah di masjid tidak kacau jika ia tidak hadir. Imam Nawawi menekankan, jika salah satu dari beberapa unsur di atas tidak terpenuhi, lebih baik jika shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah.

Terkait waktu pengerjaan shalat tarawih, Imam Nawawi menyebutkan waktunya sejak berakhirnya shalat isya hingga terbit fajar dengan dilakukan 2 rakaat demi 2 rakaat. Jumlah rakaat yang dianjurkan adalah 20 rakaat.

Sementara itu, orang yang mengerjakan shalat tarawih 8 rakaat ditambah 3 rakaat, biasanya merujuk pada riwayat Aisyah, ketika ia ditanya mengenai shalat Rasulullah saw. di bulan Ramadhan. Aisyah menjawab, Nabi saw, tidak pernah melakukan shalat sunnah di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari 11 rakaat. Beliau shalat 4 rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian beliau shalat lagi 4 rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat." (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

Dari riwayat tersebut, Muhammadiyah menggunakan formasi shalat tarawih 4-4-3 ditambah witir, atau 2-2-2-2-2 ditambah 1 witir.

Terkait bacaan shalat witir, Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Tri Sundani dalam "Rakaat Tarawih Muhammadiyah 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1" di laman Muhammadiyah, menyebutkan rakaat pertama witir dapat membaca Surat Al-A’la, rakaat kedua Surat Al-Kafirun, dan rakaat ketiga membaca Surat Al-Ikhlas. Bisa pula 3 surah 'qul' yaitu Al Ikhlas, Al Falaq, dan An-Nas.

Tata cara shalat tarawih di rumah sendirian
Umat muslim sedang mendengarkan kultum saat sebelum salat tarawih. (Foto: MPI/Cahya Sumirat)

Rilo Pambudi Rabu, 20 April 2022 - 14:47:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Cara sholat tarawih di rumah sendiri penting untuk diketahui setiap umat Islam. Meski ibadah sunah ini diutamakan untuk dikerjakan secara berjamaah di masjid atau mushola, sholat tarawih dapat dilakukan di rumah secara sendiri atau berjamaah.

Keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan sangat besar sebagaimana dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: 

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim). 

BACA JUGA:
Dalil Shalat Tarawih 23 rakaat

Hadits lain tentang keutamaan shalat tarawih diriwayatkan Abu Daud dan Tirmidzi, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة 

BACA JUGA:
Panduan Sholat Tarawih dan Witir Lengkap Bacaan Niat serta Doa

“Siapa saja yang ikut shalat tarawih berjamaah bersama imam sampai selesai maka untuknya itu dicatat seperti shalat semalam suntuk.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi).

Sholat tarawih dijalankan pada malam hari dalam rentang waktu setelah shalat Isya sampai terbit fajar. Tidak diperkenankan atau tidak sah menjalankan shalat tarawih jika belum menjalankan shalat isya.

BACA JUGA:
Hadits tentang Keutamaan Shalat Tarawih

Ibadah sunnah ini dapat dikerjakan 11 rakaat dengan rincian 8 rakaat shalat tarawih dan 3 rakaat shalat witir. Selain itu, tarawih juga sering dijalankan 23 rakaat dengan rincian 20 rakaat shalat tarawih ditambah 3 rakaat shalat witir.

Berikut Ini adalah Cara Sholat Tarawih di Rumah Sendirian dan Berjamaah:

1. Membaca Niat Sholat Tarawih

- Niat shalat tarawih Sendiri / Munfarid 

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى 

"Ushalli sunnatat Tarawihi rak‘ataini mustaqbilal qiblati ada’an lillahi ta‘ala."

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah SWT.” 

- Niat Sholat Tarawih Imam 

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى 

Artinya: “Aku niat Shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat menjadi imam karena Allah Ta’ala” 

- Niat Shalat Tarawih bagi Makmum 

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى 

Artinya: “Aku niat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala”

2. Takbiratul ihram. 

3. Membaca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu dianjurkan membaca salah satu surat pendek Al-Quran.

4. Rukuk. 

5. Itidal. 

7. Sujud pertama. 

8. Duduk di antara dua sujud. 

9. Sujud kedua. 

10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua. 

11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. 

12. Pada rakaat kedua, dianjurkan untuk membaca Surat Al Ikhlas.

13. Salam pada rakaat kedua.

14. Jika dilakukan secara berjamaah, dianjurkan mengucapkan bacaan bilal setiap dua rakaat dengan sholat Nabi dan menyebut nama Khulafa’u ar-Rasyidin:

فضلا من الله تعالى ونعمة 

"Fadlan minallahi ta'ala wa ni'mah"

Artinya: Sebuah kemuliaan dari Allah, serta nikmat

Kemudian makmum memberikan jawaban: 

، ومغفرة ورحمة (wamaghfirotan warahmah) yang artinya "pengampunan dan kasih sayang". 

14. Selesai sholat tarawih kemudian dilanjut dengan membaca doa Kamilin, sebagai berikut:

اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْاِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْننَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ ووَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ اُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلاَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه اَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

“Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-sholâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wamin sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wamin labanin wa ‘asalin mushaffa syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wash syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.”

Artinya:

"Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadha-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang diantara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."

Demikian tata cara shalat Tarawih di rumah lengkap dengan doa Kamilin yang dapat dilakukan sendirian atau berjamaah.


Editor : Komaruddin Bagja

TAG : ramadan tausiah tausiah ramadan tarawih

Tata cara shalat tarawih di rumah sendirian
​ ​