Sistem penyangga apakah yang berada di dalam sel?

Contoh Bahan Kimia Dalam Produk Senk

selesaikan penyetaraan reaksi reduksi cara setengah reaksi dalam suasana asam dan basa. Al + NO3- —> ALO2- - NH2​

Buat isomer dari C⁸H¹⁸​

Tulis persamaan simbol yang setara untuk reaksi berikut : a. Larutan timbal + perak nitrat ---> larutan timbal nitrat + perak b. Besi(III) sulfat + … natrium hidroksida ---> besi(III) hidroksida + natrium sulfat​

tuliskanlah hasil pengukuran dibawah ini disertai dengan satuannya yang benar​

Apakah bisa pengguna obat bisa menularkan efek samping dari obat yang iya konsumsi ke orang lain melalui liur, misalkan efek samping seperti mulut ker … ing atau mengantuk

Apakah bisa pengguna obat bisa menularkan efek samping dari obat yang iya konsumsi ke orang lain melalui liur, misalkan efek samping seperti mulut ker … ing atau mengantuk

Na+O2 tanda panah Na2 O 

mengapa pembuatan bahan kimia dan limbah bahan kimia di atur dalam prinsip kimia hijau?​

Apa pengaruh Jenis larutan yang berbeda beda terhadap nilai absorbansi pada analisa Spektrofotometri UV Vis​

Jakarta -

Tubuh manusia tidak bisa menerima pH yang tiba-tiba naik atau turun drastis akibat larutan asam atau basa. Hal ini berbahaya bagi tubuh bahkan bisa menyebabkan kematian. Nah, peran larutan penyangga adalah untuk mempertahankan dan menjaga keseimbangan pH.

Untuk itu, tubuh kita harus memiliki sifat sebagai larutan penyangga atau yang disebut juga dengan larutan buffer. Lantas apa itu larutan penyangga dan seperti apa contohnya? Berikut penjelasannya dikutip dari Buku Kimia Larutan Penyangga yang disusun oleh Novitalia Ablinda (2020).

A. Pengertian Larutan Penyangga

Larutan penyangga adalah larutan untuk mempertahankan dan menjaga keseimbangan asam atau pH. Larutan penyangga merupakan larutan yang pH nya tidak akan berubah sedikitpun meski ditambahkan air.

Selain itu, meski ditambah asam atau basa, pH nya berubah sedikit atau tidak berubah secara signifikan.

Sifat larutan penyangga dapat membantu tubuh manusia untuk mempertahan pH meski diberi penambahan zat asam atau basa. Dengan derajat keasaman yang stabil maka tubuh dapat menjalankan fungsinya dan terhindar dari ancaman penyakit.

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa larutan penyangga adalah larutan yang mampu mempertahankan pH tertentu dari bahan yang mengubah pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran.

Jadi pH larutan penyangga tidak akan berubah meski ditambah asam kuat, basa kuat, atau larutan yang diencerkan.


B. Jenis Larutan Penyangga

Mengapa larutan penyangga tidak mengubah pH meski dicampur dengan bahan lain? Hal ini karena sejak awal, larutan tersebut sudah mengandung asam dan basa. Jadi, jika ada penambahan sekalipun tidak akan ada penambahan yang signifikan. Nah, jenis larutan penyangga dibagi menjadi dua yaitu:


1. Larutan Penyangga Asam

Untuk larutan penyangga bersifat asam, pH-nya ini berada di angka 7 yang dibuat dari asam lemah seperti CH3C00H, HCN, H2C03, dan ditambahkan basa konjugasi. Meskipun namanya larutan asam, tetapi masih ada sifat basanya juga.


2. Larutan Penyangga Basa

Larutan penyangga basa harus terdiri dari campuran antara basa lemah seperti NH3 dan asam konjugasinya. Singkatnya, ini merupakan kebalikan dari yang sifatnya asam. Contohnya adalah NH4OH dengan NH4 + atau NH4C.


C. Contoh Larutan Penyangga

Penggunaan larutan penyangga bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya yaitu dalam shampo, larutan penyangga digunakan untuk menjaga pH sehingga rentang pH rambut manusia tetap ada di sekitar 4,6 - 6,0. Jika shampo melebihi pH maka rambut dapat rusak dan rontok.

Dalam darah manusia juga terdapat 3 larutan penyangga yaitu larutan penyangga karbonat, larutan penyangga hemoglobin, dan larutan penyangga fosfat. Ketiganya memiliki peran penting untuk mengontrol pH darah agar stabil sehingga darah dapat berfungsi dalam sistem metabolisme tubuh dengan baik.

Nah itulah beberapa contoh larutan penyangga yang sudah sering kita gunakan dan juga sudah ada dalam tubuh kita sendiri. Contoh larutan penyangga apalagi yang kamu ketahui, detikers?

Simak Video "Fakta-fakta dari Ledakan Pabrik Kimia di Cilegon"



(pal/pal)

Dalam sifat materi ilmu kimia dikenal jenis campuran yang disebut larutan. Berdasarkan tingkat keasaman atau PH, larutan tersebut dibagi menjadi 3, yaitu larutan asam, basa, dan garam. Larutan basa adalah larutan yang mempunyai PH antara 7 sampai 14, larutan asam mempunyai PH antara 1 sampai 7, dan larutan garam merupakan larutan netral dengan PH 7.

Larutan tersebut tentunya mempunyai fungsi masing-masing dalam kehidupan sehari-hari. Namun, terkadang dengan kondisi tertentu, terkadang PH larutan dapat berubah. Ketika PH larutan berubah, maka sifatnya juga dapat berubah, padahal fungsi larutan hanya dapat bekerja optimal dengan PH biasa. Oleh karena itu, ada jenis larutan yang disebut larutan penyangga.

Pengertian Larutan Penyangga Ekstrasel dan Intrasel

Larutan penyangga disebut juga larutan buffer. Larutan ini adalah larutan yang menahan atau buffer perubahan PH ketika sejumlah kecil asam atau basa atau kondisi lain masuk ke dalam larutan asam atau basa. Larutan penyangga membuat campuran zat tidak berubah PH dan sifatnya.

Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat dalam tubuh manusia atau ditambahkan dalam berbagai kegiatan manusia. Larutan yang digunakan dalam tubuh manusia tentu saja berhubungan dengan fungsi tubuh yang dapat berubah jika keasaman tubuh berubah. Larutan penyangga banyak digunakan dalam cairan sel.

Larutan yang berada dalam cairan sel disebut larutan intrasel. Sebaliknya, larutan ekstrasel adalah larutan penyangga yang terdapat dalam tubuh manusia tetapi berasal dari luar cairan sel. Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang larutan penyangga ekstrasel dan intrasel, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu cara kerja larutan penyangga di bawah ini.

1. Larutan Penyangga Asam

Larutan penyangga asam adalah larutan penyangga yang mempertahankan sifat keasaman dengan PH kurang dari 7. Larutan ini ditambahkan pada larutan asam lemah dan garam sehingga mengubah rasio asam terhadap garam

  • Larutan penyangga asam ini akan mengubah kesetimbangan kimia bergeser ke kiri
  • Penambahan asam pada larutan penyangga asam akan membuat PH hanya sedikit turun, sehingga sifat larutan dapat dipertahankan.
  • Sementara penambahan basa pada larutan penyangga asam akan menghilangkan ion hidorksida.
  • Contoh larutan penyangga asam : CH₃COOH (Asam Lemah) Dan CH₃COO– (Basa Konjugasinya).

2. Larutan Penyangga Basa

Larutan penyangga basa adalah larutan penyangga yang mempertahankan sifat keasaman dengan PH lebih dari 7, berarti mempertahankan kondisi basa. Larutan ini ditambahkan pada basa lemah dan garamnya.

  • Larutan penyangga basa akan menyebabkan kesetimbangan kimia bergeser ke kiri sama dengan asam. Namun, pergeseran menunjukkan kondisi kesetimbangan masing-masing.
  • Penambahan asam pada larutan penyangga basa akan menghilangkan ion hidrogen yang kemudian membentuk air.
  • Sedangkan penambahan basa pada larutan penyangga basa akan menghilangkan ion hidroksida pula.
  • Contoh larutan penyangga basa : NH₃ (Basa Lemah) Dan NH₄+ (Asam Konjugasinya).

Fungsi larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

  1. Di dalam tubuh, seperti telah disebutkan terdapat larutan penyangga esktrasel dan intrasel. Buffer berfungsi menjaga PH plasma darah. menjaga PH darah secara keseluruhan, danmenjaga PH dalam cairan ginjal sehingga eksresinya tidak terganggu.
  2. Dalam industri pengalengan buah-buahan, buffer penyangga basa digunakan agar buah dalam kaleng tidak mudah rusak karena bakteri. Buffer yang sering digunakan adalah asam benzoate dan natrium benzoate.
  3. Dalam industri obat-obatan dan farmasi, membantu penyangga di dalam tubuh manusia agar berfungsi dengan baik. Contoh, adanya asam asetilsalisilat pada obat aspirin. Jika kita minum aspirin, maka asam akan mengubah kondisi dalam perut, di mana menyebabkan terjadinya penggumpalan darah dan menghambat peredaran darah. Akibatnya pedarahan tidak dapat dihindarkan. Agar ketika minum obat tidak terjadi demikian, ditambahkan MgO sebagai buffer agar PH dalam perut tidak menurun. Itu sebabnya, aspirin tergolong obat penghilang rasa sakit yang lebih keras dibandingkan paracetamol.

Perbedaan Larutan Penyangga Ekstrasel dan Intrasel

Cairan sel dalam tubuh manusia sangat penting peranannya. Tanpa cairan ini hampir semua fungsi organ tubuh tidak akan berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan larutan penyangga, yang sering disebut sebagai larutan penyangga ekstrasel dan intrasel. Sesuai dengan namanya, tentu saja kedua jenis buffer di atas berbeda. Perbedaannya ada pada:

1. Letak

Berdasarkan namanya, perbedaan larutan penyangga ekstrasel dan intrasel adalah letaknya di dalam tubuh. Buffer ekstrasel ada pada cairan antar sel, di luar sel itu sendiri. Termasuk dalam cairan antar sel adalah plasma darah dan ginjal. Sementara, buffer intrasel ada di dalam cairan sel. Cairan ini berfungsi menstabilkan kondisi sel. Contohnya adalah cairan dalam sel darah.

2. Fungsi

Perbedaan kedua larutan penyangga ekstrsel dan intrasel adalah fungsi, meskipun secara umum pasti sesuai dengan fungsi larutan penyangga yaitu mempertahan PH yang cairan. Fungsi ini sesuai dengan di mana larutan penyangga tersebut diletakkan. Hal ini sekaligus akan kita bahas dalam sub judul selanjutnya, yaitu contoh larutan penyangga ekstrasel dan intrasel.

Contoh Larutan Penyangga Ekstrasel dan Intrasel

Pembahasan sub judul ini langsung pada contoh yang dibedakan sesuai jenisnya.

1. Larutan Penyangga Ekstrasel

  • Larutan Penyangga Karbonat dalam Darah

Penyangga karbonat dalam darah merupakan reaksi antara asam karbonat dengan asam konjugasi bikarbonat. Larutan ini berfungsi agar PH darah dalam keadaan stabil, di mana perbandingan keduanya dalam darah selalu 20 : 1. Dengan demikian, PH selalu berada di 7,4.

Contoh penggunaan larutan penyangga adalah ketika seseorang mendaki gunung. Semakin tinggi gunung, semakin sedikit oksigen yang ada. Mereka dapat mengalami alkalolisis, peningkatan PH darah yang mengakibatkan bernapas berlebihan dan histeris. Kebalikannya, orang yang berlari marathon dalam mengalami asidosis, penurunan PH darah yang jika tidak diatasi dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, dan diare.

  • Larutan Penyangga pada Asam Amino

Pada asam amino terdapat cairan H+ dan OH- yang selalu menjaga kestabilan PH dalam asam amino.

  • Larutan Penyangga pada Mulut

Air ludah menghasilkan larutan penyangga yang menjaga keasaman di daerah gigi dan sekitarnya, sekitar 6,8. Hal ini penting karena terkadang makanan yang dikonsumsi mengandung asam tinggi yang dapat merusak gigi.

  • Larutan Penyangga pada Ginjal

Dalam ginjal, meski jumlahnya sedikit mempunyai fungsi mempertahankan PH urin yang dibentuk.

2. Larutan Penyangga Intrasel

Penyangga intrasel tidak sebanyak dalam cairan ekstrasel. Contoh larutan ini adalah penyangga posfat dalam cairan sel darah merah atau hempglobin. Meskipun demikian larutan ini jumlahnya lebih banyak daripada penyangga pada ginjal dan urin. Fungsinya adalah menjaga PH darah agar selalu berada di 7,4.

Reaksi kimia larutan penyangga posfat intrasel ini adalah : H2PO4 – (aq) + H + (aq) –> H2PO4 (aq)

H2PO4 – (aq) + OH – (aq) –> (HPO4)2- (aq) ) + H2O (aq)

Demikian artikel kali ini yang membahas larutan penyangga ekstrasel dan intrasel yang mempunyai peranan sangat penting. Organ dan fungsi tubuh dapat berbahaya dan mengalami kelumpuhan tanpa buffer.

Semoga bermanfaat.