Sikap yang harus dihindari dalam toleransi beragama ditunjukkan pernyataan nomor

Nama : Artha Sari & Nikodemus Thomas Martoredjo

Toleransi (bahasa latin tolare:  membiarkan) berarti adalah suatu sikap yang membiarkan atau memberi kebebasan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan. Toleransi juga berarti suatu sikap menghormati antar kelompok atau individu dalam masyarakat. Dengan adanya sikap toleransi kita dapat menghindari terjadinya diskriminasi dari segala jenis perbedaan yang ada dalam kelompok masyarakat. Toleransi dalam beragama berarti memberikan kebebasan kepada siapa saja untuk memeluk agama berdasarkan kepercayaanya dan merupakan sebuah sikap bersedia untuk hidup berdampingan dengan siapa saja yang berbeda keyakinan dengan kita berdasarkan prinsip saling menghormati.

Kerjasama dapat diartikan sebuah usaha yang dilakukan oleh beberapa individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu, manusia memerlukan bantuan manusia lainnya dalam menjalani hidup atau saling membutuhkan satu sama lain. Dalam beragama, kerjasama diperlukan sebagai salah satu media pendekatan antar umat beragama.

Toleransi dan kerjasama dalam beragama berarti sikap yang harus ada dalam diri seseorang untuk menciptakan kehidupan antar umat beragama yang rukun dan damai. Beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam memupuk sikap toleransi dan mengembangkan kerjasama antar umat beragama:

  • Menanamkan sikap saling menghargai antar umat beragama
  • Memiliki kesadaran terhadap diri sendiri bahwa perbedaan adalah sebuah realita dalam kehidupan bermasyarakat, oleh karena itu kita harus bisa menerima perbedaan antar umat beragama
  • Saling mengasihi satu sama lain sebagai makhluk ciptaan tuhan, dan menghilangkan prasangka buruk terhadap perbedaan satu sama lain
  • Menciptakan suasana kehidupan beragama yang nyaman dan kondusif untuk menciptakan hubungan yang harmonis antar umat beragama

Sila pertama Pancasila mengajarkan kepada kita untung saling menghargai antar umat beragama dan sebagai generasi muda penerus bangsa sudah seharusnya kita menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan nyata dimanapun kita berada. Dengan begitu, nilai positif yang kita dapatkan sebagai manusia yang ber-Tuhan, dapat tercermin dalam perilaku kita sehari-hari dan menjadi panutan bagi orang lain. Dan sebisa mungkin, kita harus menghindari segala jenis permasalahan yang dapat memicu pertikaian di masyarakat, salah satunya dengan cara bersikap bijak dalam bertindak dan lebih mengedepankan sikap dan toleransi dalam hal apa pun.

Medan (1/5) -- Indonesia merupakan negara multikultural dengan berbagai keragaman antara lain suku, ras, bahasa dan juga agama. Keberagaman ini merupakan asset bangsa Indonesia yang harus dijaga dan rawat bersama. 

Keberagaman dalam beragama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Sehingga setiap umat beragama mempunyai kewajiban untuk mengakui sekaligus menghormati agama lain tanpa membeda-bedakan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, pentingnya menerapkan prinsip-prinsip kemerdekaan dan kebebasan untuk menumbuhkan sikap toleransi, saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda dengan latar belakang sosial-budaya yang berbeda.

Menurutnya hal tersebut dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan yang kuat sebagai modal membangun bangsa Indonesia kedepannya. 

"Semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki makna sesuai dengan keberagaman Indonesia yang tidak hanya bersuku-suku, ber ras-ras, dsn berbudaya tetapi kita punya makna yang jauh lebih luas bahwa kita memang ditakdirkan sebagai pribadi yang berbeda satu sama lain namun tetap satu tujuan. Saya kira ini sebagai modal yang besar untuk kita maju bersama membangun bangsa Indonesia," ucapnya saat menyampaikan Keynote Speech pada Kongres Ke-11 Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) di Hotel Polonia Medan, pada Sabtu (1/5). 

Menko Muhadjir juga mengajak kepada seluruh mahasiswa yang hadir untuk tidak mengabaikan prinsip perjuangan dalam membangun bangsa Indonesia.

"Saya ingin para mahasiswa betul-betul mengambil peran maksimal dan berada di garis depan untuk kemajuan Indonesia. Terlalu mahal prinsip perjuangan untuk anak-anak muda, karena banyak pemuda yang mulai mengabaikan prinsip tersebut. Padahal, prinsip perjuangan itulah yang membimbing kita untuk tetap tegap berdiri, penuh dengan keyakinan, menatap masa depan untuk Indonesia maju," katanya. 

*Tinjau Kesiapan Penerimaan Pekerja Migran Indonesia*

Sebelum mengakhiri kunjungan kerjanya di Medan, Muhadjir Effendy melakukan peninjauan terkait kesiapan Bandara Kualanamu untuk menerima para Pekerja Migran Indonesia (PMI). Ia meminta pihak Pemerintah Kota Medan dan pihak Bandara Kualanamu untuk lebih berhati-hati dalam melakukan penanganan para Pekerja Migran yang datang ke Kota Medan ini.

"Mohon dicermati karena Medan menjadi tempat diperbolehkan mendaratnya para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diantara PMI itu sudah diketati pengawasannya dan sudah diperiksa ada yang membawa 'oleh-oleh' virus Covid-19 juga," tukasnya.

Pada kesempatan tersebut Menko PMK juga didampingi oleh Staf Ahli Gurbernur Sumatera Utara Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset, dan SDA Agus Tripriyono, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Priagung AB, serta Eksekutif General Manager Angkasa Pura Agus Supriyanto. (*)

Sikap yang harus dihindari dalam toleransi beragama ditunjukkan pernyataan nomor
Sikap yang harus dihindari dalam toleransi beragama ditunjukkan pernyataan nomor
5 Sikap berlebihan dalam beragama yang harus dihindari

Sikap beragama secara berlebihan tentu saja tidak baik, apalagi merasa agamanya paling benar dan agama lainnya tidak benar. Selama ini banyak terjadi sikap bermusuhan antar agama sendiri, saling hujat, saling membenci mengkafirkan satu dengan sesama Islam. Padahal dalam Islam diwajibkan untuk saling menghargai pendapat orang lain, toleransi terhadap perbedaan yang ada, tidak boleh merasa dirinya paling benar dalam beragama. Keseimbangan atau kemoderatan bisa tumbuh jika kita mampu menerima segala perbedaan pendapat dan toleransi dengan keadaan. Rasulullah SAW juga pernah perpesan pada umatnya, jauhkanlah kalian dari sikap melampaui batas dalam beragama. Termasuk juga dalam arti moderat di sini adalah berbuat sesuai dengan kadar kemampuan dan mencegah diri dari memaksakan sesuatu di luar batas kemampuan manusia dalam kesanggupan secara umum. Jika segala hal harus dipaksakan dan harus sesuai dengan satu pendapat, menunjukkan bahwa Islam adalah sesuatu yang sempit dan tidak mempunyai khasanah berpikir yang luas. Padahal Islam di tempat kita belum tentu sama di tempat yang lain, karena unsur Islam dipengruhi oleh faktor budaya dan lingkungan di mana kita tinggal. Di samping itu dalam arti moderat di sini adalah dalam menjalankan beribadah seperti sholat, puasa, bershodaqoh, dan juga amal-amal lainnya dengan tidak berlebih-labihan.. Moderat adalah jalan yang seimbang menuju kehidupan manusia tanpa kecuali. Seperti yang telah Rasulullah contohkan bahwa dalam melakukan segala sesuatu harus ambil jalan tengah biar tidak berat sebelah. Sehingga tidak memberatkan kita dan juga merasa nyaman dalam beragama, dan juga aman dalam berpendapat, akhirnya Islam bisa dipahami dari berbagai bentuk dan sudut pandang. Agama itu bisa diibaratkan obat, saat kita sakit maka ada porsinya dan tidak berlebihan. Kalau berlebihan justru tidak mengobati, tetapi mendatangkan penyakit. Allah melarang orang beragama secara berlebih-lebihan, baik dalam hal ibadah maupun dalam hal kehidupan sehari-hari misalnnya makan dan minum, tidur, dan lain sebagainya. Adapun yang berlebihan umumnya tidak mendatangkan hal positif, malah bisa merugikan. Pendeknya, larangan sikap berlebihan ini tidak hanya dalam konteks dunia saja tetapi juga dalam ibadah menuju Allah. Agar kita tidak menjadi manusia yang ujub atau serakah, maka hindarilah sikap yang berlebihan dalam beragama. Di bawah ini terdapat 5 sikap berlebihan yang perlu dihindari dalam beragama adalah sebagai berikut: 1.Fanataik Fanatik merupakan satu pendapat yang tidak mengakui pendapat orang lain, jadi siapapun yang telah memiliki sifat fanatik ini selalu merasa bahwa pendapat yang ia ikuti paling benar diantara pendapat-pendapat yang ada. Karena bagi mereka, pendapat yang paling benar adalah pendapat mereka. 2.Bersikap keras dan kasar Bersikap keras dan kasar juga menjadi tanda berlebihan dalam beragama, padahal Allah mengajak kita agar mengajak atau berdakwah dengan cara yang halus dan bijaksana. 3.Mudah mengkafirkan orang lain Mudah mengkafirkan orang lain adalah sesuatu sikap yang dibenci oleh Allah, karena merasa dirinya yang paling benar. 4.Memaksakan kehendak orang lain untuk masuk kedalam pendapatnya Memaksakan kehendak kepada orang lain adalah sikap yang tidak termasuk dalam ajaran Islam. 5.Intoleran

Intoleran merupakan kebalikan dari sikap toleransi, intoleran adalah sikap yang tidak mau menghormati pendapat orang lain, dan tidak mau menerima perbedaan dari orang lain.

Penulis: Khumairotun Naimah Nim      : 17.12.00030 Prodi    : PIAUD

KKN MDR IPMAFA PATI 2020