Sex bebas sering disebut kecuali

Tim | CNN Indonesia

Minggu, 13 Jun 2021 23:10 WIB

Sex bebas sering disebut kecuali

Perilaku seks di luar nikah maupun berganti-ganti pasangan dapat memicu penyakit menular seksual (PMS). Berikut 7 penyakit yang disebabkan seks bebas. (Ilustrasi Foto: Istockphoto/ Andresr)

Jakarta, CNN Indonesia --

Seks bebas merupakan perilaku seksual yang dilakukan di luar nikah dan bisa terjadi antara satu pasangan atau satu orang bergonta-ganti pasangan.

Perilaku tersebut tentunya memiliki dampak kurang baik terhadap kesehatan, salah satunya terkena penyakit yang disebabkan seks bebas atau penyakit menular seksual (PMS).

PMS ini terjadi karena hubungan seks tidak aman atau tanpa kondom, yang dapat ditularkan secara penetratif, oral, atau seks anal.


Selain itu, PMS juga berpotensi menularkan dengan cara lain seperti dari kontak cairan tubuh melalui darah, urine, atau feses.

Mengutip dari Healthline, berikut adalah jenis-jenis penyakit yang bisa Anda derita apabila melakukan seks bebas.

Sex bebas sering disebut kecuali
Jenis penyakit yang disebabkan seks bebas atau penyakit menular seksual  (Foto: Istockphoto/ Andresr)

1. Klamidia

Klamidia disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis yang ditularkan ketika berhubungan seksual dan bisa menginfeksi alat kelamin baik wanita atau pria.

Gejalanya memang tak langsung, namun akan timbul nyeri pada perut bagian bawah saat melakukan seks maupun buang air kecil, disertai keluarnya cairan hijau lewat penis atau vagina.


2. Sifilis

Penyakit yang disebabkan seks bebas berikutnya sifilis atau raja singa. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri treponema pallidum, dengan gejala timbulnya luka kecil di mulut, anus, dan kelamin.

Apabila penyakit sifilis ini tidak segera ditangani, penderitanya berisiko kehilangan penglihatan, pendengaran, ingatan, borok pada kulit, hingga menyebabkan kematian.


3. Gonore

Gonore atau kencing nanah termasuk penyakit seks bebas yang terjadi karena infeksi bakteri neisseria gonorrhoeae. Gonore ditandai dengan keluarnya nanah pada lubang penis atau vagina.

Nanah yang keluar tersebut akan disertai rasa nyeri dan gatal saat buang air kecil. Bahkan penderitanya juga bisa mengalami buang air kecil lebih sering hingga risiko kemandulan.


4. Herpes

Penyakit herpes ini disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang memiliki dua jenis utama yaitu HSV-1 dan HSV-2. Keduanya dapat ditularkan secara seksual.

Herpes juga dapat menular melalui sentuhan langsung atau tidak langsung. Penyakit ini ditandai dengan gejala demam, nyeri otot, serta muncul luka kecil terlebih dulu.

5. Trikomoniasis

Trikomoniasis termasuk jenis infeksi menular seksual paling umum yang ditransfer melalui kontak genital akibat parasit. Salah satu gejalanya yaitu gatal di sekitar vulva.

Pada wanita, trikomoniasis dapat mengeluarkan cairan berbau busuk di vagina yang disertai nyeri ketika buang air kecil. Bagi ibu hamil, penyakit ini bisa menyebabkan bayi lahir prematur.

6. Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit seksual karena virus Hepatitis B yang ditularkan melalui air mani, darah, serta cairan vagina. Cara mudah supaya tidak tertular bisa dengan vaksin hepatitis.

Pada penyakit ini, gejala yang muncul yaitu mual, muntah, diare, demam, sakit perut, mata menguning, dan urine berwarna keruh.

7. HIV/AIDS

Penyakit HIV terjadi akibat infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang berpindah lewat kontak langsung antara lapisan kulit dalam atau aliran darah dengan kandungan virus HIV.

HIV ini menyerang dan dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Apabila tidak diobati bisa berkembang menjadi penyakit mematikan yang disebut Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Supaya tidak terjangkit penyakit menular seksual (PMS), Anda bisa mencegahnya dengan menghindari seks bebas dan mulai melakukan seks dengan cara aman, di antaranya:

Sex bebas sering disebut kecuali
Cara mencegah risiko tertular penyakit yang disebabkan seks bebas (Foto: Istockphoto/ PeopleImages)

  • Setia dengan satu pasangan
  • Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
  • Jangan melakukan hubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi
  • Sunat untuk laki-laki
  • Lakukan vaksin

Dengan memproteksi dan membatasi diri, Anda bisa meminimalisasi risiko serta terhindar dari ancaman penyakit yang disebabkan seks bebas.

(avd/fef)

Saksikan Video di Bawah Ini:

Perilaku seks bebas tanpa pengaman dapat meningkatkan risiko terkena infeksi menular seksual (IMS). Setia pada satu pasangan dan melakukan hubungan seksual yang aman, dapat mencegah terkena penyakit akibat seks bebas.

Perilaku seks bebas sering dikaitkan dengan hubungan seksual yang tidak aman (tanpa kondom) dan bergonta-ganti pasangan, sehingga dapat meningkatkan risiko terkena infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual. Penyakit ini dapat ditularkan melalui berbagai aktivitas seksual, baik secara penetratif, oral, maupun seks anal.

Sex bebas sering disebut kecuali

Semakin sering seseorang melakukan seks bebas, semakin tinggi risiko terkena infeksi menular seksual. Seks disebut aman apabila dilakukan tanpa melibatkan pertukaran air mani, cairan vagina, atau darah antarpasangan.

Beragam Penyakit akibat Seks Bebas

Seks bebas umumnya dikaitkan dengan perilaku seks yang tidak aman dan bergonta-ganti pasangan, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan melakukan seks bebas adalah:

1. Gonore

Gonore atau kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat ditularkan melalui kontak mulut, vagina, penis, atau anus sewaktu melakukan hubungan seksual.

Seseorang yang terkena penyakit ini biasanya akan mengalami beberapa gejala, seperti nyeri ketika buang air kecil, keluarnya cairan seperti nanah pada ujung penis maupun vagina, sering buang air kecil, atau nyeri di kelamin.

2. Klamidia

Penyakit klamidia disebabkan oleh bakteri dan biasanya ditularkan melalui hubungan seksual tidak aman seperti seks bebas. Penyakit ini tidak hanya menginfeksi kelamin, tapi juga bisa menyerang mata jika cairan vagina atau sperma yang terinfeksi mengenai mata.

3. Sifilis

Sifilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sama seperti dua penyakit sebelumnya, penyakit sifilis juga ditularkan melalui aktivitas seksual yang tidak aman.

Penyakit ini ditandai dengan gejala berupa luka yang tidak nyeri di kelamin atau mulut, yang kemudian menghilang dalam waktu sekitar 6 minggu. Sifilis bisa menetap selama beberapa bulan atau bertahun-tahun, bahkan menyebabkan gangguan pada organ tubuh lainnya.

4. Chancroid

Penyakit menular seksual yang satu ini disebut juga ulkus mole. Chancroid disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyi, dan dapat muncul dalam waktu 3–7 hari pasca kontak seksual dengan orang penderita.

Gejala chancroid bisa berupa benjolan kecil yang terasa nyeri dan mudah pecah. Jika benjolan ini pecah, akan muncul luka kemerahan dengan tepi yang tidak rata. Terkadang, penderita juga mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar lipatan paha.

5. Kutil kelamin

Sama seperti penyakit kutil pada kulit, kutil kelamin juga disebabkan oleh infeksi virus HPV. Kontak fisik saat melakukan seks bebas, baik secara seks vaginal maupun anal, dapat menularkan penyakit ini. Pada wanita, penularan infeksi virus HPV jenis tertentu dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks.

6. Herpes genital

Herpes genital adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus herpes simpleks 2 (HSV 2). Penyakit ini biasanya ditandai dengan munculnya bisul berair pada kelamin, rasa gatal di area kelamin dan anus, nyeri saat buang air kecil, demam, badan terasa nyeri, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Selain beberapa penyakit di atas, seks bebas juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena HIV, hepatitis B, trikomoniasis, dan kandidiasis.

Mencegah Infeksi Menular Seksual Akibat Seks Bebas

Untuk mencegah infeksi menular seksual, sebaiknya Anda menghindari perilaku seks bebas dan lakukan seks yang aman. Berikut adalah cara melakukan seks aman guna menghindari risiko terkena infeksi menular seksual:

Setia pada satu pasangan

Hubungan seksual yang paling aman adalah hanya dengan satu pasangan. Namun, pastikan juga bahwa pasangan Anda hanya berhubungan seksual dengan Anda.

Selain itu, lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memastikan tidak ada di antara Anda dan pasangan yang menderita penyakit menular seksual.

Gunakan kondom

Menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual, terutama dengan pasangan baru, merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko penularan penyakit seksual dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Selain itu, gunakan pelumas agar kondom tidak mudah robek saat melakukan penetrasi dan pastikan kondom tidak kedaluwarsa ketika ingin digunakan.

Hindari konsumsi minuman beralkohol dan narkoba

Konsumsi minuman beralkohol dan menggunakan narkoba dapat memengaruhi pikiran dan keputusan yang Anda buat. Anda dan pasangan bisa saja mengabaikan penggunaan kondom atau menggunakan kondom dengan cara yang salah.

Oleh karena itu, pastikan Anda dan pasangan tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan narkoba sebelum melakukan hubungan seksual, agar tidak membuat keputusan yang salah dan terhindar dari infeksi menular seksual.

Anda dan pasangan juga disarankan untuk berkomitmen menjauhi seks bebas dan tidak melakukan hubungan seks yang berisiko, seperti seks oral atau seks anal dengan lebih dari satu pasangan, serta menggunakan mainan seks (sex toy) secara bergantian.

Selain menghindari perilaku seks berisiko, penting juga untuk mendapatkan vaksinasiseperti hepatitis B dan HPV. Jika pernah melakukan seks bebas atau perilaku seks berisiko lainnya, Anda disarankan untuk mendapatkan pre-exposure prophylaxis (PrEP) untuk menurunkan risiko terkena HIV.

Anda dapat mencegah infeksi menular seksual dengan menjauhi seks bebas dan menerapkan beberapa saran yang telah disebutkan di atas. Jika langkah pencegahan tersebut dirasa masih kurang maksimal, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran yang tepat.