Setiap melaksanakan pekerjaanya selalu dikerjakan dengan sungguh sungguh cermat teliti merupakan

Setiap melaksanakan pekerjaanya selalu dikerjakan dengan sungguh sungguh cermat teliti merupakan

1. Kerja Keras
Pengertian Kerja Keras Kerja keras artinya melakukan sesuatu untuk mencari nafkah dengan sungguh-sungguh. Kerja keras untuk mencapai tujuan atau prestasi sebaiknya disertai dengan berserah diri (tawakal) kepada Allah Swt., baik untuk kepentingan dunia maupun akhirat.

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ


“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash :77)

Membiasakan Perilaku Kerja Keras.

Perilaku kerja keras sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Beliau tidak hanya menghabiskan waktu untuk mengingat Allah Swt saja, tetapi bekerja keras berdakwah, baik di Mekah maupun Madinah. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat meneladaninya bahwa kita diperintahkah oleh Allah Swt dan Rasul-Nya untuk membiasakan perilaku bekerja keras, tidak boleh berangan-angan atau bergantung pada orang lain dengan meminta-minta. dan bekerja keras agar berhasil dan dapat mencukupi kebutuhan hidup, meningkatkan kreativitas, berdoa dan bertawakal kepada Allah Swt, berlaku jujur, tidak mudah berputus asa dan bersabar jika mengalami kegagalan, selalu bersyukur atas rahmat Allah Swt yang diterima. Hadis Nabi Muhamamd saw. : Artinya:

“Dari miqdam r.a. berkata : Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Tidak satu pun makanan yang dimakan seseorang lebih baik daripada kerja tangannya. Sesungguhnya Nabi Daud makan dari hasil kerja tangannya”. (HR. Bukhari)

2. Tekun dan Ulet.

Islam menyuruh setiap muslim tekun dan ulet bekerja. Sebaliknya, Islam mencela orang yang malas dan berpangku tangan.

Pengertian Tekun dan Ulet.


Tekun artinya mengarahkan pemikiran dan perasaan pada kegiatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dalam belajar dan menuntut ilmu pun, kita harus menekuni apa yang sedang dipelajari. Dengan rajin belajar dan tekun, kita dapat meraih kesejahteraan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

Dalil Tekun dan Ulet.


يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ


“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat . Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Membiasakan Perilaku Tekun dan Ulet.

Sifat tekun dan ulet dalam semua pekerjaan akan menguntungkan dan membahagiakan, baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Segala yang ada di permukaan bumi ini adalah karunia Allah untuk manusia. Hanya manusia yang tekun dan ulet bekerja saja yang akan memperoleh manfaat dari karunia Allah swt. Begitu pula surga di akhirat nanti, hanya disediakan oleh Allah untuk orang-orang yang tekun atau rajin beramal dan beribadah waktu hidup di dunia. Membiasakan berperilaku tekun dan ulet dalam belajar adalah kewajiban utama pelajar. Dengan berperilaku tekun dan ulet, niscaya segala keinginan insya Allah akan terwujud. Untuk itu, biasakanlah berperilaku tekun dan ulet dalam setiap pekerjaan, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.

3. Teliti.

Nabi Muhammad saw. bersabda, “Suatu hari Rasullah berkata kepada Asyaj Abdul Qais:

”Sesungguhnya ada dua perkara di dalam dirimu yang disukai Allah, yaitu kritis dan ketelitian.” (HR. Muslim)

Pengertian Teliti dan Dalilnya.

Teliti artinya berhati-hati dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Teliti dapat berarti juga cermat dalam setiap melakukan sikap dan perbuatan serta setiap pekerjaan, tidak terburu-buru, namun perlu perhitungan dan pengkajian baik buruknya.

Dalil Teliti.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ


“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6).

Membiasakan Perilaku Teliti.

Kitaharusmembiasakandiribekerja denganteliti.Pekerjaanyangdilakukan dengan teliti biasanya mendatangkan hasil yang baik. Sebaliknya, apabila pekerjaan dilakukan tidak dengan teliti, hasilnya sering mengecewakan.

Kita harus membiasakan teliti dalam semua perbuatan. Contohnya salat, kita harus teliti mulai dari kebersihan dan kesucian pakaian yang kita gunakan. Kemudian, cara berwu«u' harus benar, jangan asal disiram saja. Dalam belajar, kita harus teliti, tidak terburu-buru, namun perlu perhitungan dan pengkajian baik-buruknya. Inilah ciri pribadi Muslim yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap melaksanakan pekerjaanya selalu dikerjakan dengan sungguh sungguh cermat teliti merupakan
Pengertian Kerja Keras, Tekun, Ulet dan Teliti dalam Ajaran Islam

Sebagai seorang muslim, kita harus senantiasa meneladani sifat Rasulullah saw., baik dalam urusan ubudiah maupun dalam urusan muamalab. Selain urusan ubudiah, beliau juga memberikan keteladanan dalam masalah muamalah atau keduniaan. Di antara sifat beliau yang perlu kita teladani dalam urusan keduniaan adalah kerja keras, tekun, ulet, dan teliti


Kerja keras adalah suatu sikap kerja yang penuh dengan motivasi (semangat) untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan. Bekerja adalah kewajiban bagi setiap orang untuk memperoleh keberhasilan. Tanpa bekerja, manusia tidak akan pernah memperoleh apa yang diharapkan. Dengan bekerja keras, manusia telah melakukan suatu kewajiban. Sebagaimana firman Allah swt. Yang artinya: ‘Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang  Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. At-Taubah: 105)

Ayat di atas memberikan dorongan kepada kita untuk berusaha dengan keras karena semua usaha kita akan diperhitungkan oleh Allah swt. Orang Islam dilarang untuk malas, berpangku tangan dan menunggu keajaiban datang menghampiri dirinya.

Selain bekerja keras, kita juga perlu memiliki sifat tekun. Sifat tekun adalah sifat sungguh-sungguh dalam bekerja. Bersungguh-sungguh dalam berusaha merupakan modal untuk rnemperoleh kesuksesan. Begitu pula dalam hal belajar, kita harus penuh kesungguhan dan berbulat hati untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Dalam pepatah Arab dikatakan “Barang siapa bersungguh-sungguh, ia akan berhasil.”

Kita memang harus selalu bekerja keras dan tekun. Kedua sifat ini akan lebih bagus lagi jika ditambah dengan sifat ulet. Ulet adalah sikap tekad hati yang tidak mudah putus asa. Kita dilarang untuk putus asa sebab putus asa adalah sikap orang kafir. Sebagaimana firman Allah swt. dalam Surat Yusuf Ayat 87 yang artinya “dan jangan kamu berputus asa dan rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dan rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”

Dalam belajar, terkadang kita mengalami kesulitan. Namun, kita tidak boleh lantas putus asa. Kita masih ingat kisah Ibnu Hajar yang sangat bodoh dan sulit menerima pelajaran. Dengan ketekunanannya, ia berhasil menjadi salah seorang ulama besar yang dikenang separijang masa. Ketekunan Ibnu Hajar itu perlu kita teladani. Kita harus selalu optimis dan yakin akan dapat memperoleh apa yang kita cita-citakan.

Ketiga sifat di atas (kerja keras, tekun, dan ulet) apabila berada pada diri kita. akan menjadikan diri kita orang yang terampil dan mumpuni dalam bidang yang kita tekuni. Orang yang mempunyai kreativitas, terampil. dan berkemauan keras akan mengalami keberhasilan. Segala urusan yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban. Bekerja yang tidak didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dapat menimbulkan bencana. Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw. Yang artinva: “Jika sesuatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, tan ggulah kehancurannya.” (H.R.Bukhari)

Selain ketiga sifat tersebut, sifat baik lainnya yang perlu dimiiliki adalah ketelitian. Teliti berarti cermat dan saksama. Teliti juga berarti hati-hati. Orang yang teliti adalah orang yang selalu cermat dan hati-hati dalam merencanakan hingga melakukan suatu pekerjaan. Orang yang tidak teliti adalah orang yang ceroboh dan mengerjakan sesuatu dengan semaunya sendiri.

Ketelitian sangat diperlukan untuk suksesnya pekerjaan yang dilakukan. Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan tergesa-gesa dan tidak hati-hati, hampir dapat dipastikan hasilnya tidak memuaskan,bahkan kebanyakan gagal. Ketelitian merupakan sikap positif yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Oleh karena itu, sikap mi termasuk dalam akhlak terpuji. Sedang tergesa-gesa dan ceroboh termasuk akhlak yang tercela.

Sikap teliti diisyaratkan oleh Al-Qur’an, terutama ketika kita mendengar berita yang dibawa seorang yang fasik (tidak baik kelakuannya). Karena jika tidak teliti, akibat yang ditimbulkan akan menimpa orang banyak dan akan membawa penyesalan. Dalam hal ini Allah swt. Berfirman yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah den gan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa men getahui keadaannya yang men yebabkan kamu men yesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S. al-Hujurãt (49): 6).

Ketelitian dalam melakukan suatu pekerjaan dapat menjadi kunci untuk suksesnya pekerjaan tersebut. Seorang pengemudi mobil yang teliti akan selamat dalam mengemudikan mobilnya dan sampai pada tujuan yang direncanakan. Sebaliknya, seorang pengemudi yang tergesa-gesa, apalagi ceroboh, maka akan membahayakan dirinya dan juga membahayakan orang lain. Seorang siswa yang teliti dalam mengerjakan soal-soal ujian, maka ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan, yakni nilai yang tinggi. Sebaiknya, siswa yang mengerj akan soal-soal ujian dengan tergesa-gesa biasanya hasilnya tidak memuaskan sehingga gagal.

Bekerja keras, tekun, ulet dan teliti merupakan kunci keberhasilan din seseorang.Apabila ketiga sifat ini sudah kita miliki, kita akan memperoleh keuntungan atau manfaatnya. Di antara manfaat memiliki sifat-sifat itu adalah sebagai berikut.

1. Kita akan bekerja dengan penuh keyakinan.

2. Kita akan memperoleh hasil yang memuaskan.

3. Pekerjaan kita dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.

4. Pintu keberhasilan menanti kita.

Kita harus selalu mengingat bahwa Allah tidak mengubah nasib seseorang tanpa diiringi usaha dan orang itu sendiri. Sebagaimana firman Allah swt.yang artinya: “ .. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya. Sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka, selain Dia. (Q.S. Ar-Ra’d: 11)