PortalYogya.com - Sekar Roekoen merupakan organisasi pelajar yang turut menjadi bagian dari perhelatan Kongres Pemuda II yang kemudian menghasilkan resolusi Sumpah Pemuda. Sekar Roekoen didirikan pada 26 Oktober 1919 di Batavia dengan nama Perkumpulan Sekar Roekoen cabang Betawi. Para pengurusnya yakni Prof. Dr. Husein Djajadiningrat (Pembina), Iki Adiwidjaja (Presiden), Doni Ismail (Wakil Presiden), Nawawi (Sekretaris I), Sanoesi (Sekretaris II), Soerija (Bendahara), Samjoen dan Oesman (Anggota). Awalnya Sekar Roekoen didirikan ketika terjadi konflik organisasi Jong Java. Beberapa pendiri Sekar Roekoen merupakan anggota Jong Java yang kemudian mengundurkan diri karena tradisi Jong Java lebih mengusung budaya Jawa. Baca Juga: Jong Sumatranen Bond dan Perannya dalam Sumpah Pemuda Hal ini membuat para pelajar Sunda merasa tersisih yang kemudian membuat organisasi Sekar Roekoen. Nama Sekar Roeken berasal dari Nji Sekar (wanita) dan Oedjang Oekoen (laki-laki) yang berasal dari kultur Sunda. Sekar Roekoen turut menerbitkan surat kabar Sekar Roekoen. Hingga tahun 1925, Sekar Roekoen memiliki cabang di beberapa tempat yakni cabang Betawi, Purwakarta, Bandung, Sukasari, Tasikmalaya, Sukabumi, Salatiga, Yogyakarta, Surabaya, Bogor, dan Serang. Baca Juga: Sejarah Jong Java dan Keterlibatannya dalam Sumpah Pemuda
Page 2Sekar Roekoen terlibat aktif dalam Kongres Pemuda I, namun tak terlibat jadi panitia persiapan Kongres Pemuda II. Hal ini disebabkan karena Jong Java hendak menarik kembali Sekar Roekoen untuk bergabung menjadi anggota Jong Java. Namun akhirnya, Sekar Roekoen memutuskan untuk tetap menjadi organisasi yang mandiri untuk terlibat dalam Kongres Pemuda II. Baca Juga: Koran Sin Po, Penyiar Indonesia Raya untuk Sumpah Pemuda Dalam Kongres Pemuda II, Perwakilan Sekar Roekoen, Kornel Singawinata, menyampaikan pemikirannya tentang Kongres Pemuda I tahun 1926 yang perlu diwujudkan dalam tindakan demi mencapai persatuan nasional. Kornel Singawinata menambahkan bahwa perwujudan persatuan nasional harus dilandasi keberanian dan hati yang bersih. Baca Juga: Muhammad Yamin: Bung Hatta Sebut Dia Polikus Licik Kongres Pemuda II kemudian diakhiri dengan pembacaan putusan kongres oleh Mohammad Yamin, dengan diawali lantunan lagu Indonesia Raya. Putusan itu kemudian dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.*** ______________________________ Sumber: Page 3PortalYogya.com - Sekar Roekoen merupakan organisasi pelajar yang turut menjadi bagian dari perhelatan Kongres Pemuda II yang kemudian menghasilkan resolusi Sumpah Pemuda. Sekar Roekoen didirikan pada 26 Oktober 1919 di Batavia dengan nama Perkumpulan Sekar Roekoen cabang Betawi. Para pengurusnya yakni Prof. Dr. Husein Djajadiningrat (Pembina), Iki Adiwidjaja (Presiden), Doni Ismail (Wakil Presiden), Nawawi (Sekretaris I), Sanoesi (Sekretaris II), Soerija (Bendahara), Samjoen dan Oesman (Anggota). Awalnya Sekar Roekoen didirikan ketika terjadi konflik organisasi Jong Java. Beberapa pendiri Sekar Roekoen merupakan anggota Jong Java yang kemudian mengundurkan diri karena tradisi Jong Java lebih mengusung budaya Jawa. Baca Juga: Jong Sumatranen Bond dan Perannya dalam Sumpah Pemuda Hal ini membuat para pelajar Sunda merasa tersisih yang kemudian membuat organisasi Sekar Roekoen. Nama Sekar Roeken berasal dari Nji Sekar (wanita) dan Oedjang Oekoen (laki-laki) yang berasal dari kultur Sunda. Sekar Roekoen turut menerbitkan surat kabar Sekar Roekoen. Hingga tahun 1925, Sekar Roekoen memiliki cabang di beberapa tempat yakni cabang Betawi, Purwakarta, Bandung, Sukasari, Tasikmalaya, Sukabumi, Salatiga, Yogyakarta, Surabaya, Bogor, dan Serang. Baca Juga: Sejarah Jong Java dan Keterlibatannya dalam Sumpah Pemuda Sekar Rukun (Sekar Roekoen) merupakan sebuah organisasi para pemuda Sunda yang dibentuk oleh para siswa Sekolah Guru (Kweekschool) di Jalan Gunungsari, Batavia, pada tanggal 26 Oktober 1919.
Daftar Isi
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sekar Rukun (Sekar Roekoen) merupakan sebuah organisasi para pemuda Sunda yang dibentuk oleh para siswa Sekolah Guru (Kweekschool) di Jalan Gunungsari, Batavia, pada tanggal 26 Oktober 1919. Berdirinya perkumpulan ini diprakarsai oleh Doni Ismail, Iki Adiwidjaja, Djuwariah, Hilman, Moh. Sapii, Mangkudiguna, dan Iwa Kusumasumantri. Tujuan awal dibentuknya perkumpulan ini, ialah: memajukan orang Sunda, mempersatukan siswa-siswa Sunda, memperbaiki bahasa Sunda, serta menata hati. Sebagai upaya mencapai tujuan itu, Sekar Rukun kemudian mengadakan berbagai kegiatan, diantaranya: - mengumpulkan alat-alat musik Sunda, - mengajarkan pengetahuan terkait Sunda, - membuat perkumpulan untuk diskusi, - berbicara menggunakan bahasa Sunda, - mengusahakan pendirian perpustakaan dan surat kabar berbahasa Sunda. Iwa Koesoemasoemantri (pahlawancenter.com)Seiring berjalannya waktu, tujuan organisasi ini semakin berkembang, yaitu : - menumbuhkan kecintaan pemuda Sunda terhadap tanah air dan meningkatkan pengetahuan orang Sunda, - menyatukan para pemuda yang bisa berbahasa Sunda, - mengupayakan kerukunan para pemuda Indonesia. (1) Baca: Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) Baca: PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) 1919-1926 Awalnya, Sekar Rukun didirikan agar tidak terkait dengan urusan agama, tidak menyimpang dari ketentuan hukum negara, dan tidak ikut campur masalah politik. Anggota yang dapat bergabung dalam organisasi Sekar Rukun ialah siapa saja yang dapat berbicara bahasa Sunda dengan usia 14 tahun ke atas. Anggotanya mencakup anggota biasa, anggota pengurus, anggota kehormatan, serta anggota luar biasa. Organisasi ini juga menerbitkan surat kabar yang juga diberi nama Sekar Roekoen yang dipegang oleh Hoessein Djajadiningrat dengan pimpinan redaksinya ialah Doni Ismail dan Iki Adiwidjaya. Tujuan diterbitkannya surat kabar Sekar Roekoen adalah sebagai berikut. - Mempersatukan seluruh anggota perkumpulan - Tanda kemitraan untuk seluruh anggota dan donatur - Menggapai tujuan organisasi lainnya yang tertera dalam anggaran dasar Edisi perdana surat kabar Sekar Roekoen corong perkumpulan pemuda Sunda Sekar Rukun yang berdiri di Batavia Tepat pada 26 Oktober 1919, di Batavia, berdirilah perkumpulan pemuda Sunda Sekar Rukun. Didirikan oleh para siswa Kweekschool di Gunung Sari. Antara lain, Doni Ismail, Iki Adiwidjaja, Djuwariah, Hilman, Moh. Sapii, Mangkudiguna, juga Iwa Kusumasumantri yang berasal dari Sekolah Hukum di Batavia. Mulai 1921, perkumpulan Sekar Rukun menerbitkan surat kabar setiap satu bulan sekali, Sekar Roekoen. Adapun yang menjadi pelindung untuk penerbitan surat kabar ini ialah, Dr. Hoesein Djajadiningrat yang juga memimpin surat kabar Poesaka Soenda dari organisasi Java Instituut. Edisi perdana surat kabar Sekar Roekoen, Desember 1921 disebutkan, jika perkumpulan Sekar Rukun akan didirikan dengan maksud untuk memajukan kesenian orang Sunda; menyatukan murid orang Sunda di ; memperbaiki bahasa Sunda; serta ngabeberah hate (menghibur hati). Baca Juga:Syarat-syarat yang berhak menjadi anggota juga tercantum di halaman awal Sekar Roekoen edisi perdana, yaitu, mampu berbicara bahasa Sunda, dari umur 14 tahun ke atas. Keanggotannya terdiri dari anggota biasa, anggota administratif, anggota kehormatan dan anggota luar biasa. Sedangkan, untuk anggota biasa dan anggota administratif, hanya berlaku untuk kalangan para pelajar sekolah. Para anggota juga diwajibkan untuk membayar iuran perbulan yang telah ditentukan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Dalam perkembangannya, perkumpulan Sekar Rukun berhasil mengembangkan cabang-cabang hingga ke pelosok daerah Jawa Barat dan Yogyakarta. Cabang Sekar Rukun Sukasari, merupakan cabang pertama yang telah berdiri. Berita mengenai berdirinya cabang ini, tercantum dalam Sekar Roekoen No. 3 bulan Februari 1922, “Pertawis kabingahan kana ngadegna Tjabang S.R. Soekasari”. Sementara itu, pada halaman 4, terdapat informasi mengenai berdirinya Cabang Sekar Rukun Purwakarta. Di situ disebutkan: “Tjabang Sekar Roekoen Poerwakarta: Koe Propogandana mitra Iki sareng Mangkoe di Poerwakarta parantos ngadeg tjabang S.R. llidna aja 89. Nu djadi bestuur, President: djoeragan Ehon; Secretaris: Ito; Penningmeester: Tarsa”. Juga informasi tentang berdirinya Cabang Sukabumi: “Di Soekaboemi prantos ngadeg tjabang, lid-lidna ti sakola Cultuur woengkoel aja 32”. Awal-mula berdirinya tiga cabang Sekar Rukun tersebut, diikuti dengan berdirinya cabang-cabang lain di Priangan. Di antaranya, Cabang Sekar Rukun Bogor dan Cabang Lembang. Adapun di luar Priangan berdiri Cabang Betawi, Golongan Salatiga dan Golongan Jogja. Pada Sekar Roekoen edisi April 1926 no.2 tahun ke-6, memuat pemberitaan tentang Hoofdbestuur dan para pengurus tiap-tiap cabang. Sebagaimana diumumkan: “Wartos ti H.B. sareng ti Tjabang-tjabang. Rengrengan Hoofdbestuur Sekar Roekoen taoen 1926. Hoofd Bestuur: Voorzitter: Dj: A. Hamami (noejoe verlof); Vice voorzitter: Dj: S. Soeriahadinegara; Secretaris: Dj: Soetaprana; Penningm.: Dj: Hasanoedin; Leden I: Dj: I Adiwidjaja (noejoe verlof); Dj: O. Adiwiria. Tjabang Betawi: (tingali pertelaan). Tjabang Bogor: Voorzitter: Dj:Saleh; Vice voorzitter: Dj: Soeparma; I. Secretaris: Dj: Oesoep; II. Penningm. Dj: Moecter; Commissaris: Dji. Madia; Dji. Ole; Dji. Soekadja; Dji. Ede; Dji. Saleh; Com. H.B. Joesoef Natanegara. Tjabang Serang: Voorzitter: Secretaris: Djr. Djajasasmita; Penningmeester: Djr. Soemardjo; Commissaris: Djr. Djoenaedi; Redacteur: Djr. Madiadipoera. Golongan Salatiga: Presidente: Djr. Nadjimiati; Secretaresse: Djr. Chan; Penningmeesteres: Djr. Djoelacha; Tjabang Bandoeng: (teu atjan aja wartosna diantosan keneh). Tjabang Poerwakarta: Idem. Golongan Djogja: Pengoeroes: Djr. Mareng Soewariawidjaja. Ieu golongan anoe nembe diadegkeun, sareng anoe kaetang madjeng pisan, tiasa djanten tjonto ka sanes golongan?”. Perkumpulan Sekar Rukun, tidak saja terdiri dari kebanyakkan laki-laki, namun, diisi oleh anggota perempuan. Bahkan, dalam Sekar Roekoen edisi ke-2 April 1926, memuat penyebutan khusus bagi anggota perempuan, yakni, Sekar Roekoen bagian istri. Di samping itu, edisi ini juga mengkhususkan rubrik bagi perempuan. Rubrik ini dinamakan dengan, Kalangan Istri. Di dalam rubrik ini, terdapat bermacam-macam pembahasan mengenai isu perempuan. Antara lain: Implak-implik, Saoer R.A. Kartini, Kabinangkitan Istri Soenda, dan Kapajoeneun Ma’ Entog. Selain itu, pada Sekar Roekoen Februari 1922 edisi ke-3 tahun kesatu, terhimpun sebuah perdebatan antara anggota Sekar Roekoen dengan Jong Java. Informasi tersebut diberi judul, Sekar Roekoen Soekaboemi, yang di bawahnya tertulis, Badami bestuur J.J.-S.R. Perdebatan ini membicarakan tentang kekhawatiran dualisme keanggotaan dan kepemimpinan Jong Java-Sekar Rukun. Ditambah dengan hak dan kewajiban anggota dalam memajukan tradisi kedaerahan. Kiprah Sekar Rukun bukan hanya turut mengembangkan anggota dan tradisi Sunda. Dalam lingkup nasional, perkumpulan Sekar Rukun, turut menyumbangkan gagasan dalam ikrar Sumpah Pemuda. Momen tersebut juga diabadikan dalam Sekar Roekoen bulan November 1928. Tepat di halaman pertama, terpampang hasil keputusan Sumpah Pemuda. Isinya: “Kerapatan Pemoeda-pemoeda Indonesia jang diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan, dengan namanja: Jong-Java, Jong-Sumatra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Bataksbond, Jong Selebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar Peladjar Indonesia;Memboeka rapat pada tanggal 27 dan 28 October tahoen 1928 dinegri Jacatra; Sesoedahnja mendengar pidato-pidato dan pembitjaraan jang diadakan daam kerapatan tadi; Sesoedahnja menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini”. Lebih jauh baca: Jakarta Sejarah 400 Tahun karya Susan Blackburn yang bisa didapatkan di Tokopedia, BukaLapak, dan Shopee. Wilayah Kekerasan di Jakarta karya Jerome Tadie yang bisa didapatkan di Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee. Profil Etnik Jakarta karya Lance Castles yang bisa didapatkan di Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee. Batavia Abad Awal Abad XX karya Clockener Brousson yang bisa didapatkan di Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee. Jakarta Punya Cara karya Zeffry Alaktiri yang bisa didapatkan di Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee. Betawi Tempo Doeloe karya Abdul Chaer yang bisa didapatkan di Tokopedia, BukaLapak, dan Shopee. Batavia Kala Malam: Polisi, Bandit dan Senjata Api karya Margreeth van Till yang bisa didapatkan di Tokopedia dan Shopee. Dongeng Betawi Tempo Doeloe karya Abdul Chaer yang bisa didapatkan di Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee atau telpon ke 081385430505 |