Sebutkan tokoh atau musisi yang berpengaruh pada zaman modern

Perkembangan Musik Dunia
Musik sudah ada sejak Zaman purbakala dan dipergunakan sebagai alat untuk mengiringi upacara-upacara kepercayaan. Perubahan sejarah musik terbesar terjadi pada abad pertengahan,disebabkan terjadinya perubahan keadaan dunia yang makin meningkat. Musik tidak hanya dipergunakan untuk keperluan keagamaan, tetapi dipergunakan juga un tuk urusan duniawi PERKEMBANGAN MUSIK DUNIA TERBAGI DALAM ENAM ZAMAN : 1.Zaman Abad Pertengahan Zaman Abad Pertengahan sejarah kebudayaan adalah Zaman antara berakhirnya kerajaan Romawi (476 M) sampai dengan Zaman Reformasi agama Kristen oleh Marthen Luther (1572M). perkembangan Musik pada Zaman ini disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan dunia yang semakin meningkat, yang menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Perubahan dalam sejarah musik adalah bahwa musik tedak lagi dititikberatkan pada kepentingan keagamaan tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi, sebagai sarana hiburan. Perkembangan selanjutnya adalah adanya perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik yang dikembangkan oleh Guido d’ Arezzo (1050 M) Musik dengan menggunakan beberapa suara berkembang di Eropa Barat. Musik Greogrian disempurnakan oleh Paus Gregorius. Pelopor Musik pada Zaman Pertengahan adalah : 1. Gullanme Dufay dari Prancis. 2. Adam de la halle dari Jerman. 2. Zaman Renaisance (1500 – 1600) Zaman Renaisance adalah zaman setelah abad Pertengahan, Renaisance artinya Kelahiran Kembali tingkat Kebudayaan tinggi yang telah hilang pada Zaman Romawi. Musik dipelajari dengan cirri-ciri khusus, contoh nyanyian percintaan, nyanyian keperwiraan. Sebaliknya musik Gereja mengalami kemunduran. Pada zaman ini alat musik Piano dan Organ sudah dikenal, sehingga munculah musik Instrumental. Di kota Florence berkembang seni Opera. Opera adalah sandiwara dengan iringan musik disertai oloeh para penyanyinya. Komponis-komponis pada Zaman Renaisance diantaranya : 1. Giovanni Gabrieli (1557 – 1612) dari Italia. 2. Galilei (1533 – 1591) dari Italia. 3. Claudio Monteverdi (1567 – 1643) dari Venesia. 4. Jean Baptiste Lully (1632 – 1687) dari Prancis. 3. Zaman Barok dan Rokoko Kemajuan musik pada zaman pertengahan ditandai dengan munculnya aliran-aliran musik baru, diantaranya adalah aliran Barok dan Rokoko. Kedua aliran ini hamper sama sifatnya, yaitu adanya pemakaian Ornamentik (Hiasan Musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok memakai Ornamentik yang deserahkan pada Improvisasi spontan oleh pemain, sedangkan pada musik Rokoko semua hiasan Ornamentik dicatat. Komponis-komponis pada Zaman Barok dan Rokoko : A. Johan Sebastian Bach Lahir tanggal 21 Maret 1685 di Eisenach Jerman, meninggal tanggal 28 Juli 1750 di Lipzig Jerman. Hasil karyanya yang amat indah dan terkenal: 1. St. Mathew Passion. 2. Misa dalam b minor. 3. 13 buah konser piano dengan orkes 4. 6 buah Konserto Brandenburg Gubahan-gubahannya mendasari musik modern. Sebastian Bach menciptakan musik Koral (musik untuk Khotbah Gereja) dan menciptakan lagu-lagu instrumental. Pada akhir hidupnya Sebastian Bach menjadi buta dan meninggal di Leipzig B. George Fredrick Haendel Lahir di Halle Saxony 23 Februari 1685 di London, meninggal di London tanggal 14 April 1759. Semasa kecilnya dia sudah memperlihatkan bekat keahlian dalam bermain musik. Pada tahun 1703,ia pindah ke Hamburg untuk menjadi anggaota Orkes Opera. Tahun 1712 ia kembali mengunjungi Inggris. Hasil ciptaannya yang terkenal adalah ; 1. Messiah, yang merupakan Oratorio (nama sejenis musik) yang terkenal. 2. Water Musik (Musik Air). 3. Fire Work Music (Musik Petasan). Water Musik dan Fire Work Music merupakan Orkestranya yang paling terkenal. Dia meninggal di London dan dimakamkan di Westminster Abbey. 4. Zaman Klasik 91750 – 1820) Sejarah musik klasik dimukai pada tahun 1750, setelah berakhirnya musik Barok dan Rokoko. Ciri-ciri Zaman musik Klasik: a. Penggunaan dinamika dari Keras menjadi Lembut, Crassendo dan Decrasscendo. b. Perubahan tempo dengan accelerando (semakin Cepat) dan Ritarteando (semakin lembut). c. Pemakaian Ornamentik dibatasi d. Penggunaan Accodr 3 nada. Komponis-komponis pada Zaman Klasik antara lain : 1. Frans Joseph Haydn (1732 – 1809), Lahir di Rohrau Austria, ia meninggal tanggal 31 Mei 1809 di Wina Austria. Karya ciptaannya yaitu : Sonata Piano, 87 buah kuartet, 24 buah opera, 100 buah simfoni, yang paling terkenal adalah The Surprisse Sympony. Dalam sejarah musik, Joseph Haydn termashur sebagai Bapak Simfony yang mewujudkan bentuk orkes dan kuartet seperti yang kita kenal sekarang. Di Wina ia diakui sebagai Komponis Austria yang handal. 2. Wolfgang Amandeus Mozart (1756 – 1791) Lahir pada tanggal 27 januari 1756 di Salzburg Austria, meninggal tanggal 5 Desember 1791 di Wina Austria. Hasil karyanya adalah : Requiem Mars, 40 buah Simfony, Opera Don Geovani, Kuintet Biola Alto, Konserto Piano. Pada usia 3 tahun ia telah dapat menghasilkan melodi dan menerapkan accor pada hrpsikord. Pada usia 5 tahun ia telah mulai menciptakan lagu dan muncul didepan umum pada usia 6 tahun, kemudian bersama saudara perempuannya mengadakan Tour keliling Eropa. Pada tahun 1781 ia pindah ke kota Wina dan mengarang ciptaan-ciptaannya yang termaahur. Permainannya sangat menakjubkan, sehingga dijiluki Anak Ajaib. Biarpun memperoleh banyak sukses, tapi ia sangat miskin dan dalam keadaan yang sengsara, ia meninggal di Wina dalam usia 35 tahun dan dikuburkan di pekuburan fakir miskin. Ia menulis banyak komposisi dalam bentuk yang berbeda-beda tetapi berpegang kuat pada gaya klasik murni. 5. Zaman Romantik (1820 – 1900) Musik romantic sangat mementingkan perasaan yang subyaktif. Musik bukan saja dipergunakan untuk mencapai keindahan nada-nada, akan tetapi digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Oleh karena itu, dinamika dan tempo banyak dipakai. Komponis-komponis pada Zaman romantic adalah : a. Ludwig Von Bethoven dari Jerman. b. Franz Peter Schubert dari Wina. c. Francois Fredrick Chopin dari Polandia d. Robert Alexander Schumann dari jerman. e. Johanes Brahms dari Hamburg Jerman. Riwayat Haidup Komponis Zaman Romantik : A. Ludwig Von Beethoven (1770 – 1827) Lahir Desember 1770 di Bonn Jerman, ia meninggal tanggal 26 Maret 1827 di Wina Austria. Ia menamakan dirinya sebagai Pujangga Nada. Sejak usia 4 tahun dia belajar musik dibawah asuhan ayanhnya. Pada usia 17 tahun ia pergi ke Wina menemui komponis Mozart, kemudian Mozart memberi bimbingan musik kepadanya, sehingga ia dapat menjadi pemain musik yang baik danm komonis yang berbakat. Pada usia 30 tahun pendengarannya mulai berkurang, dan usia 50 tahun pendengarannya tuli sama sekali. Pada waktu ciptaannya Ninth Symphonies lahir, ia tidak mampu lagi mendengarkan hasil karyanya itu. Pada tanggal 26 Maret 1827, dia meninggal di Wina. Ia hidup dengan sangat menderita, tetapi mampu menciptakan Sonata dunia yang paling indah. Hasil ciptaannya antara lain : - 5 buah sonata cello dan piano. - 9 buah symfoni - 32 sonata piano. B. Franz Peter Scubert (1797 – 1828) Lahir di Wina 31 Januari 1797, dia meninggal tanggal 19 Desember 1828, ciptaannya antara lain : Ave Maria, The Erl King, Antinghed Symphony, Gretchen At The Spining Sheel, The Wild Rose. Schubert mempunyai suara yang merdu dan menjadi penyayi paduan suara Imperial Choir. Kemudian ia memperdalam pengetahuan musiknya dibidang komposisi. Pada waktu meninggal, Ia tidak dikenal orang banyak dan berpasan agar dikuburkan dekat makan Beethoven. Dia meninggalkan 100 buah hasil karyanya, kebanyakan lagu-lagu solo. C. Wilhelm Richard Wagner (1813 – 1883) Lahir tanggal 22 Mei 1813 di Leipzig Jerman, meninggal 13 Februari 1883 di Venesia. Hasil ciptaannya antaralain : Tannhauser, Die Maistersinger Von Hurberg, Lohengrin, Der Fliegende Holander. D. Johannes Brahms (1883 – 1897) Lahir 7 Mei 1883 di Hamburg Jerman, ia meninggal 3 April 1897 di Wina Austria. Hasil ciptaannya : Hungarian Dance, Muskoor Ein Deusches Requiem, Kuartet gesek.. paa usia 14 tahun ia telah menjadi pianis yang baik. Dia adalah seorang komponis terakhir dari aliran Romantik, karyanya sangat indah. 6. Zaman Modern (1900 – sekarang) Musik pada Zaman ini tidak mengakui adanay hokum-hukum dan peraturan-peraturan, karena kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, misalnya penemuan dibidang teknik seperti Film, Radio, dan Televisi. Pada masa ini orang ingin mengungkapkan sesuatu dengan bebas. Komponis-komponis pada Zaman Modern : Komponis-komponis pada Zaman Modern : 1. Claude Achille Debussy dari Prancis 2. Bella Bartok dari Honggaria. 3. Maurice Ravel dari Prancis. 4. Igor Fedorovinsky dari Rusia 5. Edward Benyamin Britten dari Inggris.

Sebutkan tokoh atau musisi yang berpengaruh pada zaman modern

Teori musik merupakan produk pemikiran monumental sepajang sejarah. Melalui teori musik, orang-orang dari Barat dan Timur tahu bagaimana berkomunikasi melalui notasi, teori-teori chord, circle of fifth dan sebagainya. Melalui bab ini, Kita akan membahas bagaimana tokoh-tokoh besar berpengaruh dalam mendefinisikan musik sampai seperti saat ini.

Pythagoras(582-507 BC)

Pythagoras adalah seorang tokoh geometri yang berpandangan bahwa segala sesuatu di dunia ini dapat dipecahkan menggunakan rumus matematika. Ia memandang angka adalah sebuah realitas tertinggi. Melalui pemikirannya, beberapa persamaan dihasilkan untuk menghitung sesuatu. “Teorema Pythagoras” adalah karya terbaik yang berbicara tentang filsafat, seni dan musik. Pythagoras mengguakan teori matematika untuk mendefinisikan musik dengan media alat musik gesek (lyre). Melalui perhitungan Ia menemukan teori lingkaran Pythagorean yang kemudia dikenal dalam teori musik dengan circle of fifth.

Dalam kisahnya, Pythagoras menggunakan seutas tali dari alat musik lyre, memetik, dan mengukur nada dan tingkat getarannya. Kemudia Ia memotong tali menjadi dua dan melakukan pengukuran. Ia menamakan perbedaan getaran pada tali pertama dengan tali kedua satu oktaf, kemudian memecah oktaf menjadi 12 unit yang terbagi rata. Setiap titik di sekitar lingkaran diberi nilai nada, dan setiap nilai nada adalah tepatnya 1⁄12 oktaf lebih tinggi atau lebih rendah dari nada di sebelahnya. Karena Pythagoras bukan seorang musisi, hasil pengukurannya itu masing menimbulkan banyak perbaikan. Saat itu Ia belum menemukan rahasia variasi dari gelombang suara, sehingga penalaan (tuning) yang dihasilkan melalui hasil pengukurannya kurang banyak disukai telinga para musisi saat itu. Misalnya jika C tinggi di stem terhadap tingkat 5 (perfect) tidak akan sama dengan C rendah.   Karena pada sistem ini setiap naik satu oktaf nada akan sedikit bergeser keluar dari pitch sebelumnya. Selama ribuan tahun setelah teori Pythagoras ini ditemukan, seluruh pakar musik terus melakukan penyempurnaan terhadap sistem tuning ini. Sistem penalaan model ini disebut dengan 12-tone Pythagorean temperament atau Pythagorean Tuning.

Boethius (480-524 AD)

Boethius merupakan filsuf Yunani yang berkontribu terhadap teori musik dan sejarah musik Eropa. Ia adalah seorang ahli matematika Yunani, filsafat, sejarah, dan teori musik. Dia adalah sarjana pertama setelah Pythagoras berhasil menghubungkan nada dengan getaran suara. Boethius rajin menulis buku dan memiliki ambisi yang besar. Ia menjelajah berbagai wilayah pedesaan di Eropa dan mengajak juru tulis di bidang musik (transkriptor). Bersama juru tulisnya Ia menyalin banyak musik rakyat dengan lanskap khususnya. Karena jasanyalah Kita masih bisa menikmati berbagai musik rakyat dari wilayah pedesaan di Eropa. Boethius terus mengeksplorasi kecintaan musiknya sampai suatu saat Ia menuliskan sebuah lagu yang menceritakan kisah-kisah. Ide tersebut sampai saat ini masih dinikmati oleh banyak orang, yakni opera.

Sayangnya, sebelum ide-ide opera dari hasil menerjemahkan karya-karya Plato dan Aristoteles dapat tertuliskan sepenuhnya, Ia dimasukkan ke penjara dengan tuduhan mempraktikkan sihir, penistaan, dan penghianatan. Di penjara Ia terus menulis sampai karya terakhirnya yang berjudul De consolationeosophia (The Consolation of Philosophy) ditulis. Itu adalah sebuah risalah tentang sukacita perjalanan hidup tentang bagaimana berlaku baik dan terus belajar. Sampai abad ke – 12, tulisan-tulisan Boethius tetap menjadi bacaan standar di beberapa lembaga keagamaan dan pendidikan di seluruh Eropa.

Gerbert d’Aurillac/Pope Sylvester II (950–1003)

Gerbert dikenal juga sebagai Paus Sylvester II, lahir di Aquitaine. Ia memasuki biara Benediktin St. Gerald di Aurillac ketika dia  masih anak-anak dan menerima pendidikan pertamanya di sana. Gerbert adalah seorang yang cerdas dan hobi membaca. Beredar kabar bahwa kejeniusannya itu berasal dari Iblis. Gerbert menjadi kepala di biara kerajaan St Remi di Reims, Prancis, dan di biara Italia di Bobbio (Italia). Di St. Remi, dia mengajar matematika, geometri, astronomi, dan musik, menggabungkan Metode Boethius mengajarkan keempatnya sekaligus dalam suatu sistem yang disebut quadrivium.

Saat itu hukum musik bersifat keilahian dan objektif. Belaja musik merupakan hal yang sangat penting pada zaman itu. Gerbert menemukan sebuah instrumen dari Yunani kuno yang disebut monochord yang kemudian dipergunakan untuk murid-muridnya, melalui alat tersebut dimungkinkan untuk menghitung getaran musik. Dia adalah orang Eropa pertama setelah jatuhnya Roma yang mengembangkan standar notasi tone dan semitone (baca: teori musik. Dia menulis tentang pengukuran pipa organ (sebuah alat musik yang biasa digunakan di gereja) dan merancanng organ (alat musik) pertama yang bertenaga hidrolik yang jauh berbeda dari organ gereja yang seblumnya pernah dibuat.

Guido D’Arezzo(990–1040)

Guido D’Arrezo adalah seorang biarawan Benediktin yang menjalani pendidikan agama pertamanya melalui pelatihan di biara Pomposa, Italia. Di sana, Ia menemukan kesulitan yang dialami penyanyi dalam mengingat nada yang akan dinyanyikan dalam bahasa Gregorian (lagu-lagu gereja). Guido kemudian membuat sebuah notasi neumatik (salah satu notasi tertua) yang digunakan dalam nyanyian Gregorian dan dirancang sendiri staff (paranada) musik untuk mengajar nyanyian Gregorian jauh lebih cepat. Guido banyak disukai oleh seniornya sekaligus mendapat banyak musuh dari rekan-rekannya. Ia memutuskan pindah ke kota Arezzo dan melatih banyak penyanyi yang berasal dari kalangan luar gereja.

Di Arezzo Ia mengembangkan notasi musik dengan berbagai penambahan tanda, seperti penambahan birama (time signature) agar lebih mudah digunakan. Dia juga merancang solfège, sebuah sistem skala vokal yang menggunakan enam nada, sebagai lawan ke empat nada yang digunakan oleh orang Yunani. Sistem tersebut berkembang menjadi sebuah sistem yang sampai saat ini dikenal dengan skala diatonik (do-re-mi-fa-sol-la-si-do). Siste tersebut merupakan hasil penyempurnaan dan kombinasi dari skala “Guidonia”. Saat ini micrologus (sebuah risalah tentang musik abad pertengahan karya Guido D’Arrezo) yang ditulis di gereja Katedral di Arezzo berisi pengajaran Guido metode dan catatannya tentang notasi musik.

Nicola Vicentino (1511–1576)

Nicola Vicentino adalah seorang ahli teori musik Italia dari periode Renaissance yang bereksperimen dengan desain keyboard dan penyetelan “temperamen” (tuning atau penalaan) yang menyaingi banyak ahli teori abad ke-20. Sekitar tahun 1530, dia pindah dari Venesia ke Ferrara yang dikenal sebagai pusat musik eksperimental pada saat itu. Ia menjadi seorang pengajar di lingkungan kerajaan Duke of Este untuk mendukung dirinya dalam menulis risalah-risalahnya tentang teori musik Yunani kuno dalam musik kontemporer. Ia menilai seluruh sistem Pythagoras tidak relevan lagi dan harus diganti. Ia mendapat cacian atas pernyataanya tersebut mengenai sistem 12 nada milik Pythagoras sekaligus membuatnya diundang ke konferensi musik Internasional.

Vicentino membuat dunia musik semakin terpesona ketika Ia dapat membuktikan kekurangan dari skala diatonis. Vincentino merancang dan membangun mikrotonalnya  Keyboard khusus yang cocok dengan skala musik yang dirancangnya sendiri, disebut archicembalo. Di dalam archicembalo, setiap oktaf berisi 31 nada, memungkinkan untuk memainkan interval nada di setiap tombol. Alat musiknya merupakan pendahulu alat musik keyboard meantone (sebuah sistem penalaan atau tuning) yang saat ini digunakan selama lebih dari 200 tahun. Ia meningal karena penyakit sebelum karyanya diketahui oleh masyarakat luas.

Christiaan Huygens (1629–1695)

Christiaan Huygens menemukan banyak teori untuk sains dan revolusi sains abad ke-17 seperti yang dilakukan Pythagoras untuk matematika. Huygens adalah seorang ahli matematika, astronom, ahli fisika, dan ahli teori musik. Penemuannya dan Kontribusi ilmiah sangat mengejutkan dan terkenal. Dalam tahun-tahun terakhirnya, Ia mencurahkan hidupnya ke masalah orang meantone temperamen dalam skala musik dan menyusun skala 31-nadanya sendiri. Kemudian Ia memperkenalkan hasil karyanya dalam buku Lettre Touchant le Cycle Harmonique dan Novus cyclus harmonicus.

Dalam buku-bukunya Ia mengembangkan metode sederhana untuk menghitung panjang string (senar pada alat musik gesek dan petik) untuk sistem penyetelan biasa. Selanjutnya Ia melakukan penggunaan logaritma dalam perhitungan panjang string dan ukuran interval, dan menunjukkan hubungan dekat antara penyeteman (tuning) meantone dan 31-nada equal temprament (baca: musical temprament). Banyak orang dari kalangan komunitas ilmiah memuji kejeniusan Huygens. Tetapi masih banyak orang-orang di dunia musik belum siap menerima ide-idenya yang menentang sistem skala 12 nada Pythagoras. Jadi terlepas dari beberapa instrumen eksperimental yang dibangun dalam perhitungannya, prinsip utama yang diadopsi dari teorinya adalah membangun kembali dan retune (pengukuran ulang) sebuah instrumen musik sehingga  sistem 12 nada akhirnya bisa menjadi kesatuan yang utuh dan dapat digunakan di seluruh dunia.

Arnold Schoenberg(1874–1951)

Arnold Schoenberg adalah seorang komposer kelahiran Austria yang hijrah ke Amerika Serikat pada tahun 1934 untuk menghindari penganiayaan Nazi. Dia sangat dikenal untuk itu eksplorasi ‘atonalisme’ dan sistem musik 12-nada. Selain itu, Schoenberg juga seorang pelukis dan penyair ekspresionis yang handal. Karyanya “Pierre Lunaire” yang menampilkan seorang wanita secara bergantian bernyanyi dijuluki “menyeramkan dan menjengkelkan” oleh para kritikusnya di Berlin. Musiknya, bersama dengan jazz Amerika, akhirnya diberi label “degenerate art” (seni yang menuruh) oleh Partai Nazi. Sepanjang karirnya, karya Schoenberg menampilkan banyak hal-hal baru. Puisi Simfoninya yang berjudul “Pelleas and Melisande,” menampilkan rekaman pertama yang perhah diketahui yakni trombone glissando (meluncurkan satu not ke not lainnya. Karya operanya berudul “Moses und Aron,” adalah yang pertama menggambarkan eksperimennya dengan sistem 12-nada dan musik atonal. Komposisi monumentalnya berjudul “Gurrelieder,” menggabungkan orkestra, vokal, dan narator. Diperlukan lebih dari 400 pemain untuk pertunjukan aslinya dari tiap bagiannya. Hingga hari ini, komposisinya masih terasa “mengganggu”, “kacau”, “cantik”, dan luar biasa kontemporer bagi telinga Kita.

Harry Partch (1901–1974)

Pada usia 29, Harry Partch mengumpulkan musik yang telah ditulisnya selama 14 tahun  berdasarkan pada apa yang Ia sebut “tirani piano” menggunakan sistem skala 12-nada. Selama 45 tahun berikutnya, Partch mengabdikan hidupnya  untuk menghasilkan suara yang hanya ditemukan dalam skala mikrotonal (sebuah interval yang lebih kecil dari semitone)– nada ditemukan di antara nada yang digunakan pada tuts piano. Partch menyusun teori intonasi dan pertunjukan yang rumit, termasuk skala (tangga nada) 43-nada dan Ia menciptakan sebagian besar komposisi dengan sistem tersebut.

Karena tidak ada instrumen yang tersedia untuk memainkan karya dengan skala 43-nada, Partch membuat instrumen sendiri sekitar 30 buah. Beberapa instrumennya yang luar biasa termasuk Kitharas I & II, seperti lyre instrumen yang terbuat dari batang kaca yang menghasilkan nada yang diglissando di empat chord, chromelodeon, “organ pompa buluh” dituning menggunakan sistem  43-nada oktaf dengan rentang total lebih dari lima oktaf instrumen akustik. Orkestra Partch juga memasukkan instrumen perkusi yang tidak biasa, seperti: sub-bass marimba eroica, yang menggunakan nada-nada yang bergetar pada  frekuensi rendah sehingga pendengar dapat “merasakan” nada lebih dari sekadar mendengarnya. Masih banyak alat-alat lain yang digunakan sebagai instrumen dalam karya-karyanya.

Karlheinz Stockhausen (1928–2007)

Stockhausen merupakan ahli teori musik yang terpengaruh dari apa yang Ia ajarkan sendiri. Selama 1950-an, dia membantu mengembangkan genre musik minimalis dan serialisme. Sebagian besar pada tahun 1970-an Adegan “krautrock” diciptakan oleh mantan muridnya di  Konservatori Cologne Nasional Jerman. Ajaran dan komposisinya juga sangat mempengaruhi kebangkitan musik tahun 1970-an Berlin Barat (karakter yang khas  termasuk David Bowie dan Brian Eno). Stockhausen memiliki konsep bentuk variabel, di mana ruang pertunjukan dan instrumentalis sendiri dianggap sebagai bagian dari komposisi dan satu perubahan kecil saja dapat mempengaruhi karya secara keseluruhan. Sebagai mantan mahasiswa dan komponis, Irmin Schmidt berkata, “Stockhausen mengajari saya bahwa musik yang saya mainkan adalah milik saya, dan bahwa komposisi yang saya tulis adalah untuk musisi yang dapat memainkannya. ”

Robert Moog(1934–2005)

Meskipun tidak ada yang tahu pasti siapa yang membangun gitar dengan fret pertama atau siapa yang merancang keyboard pertama, sejarawan musik tahu siapa yang menciptakan synthesizer pertama yang tersedia secara komersial: Robert Moog. Dia dikenal luas sebagai bapak keyboard synthesizer, dan instrumennya merevolusi suara musik pop dan klasik dari hari itu instrumen menghantam jalanan pada tahun 1966. Ia mendesain keyboard khusus untuk semua orang, dari Wendy Carlos hingga Sun Rake Beach Boys, dan Ia bahkan bekerja dengan komposer inovatif seperti Max Brand. Moog bukan seorang pengusaha, satu-satunya synthesizer terkait paten yang pernah dia ajukan adalah untuk sesuatu yang disebut  a low-pass filter.

Ketika pertama kali mulai membuat synthesizer, tujuannya adalah untuk menciptakan musik yang memainkan suara yang berbeda dari instrumen apa pun yang datang sebelumnya. Namun, ketika orang mulai menggunakan synthesizer untuk membuat kembali instrumen terdengar “Nyata” (seperti warna aslinya), dia menjadi kecewa dan memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk membuat orang berkarya dengan ide “baru” adalah dengan meninggalkan tradisi (instrumen) yang lama. Jadi miliknya Perusahaan miliknya yang bermarkas di Carolina Utara, Big Briar, mulai mengerjakan theremin milik Leon Theremin. Itu didesain untuk membuat theremin MIDI, yang dirancang untuk menghilangkan langkah interval  antar setiap not tetapi tetap menjaga warna suara masing-masing MIDI instrumen.

Di luar aktivitas membuat instrumen musik, Moog juga menulis ratusan artikel berspekulasi tentang masa depan musik dan teknologi musik untuk berbagai publikasi, termasuk Jurnal musik momputer (seperti: EDM), musisi elektronik, dan mekanika populer. Ide-idenya jauh melampaui kekinian. Banyak dari ramalannya yang menjadi kenyataan, seperti artikel yang ditulis 1976 di “The Music Journalist” diprediksi munculnya instrumen MIDI dan keyboard yang peka terhadap sentuhan.

 Sumber:

Hidayatullah, R. (2019). Pendidikan musik: Pendekatan musik untuk anak di era 4.0. Padang: Penerbit Erka.