Sebutkan sel-sel pada spermatogenesis yang bersifat diploid dan haploid


Sebutkan sel-sel pada spermatogenesis yang bersifat diploid dan haploid

Balqieshayyu14 @Balqieshayyu14

October 2018 0 30 Report

Sebutkan sel sel pada spermatogenesis yang bersifat :
a. haploid b. diploid


More Questions From This User See All


Sebutkan sel-sel pada spermatogenesis yang bersifat diploid dan haploid

Balqieshayyu14 October 2018 | 0 Replies

Sebutkan sel-sel pada oogenesis yang bersifat hiploid dan diploid
Answer

Recommend Questions



dila250901 May 2021 | 0 Replies

mohon di jawab yang nomor 6 ya


FelixBenaya21 May 2021 | 0 Replies

Kerjakan semua pertanyaan di bawah ini dengan benar beserta penjelasannya! 1. Apa saja unsur-unsur cuaca? Apa perbedaan antara iklim dan cuaca? 2. Sebanyak 1 m³ udara pada suhu 20°C mengandung 14,6 g uap air. Uap jenuh pada suhu itu tercapai jika udara mengandung 24 g/m³. Berapa besar kelembapan nisbinya? 3. Jelaskan proses terbentuknya awan hingga mendatangkan hujan di Bumi. (TOLONG CEPETAN DIJAWAB MAU DIKUMPULIN SOALNYA DAN DIJAWAB SEMUANYA YA! DAN DIBERI PENJELASANNYA YA! SERTA TERIMA KASIH BANYAK BAGI YANG SUDAH MENJAWAB PERTANYAAN BIOLOGI TERSEBUT DENGAN JELAS DAN BENAR)


gyakya May 2021 | 0 Replies

tolong jawab ya makasih ya..:)maaf ya kalo tulisan nya jelek


abraham07 May 2021 | 0 Replies

Vertebrata merupakan suatu anak filum darihewan yang memiliki sumbu sarat atau otakdengan tubuh yang dilengkapi rangka dalam.Anggota Vertebrata tersebut adalah.


namira888 May 2021 | 0 Replies

berikan contoh proses perubahan bentuk sempurna dan tidak sempurna


ShalsabilaPutri11 May 2021 | 0 Replies

cara menanam binahong merah dari biji


dreyy64 May 2021 | 0 Replies

apakah Bintang Melakukan Gerak Revolusi?


cherylkeisha23 May 2021 | 0 Replies

tolong di jawab ya Thanks


ReisyaLestari May 2021 | 0 Replies

RUMPUT ➡BELALANG ➡BURUNG KECIL➡ULAR➡BURUNG ELANG rantai makanan seperti pada gambar dapat ditemukan pada ekosistem . . . . . a. rawa b. danau c. laut dalam d. padang rumput


wahyu271221 May 2021 | 0 Replies

mengapa orang yang menderita talasemia dapat mengalami kekurangan oksigen?


Sebutkan sel-sel pada spermatogenesis yang bersifat diploid dan haploid
Sebutkan sel-sel pada spermatogenesis yang bersifat diploid dan haploid

Sperma dan air mani adalah dua substansi atau zat yang berbeda. Sel sperma merupakan bagian dari air mani yang biasanya hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Sperma di dalam air mani inilah yang nantinya akan bertemu dengan sel telur (ovum) untuk kemudian membentuk zigot, cikal bakal janin. Sebelum menjadi sel sperma yang siap membuahi sel telur, sperma membutuhkan waktu yang cukup lama untuk diproduksi oleh testis. Proses pembentukan sperma di dalam testis dinamakan spermatogenesis.

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma di dalam testis pria. Spermatogenesis sendiri berasal dari kata ‘spermato’ yang memiliki arti benih dan ‘genesis’ yang berarti pembelahan.

Sel sperma diproduksi pada bagian tubulus seminiferus di dalam testis. Di dalam dinding tubulus, banyak sel yang tersebar secara acak yang disebut sel sertoli. Sel ini berfungsi untuk memberikan makanan untuk sel sperma yang belum matang.

Ketika sel sperma telah matang (spermatogonia), spermatogonium (sel induk sperma) memperbanyak diri dengan cara mitosis dan meiosis atau pembelahan sel.

Memahami proses spermatogenesis

Berikut ini tahap-tahap proses spermatogenesis secara singkat.

  1. Dari spermatogonium, sel sperma akan berubah menjadi spermatosit primer secara mitosis. Setelahnya, spermatosit primer membelah secara meiosis menjadi spermatosit sekunder yang berukuran sama.
  2. Melalui tahap meiosis kedua, spermatosit sekunder membelah diri lagi menjadi empat spermatid yang sama bentuk dan ukuran.
  3. Spermatid merupakan tahap akhir, sebelum akhirnya berubah menjadi sel sperma yang matang (spermatozoa). Spermatozoa akan bergerak ke dalam epididimis, tabung yang terhubung ke testis untuk menyimpan sperma. Spermatozoa akan siap dikeluarkan bersama dengan air mani ketika seorang pria mengalami ejakulasi.

Satu sel benih yang belum matang membutuhkan waktu hingga 74 hari untuk mencapai kematangan akhir.

Selama proses spermatogenesis, lebih dari 300 juta spermatozoa akan diproduksi setiap hari. Sayangnya, dari sebanyak itu, hanya ada sekitar 100 juta sel sperma yang berhasil matang dengan sempurna pada proses akhir.

Lebih lanjut, National Institutes of Health menjelaskan proses dari sel spermatozoa menjadi sel sperma matang yang mampu membuahi sel telur membutuhkan waktu sekitar 2,5 bulan.

Faktor-faktor yang memengaruhi spermatogenesis

Menurut sebuah ulasan yang diterbitkan dalam Seminars in cell & developmental biology (2016) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi spermatogenis, di antaranya sebagai berikut.

1. Pengaruh lingkungan

Paparan bahan kimia lingkungan yang memengaruhi spermatogenesis sudah diduga sejak zaman kuno.

Beberapa kaisar dan bangsawan Romawi memiliki masalah reproduksi karena paparan timbal dari minuman anggur yang terkontaminasi.

Meskipun data dari studi in vitro (uji pada tumbuhan) dan in vivo (uji pada hewan) menguatkan efek negatif paparan bahan kimia lingkungan pada sistem reproduksi pria, tetapi hasil studi pada manusia masih kurang meyakinkan.

Kelainan genetik menyumbang 15 – 30% kasus ketidaksuburan (infertilitas) pria. Ketidaksuburan pria memang tidak diturunkan secara genetik.

Namun, ada sejumlah kondisi genetik yang bisa menjadi penyebab kemandulan. Kondisi ini seperti gangguan kromosom yang bisa memengaruhi spermatogenesis seperti sindrom klinefelter, infertilitas kromosom Y, dan masalah genetik lainnya.

Gangguan yang berkaitan spermatogenesis

Pada penelitian sebelumnya juga menyebutkan sejumlah gangguan yang berkaitan dengan spermatogenesis, di antaranya sebagai berikut.

1. Obesitas

Beberapa fakta menjelaskan bagaimana obesitas dapat memengaruhi produksi sperma. Salah satunya adalah hiperestrogenisme (kelebihan hormon estrogen).

Hormon estrogen yang meningkat pada pria obesitas menyebabkan penghambatan dan penurunan kadar hormon testosteron.

Kadar testosteron yang rendah, pada akhirnya bisa menyebabkan spermatogenesis menjadi rusak.

{{#permalink}}{{/permalink}}

Diabetes mellitus menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan sistem, termasuk testis. Oleh karena itu, kerusakan testis pada akhirnya akan memengaruhi proses spermatogenesis.

Beberapa studi bahakn menunjukkan bahwa pria dengan diabetes tipe 1 memiliki keturunan yang jauh lebih sedikit daripada kerabat mereka yang tidak menderita diabetes.

3. Sindrom klinefelter

Sindrom Klinefelter merupakan salah satu gangguan kromosom langka yang dapat terjadi saat masa kehamilan. Mengutip Genetic and Rare Disease, diperkirakan ada 1 dari 1000 bayi laki-laki yang baru lahir mengalami kondisi kelebihan kromosom X ini.

Sindrom ini menyebabkan testis menjadi berukuran lebih kecil. Pada akhirnya, produksi testosteron anak pun menjadi lebih rendah.

Sebagian besar anak laki-laki yang mengalami sindrom Klinefelter memproduksi sperma dengan jumlah yang sedikit, bahkan tidak sama sekali.

4. Infertilitas kromosom Y

Infertilitas kromosom Y adalah suatu kondisi yang memengaruhi produksi sperma atau spermatogenesis dan menyebabkan ketidaksuburan pada pria. Artinya, pria yang menderita kondisi ini menjadi sulit atau tidak mungkin untuk memiliki anak.

Pria yang mengalami kelainan genetik ini mungkin tidak menghasilkan sel sperma yang matang (azoospermia), lebih sedikit dari jumlah sel sperma yang biasa (oligospermia), atau sel sperma yang berbentuk tidak normal atau tidak bergerak dengan benar.

Pria dengan infertilitas kromosom Y tidak memiliki tanda atau gejala lain yang terkait dengan kondisi tersebut.

Tingkatkan kualitas sperma Anda dengan gaya hidup sehat

Sperma yang sehat merupakan kunci kesuburan pria. Jika Anda dan pasangan berencana untuk memiliki momongan, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat adalah resep utamanya.

Jadi, tak hanya faktor usia yang memengaruhi kesuburan pria, karena faktanya gaya hidup juga bisa menentukan keberhasilan program hamil yang Anda dan pasangan rencanakan.

Berikut beberapa perubahan gaya hidup sehat yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kualitas sperma dan proses spermatogenesis.

  1. Perhatikan asupan makanan Anda. Zat gizi dalam makanan penyubur sperma berperan penting dalam meningkatkan kualitas sperma sehingga membantu sperma untuk bergerak dan melakukan pembuahan.
  2. Berhenti merokok. Penelitian yang dipublikasikan BMC Public Health, menyimpulkan bahwa kebiasaan merokok memiliki pengaruh pada jumlah sperma yang lebih rendah dan peningkatan jumlah cacat morfologis (bentuk fisik) spermatozoa.
  3. Rajin olahraga. Obesitas alias kegemukan dapat mengganggu kualitas dan kuantitas sperma, baik dari bentuk maupun pergerakannya yang tidak bagus. Itu sebabnya menjaga berat badan ideal juga merupakan salah satu perubahan hidup sehat yang perlu Anda lakukan.
  4. Jaga organ reproduksi Anda. Menjaga suhu testis juga merupakan cara lain untuk meningkatkan kualitas sperma. Pasalnya, menurut beberapa penelitian suhu panas bisa merusak sperma.
  5. Terapkan seks sehat dengan pasangan. Anda juga perlu membersihkan penis sebelum dan sesudah berhubungan intim untuk mendapatkan seks yang sehat dan aman.

Tubuh Anda menghasilkan sperma segar setiap hari dan pasokan sperma Anda akan diisi ulang setidaknya setiap 64 hari. Ini memastikan bahwa pasokan sperma yang cukup tersedia pada waktu tertentu.

Kualitas dan kuantitas sperma dipengaruhi oleh pola makan dan gaya hidup Anda. Makan dengan baik, tetap aktif, dan hindari perilaku tidak sehat untuk menjaga sperma Anda tetap sehat.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

Bundhun, P.K., Janoo, G., Bhurtu, A. et al. Tobacco smoking and semen quality in infertile males: a systematic review and meta-analysis. BMC Public Health 19, 36 (2019). https://doi.org/10.1186/s12889-018-6319-3

Neto, F. T., Bach, P. V., Najari, B. B., Li, P. S., & Goldstein, M. (2016). Spermatogenesis in humans and its affecting factors. Seminars in cell & developmental biology, 59, 10–26. https://doi.org/10.1016/j.semcdb.2016.04.009 

SF, Gilbert. (2000). Developmental Biology. 6th ed. Sunderland (MA): Sinauer Associates. NBK10095.

Testes. National Institutes of Health. Retrieved April 25, 2022 from, https://training.seer.cancer.gov/anatomy/reproductive/male/testes.html 

Spermatogenesis. University of Wyoming. Retrieved April 25, 2022 from, http://www.uwyo.edu/wjm/repro/spermat.htm

Spermatogenesis. Encyclopedia Britannica. Retrieved April 25, 2022 from, https://www.britannica.com/science/spermatogenesis

Klinefelter syndrome. MedlinePlus. Retrieved April 25, 2022 from, https://medlineplus.gov/genetics/condition/klinefelter-syndrome/ 

Y chromosome infertility. MedlinePlus. Retrieved April 25, 2022 from, https://medlineplus.gov/genetics/condition/y-chromosome-infertility/