Sebutkan salah satu peran indonesia pada gerakan non-blok

Sebutkan salah satu peran indonesia pada gerakan non-blok

Sebutkan salah satu peran indonesia pada gerakan non-blok
Lihat Foto

IPPHOS

Presiden Soekarno tatkala menyampaikan pidato pembukaan Konferensi Asia Afrika di Bandung. Di latar belakang antara lain tampak PM India Nehru, PM Birma U Nu, Pm Ali Sastroamidjojo serta para pemimpin negara sponsor KAA lainnya.

KOMPAS.com - Gerakan Non-Blok adalah gerakan yang lahir di era Perang Dingin, tepatnya pada 1961.

Negara-negara berkembang bekas jajahan Barat yang baru merdeka, tergabung di dalamnya karena tak ingin memihak Amerika Serikat maupun Uni Soviet.

Tak hanya menjadi anggota, Indonesia juga adalah salah satu negara penggagas Gerakan Non-Blok.

Tahukah kamu apa saja peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok? Berikut peran Indonesia seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri:

Baca juga: Latar Belakang Terbentuknya Gerakan Non-Blok

  • Indonesia ikut menggagas Gerakan Non-Blok

Sebelum terbentuk pada 1961, Gerakan Non-Blok dan gagasan-gagasannya telah lahir lima tahun sebelumnya, tepatnya pada 1955.

Saat itu, Presiden Soekarno mengundang para pemimpin negara-negara yang baru merdeka di Asia dan Afrika ke Bandung.

Pertemuan itu dikenal sebagai Konferensi Asia Afrika (KAA). KAA menghasilkan Dasasila Bandung yang menjadi cikal bakal Gerakan Non-Blok.

Setelah bertemu dan membahas masalah yang dialami, negara-negara yang baru merdeka ini bersepakat membentuk Gerakan Non-Blok.

Baca juga: Konferensi Asia-Afrika, Saat Bandung Membuat Takjub Dunia...

Para pemimpin negara yang merintis GNB pada 1961 yakni Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, PM India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, PM sekaligus Presiden Ghana Kwame Nkrumah, dan Presiden Indonesia Soekarno.

Bagi Soekarno, Gerakan Non-Blok sesuai dengan Politik Bebas Aktif, kebijakan luar negeri yang diterapkan Indonesia.

Pergolakan dalam perang Dunia I dan II memunculkan gerakan dari negara-negara ketiga yang mayoritas beranggotakan negara-negara berkembang yang tidak memiliki kepentingan atau keberpihakan secara langsung kepada negara adikuasa yang saling berseteru. Dengan semangat yang sama, untuk memupuk solidaritas dan perdamaian dunia, akhirnya memunculkan sebuah gerakan yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok (GNB).

Dalam semangatnya, Gerakan Non-Blok (GNB) adalah gerakan yang dicanangkan oleh negara-negara pada era dunia ketiga yang mempunyai anggota lebih dari 100 negara. Dimana gerakan Non Blok ini lahir pada 1 September 1962, yang muncul setelah dilaksanakannya Konfrensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Indonesia.

Tujuan adanya gerakan Non-Blok ini untuk memupuk solidaritas dan kerjasama diantara anggotanya, memperjuangkan negara berkembang untuk mencapai persamaan kemerdekaan dan kemakmuran, serta membantu terciptanya perdamaian dunia dengan meredakan ketegangan antara negara adikuasa.

Peran Indonesia

Peran Indonesia sendiri dalam gerakan Non-Blok bukan hanya menjadi anggota, tetapi juga menjadi salah satu negara penggagas gerakan ini yang saat itu diwakili oleh Presiden Soekarno bersama dengan 4 negara lainnya yaitu India yang diwakili oleh Perdana Menteri Jawaharlal Nehru, Mesir diwakili oleh Presiden Gamal Abdel Nasser , Yugoslavia diwakili oleh Josip Broz Tito, dan Ghana diwakili oleh Kwame Nkrumah.

Bagi Indonesia gerakan Non-Blok ini penting, karena prinsip dan tujuannya merupakan refleksi dari perjuangan dan tujuan kebangsaan Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Dasar (UUD)1945.

(Baca juga: Mengenal Lebih Dekat 10 Negara ASEAN)

Peran Indonesia dalam gerakan ini, selain menjadi pemrakarsa juga sempat memimpin pada tahun 1992 sampai 1995. Dimana, Presiden Soeharto menjabat sebagai ketua gerakan serta Indonesia menjadi tuan rumah bagi Konfrensi Tingkat Tinggi X gerakan Non Blok pada 1-6 September 1992.

Selaku ketua gerakan Non-Blok saat itu, Indonesia juga menghidupkan kembali dialog konstruktif Utara-Selatan berdasarkan saling ketergantungan yang setara (genuinde interdependence), kesamaan kepentingan dan manfaat, serta tanggung jawab bersama. Selain itu, Indonesia juga mengupayakan penyelesaian masalah utang luar negeri negara-negara berkembang miskin yang terpadu, berkesinambungan dan komprehensif.

Selain mengatasi permasalahan perdamaian dunia, perhatian gerakan Non-Blok juga menyasar pada masalah-masalah terkait pembangunan ekonomi negara berkembang, yang di dalamnya menyangkut tentang pengentasan kemiskinan dan lingkungan hidup.

Sedangkan dalam bidang politik Indonesia selalu berperan dalam upaya peningkatan peranan gerakan Non-Blok untuk menyerukan perdamaian dan keamanan internasional, proses dialog dan kerjasama dalam upaya penyelesaian damai konflik-konflik intra dan antar negara, dan upaya penanganan isu-isu dan ancaman keamanan global baru.

Peranan Indonesia Dalam Gerakan Non Blok – Gerakan Non-Blok (GNB) atau Non Aligned Movement adalah organisasi untuk menciptakan perdamaian. Organisasi adalah sejumlah negera yang berperan dan berfungsi untuk tidak beraliansi bersama blok-blok manapun. Latar belakang lahirnya GNB adalah Dasasila Bandung yang disepakati saat Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955.

Akhirnya GNB berdiri pada tanggal 1-6 September 1961 saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I GNB di Beograd, Yugoslavia digelar. Negara yang memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok adalah Presiden Indonesi Soekarno dan selain itu Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.

Tujuan utama Gerakan Non Blok adalah meredakan ketegangan antara Blok Timur dan Blok Barat. Selain itu, GNB juga bertujuan untuk mempersatukan negara-negara yang tidak ingin beraliansi dengan negara peserta perang dingin, serta mewujudkan kehidupan tertib, damai, dan aman, sesuai prinsip-prinsip kebebasan menentukan cita-cita. Sebagai salah satu penggagas dalam berdiri dan terbentuknya GNB, Indonesia memegang peranan penting dan berkontribusi penuh terhadap jalannya Gerakan Non Blok.

Pada 1992-1995, Indonesia menjadi pemimpin GNB saat Presiden RI ke-2 Soeharto diangkat menjadi Sekjen GNB. Selain itu, Indonesia mampu menentukan arah dan penyesuaian tentang cara menentukan prioritas baru salah satunya adalah pembangunan ekonomi negara anggota. Pada 1 September 1992, Indonesia menjadi tuan rumah KTT GNB ke-10 di Jakarta, yang berlangsung selama seminggu. KTT ini menghasilkan kesepakatan yang dikenal “Pesan Jakarta” yang didalamnya terkandung visi dan misi GNB.

Prestasi dan peranan Indonesia dalam GNB adalah penyelesaian konflik di Kamboja, gerakan separatis Moro di Filipina dan sengketa di Laut Cina Selatan. Ini terjadi setelah sejumlah pertemuan dalam Jakarta Informal Meeting (I dan II) serta Pertemuan Paris yang juga turut didukung oleh Indonesia. Belum cukup, Indonesia juga berperan dalam meredam ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991.

Dalam bidang ekonomi, Indonesia berperan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Contohnya pada tahun 1993 dalam KTT G-7 di Tokyo Jepang, Indonesia berhasil membuka kembali Dialog Utara-Selatan yang telah lama mengalami pemutusan. Di ke-9 GNB di Beograd September 1989, Indonesia adalah 15 negara berkembang yang berhasil membentuk Kelompok Tingkat Tinggi bernama G-15 sebagai wadah kerja sama ekonomi dan pembangunan bagi negara-negara pendirinya.

Sedangkan kontribusi Indonesia dalam bidang politik adalah dukungan penuh terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina sebagaimana dalam GNB di Pulau Margarita, Venezuela 15 September 2016 yang disampaikan Menlu RI Retno Marsudi di dalam Pertemuan Tingkat Menteri Komite Palestina.

Walaupun ditengah isu yang mempertanyakan eksistensi GNB yang tidak diperlukan lagi, namun faktanya GNB masih memberikan manfaat dan setiap negara masih bisa berperan didalamnya seperti kerja sama GNB dengan IORA (Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia) di bidang ekonomi dan pemberdayaan wanita yang membuat nama Indonesia semakin besar dan terjalinnya pengembangan UMKM.

Peranan Indonesia Dalam Gerakan Non Blok (GNB) Adalah?

Berdasarkan dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa peranan Indonesia dalam gerakan non blok (GNB) adalah:

    1. Sebagai salah satu negara pemrakarsa berdirinya Gerakan Non-Blok.
    2. Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB I.
    3. Menjadi ketua GNB pada 1992-1995 serta menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta.
    4. Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan.

Sebutkan salah satu peran indonesia pada gerakan non-blok

Demikianlah informasi mengenai topik yang berjudul Sebutkan Peranan Indonesia Dalam Gerakan Non Blok (GNB)? Ini 3 Perannya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman.